Anda di halaman 1dari 45

KEPERAWATAN GERONTIK

ASKEP PADA LANSIA DENGAN PERUBAHAN FISIOLOGIS

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Siska Nurma Putri (1810105076)

2. Siti Muhaisyah Iskandar (1810105077)

3. Sri Wahyu Sawitri (1810105078)

4. Suci Permata Sari (1810105079)

5. Ulfatni (1810105080)

6. Yade Fulmeds (1810105081)

7. Yola Elyas Sari (1810105082)

8. Yudhi Anugrah (1810105083)

9. Novia Mardina Arianti (1810105084)

10. Sri Wahyuni (1810105085)

11. Kurniati Melisa (1914201151)

Keperawatan VII B

Dosen pembimbing:

Ns.Helmanis Suci, M.Kep

STIKES ALIFAH PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan mata kuliah
Keperawatan Gerontik.Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 28 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 4
C. Manfaat........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Personal Hygiene
1. Pengkajian 1
..............................................................................................
2. Analisa Data 16
...........................................................................................
3. 29
Perencanaan……………………………………….................................
B.Asuhan Keperawatan Kasus 1
1. Pengkajian ............................................................................................... 27
2. Analisa Data ........................................................................................... 36
3. Perencanaan Keperawatan dan Rasional ................................................ 39
4. Implementasi........................................................................................... 41
5. Evaluasi................................................................................................... 41

BAB III KESIMPULAN dan SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................ 44
B. Saran ................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2013 sekitar 24 juta jiwa atau hampir
10% jumlah penduduk. Setiap tahun, jumlah lansia bertambah rata-rata
450.000orang. Sedangkan jumlah lansia di Sumatra Utara 2.971.004 jiwa 9,34%
(Dinsos, 2013). Serta jumlah lansia di Kelurahan Siti Rejo Kecamatan Medan
Amplas ( Dinkes Kota Medan,2013).
Personal hygiene merupakan suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri
seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk
memperbaiki status kesehatannya.Salah satu indicator dari personal hygiene
adalah perawatan kaki, tangan dan kuku (Perry & Petter, 2005).

Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan.Dengan


tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk.Hal-hal yang muncul bila lansia kurang kurang menjaga kebersihan dirinya
diantaranya adalah badan gatal-gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit,
terutama penyakit kulit. Pada rambut terdapat ketombe atau kutu, penampilan
tidak rapi dan bau badan tak sedap, serta kuku panjang dan kotor dapat menjadi
sarang kuman dan penyebab penyakit saluran pencernaan, dan bila telinga tidak
dibersih maka akan dapat menimbulkan gannguan pendengaran akibat
penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga.Pada
gigi dan mulut akan menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau
mulut. (Andarmoyo, 2012).

Penurunan fungsi tubuh pada lansia atau ketidak mampuan lansia dalam
memenuhi personal hygiene dapat mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan
kecil yang terjadi dalam kemampuan lansia yaitu: perubahan fisik, perubahan
mental dan psikososial sehingga mempunyai dampak atau sebab untuk
meningkatkan kepercayaan pada lansia.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah: Dampak
fisik: Gangguan fisik yang sering terjadi adalah integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku. Dampak Psikososoal: masalah social yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah ngangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.

Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia secara individu, pengaruh


proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologi,
mental maupun social ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik, yang dapat
mengakibatkan kemunduran peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya
gannguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya khususnya kebutuhan
kebersihan diri, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain (Nugroho dalam Widyaningsih, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian askep lansia?
2. Bagaimana analisa data askep lansia?
3. Bagaimana perencanaan dan rasional keperawatan?
4. Apa implementasi askep lansia?
5. Apa evaluasi askep lansia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Personal Hygiene
1. Pengertian Personal
Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti Personal yang
artinya perseorangan dan Hygiene berarti sehat.Kebersihan perseorangan adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara krbrsihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahtraan fisik dan fisikis (Tarwoto & Wartonah).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus di perhatikan karna kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan pisikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Jika seseorang sakit maka masalah kebersihan biasanya kurang di
perhatikan. Hal ini terjadi karna kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah spele, padahal jika masalah tersebut di biarkan terus akan mempengaruhi
kesehatan secara umum (Tarwoto, 2004).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan dan kesehatan.Kebutuhan personal hygiene dibutuhkan bukan hanya
orang sakit saja melaikan orang sehat juga.Praktik personal hygiene bertujuan
untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau
membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).

2. Macam-macam personal hygiene


Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan fisikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gig dan mulut, rambut, mata,
hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genetalia serta kebersihan dan kerapian
pakaiian.
Menurut Potter & Perry (2006) macam-macam personal hygieneadalah :
3. Perawatan Kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,ekspresi,
pengatur temperature, dan sensai. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,
dermis dan subkutan.Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari
sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang
berbed di bawahnya terhadap hilangnya cairan dan cedera mekanis maupun kimia
serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit.Dermis,
merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan
serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea,dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan
dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam
folokel rambut.Sebum meminyaki kulit dan rambut untuk menjaga agar tetap
lemas dan kuat.Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf dan limfe dan
jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel lemak.Jaringan lemak
berfungsi sebagai insulator panas bagi tubuh.Kulit berfungsi sebagai pertukaran
oksigen, nutrisi dan cairan dengan pembuluh darah yang berbeda di bawahnya,
mensintesa sel baru, dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak
berfungsi.Sirkulasi yang adekuat penting untuk memelihara kehidupan sel. Kulit
sering kali mereflkeskan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada
warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperature.Selama kulit masih utuh dan sehat,
fungsi fisiologisnya masih optimal.

Mandi
Mandi adalah perawatan hygiene total.Mandi dapat di kategorikan sebagai
pembersihan atau traupetik. Mandi di tempat tidur yang lengkap di perlukan bagi
individu dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total.
Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan
pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang di
perlukan.Individu yang bergantung dalam krbutuhan hygiene nya sebagian atau
individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu
mencapai semua bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.
Pada lansia, mandi biasanya di lakukan dua kali sehati atau lebih sesuai
selera dengan air dingin atau air hangat. Diusahakan agar mandi satu kali sehari
tidak di bawah pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi
yang akan member kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran
tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan
kelamin (perineum).Gosokan dimulai dari sisi kelamin kearah dubur.Bagi wanita
putting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Setelah
selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga lipatan-lipatan kulit dan
celah-celah jari kaki untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada
semua lipatan-lipatan kulit lainnya (Setiabudhi, 2010)
Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,


gusi, dan bibir.Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan
plak, dan bakteri memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang di
hasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang muncul
akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang yang buruk adalah karies, radang
gusi, dan sriawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan
selanjutnya menstimulasi nafsu makan.
Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab
adalah karena proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah kurang
baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada lansia
menyebabkan akar gigi agak longgar dan di celah-celah ini tersangkut disisa
makan.Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies timbul antara lain akibat
permentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang lambat laun
mengakibatjan lobang pada enamel gigi dan bila tidak di tambal akan
menyebabkan radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi
makan dan minuman yang bersifat asam, gigi perlu di bersihkan yaitu kumur-
kumur dengan air. Maka penting untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua
kali sehari atau menggosok gigi setiap kali selesai makan (setiabudhi,2010)

4. Perwatan Mata Hidung dan Telinga

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang di perlukan untuk membersihkan
mata, hidung , dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada
perawatan khusus yang di perlukan untuk mata karena secara tereus- menerus
di bersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya
pertikel asing ke dalam mata.Normalnya, telinga tidak terlalu memerlikan
pembersihan. Namun, telinga yang serumen terlalu banyak telinganya perlu di
bersihkan baik mandiri ataupun di bantu oleh anggota keluarga. Hygiene telinga
merupakan implikasi untuk ketajaman pendengaran.Bila benda asing terkumpul
pada kanal telinga luar, maka akan menggangu konduksi suara. Hidung berfungsi
sebagai indra penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang
dihirup, serta mencegah masuknya pertikel asing kedalam system
pernafasan.
5. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraa seseorang sering kali tergantung dari cara


penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan
mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari.Menyikat,
menyisir dan bersampho adalah cara-cara dasar higienis perawtan rambut,
distribusi pola rambut dapat menjadi indicator status kesehatan umum, peribahan
hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu,
atau obat-pbatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.Rambut merupakan
bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu,
melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat di identifikasi.
Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata-rata adalah
lebih 100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada dalam
stadium tidak aktif. Rambut membutuhkan perawatan baik dan teratur,
terutama pada wanita. Agar tidak terlalu banyak mengalami kerontokan, antara
lain kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe.
Rata-rata 50-100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.Oleh karena itu
rambut sebaik-baiknya perlu di cuci dengan shampo yang mengandung anti
ketombe yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan
minimal seminggu sekali (setiabudhi,2010).
6. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi orang sering kali tidak sadar akan
masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga
kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karna
berbagai kuman dapat dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,
kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada wajtu yang terpisah.
Pada lansia, proses penuan member perubahan pada kuku yaitu
pertumbuhan kuku menjadi lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi
bergaris dan mudah pecah karna agak keropos. Warnanya bisa berubah menjadi
kuning atau opaque.Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi
lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke
dalam jaringan sekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan dilakukan setelah
kuku di rendam di air hangat selama 5-10 menit karna pemanasan membuat kuk
menjadi lembek dan mudah di gunting (setiabudhi,2010).
7. Perawatan Genetalia

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.Seseorang


yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah seseorang yang beresiko
terbesar memproleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan perawtan
diri dapat di bantu keluarga untuk melakukan personal hygiene.
2. Menurut Tarwoto (2004) tujuan perawatan personal hygiene :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah pentnyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) sikap seseorang melakukan personal hygiene

dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektof seseorang tentang penampilan


fisiknya.Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan
citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karna adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
perduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas


atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan personal hygiene. Praktek personal hygiene pada lansia dapat berubah
di krenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dip anti jompo
mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi
tersebut akan mereka dapatkan di rumahnya sendiri karena mereka tidak
mempunyaii kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
4. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
5. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang


baik dapat meningkatkan kesehatan.Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup.Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri.Sering kali pembelajaran penyakit atau kondisi yang mendorong individu
untuk meningkatkan personal hygiene.
6. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal


hygiene.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan
diri yang berbeda.Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh di mandikan.
7. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan


melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti menggunakan shampo dan alat mandi yang
lain.
Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuaan anggota keluarga untuk melakukannya.
4. Manfaat perawatan personal hygiene menurut Potter dan Perry (2006) :

1. Perawatan kulit

Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan rentan
gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dalam memahami
metod perawatan kulit.
2. Mandi

Mandi dapar menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi


tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit,
membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra dari
individu.
3. Perawatan mulut

Mukosa mulut utuh terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran


penyakit yang di tularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah
penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan
hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan hidung mulut dan telinga

Organ sensori yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan
bebas dari infeksi, serta dapat berpartisipasi dan mampu melalukakan perawtan
mata, hidung dan telinga sehari-hari.
. Perawatan rambut

Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai
rasa nyaman dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawtan
rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku
Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan
bersih, serta dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku
dengan benar.
7. Perawatan genetalia

Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetlia,


meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene.
5. Dampak dari personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang akan timbul jika kurangnya

personal hygieneadalah :

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karna tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah munculnya kutu pada rambut, gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mayta dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak fisikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan


kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisai diri dan
gangguan

2. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene


1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis


yang terorganisir yang meliputi tiga aktifitas dasar yaitu : pertama,
mengumpulkan data secara sistematis, kedua, mensortir dan mengatur data yang
di kumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat di
buka kembali. Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan
dua hal :
1. Status kesehatan klien

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami (actual atau


resiko/potensial). Dalam melakukan opengkajian diperlukan keahlian
keahlian (skil) seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil
pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan
objektif. Data subjektif meruoakan ungkapan atau presepsi yang di
kemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil
observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara
pengelompokan data, yaitu:
a) Berdasarkan system tubuh

b) Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)

c) Berdasarkan teori keperawtan

d) Berdasarkan pola kesehatan fungsional

Tarwoto & Wartonah (2003)


Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene :

1. Rambut

a. Keadaan kesuburan rambut

b. Keadaan rambut yang mudah rontok


c. Keadaan rabut yang kusam
d. Keadaan tekstur

2. Kepala

a. Botak atau alopesia


b. Ketombe
c. Berkutu

d. Adakah eritema
e. Kebersihan
3. Mata

a. Adakah sklera ikterik

b. Adakah konjungtiva pucat


c. Kebersihan mata
d. Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung

a. Adakah pilek
b. Adakah alergi
c. Adakah perdarahan
d. Adakah perubahan penciuman
e. Kebersihan hidung

f. Bagaimana membrane mukosa


g. Adakah sputum deviasi
5. Mulut

a. Keadaan mukosa mulut


b. Kelembapannya
c. Adakah lesi
d. Kebersihan
6. Gigi

a. Adakah karang gigi


b. Kelengkapan gigi
c. Pertumbuhan
d. Kebersihan
7. Telinga

a. Adakah kotoran
b. Ada lesi
c. Bagaimana bentuk telinga
d. Adakah infeksi
8. Kulit

a. Kebersihan
b. Adakah lesi
c. Keadaan turgor kulit
d. Temperatur
e. Teksture
f. Pertumbuhan bulu

9. Kuku tangan dan kaki


a. Bentuknya bagaimana
b. Warnanya
c. Adakah lesi

d. Pertumbuhannya

10. Genetalia

a. Kebersihannya

b. Pertumbuhan rambut pubis


c. Keadaan kulit
d. Keadaan lubang uretra

e. Keadaan labia minor dan minora


f. Cairan yang keluarkan
g. Tubuh secara umum
h. Kebersihan normal
i. Keadaan postur tubuh

3. Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan


secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawtan
dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindak
yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data di mulai
sejak klien masuk rumah sakit (intial assesment), selama klien dirawat secara
terus menerus (ongoing assesment) serta pengkajian ulang untuk menambah/
melengkapi data (re-assesment) (sigit, 2010).
4. Tipe Data

1. Data Subjektif

Data subjrktif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa di
tentukan oleh perawat, mencakup presepsi, perasaan, ide klien terhadap status
kesehatan lainnya (Sigit, 2010).
2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba/sentuhan) selama
pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor tang
berhubungan (Wilkison, 2013).
.
6. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan
Dasar
Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul menurut Potter & Perry, (2006) adalah sebagai berikut:
1. Resiko kerusakan integrutas kulit

2. Kerusajkan integritas kulit

3. Perubahan perfusi jaringan perifer

4. Defisit perawatan diri : mandi

5. Kerusakan integritas jaringan

6. Nyeri
7. Resiko infeksi

8. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

9. Perubahan membrane mukosa mulut

10. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

11. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

12. Gangguan citra tubuh

13. Defisit perawatan diri : eliminasi

14. Defisit perawatan diri : makan

7. Perencanaan

Rencana asuhan keperawtan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan


secara tepat mengenai rancana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan diaganosa keperawtan.
8. Kriteria Hasil

Untuk membuat criteria hasil yang dibuat dalam perencanaan asuhan keperawatan
klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing Outcomes
Classification (NOC).
1. Defenisi Nursing Outcomes Classification (NOC)

Defenisi Nursing Outcomes Classification (NOC) adalah hasil


keperawatan klien yang sensitive yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku
masyarakat, atau presepsi yang diukur sepanjang kontinum dalam menanggapi
intervensi keperawatan.Nursing Outcomes Classification (NOC) menggambarkan
respon pasien terhadap tindakan keperawtan, mengevaluasi hasil pelayanan
keperawtan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar criteria hasil pasien
sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu
kesehatan lain.
2. Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Classification (NOC)

Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Classification (NOC) ini adalah


hal yang akan kita tuju atau capai selama perawatan pasien. Dalam penentuan
tujuan outcomes inilah perawat di tuntut untuk berfikir secara sistematis dan
kritis.Tujuan dari aplikasi ini ditanyakan dengan prinsip SMART (specific,
measurable, achieveable, rational, time line). Indikator juga dinyatakan dalam
penilaiian skala sebagai berikut :
a. Tidak dilakukan b.
Jarang dilakukan
c. Kadang dilakukan
d. Sering dilakukan

e. Selalu dilakukan

3. Manfaat Nursing Outcomes Classification (NOC)

Manfaat Nursing Outcomes Classification (NOC) dalam keperawatan


adalah sebagai berikut:
a. Membeikan label dan ukuran-ukuran untuk criteria hasil yang komprehensif
b. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan
c. Mendefenisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan
perawat-perawat dalam disiplin ilmu lain
d. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi
kuantitatif (Bluecheck & Mcclokey, 1996)
4. Perumusan Nursing Outcomes Classification (NOC)

Perumusan Nursing Outcomes Classification (NOC) ialah perawat dituntut


harus dapat berfikir secara sitematis dan kritis. Penentuan NOC dengan kriteria
hasil yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan tujuan yang akan kita capai melalui intervensi keperawatan.
5. Cara penulisan Nursing Outcomes Classification (NOC)
Penulisan Nursing Outcomes Classification (NOC) diawali dengan tujuan yang akan
dicapai berdasarkan kriteria hasil dengan skala yang ditentukan dan membuat waktu
pencapaiian dari pelaksaan tujuan yang dicapai, perawat dapat menentukan
bagaimana tingkat pencapaian dari intervensi keperawatan yang akan dila9.
Intervensi

Untuk membuat kriteria hasil yang di buat dalam pelaksanaan asuhan


keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing
Interventionss Classifications (NIC).
A. Defenisi Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Pengertian Nursing Interventionss Classifications (NIC) adalah suatu


klasifikasi/pengelompokan dari tindakan-tindakan yang sudah terstandarisasi
secara komperhensif yang dilakukan oleh perawat.Nursing Interventionss
Classifications (NIC) digunakan di semua area keperawatan dan
spesialis.Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi
klinik dan pengethuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai
hasil yang diharapkan.
B. Tujuan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Tujuan Nursing Interventionss Classifications (NIC) yaitu:

1. Merencanakan sebuah asuhan

2. Dokumentasi/ pencatatan klinis

3. Pengaturan komunikasi antar asuhan

4. Penyatuan antar data-dat sistematis

5. Keefektifan penelitian
6. Pengukuran produktivitas

7. Evaluasi yang komfetetif

8. Penghematan biaya rumah sakit

9. Pengajaran/edukasi

10. Pengaturan kurikulum ksanakan.

C. Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing

Interventionss Classifications (NIC)

Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang di bentuk di dalam Nursing


Interventionss Classifications (NIC) dapat digunakan pada semua setting atau
tempat (dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelanana home care,
pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan (dari asuhan
keperawatan jiwa, asuhan keperawatan medikal bedah, asuhan keperawatan
anak, dan asuhan keperawatan gerontik). Secara umum intervensi dalam Nursing
Interventionss Classifications (NIC) menyangkut pada dua hal yaitu kebutuhan
fisiologis (seperti management asam basa) dan kebutuhan fisikologis (seperti
penurunan kecemasan).
D. Perumusan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Perumusan Nursing Interventionss Classifications (NIC) berhubungan


dengan North American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-
I). Sebagai diagnosa keperawatan .Sebuah intrvensi muncul ketika ditemukan
masalah keperawatan.Masalah keperawatan yang dirumuskan dalam North
American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-I) yang
mengacu pada hasil pengkajian perawat.Hasil pengkajian berupa data subjektif
dan data objektif yang tertuang dalam batasan karakteristik (defining
characteristic) di buku North American Nursing Diagnoses Assocation
International (NANDA-I).
E. Penulisan Nursing Interventionss Classifications (NIC)

Penulisan Nursing Interventionss Classifications (NIC) diawali dengan


tindakan/ intervensi seperti kaji, observasi atau pantau (assesst, observe,
monitoring) yang artinya perawat dalam melakukan perencanaan kegiatan selalu
diawali dengan melakukan reevaluasi .Selanjutnya diikuti dengan tindakan
mandiri, kemudian tindakan kolaboratif, dan diakhiri dengan edukasi
kesehatan.Dalam penentuan intervensi ini juga tetap tidak lepas dari diagnos yang
sudah di tentukan.
Asuhan keperawatan
kasus
I. Biodata
Identitas Klien

Nama : Ny.P

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 70thn

Status Perkawinan : Janda

Agama : Islam
Pendidikan
Pekerjaan : SR
Golongan Darah
Tanggal Pengkajian : Ibu Rumah Tangga

Alamat :O

: 16 Mei 2016

: JL.Aman Lingkungan X
I. KELUHAN UTAMA

Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mengeluhkan sakit apa-


apa, tetapi ketika di lihat kulit tampak kering dan bersisik.

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernag mengalami penyakit yang serius,
hanya sakit ringan saja seperti, pusing, demam dan batuk.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan


Klien mengatakan ketika sakit biasanya pergi ke puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan.

C. Pernah dirawat/dioprasi
Klien mengatakan tidak pernah masuk di rumah sakit apalagi
operasi.

D. Alergi
Klien mengatakan tidak pernah ada alergi yang di miliki.

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang Tua
Kedua orang tua klien sudah meninggal.
B. Saudara Kandung
Klien mempunyai enam saudara kandung tiga perempuan dan tiga
laki-laki, klien anak ke tiga dari enam bersaudara.Saudara-saudara klien
tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
C. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien tidak memiliki penyakit ketururunan.

IV. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Perspsi tentang penyakitnya
Klien mengatakan bahwa kekeriputan kulit ini biasa terjadi
ketika usia yang makin menua.
B. Konsep diri

-Gambaran diri

Klien menyukai seluruh bagian anggota tubuhnya.

-Ideal diri

Klien ingin keadaan tubuhnya tetap sehat-sehat saja.

-Harga diri

Klien merasa sangat dihargai dan disayangi oleh setiap anggota


keluarganya
-Peran diri

Klien bereran sebagai ibu dan nenek didalam keluarga.

-Identitas diri

Klien adalah seorang nenek yang harus menjaga cucunya ketika


anaknya sedang berkerja.
C. Keadaan emosi
Klien tampak tenang ketika berbicara dengan orang lain atau
lingkungan sekitarnya.

D. Hubungan sosial

-Orang yang berarti

Anak-anak dan cucu-cucunya

-Hubungan dengan keluarga

Hubungan dengan anak dan cucunya sangat baik mereka sering


berkumpul bersama.
-Hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan orang disekitarnya sangatlah baik.

E. Spiritual
-Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Islam dan klien sering melakukan ibadah di


rumah.
-Kegiatan ibadah

Klien mengatakan ia lebih sering melakukan ibadah di rumah ketimbang di


mesjid, karna jarak yang terlalu jauh ia memilih untuk melakukan ibadah di
rumah saja.
V. STATUS MENTAL

-Pembicaraan
Ketika klien berbicara sangat lembut dan santun.

-Afek

Tidak ada afek negative ketika klien di ajak berbicara.Pembawaan


klien sangat ramah terhadap lawan bicaranya.
-Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat


dilakukan penkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
-Proses pikir

Ketika di ajak berbicara ada kemunduran dalam berpikir dan itu


adalah proses penuan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK A.


Keadaan Umum
Klien tampak tidak bersih dan mengeluarkan aroma tidak sedap.

Tanda –tanda vital

-Suhu tubuh 0
: 36,3 C

-Tekanan darah : 130/90

-Nadi :
-Pernafasan :

-Tinggi Badan :

-Berat badan :

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala

-Bentuk :
-Ubun-ubun :Simetri
-Kulit kepala Norma
: Kotor dan
-Bentuk kepala :berbau
Lonjong

Rambut

-Keadaan rambut : Jarang dan tipis


-Bau : Jarang keramas
-Warna rambut : Putih

Mata

-Kesimetrisan : Normal
-Palpebra : Normal
-Konjungtiva dan Sklera : Normal
-Pupil : Tidak
-Kornea dan Iris :diperiksa Tidak
-Visus :diperiksa Tidak
-Tekanan bola mata :diperiksa Tidak

Hidung
-Tulang hidung dan posisi :Normal,
sputum
sputumnasi masih dalam
-Lubang hidung :Tidak adap
posisi normal

-Cuping hidung :Normal

Telinga

-Bentuk telinga : Normal dan


-Ukuran telinga :simetris
Dalam batas
-Lubang telinga :Ada kotoran,tidak
normal

-Ketajaman pendengaran : Tidak diperiksa

Mulut & Faring


-Keadaan bibir :Mukosa bibir kering
-Keadaan gigi dan gusi :Gigi kuning, ada

-Keadaan lidah :Tidak ada lesi dan

-Orofaring :Tidak ada peradangan

Tangan

-Keadaan kuku : Kuku tangan panjang


terdapat hitam-hitam di
selah-selah kuku

Pemeriksaan integument
-Kebersihan : Bersisik, bercak hitam

-Kehangatan : Kulit hangat.

-Warna : Kuning langsat

-Turgor : Kembali < 2 detik.

-Kelembaban : Lembab
Pemeriksaan payudara dan ketiak

-Ukuran dan bentuk : Normal

-Warna payudara dan areola : Tidak diperiksa

-Kondisi payudara dan putting : Tidak diperiksa

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

-Genetalia : Tidak diperiksa

-Anus dan perineum : Tidak diperiksa


VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.
Pola makan dan minum

-Frekuensi makan/hari : 3 X 1 hari

-Nafsu/selera makan : Baik


-Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri

-Alergi : Tidak ada alergi

-Mual dan muntah :Tidak ada mual

-Tampak makan memisahkan diri : Tidak

-Waktu pemberian makan : Pagi, siang, sore.

II. Perawatan diri/personal hygiene


-Kebersihan tubuh : Kurang bersih, kotor
-Kebersihan rambut : Kurang bersih dan

-Kebersihan mulut : Mulut berbau, gigi


dan gigi kuning, ada caries
pada
-Kebersihan Kuku : Kuku panjang dan
dan tangan terdapat hitam-hitam
di

II. Pola kegiatan/aktivitas

-Uraikan aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian


dilakukan secara mandiri, sebagian atau total :
Klien melakukan kegiatan mandi 1x sehari, makan 3x sehari
dilakukan klien secara mandiri, eliminasi bowel dilakukan 1-2
sehari, eliminasi urine tidak tentu, ganti pakaian dua hari 1x
dilakukan.

- Uraikan aktivitas ibadah klien :

Klien mengatakan sholat lima waktu begitu azan langsung


melakukan sholat, klien juga mengatakan sering mengikuti
pengajian yang dilakukan di lingkungan sekitar rumahnya.

III.Pola eliminasi

A. BAB

-Pola BAB : 1-2x/hari

-Karakter feses : Tidak ada perdarahan

-Riwayat pendarahan : Tidak ada pendarahan

-BAB terakhir : Sehari yang lalu

-Diare : Tidak pernah

-Penggunaan laksatif : Tidak ada

B. BAK
-Pola BAK : Tidak tentu.

-Karakter urine : Warna urine kuning

-Nyeri/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri.


II. ANALISA DATA

N DA PENYEBAB MASAL
O
1. DS: TA AH

1. Klien mengatakan
sedikit risih dengan
kulit yang bersisik dan
kering.

2. Klien mengatakan
jarang mengkonsumsi
buah-buahan.

3.Klien juga
mengatakan mandi
hanya 1x sehari. Ketidakmampuan
klien untuk Resiko
melakukan kerusakan
2. DS:

1. Klien
mengatakan
jarang
keramasan. Ketidakmampua Defisit
2. Klien n klien untuk perawatan diri:
mengatakan menjaga (mandi)
kulit rambut kebersihan
sering gatal. rambut dan
3. Klien kepala.
mengatakan
keseluruhan.
rambut

2. Rambut klien
berbau karna jarang
keramas.
3. Rambut klien jarang
dan tipis.
3. DS:

1. Klien mengatakan
jarang menyikat
giginya.
2. Klien mengatakan
malas membersihkan Ketidakmampuan
mulutnya ketika selesai klien untuk
makan. merawat gigi dan Defisiensi hygien
3. Klien mengatakan mulut setelah oral
sering membiarkan sisa selesai makan.
4. DS:
makanan yang tersisa di

Ketidakmampuan Defisiensi
1. Klien mengatakan klien dalam pengetahuan
jarang mengguntimg merawat kuku dan perawatan kuku
kuku. tangan. tangan dan kaki.
2. Klien mengatakan
membiarkan kukunya
ada hitam-
hitamnya.

DO:

1.Klien mengatakan

III. MASALAH KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit


2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi)
3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral
4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan kaki

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit b/d


ketidakmampuan klien untuk melakukan perawatan kulit seluruh tubuh d/d klien
mengatakan risih dengan kulitnya yang bersisik dan kering, klien mengatakan
jarang mengkonsumsi buah-buahan, klien mengatakan hanya mandi 1x sehari.
2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi) b/d ketidakmampuan
klien untuk menjaga kebersihan rambut dan kepala d/d klien mengatakan
jarang keramasan, kulit rambut sering gatal, dan rambut sering mengalami
kerontokan.
3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral b/d ketidakmampuan klien
untuk merawat mulut dan gigi setelah makan d/d klien mengatakan jarang
menyikat giginya, malas membersihkan mulutnya setelah makan, sering
membiarkan sisa makanan tertinggal di mulutnya.
4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan dan kaki
b/d ketidakmampuan klien dalam merawat kuku dan tangan d/d klien mengatakan
jarang menggunting kuku dan membiarkan kukunya ada hitam- hitamnya.
V. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

HARI/TANGG No. PERENCANAAN RASIONAL


AL DX
KEPERAWATAN
Selasa, 1 Tujuan dan Kriteria Hasil: a.
Memberikan
17 Mei 2016 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan rasa
selama 1x6 jam nyaman
personal hygiene pada klien.
perawatan kulit seluruh b.
tubuh dapat terpenuhi.
Menghinda
Rencana Tindakan:
ri resiko
1. Kaji pola
infeksi dan
kebutuhan
member
ikan
personal hygiene
kenyam
anan
2. Klien mampu
bagi
dalam menjaga
klien.
kebersihan
c.
badannya dengan
cara menganjurkan
Melemba
klien mandi 2x
bkan kulit
dalam sehari.
klien.
3. Berikan
d.
pendidikan
baju 2x sehari
Selasa, 2 Tujuan dan Kriteria a. Rambut
Hasil:
17 Mei 2016 klien
Setelah dilakukan tindakan jadi
keperawatan selama 1x6 bersih
jam personal hygiene b.
dengan perawatan kulit
Ram
kepala dapat terpenuhi.
but
Rencana
klie
Tindakan:
n
men
1. Klien mampu
jadi
mencuci rambut
rapi
menggunakan
Rabu, 3 Tujuan dan Kriteria a. Gigi
Hasil: klien
18 Mei 2016
Setelah dilakukan tindakan menjadi
keperawatan 1x6jam bersih. b.
personal hygiene Mengurangi
perawatan mulut dan gigi resiko luka
dapat terpenuhi. pada gusi.
Rencana
Tindakan:

1. Klien mampu

Kamis, 4 Tujuanmenggosok gigi


dan Kriteria a. Kuku
Hasil: klien
18 Mei 2016
Setelah dilakukan tindakan men
keperawatan 1x6 jam jadi
tangan dapat terpenuhi. membe
rsih
Rencana Tindakan:
kan
1. Klien mampu kotoran
memotong kuku 1x pada
dalam seminggu. ujung
2. Klien mampu kuku.
untuk menyikat

VI. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

NO. HARI/TANG IMPLEMENTASI EVALUASI


GAL (SOAP)
DX KEPERAWATAN
KAMIS, a. Mengkaji pola S :Klien
kebutuhan mengatakan
1. 19 MEI 2016
personal hygiene merasa segar
dan nyaman
b. Membantu klien setelah
untuk mandi dan melakukan
perawatan kulit perawatan kulit
seluruh tubuh.
O :Kulit
menjadi lebih
bersih dan badan
kelihatan
semakin segar.
A : Masalah
sebagian teratasi
P : Dalam
2. Kamis, a. Membantu cara S: Klien
mencuci mengatakan
19 Mei 2016 b. Membantu cara dan bersih.
menyisir

3. Jum’at a. Menggosok gigi O


S : Klien:Rambut
merasa
dengan lebih

4. 20 Mei 2016
Jum’at a. Membantu S : Klien
klien merasa
20 Mei 2016 kuku dan tangan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada pengkajian tahap awal dari proses keperawatan ditemukan data
yang menjadi fokus dalam personal hygiene yaitu klien mengatakan risih
dengan kulit yang bersisik dan kering, mandi hanya1x sehari, jarang
keramasan, kulit ranbut gatal, rambut sering rontok, dan klien mengatakan
jarang menyikat gigi,dan jarang menggunting kuku.
Setiap masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny.P dibuat
suatu perencanaan untuk memecahkan masalah yang disusun sesuai
dengan perencanaan dan prioritas masalah.Yang dilakukan penulis pada Ny.P
adalah melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun asuhan
keperawatan yang tepat untuk klien, serta melakukan tindakan keperawatan
sesuai NIC NOC dan NANDA sesuai dengan kebutuhan klien.

B. SARAN
Meningkatkan pengetahuan klien tentang personal hygiene untuk
mengaplikasikan bagaimana cara merawat diri dengan baik dan benar
seperti mandi, berhias, berpakaiian dan toileting.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz H, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Jakarta: Selemba


Medika.
Andarmoyo, Sulistyo (2012). Dalam Pendekatan Konsep dan ProsesKeperawatan,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnosis : Definition and

Clasification, 2012-2014. Oxford : Wilay-Blackwell

Hardywinoto, Setiabudhi. (2010). Panduan Gerontik,Jakarta : Pustaka Umum


Nurjannah, I. (2012). Intan’s Diagnosis Asssesment, Yoyakarta: Mocomedia
Nugroho, W, (2013). Keperawatan Gerontik, Edisi 5 Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Buku Kedokteran, Edisi 4, Jakarta:EGC

Tarwoto dan Wartonah.(2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan, Edisi 3.Jakarta : Salemba Medika.

Wartonah, Tarwotoh. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan, Edisi 1: Jakarta :Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai