Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL

PENGARUH LATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP


HARGA DIRI RENDAH REMAJA DI PANTI ASUHAN
PUTI BUNGSU KOTA PADANG TAHUN 2022

Usulan Penelitian Untuk Strata S-1

Oleh

Muhammad Fadhil Rasyid Arnaz


18101050108

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2022/2023
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama Lengkap : Muhammad Fadhil Rasyid Arnaz

Nim : 18101050108

Tempat Tanggal Lahir : Padang , 27 Desember 1999

Program Studi : S1 Keperawatan

Nama Pembimbing Akademik : Ns. Edo Gusdiansyah, S.Kep, M.Kep

Nama Pembimbing I : Ns. Edo Gusdiansyah, S.Kep, M.Kep

Nama Pembimbing II : Ns. Amelia Susanti, S.Kep, M.Kep,Sp.Kep J

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan usulan proposal
saya yang berjudul “Pengaruh Latihan Berfikir Positif terhadap Harga Diri
Rendah Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu Kota Padang Tahun 2022 ”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, dalam
penulisan usulan proposal ini, maka saya akan menerima sanksi yang telah
ditetapkan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Juli 2022

Muhammad Fadhil Rasyid Arnaz

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh :

Nama : Muhammad Fadhil Rasyid Arnaz

Nim : 18101050108

Program Studi : S1- Keperawatan

Judul : Pengaruh Latihan Berfikir Positif terhadap Harga

Diri Rendah Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu

Kota Padang Tahun 2022

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji seminar proposal

Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang.

Padang, Juli 2022

Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Edo Gusdiansyah, S.Kep, M.Kep) (Ns. Amelia Susanti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep J)

Mengetahui,
Ketua STIKes

(Dr. Ns. Asmawati, S.Kep, M.Kep)

ii
PERNYATAAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama Lengkap : Muhammad Fadhil Rasyid Arnaz
Nim : 18101050108
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Pengaruh Latihan Berfikir Positif Terhadap Harga
Diri Rendah Remaja Di Panti Asuhan Puti
Bungsu Kota Padang Tahun 2022.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan Penguji Seminar Proposal pada


Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I
(Ns. Edo Gusdiansyah, S.Kep, M.Kep) ( )

Pembimbing II
(Ns. Amelia Susanti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep J) ( )

Penguji I
(Ns. Diana Arianti, M.Kep) ( )

Penguji II
(Ns. Welly, M.Kep) ( )

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah


Ketua,

iii
(Dr. Ns. Asmawati, S.Kep, M.Kep)

KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayat-Nya , shalawat beriringan salam kepada jujungan kita Nabi

Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang

berjudul “Pengaruh Latihan Berfikir Positif terhadap Harga Diri Rendah Remaja

di Panti Asuhan Puti Bungsu Kota Padang Tahun 2022” Dalam proses pembuatan

skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan serta

dukungan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Ns.Edo Gusdiansyah, S.Kep ,M.Kep, selaku pembimbing I dan

pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu dalam membimbing,

memberikan arahan serta masukan kepada peneliti dengan penuh kesabaran

sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

2. Ibu Ns. Amelia Susanti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep J, selaku pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dalam membimbing, memberikan arahan serta

masukan kepada peneliti dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ns. Asmawati, S.Kep,M.Kep, selaku Ketua Stikes Alifah Padang

4. Ibu Ns. Ledia Restipa, S.Kep, M.Kep, selaku Ka. Prodi Keperawatan STIKes

Alifah Padang.

5. Seluruh staf dan dosen pengajar di STIKes Alifah Padang yang telah banyak

memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

iv
6. Teristimewa untuk kedua orang tua, kakak-kakak, adik-adik serta keluarga

besar dan orang-orang yang saya sayangi yang telah memberikan semangat dan

dukungan demi menyelesaikan penelitian ini.

7. Serta teman-teman yang seperjuangan tidak bisa disebutkan namanya satu

persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayat serta

karunia-Nya yang diberikan dan peneliti berharap semoga proposal skripsi

penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal skripsi ini

banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena

keterbatasan ilmu peneliti. Peneliti mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan proposal skripsi ini.

Padang, 25 Juli 2022

Peneliti

v
DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT..............................................................i

PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................ii

PERNYATAAN PENGUJI...........................................................................iii

KATA PENGANTAR....................................................................................iv

DAFTAR ISI...................................................................................................vi

DAFTAR TABEL........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x

BAB 1................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

C. Tujuan Penelitian...................................................................................7

D. Manfaat Penelitian...................................................................................7

E. Ruang Lingkup.........................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................10

A. Tinjauan Teoritis.................................................................................10

1. Harga Diri Rendah............................................................................10

2. Berpikir Positif.................................................................................14

3. Remaja..............................................................................................20

B. Kerangka Teori......................................................................................22

C. Kerangka Konsep...................................................................................23

D. Defenisi Operasional.............................................................................24

BAB III...........................................................................................................25

A. Desain Penelitian.................................................................................25

vi
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................25

C. Populasi dan Waktu Penelitian............................................................26

D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................27

E. Teknik Pengelolahan Data...................................................................27

F. Teknik Analisa Data............................................................................28

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................24

vii
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Rancangan Quasy Eksperiment dengan desain One- Group Pre-Test-

Post-Test ………………………………………………………………………....38

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri….....................................................15

Gambar 2.2 Kerangka Teori…………………………………..……………….23

Gambar 2.3 Kerangka Konsep………………………………………………...23

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Surat Izin Pengambilan Data Dari STIkes Alifah Padang

2. Ganchart

3. Persetujuan Responden

4. Lembar Kuesioner

5. Lembar Konsul

x
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana remaja mengambil keputusan

tentang kehidupannya, mulai dari keputusan tentang masa depan, orang-orang

yang akan dijadikan teman, keputusan kuliah dan sebagainya (Santrock,

2019). Masa remaja merupakan segmen kehidupan penting dalam siklus

perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan

kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Jahja, 2015).

Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau

18% dari jumlah penduduk dunia (World Healty Organization, 2014).

Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk usia remaja di Indonesia

22.229.160 juta jiwa dan jumlah penduduk usia remaja di Sumatera Barat

299.003 ribu jiwa (Badan Pusat Statistik, 2018).

Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. Menurut (World Healty Organization, 2014) batas usia remaja yaitu

10-20 tahun dengan pembagian remaja awal 10-14 tahun, remaja akhir 15-20

tahun. Masa kritis remaja berada dalam periode fisik, sosial, psikologis,

kognitif serta kemampuan untuk mengekspresikan dan memahami emosi

untuk memberikan pengalaman emosional yang mempengaruhi perilaku

(Parasar & Dewangan, 2018). Masa remaja akan menimbulkan perubahan-

perubahan fisik dan masalah psikosoial yang membentuk konsep dirinya

1
2

(harga diri remaja) dan menilai kebermaknaan diri remaja dalam kehidupan

(Nurliana, Y, 2017).

Remaja panti asuhan merupakan remaja yang dititipkan oleh orang tua

atau keluarganya karena sebab tertentu. Seperti keterbatasan ekonomi untuk

membiayai mereka, kehilangan kedua orang tua, serta karena kesibukan orang

tua tunggal yang harus bekerja ke luar negeri, dan terdapat berbagai sebab

lainnya. Hal ini menyebabkan para remaja mengalami perubahan emosi yang

sangat drastis dan hal ini akan memberi dampak pada perkembangan perilaku

mereka.

Di panti asuhan, peran orang tua atau keluarga digantikan dengan para

pengasuh. Pengasuh berperan sebagai pengurus, memberi perawatan, serta

perhatian dan kasih sayang kepada anak yang dititipkan di panti asuhan.

Namun, tidak semua pengasuh di panti asuhan dapat menjalankan peran

tersebut dengan sempurna. Hal ini disebabkan oleh jumlah anak asuh yang

terlalu banyak serta sedikitnya jumlah pengasuh yang dapat memberikan

perhatian. Sehingga para remaja sulit untuk mendapatkan perhatian dan kasih

sayang yang penuh dari para pengasuh layaknya orangtua kandung.

Tidak ada tempat bagi para remaja untuk mencurahkan isi hatinya serta

menemukan solusi bagi kecemasan yang sedang dirasakannya, membuat

mereka dipenuhi dengan kekhawatiran. Hal ini dapat menghambat ke arah

peningkatan keberhasilan dalam mengatasi rintangan kehidupan. Mereka akan

merasa minder, menarik diri, dan merasa dirinya tidak mampu. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Resty (2016) yang mengatakan


3

bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan menutup diri, merasa rendah diri,

sehingga malu untuk bergaul karena kurang mendapat pengasuhan seperti

yang diberikan oleh orangtua kandung dan ini berakibat pada kepercayaan diri

remaja dan juga harga diri itu sendiri.

Harga diri yang tinggi digambarkan dari sifat individu yang memiliki

perasaan penerimaan diri tanpa syarat, meski salah, kalah dan gagal, sebagai

yang berharga dan sifat penting untuk dirinya sendiri. Individu yang memiliki

perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan harga diri rendah yang

berkepanjangan karena evaluasi negatif terhadap diri mereka sendiri dan diri

mereka sendiri kemampuan merupakan gambaran seseorang yang memiliki

harga diri yang rendah (Pardede, J.A & Laia, R, 2020)

Berdasarkan data Komnas PA (2012) prevalensi kejadian harga diri

rendah pada remaja di Indonesia dibanding dengan anak remaja di kawasan

Asia, remaja di Indonesia berpeluang mengalami harga diri rendah sebesar 2

%. Priyadarshini (2010) menemukan hasil bahwa 54,4% anak panti asuhan

dari 19 lembaga panti asuhan di India memiliki harga diri yang sangat rendah.

Harga diri rendah yang terjadi pada remaja usia 13-15 tahun dikarenakan

secara psikologis konsep diri remaja belum matang dalam berinteraksi dan

bergaul. Harga diri rendah dapat mempengaruhi kemampuan remaja untuk

bersosialisasi dengan teman yang lain.

Di Provinsi Sumatra Barat, adanya remaja yang berada di panti asuhan

yang memiliki harga diri rendah terutama dari kalangan keluarga yang tidak

mampu, yatim piatu dan broken home. Badan Pusat Statistik (2018) mencatat
4

bahwa remaja dengan gradasi umur 13-15 tahun di Sumatera Barat berjumlah

299.003 jiwa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syawaluddin (2015)

dapat diketahui bahwa remaja panti asuhan di Kota Padang yang mengalami

gangguan konsep diri adalah 56,9% perempuan dan 63,5% laki-laki.

Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh remaja panti

asuhan di Kota Padang mengalami gangguan konsep diri. Badan Pusat

Statistik (2017) mencatat jumlah panti asuhan di Kota Padang adalah 30 unit.

Harga diri remaja di panti asuhan puti bungsu terdapat anak asuh yang

memiliki harga diri rendah yang salah satunya disebabkan oleh tidak

kepercayaan terhadap diri sendiri. Remaja di panti asuhan mengalami harga

diri rendah karena remaja menutup diri dan mengalami permasalahan

psikologis yang berujung pada harga diri rendah dan menjadi tidak percaya

diri dan merasa malu dengan keadaannya. Upaya yang dilakukan adalah

pelatihan berfikir positif yang diarahkan untuk meningkatkan optimisme pada

remaja di panti asuhan puti bungsu.

Pelatihan berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu upaya

intervensi kognitif yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi

yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang

dihadapi (Elfiky, 2015). Pelatihan berpikir positif cukup efektif untuk

mengelola beberapa hal yang berkenaan dengan permasalahan psikologis.

Pelatihan ini diarahkan pada berpikir positif untuk meningkatkan optimisme

pada remaja di panti asuhan. Metode yang diberikan berupa psikoedukasi, self
5

awareness, penghapusan distorsi kognitif (mengenal jenis distorsi kognitif,

melawan pikiran negatif), pengembangan kemampuan melihat sisi positif

(harapan baru, adaptasi terhadap kenyataan), penguatan (teknik afirmasi diri

atau verbalisasi yang positif) serta latihan (Susetyo, 2006). Shokmgar (2016)

melakukan penelitian terkait efektifitas ketrampilan berpikir positif terhadap

kesehatan mental dan harga diri pada siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa

ketrampilan berpikir positif efektif dapat meningkatkan kesehatan mental dan

harga diri pada siswa dalam kelompok eksperimen dibandingkan dengan

kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Peni Andari Putri (2010)

tentang Pengaruh Berfikit Positif terhadap Harga Diri Remaja adalah hasil

penelitian mendukung hipotesisi bahwa berfikir positif berpengaruh secara

signifikan pada harga diri remaja koefisien determinasi sebesar 0,143. Remaja

yang berfikir positif mka harga dirinya tinggi.

Di Provinsi Sumatera Barat khususnya Kota Padang terdapat sebanyak

30 unit panti asuhan, salah satunya yaitu Panti Asuhan Puti Bungsu Kota

Padang (Badan Pusat Statistik, 2017). Menurut hasil survei yang dilakukan

peneliti selama 1 hari pada tanggal 25 april 2022 dengan menggunakan

metode wawancara ke 5 anak asuh panti asuhana puti bungsu kota Padang

didapatkan hasil dari 5 siswa menyatakan bahwa sebanyak 2 anak asuh

mengalami harga diri rendah tingkat sedang, 2 anak asuh mengalami harga diri

rendah tingkat ringan dan 1 anak asuh tidak mengalami harga diri rendah.
6

Pada Panti Asuhan Puti Bungsu penulis menemukan bahwasannya ada

remaja yang mengalami harga diri rendah rendah dikarenakan remaja tersebut

menutup diri dan mengalami permasalahan psikologis yang berujung pada

harga diri rendah dan menjadi tidak percaya diri dan merasa malu dengan

keadaannya. Para remaja juga cenderung merasa tidak mampu menjalin

hubungan yang baik dengan orang lain, merasa terkekang, tidak mampu

menunjukkan kemampuan yang mereka miliki, dan merasa kehadiran mereka

tidak diharapkan oleh orang lain sehingga mereka cenderung menarik diri.

Hal ini didukung dengan pendapat Coopersmith (dalam Susanto,

2018) mengenai ciri-ciri individu yang memiliki harga diri rendah adalah

mereka merasa tidak berharga, penuh dengan keraguan, memiliki perasaan

ditolak, merasa tidak pantas dicintai, tidak memiliki kekuatan, tidak mampu

mengekspresikan diri, serta tidak mampu melawan kelemahan diri sendiri.

Sedangkan individu yang memiliki harga diri tinggi adalah mereka mampu

menerima diri secara positif, dapat menjadi pribadi yang bertindak secara

efektif dan tenang, dan mampu mengatasi kecemasan dengan baik. Adapun

individu dengan harga diri sedang hampir sama dengan individu yang

memiliki harga diri tinggi, yaitu memiliki kecenderungan yang tinggi dalam

penerimaan diri, cenderung merasa optimis serta mampu menerima kritik.

Namun, dalam lingkungan sosialnya individu ini mungkin akan bergantung

pada individu lain sehingga dapat memunculkan rasa ketidaknyamanan pada

diri mereka.
7

Berdasarkan penjelasan dan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai Pengaruh Latihan Berfikir Positif terhadap Harga Diri

Rendah Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu Kota Padang.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan

masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Latihan Berpikir Positif

terhadap harga diri rendah remaja di panti asuhan puti bungsu kota Padang?”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Latihan Berpikir Positif terhadap harga diri rendah remaja di panti asuhan

puti bungsu kota Padang.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rerata harga diri remaja sebelum dilakukan latihan Bepikir

Positif di panti asuhan puti bungsu kota padang.

b. Diketahui rerata harga diri rendah remaja sesudah dilakukan latihan

berpikir positif di panti asuhan puti bungsu kota padang tahun 2022.

c. Diketahui pengaruh latihan berpikir positif terhadap harga diri

rendah remaja di panti asuhan puti bungsu kota padang tahun 2022.
8

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Latihan Berpikir Positif

terhadap harga diri rendah remaja di panti asuhan puti bungsu kota

Padang.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dalam

mengembangkan praktek keperawatan dan membantu dalam

pemecahan masalah keperawatan khususnya pada pengaruh Latihan

Berpikir Positif terhadap harga diri rendah remaja di panti asuhan

puti bungsu kota Padang.

2. Praktis

a Bagi Insititusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan

pedoman dan masukan dalam mengembangkan proses belajar

mengajar serta dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya mengenai pengaruh Latihan Berpikir Positif terhadap

harga diri rendah remaja di panti asuhan puti bungsu kota Padang.

b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


9

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi berupa data

serta dapat menjadi bahan masukan untuk mengatasi harga diri

remaja.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Latihan

Berfikir Positif terhadap Harga Diri Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu

Kota Padang. Dengan Variabel independen dalam penelitian ini adalah

harga diri remaja , sedangkan variabel dependennya Latihan Berfikir

Positif. Penelitian ini rencana akan dilakukan di Panti Asuhan Puti Bungsu

Kota Padang, pada bulan Februari s/d Agustus tahun 2022 dan

pengumpulan data di lakukan pada bulan Juli 2022. Populasi pada

penelitian ini adalah anak asuh yang berjumlah 26 orang dan langsung di

jadikan sampel, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total

sampling, data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisa data yang

digunakan adalah Analisa Univariat dan Bivariat dengan teknik

komputerisasi menggunakan uji t. dependent.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Harga Diri Rendah

a. Defenisi Harga Diri Rendah

Menurut (Santrock , J. W, 2007) menguraikan bahwa harga diri

merupakan evaluasi individu tentang dirinya sendiri secara positif

atau negatif. Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu

menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan

keberhasilan yang diperolehnya. Penilaian tersebut terlihat dari

penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya

sendiri apa adanya.

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak

berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri

negatif terhadap diri sendiri, penurunan harga rendah ini dapat

bersifat situasional maupun kronis atau menahun (Keliat, BA,

2011) .Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri

negatif yang berkembang sebagai respons diri terhadap hilangnya

atau berubahnya perawatan diri pada seseorang yang sebelumnya

memiliki evaluasi diri negatif (Herawati, I & Wahyuni, 2017). Dari

dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Harga Diri Rendah

adalah perasaan tidak berharga atau tidak berarti berkepanjangan

yang ditimbulkan dari berubahnya evaluasi diri, penurunan diri ini

10
11

dapat bersifat situasional maupun kronik. Harga diri rendah

situasional adalah suatu kegagalan dalam menjalankan fungsi dan

peran yang terjadi secara tiba-tiba misalnya perasaan malu

terhadap diri sendiri karena sesuatu (korban pemerkosaan),

sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi perasaan diri

sendiri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama.

Menurut (Damaiyanti, 2012) harga diri rendah ada secara

situasional dan kronik, yaitu :

1) Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya

harus operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri, perasaan

malu karena sesuatu (korban pemerkosaan).

2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung

lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara

berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan

menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini

dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau

pada klien gangguan jiwa.

b. Penyebab Harga Diri Rendah

Harga diri rendah disebabkan karena adanya

ketidakefektifan koping individu akibat kurangnya umpan balik

yang positif. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada

masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas

keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja

keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak


12

diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan

atau pergaulan.

Menurut NANDA (2015) faktor yang mempengaruhi harga

diri rendah meliputi faktor Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :

1) Faktor Predisposisi

a) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi

penolakan dari orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan

sikap orang tua yang terlalu mengekang, sehingga anak

menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa

rendah diri.

b) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi

ideal diri seperti dituntut untuk selalu berhasil dantidak

boleh berbuat salah, sehingga anak kehilangan rasa percaya

diri.

2) Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan

eksternal misalnya ada salah satu anggota yang mengalami

gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah

diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri

rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang

menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan

pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon

terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan

kopingnya menjadi represi dan denial.


13

c. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

Menurut (Kartika Sari, 2015) tanda dan gejala pada harga

diri rendah yaitu :

1) Data Subjektif
a) Mengintrospeksi diri sendiri.
b) Perasaan diri yang berlebihan.
c) Perasaan tidak mampu dalam semua hal.
d) Selalu merasa bersalah
e) Sikap selalu negatif pada diri sendiri.
f) Bersikap pesimis dalam kehidupan.
g) Mengeluh sakit fisik.
h) Pandangan hidup yang terpolarisasi.
i) Menentang kemampuan diri sendiri.
j) Menjelek-jelekkan diri sendiri.
k) Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.
l) Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.
m) Tidak mampu menentukan tujuan.
2) Data Obyektif
a) Produktivitas menjadi menurun.
b) Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
c) Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.
d) Penyalahgunaan suatu zat.
e) Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.
f) Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.
g) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan
makan.
h) Gampang tersinggung dan mudah marah.
14

2. Berpikir Positif

a. Defenisi Berpikir Positif

Para ahli psikologi berkata berpikir positif adalah metode

motivasi yang umum digunakan untuk meningkatkan sikap

seseorang dan mendorongpertumbuhan diri. Sederhananya berpikir

positif adalah aktivitas berpikir yang kita lakukan dengan tujuan

untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita,

baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan

diri kita (Arifin, 2011:18).

Berpikir positif juga dapat diartikan sebagai cara berpikir

yang berangkat dari hal-hal baik, yang mampu menyulut semangat

untuk melakukan perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik.

Dalam konteks inilah berpikir positif telah menjadi sebuah sistem

berpikir yang mengarahkan dan membimbing seseorang untuk

meninggalkan hal-hal negatif yang bisa melemahkan semangat

perubahan dalam jiwanya (Arifin, 2011:18).

Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan

memperkuat kepribadian dan karakter. Ini juga berarti bahwa kita

bisa menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi

tantangan dan melakukan hal-hal yang sehat (Sakina, 2008:2).

Dari definisi secara umum di atas dapat disimpulkan bahwa

berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang dilakukan dengan

tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada

diri, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun


15

keyakinan diri kita sehingga memunculkan perasaan, perilaku, dan

hal yang baik dan telah menjadi sebuah sistem berpikir yang

mengarahkan dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-

hal negatif yang bisa melemahkan semangat perubahan dalam

jiwanya

b. Rentang Respon

Rentang respon konsep diri antara respons adaptif dan mal adaptif.

Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri (Sumber:Dwi, 2020)


c. Indikator Berpikir Positif

Menurut Asep Muhsin (2007), berpikir positif adalah pilihan

terbaik bagi setiap orang dalam setiap situasi. Sukses dan bahagia

adalah hal yang positif maka jika ingin sukses dan bahagia kita

harus berpikir positif. Menurutnya berpikir positif mempunyai

beberapa indikator, yaitu (Asmani, 2009:31-33):

1) Berani dan mandiri

2) Memahami emosi

3) Action oriented

4) Bersyukur dan bersabar

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu

pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila

selalu berpikir positif.


16

Ciri-ciri orang yang berpikir positif menurut Abdul aziz

(2010:28-64) akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Perkataannya seputar hal-hal yang positif. Perbedaan orang-orang

yang berpikir positif dan negatif terlihat ia berbicara.orang yang

berpikir positif perkataannya selalu berbau hal-hal positif.

2) Memandang tantangan sebagai tantangan. Salah satu karakter

orang yang berpikir positif akan terlihat ketika ia dihadapkan pada

masalah. Orang dengan berpikir positif biasanya tidak takut

menghadapi masalah.

3) Mampu menyiasati dan menyikapi masalah. Orang yang berpikir

positif adalah mereka yang mampu menyiasati dan menyikapi

masalah dengan terbuka.

4) Memahami masalah sebagai proses. Bagi orang yang berpikir

positif ia akan merasakan masalah sebagai proses untuk dijalani.

5) Mensyukuri apa yang dimiliki. Dengan berpikir positif akan

membuat seseorang menerima keadaan apa pun dengan besar hati.

6) Selalu terbuka dan siap menerima saran atau kritikan. Mereka

menyadari bahwa dengan saran dan kritikan dari orang lain akan

menjadikan mereka lebih baik dan terkontrol.

7) Tidak menghiraukan pikiran dan perkataan yang berbau negatif.

Orang- orang yang berpikir positif mengabaikan hal-hal yang akan

mendatangkan pikiran negatif pada dirinya.


17

8) Berpandangan dan berpengharapan baik. Pandangan positif akan

melahirkan harapan baik. Pandangan yang positif menjadi hal

yang sangat penting untuk melahirkan harapan yang baik.

9) Cepat bangkit disaat gagal. Selalu optimis memandang masa

depan dan mempunyai progresivitas tinggi dalam melakukannya

merupakan ciri-ciri orang yang mempunyai pikiran positif.

10) Mempunyai sikap rendah hati, dan selalu sportif dalam bersaing.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa orang - orang

yang memiliki pikiran positif memiliki ciri-ciri yang bersifat positif

pula. Orang-orang yang berpikiran positif memiliki percaya diri,

kreativitas, dan jiwa yang kuat. Selain itu mereka juga pantang

menyerah dalam menghadapi masalah serta rintangan yang ada di

hadapannya. Serta masih banyak lagi ciri-ciri positif yang dimiliki

orang- orang berpikiran positif.

d. Tujuan Berfikir Positif

Berpikir positif akan membawa seseorang untuk mencapai

kesuksesan dan keberhasilan. Orang yang berpikir positif

mengetahui dengan tepat apa yang mereka inginkan, mereka

harus meraihnya dengan kepastian yang terarah dan usaha yang

pantang menyerah. Dalam diri mereka ada antusiasme, semangat

yang tetap bertahan dalam setiap situasi sulit yang pernah ragu-

ragu (Peale, 2006:135).

Pikiran positif membuat kita tampil sebagai orang yang


18

bermotivasi. Orang- orang akan suka berada disekitar kita.

Berpikir positif memberi kemampuan melihat kemungkinan-

kemungkinan positif di setiap situasi (Wiranata, 2010:15).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari berpikir positif adalah agar manusia mencapai kebahagiaan dan

kesuksesan dalam melakukan segala hal. Orang-orang yang berpikir

positif tidak akan pernah menyerah dalam mengahadapi segala

rintangan yang dihadapi. Dengan berpikir positif semua yang sulit

menjadi mudah.

e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berfikir Positif

Coopersmith (dalam Ghufron & Risnawita, 2016)

menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pembentukan harga diri seseorang, yaitu:

1) Keberartian Individu

Keberartian diri berkaitan dengan seberapa besar individu

percaya bahwa dirinya mampu, berarti dan berharga menurut

standar serta nilai pribadi. Penghargaan dalam hal ini

dimaksud dengan keberartian diri.

2) Keberhasilan Seseorang

Keberhasilan yang berhubungan dengan kekuatan atau

kemampuan individu dalam mempengaruhi dan

mengendalikan diri sendiri maupun orang lain merupakan

suatu keberhasilan yang berpengaruh terhadap pembentukan

harga diri individu.


19

3) Kekuatan Individu

Kekuatan ini berkaitan dengan aturan, norma dan

ketentuan yang ada dalam masyarakat. Semakin taat suatu

individu terhadap berbagai hal yang telah ditetapkan dalam

masyarakat, maka semakin besar kemampuannya untuk dapat

dianggap sebagai panutan masyarakat. Dengan demikian,

penerimaan masyarakat terhadap individu tersebut semakin

tinggi dan hal ini mendorong harga diri yang tinggi.

4) Performansi Individu yang Sesuai dalam Mencapai Prestasi

yang Diharapkan

Apabila individu mengalami kegagalan, maka harga

dirinya akan rendah. Apabila performansi seseorang sesuai

dengan tuntutan dan harapan, maka akan mendorong

pembentukan harga diri yang tinggi.

f. Alat ukur Berfikir Positif

Skala harga diri dalam penelitian ini disusun berdasarkan

aspek-aspek yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam

Susanto, 2018), yaitu kekuatan (power), keberartian

(significance), kebajikan (virtue), dan kemampuan (competence).

Validitas dan reliabilitas alat ukur pada konstrukberpikir positif

menggunakan outer model dalam Partial Least Squares (PLS).

Skala ini disusun berdasarkan skala Likert dengan empat

pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
20

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Kriteria penilaian

berdasarkan skala Likert menurut Sugiyono (2013) :

Tabel… Kriteria Penilaian Skala Likert

Analisis Jawaban Skor


Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1

g. Penatalaksanaan

Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada

penderita Harga Diri Rendah yaitu :

1) Psikoterapi

Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi

lagi dengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi

karena jika klien menarik diri, klien dapat membentuk kebiasaan

yang buruk lagi.

2) Therapy aktivitas kelompok

Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan

pada klien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini

dilakukan dengan menggunakan stimulasi atau diskusi untuk

mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan

untuk membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.

3. Remaja

a. Defenisi Remaja
21

Menurut World Health Organization (WHO), rentang usia

remaja adalah 10 sampai 19 tahun. Jadi seseorang dapat dikatakan

remaja karena sudah tidak bisa lagi disebut kanak-kanak namun,

belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa atau bisa

dibilang sebagai masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa

(Sumara et al, 2017).

b. Tahapan Perkembangan Remaja

Terdapat 3 tahapan dalam perkembangan remaja yaitu :

1) Remaja awal

Seorang remaja pada tahap ini, usia 10 hingga 12 tahun,

menjadi seseorang yang masih takjub dengan perubahan yang

terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai

perubahan tersebut. Mengembangkan pemikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang (Ichsanudin &

Gumantan, 2020). Hanya dipeluk oleh lawan jenis, sudah

berfantasi tentang erotisme. Hipersensivitas ini berjalan dengan

penurunan kendali atas ego. Hal ini membuat sulit bagi orang

dewasa muda untuk memahami (Yuliandra & Fahrizqi, 2020).

2) Remaja Madya

Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini, remaja

sangat membutuhkan teman. Ia senang banyak teman yang

menyukai mereka (Aprilianto & Fahrizqi, 2020). Ada

kecendrungan narsis untuk mencintai diri sendiri dengan

menyukai teman yang memiliki kualitas yang sama. Juga,


22

bingung karena tidak tahu harus memilih yang mana: sensitif

atau acuh tak acuh, ramai atau sepi, optimis atau pesimis,

idealis atau materialistis, dan lain-lain (Nugroho & Yuliandra,

2021).

3) Fase akhir

Fase ini 16-19 tahun yang merupakan fase pemantapan

menuju perubahan dan ditandai dengan tercapainya lima hal

berikut :

a) Tumbuhnya minat terhadap fungsi-fungsi lokal

b) Ego mencari peluang untuk terikat dengan orang lain dan

mendapatkan pengalaman baru

c) Ia membentuk identitas seksual yang tidak akan pernah

berubah lagi.

d) Keegoisan (terlalu egois) digantikan oleh keseimbangan

antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.

e) Membangun tembok yang memisahkan diri pribadi dan

masyarakat umum (Denny, 2021).

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwasannya remaja memiliki rentan usia 10 – 19 tahun, dimana

usia remaja terbagi menjadi tiga tahapan yaitu remaja awal dengan

rentan usia 10 -12 tahun, remaja madya dengan rentan usia 13-15

tahun, dan fase akhir dengan rentan usia 16-19 tahun. Remaja awal

mengalami perubahan dalam banyak hal salah satunya dengan


23

ketidakseimbangan pada emosional serta berubahnya pola-pola

hubungan sosial.

B. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka teori penelitian ini di

gambarkan sebagai berikut :

KERANGKA TEORI

HARGA DIRI RENDAH REMAJA

INPUT PROCESS OUTPUT

Remaja Mengalami harga diri

rendah di karenakan menutupi diri, dan

mengalami permasalahan psikologis

Latihan berfikir

positif

Meningkatkan optimisme pada

remaja di panti asuhan puti bungsu

Gambar 2.2 Kerangka Teori


24

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka dalam penelitian ini

tentang Pengaruh Latihan Berfikir Positif Terhadap Harga Diri Rendah

Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu Kota Padang.

Ini digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengaruh Latihan Berfikir


Harga Diri Rendah
Positif Remaja

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep Pengaruh Latihan Berfikir Positif terhadap Harga Diri


Rendah Remaja di Panti Asuhan Puti Bungsu Kota Padang tahun 2022

D. Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan untuk

melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Sugiyono, 2018).

Table 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala


No. Operasional Ukur Ukur Ukur

1. Variabel Merupakan metode


Independen motivasi yang - - - -
digunakan untuk
Latihan meningkatkan
Berfikir sikap seseorang
Positif dalam pertumbuhan
diri.

2. Variabel Harga diri rendah Skala Angket 1. Positif jika Ordinal


25

Dependen adalah evaluasi diri menurut skor : ≥ 80


negatif yang Coopersmith 2. Negatif jika
Harga Diri dikaitkan dengan (dalam skor : ≤ 80
Rendah perasaan lemah, Susanto,
tidak berdaya, putus 2018), yaitu
asa, ketakutan, kekuatan
rentan, rapuh, tidak (power),
lengkap, tidak keberartian
berharga, dan tidak (significance
memadai. ), kebajikan
(virtue), dan
kemampuan
(competence
).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini disebut analitik kuantitif dengan rancangan quasy

experiment one-group pretest-posttest design yaitu peneliti melakukan

percobaan atau perlakuan terhadap variabel indepedenya, kemudian

mengukur akibat atau pengaruh dari percobaan tersebut pada variabel

dependen. Dalam hal ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara

melibatkan satu kelompok perlakuan (Notoatmodjo, 2016).

Table 3.1 Rancangan Quasy Eksperiment dengan desain One-


Group Pre-Test-Post-Test

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Kelompok perlakuan dengan pengukuran harga diri rendah

sebelum diberikan terapi latihan berfikir positif

X : Perlakuan ( pemberian terapi latihan berfikir positif )

O2 : Kelompok perlakuan dengan pengukuran harga diri rendah

sesudah diberikan terapi latihan berfikir positif

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian rencana akan dilakukan di Panti Asuhan Puti Bungsu kota

Padang. Perencanaan penelitian akan dilakukan pada Februari - Agustus

2022. Pengumpulan data dilakukan di Panti Asuhan Puti Bungsu Padang.

25
26

COVID-19
1. Dampak Covid-19

C. Populasi dan Waktu Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Menurut

Arikunto (2014:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Selanjutnya Sugiyono (2012:90) mengatakan bahwa populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang memiliki

kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam

proposal penelitian ini adalah anak asuh di panti asuhan puti bungsu yaitu

sebanyak 26 anak asuh

2. Sampel

Pada proposal penelitian ini penulis menggunakan Teknik Sample

Jenuh untuk menentukan sampel nya. Menurut sugiyono (2017:85)

pengertian dari sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi

relative kecil, kurang dari 30, atau penelitian ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil. Jadi penulis menggunakan sampel

sebanyak 26 anak asuh yang sesuai dengan populasinya.

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Remaja yang mengalami Harga Diri Rendah

b. Kriteria Eklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden


27

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden. Data

primer penulis menggunakan kuesioner yang di buat oleh penulis yaitu

kuesioner dan juga melekukan observasi/wawancara. Survey awal

dilakukan pada bulan Juli sebanyak 5 responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil melalui perantara atau

pihak yang telah mengumpulkan data tersebut sebelumnya, dengan kata

lain penulis tidak langsung mengambil data sendiri ke lapangan. Data

yang diperoleh dari pihak lain seperti buku, artikel dan hasil observasi

dari anak asuh Panti Asuhan Puti Bungsu.

E. Teknik Pengelolahan Data

1. Editing, peneliti melakukan pemeriksaan ulang semua data yang telah

dikumpulkan. Pemeriksaan data dilakukan dengan cara menjumlahkan,

mengoreksi, mengedit dan pengeditan yang dilakukan pada saat

pengumpulan data.

2. Coding, pada proses coding peneliti telah melakukan pengubahan data

dari huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan sehingga mudah

dalam pengolahan data. Untuk pengkodean dengan tingkatan harga diri

rendah berat diberi kode 0, harga diri rendah sedang diberi kode 1, harga

diri rendah ringan diberi kode 2.


28

3. Entry, peneliti telah memasukkan seluruh data yang sudah didapat ke

dalam computer dengan cara di input dan di olah

4. Procesing, Peneliti telah melakukan pemindahan dan memasukkan data

hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner ke dalam komputer

untuk di proses menggunakan software statisik.

5. Cleaning, peneliti telah melakukan pengecekkan kembali semua data

yang sudah terkumpul apakah terdapat kesalahan atau tidak.

F. Teknik Analisa Data

Analisa data diolah dengan sistem komputerisasi, kemudian

dilakukan analisa dengan menggunakan analisa univariat dan analisa

bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap masing-

masing variabel dan hasil penelitian dan dianalisis untuk mendapatkan

gambaran distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisa data yang

disajikan adalah nilai statistik deskriptif meliputi mean (rata-rata) dan

standar deviasi untuk dua pengukuran (tingkat harga diri rendah remaja

sebelum dan sesudah mecoba latihan berfikir positif).

2. Analisa Bivariat

Data diolah dengan cara komputerisasi untuk mengetahui

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yang

diteliti dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji t test

dependen. Uji – t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode


29

pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas

(berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang

berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah

perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama,

peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari

perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua (Riduwan dan

Sunarto, 2013: 125). Uji ini untuk menguji perbedaan rata-rata antara

dua kelompok data yang dependen. Misalnya untuk mengetahui apakah

ada perbedaan harga diri rendah remaja sebelum adanya latihan berfikir

positif dan setelah adanya latihan berfikir positif.

Rumus Paired Sample t-test:

t D
hit=
SD
√n

Keterangan:

t = Nilai t hitung

D=¿Rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2

SD= Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2

n = Jumlah sampel (Sugiyono, 2015: 142).


30

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Badan Pusat Statistik. (2018).

Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Elfiky, I. (2015). Terapi Berfikir Positif. Jakarta: Zaman.

Herawati, I & Wahyuni. (2017). Pemeriksaan Fisioterapi . Surakarta:

Muhammadiyah Universitas Press.

Jahja, Y. (2015). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kartika Sari, D. (2015). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP

Press Semarang.

Keliat, BA. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.

Nurliana, Y. (2017). Konsep Diri Remaja. Psikologi & Kemansuiaan 4 (2), 978 -

979.

Organization, W. H. (2014).

Parasar & Dewangan. (2018).

Parasar & Dewangan. (2018). A Comparative Study of Self Esteem and Level of

Depression in Adolescent Living In Orphanage Home and Those Living

with Parents. International Journal od Humanities and Social Science

Research 4 (2), 51 - 53.

Pardede, J.A & Laia, R. (2020). The Symptoms of Risk of Violence Behaviour

Decline after Given Progressice Muscle Relaxtion Therapy on

Schizophrenia Patients. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa 3 (2), 91-100.


31

Santrock , J. W. (2007). Perkembangan Anak , Edisi kesebelas Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Santrock, J. W. (2019). Perkembangan Anak . Jakarta: Erlangga.

WHO. (2014).

WHO. (2015).

World Healty Organization. (2014). Batas Usia Remaja.


29

Anda mungkin juga menyukai