Disusun Oleh :
KELOMPOK 13 MAHASISWA DESA PASULUHAN
RT/RW : 002/001
Nama Pembimbing
1. Bangun Wijanarko, S.ST, M.Kes
2. Diana Rinawati, ST, MKM
3. Hani Sutianingsih, S.ST, M.Keb
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
Mengetahui,
a.n. Direktur
Wadir 1 Bidang Akademik
Puji syukur kepada Allah SWT penulis panjatkan yang telah memberikan taufik
dan hidayah serta rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Laporan IPE-IPC dengan judul Laporan Asuhan Keluarga Ny.S
dengan Hipertensi dan Kurangnya Pengetahuan MPASI di RT.002 RW.001
Melalui Pendekatan Interprofesional Education-Colaboration (IPE-C Kelurahan
Pasuluhan Kecamatan Walantaka-Serang). Laporan IPE-C ini disusun oleh
penulis sebagai salah satu tugas PKL Terpadu tahun akademik 2021, di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten. Berkat dukungan dari berbagai pihak,
maka Laporan IPE-C ini akhirnya dapat diselesaikan, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan Laporan IPE-C
ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan IPE-C ini. Karena
dengan dukungan merekalah penulis dapat menyelesaikan Laporan IPE-C ini.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Prof.Dr. Khayan, SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banten.
2. dr.Citra Trisna, MARS selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kemenkes Kesehatan Banten.
3. Yayah Rokayah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kemenkes Kesehatan Banten.
4. Kusniawati, S.Kep,Ners,M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kemenkes Kesehatan Banten.
5. Bangun Wijanarko, S.ST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, serta
dukungan untuk terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Lapangan Terpadu.
6. Diana Rinawati, ST, MKM selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, memberikan saran, serta dukungan untuk
i
terselesaikannya Laporan IPE-C dan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Terpadu.
7. Hani Sutianingsih, S.ST, M.Keb selaku pembimbing III yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, serta
dukungan untuk terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Lapangan Terpadu.
8. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staff Politeknik Kesehatan Banten terima
kasih untuk segala bimbingan, bantuan, serta dukungannya.
9. Keluarga tercinta yang saya banggakan, terima kasih atas do’a restu,
dukungan, serta semangat dan nasihat sampai terselesaikannya Laporan IPE-C
ini.
10. Semua pihak, serta teman-teman yang telah mendo’akan dan membantu
dalam penyusunan Laporan IPE-C ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan selalu diberikan perlindungan
dan Hidayah-Nya, Aamiin. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyadari
bahwa Laporan IPE-C ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dan memperbaiki guna
menyempurnakan rencana kerja yang akan dilaksanakan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Tujuan........................................................................................................6
1.3 Sasaran.......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Hipertensi...................................................................................................8
2.2 ASI Eksklusif...........................................................................................12
BAB III HASIL KEGIATAN.............................................................................17
3.1 Tinjauan Kasus......................................................................................17
3.2 Permasalahan.........................................................................................21
3.3 Implementasi Kegiatan..........................................................................23
3.4 Identifikasi Overlapping.......................................................................23
3.5 Identifikasi Keunikan Masing-Masing Profesi...................................24
3.6 Pengalaman Positif Yang Didapat........................................................24
BAB IV MONITORING SETELAH INTERVENSI.......................................25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Proses kolaborasi ini diperlukan dan lebih ditingkatkan dalam pelayanan
kesehatan di masa sekarang ini karena di iklim global sekarang ini sudah tidak
cukup bagi tenaga kesehatan untuk bekerja secara profesional saja namun tenaga
kesehatan perlu juga mengembangkan upaya antar profesional dalam menangani
pasien. Beberapa bukti menunjukkan bahwa perawatan pasien dengan kolaborasi
lintas profesi dapat meningkatkan keberhasilan perawatan.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darag di
dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan keadaan tanpa gejala. Menurut
World Health Organization (WHO) hipertensi menjadi penyebab kematian nomor
satu di dunia, dan penyakit paling umum yang paling banyan disandang
masyarakat. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,
yang diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Hipertensi digolongkan menjadi The Silent Killer
(Pembunuh diam-diam). Dengan gejalanya yang tidak nyata, penyakit ini
diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena hipertensi akan membawa
malapetaka seperti serangan jantung dan stroke.
Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah makanan yang diberikan kepada
bayi yang telah berumur 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuh
kebutuhan gizi bayi. Pemberian MPASI harus disesuakan dengan usia, selai itu
pemberian MPASI juga harus dilakukan secara bertahap, dan bervariasi dari
mulai bubur kentak, sari buah, buah segar, dll.
Menrut WHO 50% kematian bayi terkait dengan kadaan kurang gizi, dan dua
pertiga kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makanan yang kurang
tepat pada bayi, seperti MPASI yang terlalu dini atau bahkan terlambat diberikan.
Hal tersebut dapat menyebabkan daya tahan tubuh melemah, sering sakit, dan
gagal tumbuh. Menurut penelitian Sri Lanka menunjukan 23% bayi menerima
MPASI pada usai 4 bulan, dan hampir seluruh ibu-ibu sudah memberikan
5
makanan padat seperti nasi tim, biskuit, dll pada umur 4 bulan tanpa saran
medis.
Menurut data puskesmas Karanganayar pada tahun 2018, jumlah balita yang
berada dalam status balita garis merah sebnayak 265. Hal ini terkait dengan
kurangnya pengetahuan MPASI. Tingkat pengetahuan dapat mengarahkan
perilaku seseorang sehingga tingkat pengetahuan ibu terhadap MPASI yang bai
dapa mengarahkan ibu dalam memberikan MPASI yang baik, dan tepat.
Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik untuk melakukan pengkajian
asuhan keluarga IPE-IPC dengan kasus hipertensi dan kurangnya pengetahuan
MPASI pada Ny. S RT 002 RW 001.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan kolaborasi dan memberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan kepedulian keluarga terhadap kesehatan pada ibu hamil.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan, dan pemeriksaan kesehatan pada ibu
hamil dengan ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 3, diharapkan ibu
mampu :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya
untuk menolong diri sendiri dalam meningkatkan mutu hidup, sehingga
tercapai derajat kesehatan keluarga secara optimal.
2. Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu dalam penanganan
kesehatan pada diri sendiri sebelum meminta pertolongan lebih lanjut.
3. Melakukan pemeriksaan secara kolaboratif klien dengan hipertensi dan
ASI Eksklusif.
4. Melakukan tindakan pemeriksaan dan pemecahan masalah kesehatan.
6
1.3 Sasaran
Sasaran kegiatan keluarga binaan praktik kerja lapangan (PKL) terpadu
adalah keluarga dengan hipertensi dan ASI Eksklusif yang bertempat tinggal di
RW 0002 RT 001 Kelurahan Pasuluhan Kecamatan Walantaka-Serang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian
Hipertensi merupakan pemicu beragam penyakit, diantaranya stroke,
diabetes, gagal ginjal. Organ yang terkait dengan penyakit fatal ini adalah
jantung. Jantung bertugas memompa darah untuk mengalirkan oksigen dan
zat gizi ke seluruh organ tubuh. Saat jantung bekerja, diperlukan tekanan
untuk memompa. Ketika jantung berkonstraksi , akan terjadi suatu
gelombang tekanan ciran dalam arteri (pembuluh darah).
Hipertensi adalah sebagi peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi penderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekann darah, makin besar resikonya. (Syivia A.price)
2.1.2 Etiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi
adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan
hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam defekekstesi Na
peningkatan Na dan Ca intra selular dan faktor-faktor yang
8
meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit
ginjal. Hipertensi vascular renal dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan lain-lain. (Arif Manjoer. 2001 : h 518)
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas
2.1.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hpertensi dibedakan menjadi :
a) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh tenaga
kesehatan memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
b) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepla dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa keluhan pasien yang menderita hipertensi yaitu:
1) Sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
9
4) Gelisah
5) Mual dan muntah
6) Epitaksis
2.1.4 Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa
berupa pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai
kebutahan, gagal jantung, pecahnya pembuluh darah darah otak.
Pengbobatan dirujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal,
pengobatan jantung karena hipertensi, mengurangi morbilitas dan moralitas
terhadap penyakit kardiovascular dan menurunkan faktor resiko terhadap
penyakit kardiovascular semaksimal mungkin. Untuk menurunkan tekanan
darah, dapat ditujukan 3 faktor fisiologis yaitu menurunkan isi cairan
intravascular dan non darah dengan neolistik menurunkan aktivitas susunan
saraf simpatis dan respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan
prifer dengan obat vasodilator contohnya.
Jenis-jenis pengobatan :
a) Anti hipertensi non Farmokologis
1) Kurangi tumpukan berat badan obesitas
2) Kurangi konsumsi garam dapur
3) Kurangi alkohol
4) Menghentikan merokok
5) Olaraga teratur
6) Diet rendah lemak penuh
7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah
b) Obat anti hipertensi farmakologis
1) Diuretika, pelancar kencing yang diterapkan kurangi volume
input,
Contohnya : HCT (hydrochlorothiazide) dan Spironolakton.
2) Beta-Blocker
10
Contohnya : Atenolol (Tenormin), Betaxolol Kerlone), Bisoporol,
Acebutolol, Pindolol, Propanolol.
3) Antoganis kalsium
Contohnya : Verapamil, Diltiazem, dan Dihidropiridin Amlodipin,
Felodipin, Isradipin, Lasidipin, Lerkanidipin, Nikardipin, ifedipin,
Nimodipin, dan Nisoldipin)
4) ACE inhibitor (angiotensin-converting enzyme )
Contohnya : Captopril, Lisinopril
5) Obat antihipertensi santral (simpatokolim)
Contohnya : Metildopa, Moksonidin
6) Vasodilator
Contohnya : hydralazine dan minoxidi (Arif Mansjoer, 2001, 522)
2.1.5 Pencegahan
1) Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol
2) Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur
dapat mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan
berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
3) Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan
harus segera di kurangi)
4) Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.
5) Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.
6) Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi
seseorabg yang memiliki riwayat penderita hipertensi.
7) Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk
mengendalikan stress. (Bambang Sadewo, 2004)
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau
11
mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer
lengkap kemih darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,
kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens
kreatinin protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan
ekokardiografi. (Mansjoer Arif,2000 : 49)
12
2.1.2 Keunggulan dan Keuntungan ASI Eksklusif
a. Keunggulan ASI
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena memiliki
keunggulan :
- Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk
membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang
dibutuhkan
- Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal
- Memiliki zat anti infeksi dan antibody
- Tidak akan pernah basi
- Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan
dimana saja
- Selalu aman dan bersih.
b. Keuntungan ASI
1. Bagi bayi
- Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik
- Kolostrum/susu jolong/susu pertama mengandung antibodi
yang kuat untuk mencegah infeksi
- ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan
makanan untuk bayi
- ASI mudah dicerna oleh bayi.
2. Bagi Ibu
- Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim
berkontraksi dan cepat memperlambat perdarahan
- Mempercepat penurunan berat badan
- Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada
bayi
13
2.1.3 Upaya-Upaya untuk Memperbanyak ASI
a. Ibu :
1. Sarankan ibu beristirahat cukup
2. Pengaturan makanan yang baik
- Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti
seperti jagung, ubi, kentang, roti, dan sebagainya
- Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur,
daging, ayam, ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-
kacangan dan sebagainya
- Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi,
daun katuk, wortel, buncis, dan sebagainya. Karena sayuran
tersebut dapat membantu merangsang produksi ASI
- Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel,
tomat, dan sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan
mineral
- Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam
1 hari akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan
bergizi seperti susu, air, kacang-kacangan, sari buah-buahan, air
sayuran daun hijau dan sebagainya
- Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin,
terlalu panas, mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat
pencernaan.
b. Untuk bayi, bayi harus :
- Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui
- Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman
- Tidurkan bayi di samping ibu
- Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.
14
2.1.4 Cara Menyimpan ASI
a) ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastic, termasuk plastic klip :
80-100 cc.
b) ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya
tidak digunakan lagi setelah dua hari.
c) ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
d) ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat.
e) Petunjuk untuk penyimpanan ASI dirumah :
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer
- Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.
15
kecerdasan tinggi.Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi
mendapatkan penghasilan yang lebih optimal.
5. Meningkatkan Resiko Hipertensi
Menyusui memang bermanfaat untuk menurunkan risiko berbagai
penyakit kronis. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian terbaru
yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology
melaporkan bahwa risiko hipertensi pada ibu menyusui menurun
secara drastis apabila mereka menjalani program ASI eksklusif selama
setidaknya enam bulan. Tidak hanya itu, semakin lama Anda menyusui
juga dapat mengurangi risiko obesitas dan resistensi insulin.
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa wanita yang
menyusui ASI eksklusif setidaknya selama enam bulan berpeluang
lebih kecil untuk mengalami tekanan darah tinggi dalam 14 tahun
setelahnya dibandingkan ibu yang hanya memberikan susu botol.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap lebih dari 50 ribu ibu menyusui
(yang ASI ekslusif dan yang memberikan susu formula) di Amerika
Serikat.
Penelitian ini tidak secara langsung membuktikan bahwa menyusui
dapat membuat tekanan darah menjadi lebih sehat. Namun, peneliti
menduga bahwa pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui dapat
memiliki efek jangka panjang pada kesehatan pembuluh darah dan
kestabilan tekanan darah, yang kemudian dikaitkan pada penurunan
risiko hipertensi pada ibu menyusui. Adapun Oksitosin adalah hormon
pemicu rileksasi, yang efeknya mungkin juga tercermin pada fungsi
pembuluh darah.
16
BAB III
HASIL KEGIATAN
17
3.1.6 Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, menggososk gigi sebanyak 2x/hari,
keramas 2 hari 1 x.
3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan ( Cek Up Kesehatan) Yang pernah dilakukan
Ibu mengatakan jarang melakukan pemeriksaan kesehatan baik ke
Puskesmas maupun ke klinik terdekat.
3.1.8 Pemeriksaan Fisik
Tanda – Tanda Vital
BB : 65 kg
TB : 155 cm
IMT : 27.0
TD : 150/90 mmHg
S : 36,8oC
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak teraba benjolan di kepala, rambut
berwarna hitam, distribusi rambut merata, kulit kepala bersih, tidak
ada oedema
a) Mata
Mata simetris, bentuk mata normal, pupil isokor, conjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik.
b) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, hidung bersih,
dan tidak terdapat nyeri tekan pada sinus, fungsi penciuman
baik.
c) Mulut
18
Bentuk mulut simetris, bibir klien kering dan berwarna merah
muda, tidak pucat, mulut bersih, fungsi pengecapan baik.
d) Telinga
Bentuk telinga simetris antara kiri dengan kanan, tidak terdapat
sekret, telinga bersih, fungsi pendengaran baik.
2) Leher
Bentuk leher normal, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak
teraba pembesaran kelenjar tiroid, pergerakan leher baik.
3) Dada
Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris antara kiri dan
kanan, tidak teraba benjolan, bentuk payudara simetris, tidak ada
benjolan, suara nafas vesikuler, RR 20 x/menit, tidak ada suara
murmur pada jantung.
4) Abdomen
Abdomen normal , tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
distensi pada abdomen.
5) Genitalia
-
6) Anus
-
7) Ektremitas
a) Ekstremitas Atas
Bentuk tangan simetris baik kanan maupun kiri, pergerakan
baik, tidak ada varises.
b) Ekstremitas Bawah
Bentuk kaki simetris baik kanan maupun kiri, pergerakan baik,
tidak ada varises.
19
3.1.9 Pemeriksaan Penunjang
20
3.2 Permasalahan
NO HARI/ TANGGAL MASALAH TINDAKAN RTL
1 Senin, 22 Maret Nyeri akut 1. Memantau tanda- 1. Identifikasi
2021 berhubungan tanda vital lokasi
dengan penyakit 2. Menilai tingkat karakteristik,
yang di derita nyeri durasi, frekuensi,
3. Relaksasi napas kualitas, intesitas
dalam nyeri
2. Identifikasi
respon nyeri non-
verbal
3. Ajarkan teknik
non-farmakologi
rileksisasi napas
dalam
21
rendah garam 2. Menganjurkan
3 Menganjurkan klien untuk
klien untuk mengontrol
minum obat tekanan darah
hipertensi secara rutin
4 Menganjurkan 3. Menganjurkan
klien untuk keluarga untuk
melakukan menjaga pola
olahraga setiap makan klien
hari selama 30 dengan rendah
menit garam
22
dalam istirahat yang
cukup
23
3.5 Identifikasi Keunikan Masing-Masing Profesi
3.5.1 Keperawatan memiliki keunikan tersendiri yaitu dapat melakukan
pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital serta perawatan keluarga pada
klien dengan hipertensi.
3.5.2 Kebidanan memiliki keunikan tersendiri yaitu bisa melakukan
pemeriksaan untuk menentukan tingkat pengetahuan ibu dalam
mengetahui ASI Eksklusif dan cara membuat ASI Eksklusif.
3.5.3 Teknologi Laboratorium Medis memiliki keunikan tersendiri yaitu bisa
memeriksa asam urat pada klien dengan hipertensi.
24
BAB IV
MONITORING SETELAH INTERVENSI
Setelah dilakukan implementasi selama 2 hari dan evaluasi selama 2 hari dari
tanggal 22, 23 Maret 2021 evaluasi, selanjutnya dilakukan monitoring dari intervensi
selama 2 hari. Hasil monitoring hari pertama yaitu Tekanan Darah 150/90 mmHg,
Suhu : 36,8oC, N : 88 x/menit RR : 20 x/menit. Monitoring hari kedua yaitu Tekanan
Darah 140/90 mmHg, Suhu : 36,5 oC, N : 97 x/menit RR : 20 x/menit. Dari hasil
monitoring hari ketiga melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dengan
hasil Ny.S sudah mengetahui dan mengerti tentang penyakit hipertensi, dan cara
pencegahannya, serta mengetahui tentang ASI Eksklusif dan mengetahui bahwa ASI
Eksklusif dapat menurunkan hipertensi. Ny. S mulai mengkonsumsi obat hipertensi,
hasil Tekanan Darah 140/90 mmHg, Nadi 93x/menit, RR 20x/menit, Suhu
36,7x/menit.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya
peningkatan kemampuan kolaboratif antara keperawatan, kebidanan dan
Teknologi Laboratorium Medis. Proses pembelajaran berbasis komunitas pada
mahasiswa keperawatan, kebidanan dan Teknologi Laboratorium Medis telah
berjalan sesuai dengan panduan dan terdokumentasikan dengan baik oleh
mahasiswa.
Setelah dilakukannya implementasi secara kolaboratif antara keperawatan,
kebidanan dan Teknologi Laboratorium Medis selama 2 hari terhadap keluarga
binaan klien dengan hipertensi dan ASI Eksklusif mulai dari tanggal 22 dan 23
Maret 2021 klien dapat memahami tentang penyakit hipertensi, tanda gejala, cara
pencegahan dan pengobatan hipertensi serta mengetahui tentang ASI Eksklusif
dan mengetahui bahwa ASI Eksklusif dapat menurunkan resiko hipertensi,
Sehingga klien mampu melakukan perubahan perilaku dengan cara mengkonsumsi
makanan rendah garam, klien melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan klien
dapat melanjutkan memberikan ASI Eksklusif kepada bayi nya sampai 6 bulan.
5.2 Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk menindaklanjuti Ny. S agar dapat
melakukan pemeriksaan tekanan darah di fasilitas kesehatan terdekat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta :
Mediaction.
Yanti, Damai. Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT
Refika Aditama 2.
27
LAMPIRAN
28
29
30
31