Anda di halaman 1dari 18

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

MAKALAH

Sebagai Tugas Ulangan Akhir Semester IKM

ANDHIKA FASLAH

TEM20 A1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA


II

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT pemilik dan pencipta alam semesta yang Maha Agung
dan tiada kira yang telah memberikan banyak kenikmatan dan beribu karunia-Nya sampai
bahkan tak terhitung.

Tak lupa shalawat beriringkan salam sejahtera selalu tercurahlimpahkan kepada


junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sang pemuda padang pasir pembawa peradaban
paling mutakhir yang telah mengajarkan kita berbagai pelajaran bagi kehidupan kita di dunia
yang amalan itu akan kita tabung untuk di akhirat kelak.

Dalam makalah ini memuat tentang ilmu-ilmu kesehatan nasional. Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah supaya dapat mengetahui bahwa sistem kesehatan nasional
juga memiliki banyak ilmu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir kelas XII, serta disajikan
berdasarkan bentuk kepedulian saya agar kita bisa sama-sama memperluaswawasan kita
semua khususnya tentang “Sistem Kesehatan Nasional”, InsyaAllah semoga ini bisa
menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Terimakasih saya ucapkan kepada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan


Jakarta II, seluruh civitas akademika terkhusus bapak Rojali selaku pembimbing penyusunan
makalah, orang tua, kerabat dan teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan
kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Tak ada jalan yang tak berlubang, tentu saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sekian kata pengantar ini saya buat, mohon maaf bila masih banyak kesalahan
dalam penyusunan makalah ini.

Kuningan, 18 Januari 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan penelitian.....................................................................................................................3
D. Manfaat penelitian...................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian sistem kesehatan nasional....................................................................................4
B. Dasar pembangunan kesehatan..............................................................................................4
C. Dasar sistem kesehatan nasional............................................................................................5
D. Landasan Sistem Kesehatan Nasional....................................................................................8
E. Dasar Hukum Kesehatan Nasional.........................................................................................9
F. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional.........................................................................10
G. Cara penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional............................................................11
1. Subsistem upaya kesehatan...............................................................................................11
2. Subsistem pembiayaan kesehatan....................................................................................11
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan.................................................................11
4. Subsistem obat & perbekalan kesehatan.........................................................................12
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat.............................................................................12
6. Subsistem manajemen kesehatan.....................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan


upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, maka perlu diselenggarakan beberapa penunjang pelayanan kesehatan, antara
lain pusat pelayanan kesehatan di masyarakat atau Puskesmas. Puskesmas merupakan
salah satu sistem pelayanan kesehatan yang menunjang peningkatan pelayanan
kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat. Selain sebagai tempat berobat bagi
masyarakat, puskesmas juga memberikan pelayanan kesehatan yang lain, khususnya
keperawatan. Dalam upaya pelaksanaan pelayanan keperawatan dibutuhkan perawat
yang mampu menjalankan perannya sesuai harapan dan kompetensi yang telah
ditentukan.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau biasa disingkat puskesmas termasuk sebagai
sarana penyelenggara upaya kesehatan primer, yaitu upaya kesehatan dimana terjadi
kontak pertama masyarakat dengan pelayanan kesehatan (Hartono, 2010).
Di Indonesia dari tahun ke tahun, pneumonia selalu menduduki peringkat atas
penyebab kematian bayi dan anak balita dan selalu berada pada daftar 10 penyakit
terbesar setiap tahunnya di fasilitas kesehatan,seperti puskesmas (Kemenkes RI,
Gambaran persebaran kasus diperoleh berdasarkan data insiden pneumonia balita
berobat, yaitu jumlah penderita balita yang diobati dibagi dengan total populasi balita
di wilayah program dikali seratus persen. Gambaran peta insiden kasus pneumonia
berobat dari tahun 2005 sampai tahun 2009 menunjukkan bahwa pneumonia tersebar
di seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 2005 Provinsi Sumatera Utara merupakan
salah satu provinsi yang memiliki insiden pneumonia tertinggi (>4%) (Kemenkes RI,
2010).
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama telah melakukan
berbagai upaya dalam pengobatan pneumonia, yaitu dengan pengobatan pneumonia
secara terpisah ataupun dengan menggabungkan manajemen perwatan beberapa
penyakit pada balita yang disebut manajemen terpadu balita sakit (MTBS). MTBS
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit

1
dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksanakan balita sakit. MTBS telah diadaptasi pada tahun 1997 atas
kerjasama antara Kemenkes RI, WHO, United Nations International Children's
Emergency Fund (Unicef) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). WHO
memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan strategi upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
bayi dan balita di negara-negara berkembang (Depkes RI, 2008).
Bank Dunia tahun 1993 menjabarkan bahwa MTBS adalah intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
pneumonia, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi
dari keadaan tersebut (Depkes RI, 2008). Indonesia merupakan negara pertama di
Asia Tenggara yang menerapkan MTBS sejak tahun 1997. Sejak itu penerapan
Universitas Sumatera Utara 7 MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap dan
up-date buku bagan MTBS dilakukan secara berkala (Dirjen Bina Kesehatan Anak,
2011).
Dalam kurun tahun 2007-2008, Departemen Kesehatan RI bekerjasama
dengan IDAI yang terkait, United States Agency for International Development
(USAID), WHO serta Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ)
melaksanakan serangkaian kegiatan untuk meng-up date modul MTBS tersebut yang
didasarkan pada evidence and recomnedations for further adaptations dalam technical
updates of the guidelines on Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
yang diterbitkan WHO tahun 2005 serta adanya perubahan kebijakan pada beberapa
program terkait tentang tatalaksana penyakit untuk MTBS (Depkes RI, 2008).

B. Rumusan masalah
Dalam latar belakang di atas, maka penulis membatasi dalam rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu sistem kesehatan nasional?
2. Bagaimana kesehatan nasional di masa sekarang?
3. Bagaimana presepsi masyarakat tentang sistem kesehatan nasional?

2
C. Tujuan penelitian
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-yingginya.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya
apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar
pelaku maupun antar subsistem SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh
sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

D. Manfaat penelitian
1. Agar masyarakat muslim lebih paham lagi akan sistem kesehatan nasional
2. Agar masyarakat muslim terpacu untuk saling berlomba-lomba dalam
menebar kebaikan
3. Meluruskan pandangan mengenai suatu perihal pada sistem kesehatan
nasional

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem kesehatan nasional
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia
secaraterpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalamPembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga merupakan wujud
dansekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang

3
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainyatujuan pembangunan kesehatan.

B. Dasar pembangunan kesehatan


Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan mendasarkan pada:

a. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu
berbudi luhur, memegang teguh etikaprofesi, dan selalu menerapkan
prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial
serta gotong-royong.

c. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyaihak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang suku, golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas

4
kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.

d. Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih
mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.

C. Dasar sistem kesehatan nasional


Dalam penyelenggaraan SKN perlu mengacu pada dasar-dasar sebagai
berikut:
a. Hak Asasi Manusia (HAM)

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan


Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa
dan kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN berdasarkan
pada prinsip hak asasi manusia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H
ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama, 
jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan perempuan
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

b. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis


Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untukmencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan
Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun
dengan sistem serta subsistem lain di luarSKN. Dengan tatanan ini,
maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan

5
prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan
sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

c. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (GoodGovernance) 
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,du
kungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan
tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good
governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara
demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional,
profesional serta bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat
(akuntabel).

d. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi
berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (lawenforcement).

e.  Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampumelakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang didasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan
kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis
baik yang bersifat internal maupun eksternal.

f. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan
rencanakebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program
kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender.
Kesetaraan gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan
kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta kesamaan
dalam memperoleh manfaat pembangunan kesehatan. Keadilan gender

6
adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan
perempuan dalam pembangunan kesehatan.

g. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan
hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur
secara kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara
kualitatif dari meningkatnya kualitas
hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan
daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN, walaupun
dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi serta
kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar bagi rakyat.

D. Landasan Sistem Kesehatan Nasional


1. Landasan idil yaitu Pancasila
2. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,
 Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
Mempertahanka hidup dan kehidupannya”
 Pasal 28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.”
  Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia”
 Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”

7
 Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat”
 Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”
 Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”
3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

E. Dasar Hukum Kesehatan Nasional


Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahansesuai dengan
dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telahkami jelaskan pada latar
belakang di atas bahwa SKN ditetapkan pertamakali pada tahun 1982. Lalu pada
tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagaipengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian
diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan menjadi
SKN 2012.Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar hukum yang
telahditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain:
1.  SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES
Nomor99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.

2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES
Nomor131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI
Nomor374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167(4)
tentang Kesehatan.

4.  SKN 2012

8
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N)2005-2025.


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
merupakan arah pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-


2025 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang KesehatanTahun 2005-
2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

F. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional


Pertama kali disusun pada tahun 1982 yangdisebut “Sistem Kesehatan
Nasional 1982 (disyahkan dengan KEPMENKESNo.99a/Men.Kes/SK/III/1982). SKN
adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa indonesia meningkatkan
kemampuan mencapai derajat kesehatan optimal (SKN 1982)Sesuai dengan tuntutan
reformasi di sempurnakan pada tahun 2004 disebut Sistem Kesehatan Nasional 2004)
(disyahkan dengan KEPMENKES RI No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah
suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945(SKN, 2004)Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun
2004 diartikan sebagai tatanan yg menghimpun berbagai upaya (pelayanan) kesehatan
masyarakat(UKM) dan upaya (pelayanan) kesehatan perorangan (UKP)secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yg setinggi-
tingginya (SKN, 2004)Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009
sebagai penyempurnaan dari SKN sebelumnya merupakan bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama
seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya pembangunan
kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) 2009 yang di sempurnakan ini diharapkan mampu
menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini

9
maupun di masa yang akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut
menjadi sangat penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas
perkembangan demokrasi, desentralisasi dan globalisasi serta tantangan lainnya yang
juga semakin berat, cepat berubah dan sering tidak menentu.

G. Cara penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional


1. Subsistem upaya kesehatan
 UKM diselenggarakan oleh pemerintah dg peran aktif masy dan swasta.
 UKP diselenggarakan oleh masy, swasta dan pemerintah.
 Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh swasta harus memperhatikan
fungsi sosial.
 Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu.
 Penyelenggaraan upaya kesehatan, termasuk pengobatan tradisional dan
alternatif, harus tidak bertentangan dg kaidah ilmiah.
 Penyelenggaraan upaya kesehatan harus sesuai dg nilai dan norma sosial
budaya serta moral dan etika profesi.

2. Subsistem pembiayaan kesehatan


 Jumlah dana kesehatan harus cukup dan dikelola secara berdaya-guna, adil
dan berkelanjutan, didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.
 Dana pemerintah untuk pembiayaan UKM dan UKP bagi masy rentan dan
keluarga miskin.
 Dana masy diarahkan untuk pembiayaan UKP yg terorganisir, adil,
berhasil-guna dan berdaya-guna melalui JPK.
 Pemberdayaan masy dalam pembiayaan kesehatan melalui penghimpunan
dana sosial atau memanfaatkan dana masyarakat yg telah terhimpun.
 Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan
kesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan


 Pengadaan tenaga kesehatan mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi Nakes
disesuaikan dg kebutuhan dan dinamika pasar.

10
 Pendayagunaan Nakes memperhatikan asas pemerataan pelayanan
kesehatan serta kesejahteraan dan keadilan.
 Pembinaan Nakes diarahkan pd penguasaan IPTEK serta pembentukan
moral dan akhlak sesuai dg ajaran agama dan etika profesi.
 Pengembangan karir dilaksanakan secara objektif, transparan, berdasarkan
prestasikerja dan disesuaikan kebutuhan pembangunan kesehatan secara
nasional.

4. Subsistem obat & perbekalan kesehatan


 Tidak boleh diperlakukan sebagai komoditas ekonomi.
 Penetapan harganya dikendalikan oleh pemerintah.
 Tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan.
 Peredaran serta pemanfaatannya tidak bertentangan dengan hukum, etika
dan moral.
 Mengutamakan obat esensial generik bermutu didukung pengembangan
industri bahan baku.
 Optimalisasi industri nasional dengan memperhatikan keragaman produk
dan keunggulan daya saing.
 Disesuaikan standar formularium obat rumah sakit dan mengacu DOEN
 Diselenggarakan secara rasional dengan memperhatikan aspek mutu,
manfaat, harga, kemudahan diakses serta keamanan.
 Pengembangan dan peningkatan obat tradisional yg bermutu tinggi, aman,
me5miliki khasiat nyata dan teruji secara ilmiah.
 Pengamanan diselenggarakan dari tahap produksi, distribusi dan
pemanfaatan.
 Kebijaksanaan Obat Nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama pihak
terkait lainnya.

5. Subsistem pemberdayaan masyarakat


 Berbasis masyarakat.
 Pemberdayaan dlm voice dan choise.
 Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masy.
 Kemitraan dng semangat gotong royong.

11
 Pemerintah bersikap terbuka, bertanggung jawab dan tanggap.

6. Subsistem manajemen kesehatan


 Berpedoman pd desentralisasi, dekon & tugas pembntn dlm wadah NKRI.
 Perlu dukungan kejelasan hubungan admin dg sektor lain serta antar unit
kesehatan di berbagai jenjang.
 Koordinasi yg jelas dg sektor lain serta antar unit kes dlm jenjang yg sama.
 Adanya kejelasan kewenangan, tugas & tanggung jawab antar unit kes
 Mencakup seluruh data yg terkait.
 Mendukung proses pengambilan Keputusan.
 Sesuai dg kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan.
 Harus akurat, cepat dan tepat, dan mendayagunakan TI.
 Diperoleh melalui pencatatan-pelaporan, dan survai.
 Memperhatikan aspek kerahasiaan di bidang kes dan kedokteran
 Pengembangan & pemanfaatan IPTEK kes utk kepentingan masy.
 Pengembangan & pemanfaatan IPTEK kes tdk boleh bertentangan dg
etika moral & nilai agama.
 Dipakai sebagai acuan dlm mengembangkan peraturan perundangan kes
daerah.
 Hukum kes mencakup peraturan perundangan, pelayanan advokasi &
peningkatan kesadaran hukum.
 Perlu didukung oleh pembentukan dan pengembangan jaringan informasi,
dokumentasi hukum kes serta pengembangan satuan unit organisasi hukum
kes di Depkes.

12
BAB III

PENUTUP
 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan carapenyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukanberbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah gunamenjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalamkerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimanadimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem
KesehatanNasional terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengandinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan
pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkanpertama kali pada tahun
1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN2004 sebagai pengganti SKN 1982.
SKN 2004 ini kemudian digantidengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009
ini dimutakhirkanmenjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu
padadasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaandari SKN


sebelumnya merupakan bentuk dan carapenyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang dilakukan olehpemerintah bersama seluruh elemen bangsa
dalam rangka untukmeningkatkan tercapainya pembangunan kesehatan
dalammewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
SistimKesehatan Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan inidiharapkan
mampu menjawab dan merespon berbagai tantanganpembangunan kesehatan
di masa kini maupun di masa yang akandatang. Adanya SKN yang
disempurnakan tersebut menjadi sangatpenting kedudukannya mengingat
penyelenggaraan pembangunankesehatan pada saat ini semakin kompleks
sejalan dengankompleksitas perkembangan demokrasi, desentralisasi,
danglobalisasi serta tantangan lainnya yang juga semakin berat, cepatberubah
dan, sering tidak menentu.

13
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945.Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.Peraturan
Presiden No.72 Tahun 2012 Tentang Sistem KesehatanNasional.

14

Anda mungkin juga menyukai