MAKALAH
ANDHIKA FASLAH
TEM20 A1
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pemilik dan pencipta alam semesta yang Maha Agung
dan tiada kira yang telah memberikan banyak kenikmatan dan beribu karunia-Nya sampai
bahkan tak terhitung.
Dalam makalah ini memuat tentang ilmu-ilmu kesehatan nasional. Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah supaya dapat mengetahui bahwa sistem kesehatan nasional
juga memiliki banyak ilmu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir kelas XII, serta disajikan
berdasarkan bentuk kepedulian saya agar kita bisa sama-sama memperluaswawasan kita
semua khususnya tentang “Sistem Kesehatan Nasional”, InsyaAllah semoga ini bisa
menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Tak ada jalan yang tak berlubang, tentu saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sekian kata pengantar ini saya buat, mohon maaf bila masih banyak kesalahan
dalam penyusunan makalah ini.
i
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan penelitian.....................................................................................................................3
D. Manfaat penelitian...................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian sistem kesehatan nasional....................................................................................4
B. Dasar pembangunan kesehatan..............................................................................................4
C. Dasar sistem kesehatan nasional............................................................................................5
D. Landasan Sistem Kesehatan Nasional....................................................................................8
E. Dasar Hukum Kesehatan Nasional.........................................................................................9
F. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional.........................................................................10
G. Cara penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional............................................................11
1. Subsistem upaya kesehatan...............................................................................................11
2. Subsistem pembiayaan kesehatan....................................................................................11
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan.................................................................11
4. Subsistem obat & perbekalan kesehatan.........................................................................12
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat.............................................................................12
6. Subsistem manajemen kesehatan.....................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksanakan balita sakit. MTBS telah diadaptasi pada tahun 1997 atas
kerjasama antara Kemenkes RI, WHO, United Nations International Children's
Emergency Fund (Unicef) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). WHO
memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan strategi upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
bayi dan balita di negara-negara berkembang (Depkes RI, 2008).
Bank Dunia tahun 1993 menjabarkan bahwa MTBS adalah intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
pneumonia, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi
dari keadaan tersebut (Depkes RI, 2008). Indonesia merupakan negara pertama di
Asia Tenggara yang menerapkan MTBS sejak tahun 1997. Sejak itu penerapan
Universitas Sumatera Utara 7 MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap dan
up-date buku bagan MTBS dilakukan secara berkala (Dirjen Bina Kesehatan Anak,
2011).
Dalam kurun tahun 2007-2008, Departemen Kesehatan RI bekerjasama
dengan IDAI yang terkait, United States Agency for International Development
(USAID), WHO serta Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ)
melaksanakan serangkaian kegiatan untuk meng-up date modul MTBS tersebut yang
didasarkan pada evidence and recomnedations for further adaptations dalam technical
updates of the guidelines on Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
yang diterbitkan WHO tahun 2005 serta adanya perubahan kebijakan pada beberapa
program terkait tentang tatalaksana penyakit untuk MTBS (Depkes RI, 2008).
B. Rumusan masalah
Dalam latar belakang di atas, maka penulis membatasi dalam rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu sistem kesehatan nasional?
2. Bagaimana kesehatan nasional di masa sekarang?
3. Bagaimana presepsi masyarakat tentang sistem kesehatan nasional?
2
C. Tujuan penelitian
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-yingginya.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya
apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar
pelaku maupun antar subsistem SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh
sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
D. Manfaat penelitian
1. Agar masyarakat muslim lebih paham lagi akan sistem kesehatan nasional
2. Agar masyarakat muslim terpacu untuk saling berlomba-lomba dalam
menebar kebaikan
3. Meluruskan pandangan mengenai suatu perihal pada sistem kesehatan
nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem kesehatan nasional
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia
secaraterpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalamPembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga merupakan wujud
dansekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang
3
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainyatujuan pembangunan kesehatan.
a. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu
berbudi luhur, memegang teguh etikaprofesi, dan selalu menerapkan
prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial
serta gotong-royong.
c. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyaihak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang suku, golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas
4
kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
d. Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih
mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
5
prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan
sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
c. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (GoodGovernance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,du
kungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan
tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good
governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara
demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional,
profesional serta bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat
(akuntabel).
d. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi
berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (lawenforcement).
e. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampumelakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang didasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan
kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis
baik yang bersifat internal maupun eksternal.
f. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan
rencanakebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program
kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender.
Kesetaraan gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan
kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta kesamaan
dalam memperoleh manfaat pembangunan kesehatan. Keadilan gender
6
adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan
perempuan dalam pembangunan kesehatan.
g. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan
hasil guna dan daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur
secara kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara
kualitatif dari meningkatnya kualitas
hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan
daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN, walaupun
dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi serta
kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar bagi rakyat.
7
Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat”
Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”
Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”
3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES
Nomor131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI
Nomor374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167(4)
tentang Kesehatan.
4. SKN 2012
8
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
9
maupun di masa yang akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut
menjadi sangat penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas
perkembangan demokrasi, desentralisasi dan globalisasi serta tantangan lainnya yang
juga semakin berat, cepat berubah dan sering tidak menentu.
10
Pendayagunaan Nakes memperhatikan asas pemerataan pelayanan
kesehatan serta kesejahteraan dan keadilan.
Pembinaan Nakes diarahkan pd penguasaan IPTEK serta pembentukan
moral dan akhlak sesuai dg ajaran agama dan etika profesi.
Pengembangan karir dilaksanakan secara objektif, transparan, berdasarkan
prestasikerja dan disesuaikan kebutuhan pembangunan kesehatan secara
nasional.
11
Pemerintah bersikap terbuka, bertanggung jawab dan tanggap.
12
BAB III
PENUTUP
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan carapenyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukanberbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah gunamenjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalamkerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimanadimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem
KesehatanNasional terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengandinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan
pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkanpertama kali pada tahun
1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN2004 sebagai pengganti SKN 1982.
SKN 2004 ini kemudian digantidengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009
ini dimutakhirkanmenjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu
padadasar-dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
13
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945.Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.Peraturan
Presiden No.72 Tahun 2012 Tentang Sistem KesehatanNasional.
14