DOSEN PEMBIMBING
dr. Ahmad Husairi, M. Imun
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang “Oral Hygiene dalam perspektif Islam.”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk dr. Ahmad Husairi, M. Imun selaku dosen mata kuliah Agama
Islam yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh
supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam semua kalnagan
khususnya di bidang kedokteran gigi.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.Di akhir kami
berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Definisi Oral Hygiene ...................................................................... 3
2.2 Oral Hygiene Dalam Perspektif Islam ............................................. 3
2.3 Tujuan Oral Hygiene ........................................................................ 5
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene...................................... 6
2.5 Faktor Resiko Masalah Oral Hygiene .............................................. 6
BAB III PENUTUP .................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
kehidupan sejahtera lahir dan bathin. Banyak ayat dalam al-Qur’ān yang
menyampaikan tentang cara untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, antara lain
seperti disebut dalam surat Al-Baqarah (2; 222) yang mengingatkan manusia agar
selalu menjaga kebersihan dan kesucian. Adapun bunyi Surat al Baqarah (2; 222) :
ta’ala. Shalat adalah ibadah wajib yang dilakukan 5 (lima) kali sehari, dengan
demikian kebersihan gigi akan terjaga sepanjang hari dan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya penyakit gigi. Hal ini menunjukkan, bahwa Rasulullah
adalah tauladan bagi umat Islam yang mengajarkan manusia untuk memelihara
kesehatan gigi. Pada kenyataannya setelah diteliti ternyata siwak mempunyai
keunggulan sebagai alat pembersih gigi yang baik hingga saat ini. Hadits di atas
menegaskan betapa pentingnya manusia menjaga kebersihan (gigi) demi
menghindarkan dari berbagai penyakit, namun ada kekhawatiran Nabi
Shallallu‘alaihi Wasallam bahwa hadits ini akan memberatkan umat Islam
sehingga beliau tidak mewajibkannya walaupun dalam kehidupan sehari-hari
beliau menggosok gigi beberapa kali. Para sahabat menggambarkan keadaan gigi
Nabi Shallallu‘alaihi Wasallam adalah giginya teratur rapi, walaupun agak
jarang tetapi selalu bersih berkilau. Dengan penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai agama Islam dalam perilaku sehari-hari secara tidak disadari merupakan
upaya pencegahan penyakit menjaga kesehatan rongga mulut (Budiarti, 2014).
Disamping itu, dalam Islam mengajarkan untuk selalu menjaga
kebersihan diri dengan rutin untuk mandi dan berwudhu. Berwudhu sebelum
melakukan setiap kegiatan yang bermanfaat dan sebelum berbicara kepada orang
lain merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu‘alaihi
Wasallam. Dalam metode berwudhu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu‘alaihi Wasallam dimana di dalam praktiknya pada bagian yaitu
berkumur 3 kali menunjukkan suatu proses pembilasan pembersihan rongga
mulut. Bahkan sewaktu Nabi Muhammad Shallallu‘alaihi Wasallam selesai
makan, beliau memerintahkan para sahabatnya untuk mencuci mulut mereka saat
setelah memakan makanan yang mengandung zat lemak yang tinggi seperti susu
dan gula (Sawiq). Apabila zat ini terlalu lama berada di dalam rongga mulut,
maka dapat menyebabkan munculnya bau mulut (halitosis) dan karies gigi yang
termasuk salah satu akibat apabila tidak menjaga kebersihan Oral Hygiene
dengan baik. Proses pembilasan mulut ini dianggap sebagai suatu perilaku yang
sangat penting untuk diterapkan. Praktek berwudhu ini sangat penting
dikarenakan dapat menggugurkan dosa-dosa dan membuat umat Islam lebih
dekat kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala (Owens et al., 2015).
Host
Mikro-
organisme
7
e. Stomatitis
Stomatitis adalah suatu kondisi peradangan pada mulut karena kontak
dengan pengiritasi, defisiensi vitamin, atau infeksi. Stomatitis yang meupakan
komplikasi mukosa dapat meningkatkan risiko infeksi sistemik dan secara
signifikan mempengaruhi kualitas hidup dan biaya perawatan. Perawatan mulut
selama perawatan sangat penting untuk mencegah pengembangan stomatitis.
Meskipun stomatitis jarang mengancam jiwa, stomatitis mengganggu sebagian
besar pengobatan kanker. Kemajuan dalam pencegahan dan manajemen stomatitis
secara signifikan akan meningkatkan kualitas hidup pasien (Kato et al., 2017).
8
f. Glossitis
Geographic tongue atau benign migratory Geographic tongue atau benign
migratory glossitis atau erythema migrains adalah suatu lesi inflamasi pada lidah
yang bersifat jinak dan tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi ganas.
Kelainan ini sesuai dengan namanya, terjadi pada lidah khususnya pada bagian
dorsum atau pada bagian lateral lidah. Lesi pada GT bersifat asimptomatik karena
terdapat atrofi papilla atau depapilasi dari papilla filiformis yang mampu
mengubah sensasi (Pinasthika et al., 2018).
g. Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang
buruk atau defisiensi vitamin. Dapat terjadi pada interdental papil, tepi gusi, gusi
cekat, atau kombinasinya. Gingivitis ditandai adanya perubahan warna gusi
menjadi lebih merah atau pucat, mudah berdarah, gusi membengkak sehingga
permukaannya mengkilat dan licin, konsistensi lunak, terasa tidak nyaman, dan
dapat disertai halitosis. Perawatan gingivitis adalah dengan menghilangkan faktor
penyebabnya yaitu bakteri plak dengan cara skeling, Root Planing, kuretase,
disertai instruksi pemeliharaan kebersihan mulut (Usri et al., 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan
mulut, gigi dan gusi. Menurut WHO, kebersihan gigi dan mulut atau oral hygiene
merupakan suatu keadaan terbebas dari nyeri pada mulut, wajah, infeksi dan luka
pada mulut, penyakit periodontal, kerusakan gigi, kehilangan gigi serta gangguan-
gangguan yang membatasi kapasitas individu dalam menggigit, mengunyah,
tersenyum, berbicara dan kepercayaan diri. Oral Hygiene bertujuan untuk
membersihkan dan menyegarkan rongga mulut (mulut, gigi dan gusi), menjaga
kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah penyakit yang penularannya
melalui mulut, mencegah terjadinya infeksi rongga mulut, melembabkan
membran mulut dan bibir dan mempertinggi daya tahan tubuh. Faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan oral hygiene terdiri dari lima faktor,
yaitu pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, kebiasaan
atau perilaku, praktik dan status sosial ekonomi, kondisi fisik dan karena pilihan
pribadi. Tidak melakukan oral hygiene dapat menyebab potensi terkena penyakit
gigi dan mulut semakin tinggi seperti, keries gigi, penyakit periodontal, plak,
halitosis, keilosis, stomatitis, glossitis dan gingivitis.
3.2 Saran
Menjaga kebersihan mulut merupakan keniscayaan yang tidak dapat
ditawa-tawar lagi. Bukan cuma untuk mencegah sakit gigi ataupun bau nafas yang
kurang sedap, melainkan lebih dari itu, kebersihan merupakan anjuran agama
islam. Islam menyadari bahwa mulut merupakan pintu masuk berbagai penyakit
yang bersumber dari makanan yang kita makan setiap hari. Sebagai umat muslim
diharapkan mempunyai perilaku kesehatan yang baik karena dalam Islam terdapat
hadits yang menganjurkan agar umatnya senantiasa mengamalkan kebersihan,
tidak hanya kebersihan pribadi tetapi juga kebersihan lingkungan yang akan
membentuk kehidupan sejahtera lahir dan bathin. Oleh karena itu, mari mulai dari
sekarang kita membiasakan diri kita untuk selalu menjaga kebersihan khususnya
kebersihan rongga mulut, karena kebersihan dan kesehatan rongga mulut
merupakan salah satu penentu kualitas hidup manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti R. 2014. Tingkat Keimanan Islam dan Status Karies Gigi Santri. Jurnal
Health Quality; 5(1): 1-66
Fatikarini I, Handajani Juni. 2011. Pengunyahan Permen Karet Gula dan Xylitol
Menurunkan Pembentukan Plak Gigi. Maj Ked Gi; 18(1): 11-14.
Owens J, Sami W. 2015. The Role of the Qur’an and Sunnah in Oral Health
Journal Relig Health; 55(6): 1954–1967.