Anda di halaman 1dari 24

READING JURNAL PERSONAL HYGINE PADA BAYI BARU LAHIR

MAKALAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Tema 13

“Asuhan Bayi Balita Dan Anak Prasekolah”

DOSEN PEMBIMBING:

Ibu Lina Haryani M.Keb

DISUSUN OLEH:

Rima Siti Maryama 314119006

Siti Masripah 314119045

Imelia 314119049

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI

UNIVERSITAS JENDERAL ACMAD YANI CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas “Makalah Reading jurnal personal
hygine ”

Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami sebagai penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulisan kami ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas tema 13 “Asuhan Bayi
Balita Dan Anak Prasekolah” pada program studi S1 Kebidanan dan Profesi, Universitas Jenderal
Acmad Yani Cimahi. Kami sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.

Kami sebagai penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Akhir kata, kami sebagai penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Cimahi, 17 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

2.1 Pengertian Personal hygien....................................................................................................4

2.2 Macam-macam Personal Hygien...................................................................................4

2.3 Tujuan Personal Hygiene...............................................................................................9

2.4 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Personal Hygiene........................................15

2.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.......................................16

2.6 Kebutuhan Personal Hyigene.......................................................................................18

BAB III JOURNAL READING TASK WORKBOOK.......................................................................33

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................35

3.1 Kesimpulan dan Saran.........................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................38
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Personal hygiene adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan


seseorang untuk menjaga kesejahteraan fisik dan psikis (Hassan, 2012). Personal hygiene
merupakan upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatannya. Kebersihan diri
atau personal hygiene merupakan sesuatu yang sangat penting dan tentunya perlu
diperhatikan karena termasuk dalam pencegahan primer yang spesifik, serta dapat
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang dalam
kehidupan hariannya (Putra, 2017).. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa betapa
pentingnya seseorang untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya yaitu personal hygiene,
yang nantinya dapat meminimalkan masuknya berbagai macam mikroorganisme yang ada dan
pada akhirnya mencegah individu terserang penyakit.Upaya pola hidup sehat akan lebih
ditingkatkan untuk mendukung peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna.

Semua itu merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari kebiasaan hidup yang
kurang dan tidak memenuhi persyaratan e> sehatan (Depkes RI, 2009). Personal hygiene yang
kurang baik pada anak sekolah masih merupakan masalah yang sering muncul. Menurut Putra
(2018), fenomena yang terjadi saat ini adalah masalah masih banyak anak usia sekolah yang
mengalami personal hygiene yang tidak baik. Salah satu penyakit yang sering didapati pada
masyarakat saat ini adalah diare, terlebih pada anak-anak

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan personal hygine ?

2. Apa saja macam-macam personal hygine ?

3. Apa tujuan personal hygine ?

4. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan personal hygine?

5. Bagaimana Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene?

6. kebutuhan personal hygine pada bayi baru lahir ?


1.3 Tujuan Makalah

1. Menjelaskan pengertian personal hygine

2. Menjelaskan macam-macam personal hygine

3. Menjelskan tujuan personal hygine

4. Menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan personal hygine

5. Menjelaskan Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

6. Menjelaskan kebutuhan personal hygine pada bayi baru lahir


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Personal Hygiene

Hygiene berasal dari istilah Yunani "Hygeia" yang memiliki arti "Dewi Kesehatan".
Kebersihan dapat didefinisikan sebagai, "Ilmu pengetahuan yang terkait dengan pelestarian dan
promosi kesehatan" (Lal & G, 2016).Personal hygiene adalah tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk menjaga kesejahteraan fisik dan psikis (Hassan,
2012). Personal hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatannya. Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan sesuatu yang sangat penting
dan tentunya perlu diperhatikan karena termasuk dalam pencegahan primer yang spesifik,
serta dapat mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang
dalam kehidupan hariannya (Putra, 2017). Personal hygiene merupakan kebersihan dan
kesehatan seorang individu yang memiliki tujuan mencegah munculnya penyakit pada diri
sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis (Zakiudin, 2016). Personal hygiene
pada bayi baru lahir Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto
& Wartonah, 2011).

2.2 Macam-macam personal hygine

Menurut Temitayo (2016), personal hygiene dibagi menjadi:

1. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ terluar yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari kuman atau
trauma, sekresi, ekskresi, dan pengatur suhu tubuh. Tujuan perawatan kulit adalah untuk
menghindari bau badan, menciptakan perasaan nyaman, dan terbebas dari berbagai penyakit.

2. Mandi

Mandi merupakan bagian yang penting dalam menjaga kebersihan diri, mandi dapat
menghilangkan bau, menghilangkan kotoran yang menempel, melancarkan peredaran darah,
dan memberi kesegaran dalam tubuh.

3. Perawatan mulut dan gigi

Perawatan pada mulut disebut juga oral hygiene, melalui perawatan pada rongga mulut, sisa-
sisa makanan yang terdapat dimulut dapat dibersihkan, maka sangat penting untuk menggosok
gigi minimal dua kali sehari, sangat dianjurkan untuk berkumur atau menggososk gigi setelah
makan dan memakai sikat gigi sendiri.

4. Kebersihan tangan, kaki, dan kuku

Tangan, kaki, dan kuku yang bersih menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit, tangan
dan kuku yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi pada makanan dan penyakit-
penyakit tertentu, untuk menghindari bahaya, disarankan untuk membersihkan tangan
sebelum makan dan memotong kuku secara teratur

5. Cuci tangan

Mencuci tangan menggunakan sabun dengan benar pada lima waktu penting, yaitu sebelum
makan, sebelum memegang bayi, setelah buang air, setelah menceboki anak, dan sebelum
menyiapkan makanan agar terhindar dari berbagai penyakit.

6. Kebersihan pakaian

Pakaian banyak menyerap keringat dan debu kotoran, dalam sehari saja, pakaian dapat
menyebabkan bau yang mengganggu, untuk itu perlu mengganti pakaian bersih setiap hari agar
kebersihan tubuh juga terjaga.

2.3 Tujuan personal hygiene

Tujuan personal hygiene adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara


kebersihan diri, mencegah berbagai penyakit, menciptakan keindahan, dan meningkatkan rasa
kepercayan diri (Temitayo, 2016)

2.4 Faktor-faktor yang berhubungan personal hygiene

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), ada beberapa faktor yang memengaruhi personal
hygiene seperti:

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sendiri yang memhubungani kebersihan diri, misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli lagi dengan kebersihan dirinya.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak yang dimanja dalam kebersihan diri oleh orang tuanya, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene pada anak tersebut.

3. Status sosial ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, dan sikat gigi, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya akan menambah beban bagi
keluarga yang kurang status ekonominya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.

5. Budaya

Pada budaya sebagian masyarakat, jika individu sakit tertentu tidak boleh mandi.

6. Kebiasaan seseorang

Kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawata diri seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.7. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu atau
sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

2.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

Berikut dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut (Tarwoto &
Wartonah, 2010) :

1. Dampak fisik

Gangguan fisik yang terjadi karena adanya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan yang sering terjadi adalah
gangguan kulit, mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan lain lain.

2. Dampak psikososial

Masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan


kebutuhan rasa nyaman, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.6 Kebutuhan Personal Hygiene

 Neonatus (0 – 28 hari)

Dalam menjaga kebersihan bayi baru lahir sebenarnya tidak perlu dengan langsung di
mandikan, karena sebaiknya bagi bayi baru lahir di anjurkan untuk memandikan bayi setelah 6
jam bayi dilahirkan. Hal ini dilakukan agar bayi tidak kehilangan panas yang berlebihan,
tujuannya agar bayi tidak hipotermi. Karena sebelum 6 jam pasca kelahiran suhhu tubuh bayi
sangatlah labil. Bayi masih perlu beradaptasi dengan suhu di sekitarnya.

Setelah 6 jam kelahiran bayi di mandikan agar terlihat labih bersih dan segar. Sebanyak 2 kali
dalam sehari bayi di mandikan dengan air hangat dan ruangan yang hangat agar suhu tubuh
bayi tidak hilang dengan sendirinya. Diusahakan bagi orangtua untuk selalu menjaga keutuhan
suhu tubuh dan kestabilan suhu bayi agar bayi selalu merasa nyaman, hangat dan terhindar
dari hipotermi.

BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu
warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan
berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi
didaerah genetalia.

Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8
kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak
terjadi ritasi didaerah genetalia.

 Bayi (29 hari – 1 tahun)

Seorang bayi yang berusia kurang dari 1 tahun memiliki suhu tubuh yang lebih stabil dan tidak
mudah hilang seperti bayi baru lahir. Kehangatan yang didapat seorang bayi sangatlah penting.
Bayi yang mendapat kehangatan cukup sangat lah merasa nyaman dan tenang karena yang di
butuhkan bayi adalah kenyamanan baik itu dalam kebersihan akan tubuhnya maupun
kehangatan yang didapat.

Bayi dimandikan dua kali sehari. Bayi yang telah berusia 1 tahun tidak harus di mandikan
dengan air hangat tapi dapat di mandikan dengan air biasa karena ini dilakukan untuk
melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar. Bayi yang telah di mandikan dengan air biasa
akan terbiasa dengan suhu tubuh yang tidak selalu hangat sehingga bayi dapat melakukan
adaptasi dan mendapatkan kekebalan tubuh baik itu dalam kehilangan suhu tubuh maupun
dengna lingkungan yang dingin.

 Balita (1 – 3 tahun)

Membersihkan tubuh dengan cara mandi adalah hal yang wajib bagi balita. Setiap bangun dari
tidurnya di pagi hari balita selalu di mandikan dan pada sore hari setelah bayi melakukan
aktivitas di siang hari. Mandi sudah menjadi rutinitas bagi balita. Selain memandikan balita,
membersihkan ketika balita itu BAB maupun BAK juga menjadi hal penting. Karena jika tidak
segera membersihkannya maka balita dapat terkena iritasi pada daerah genetalia. Di anjurkan
bagi orangtua untuk selalu menjadi kebersihan balitanya.

 Anak prasekolah (4 – 6 tahun)

Kebutuhan personal hygiene pada anak prasekolah sama seperti anak balita. Karena pada anak
prasekolah membutuhkan kebersihan yang serupa hanya kebutuhannya lebih banyak lagi yaitu
mandi dua kali sehari, membersihkan BAB dan BAK, menyikat gigi, cuci muka dan cuci tangan.
Mandi pada pagi dan sore hari, mencuci tangan sesaat akan makan, menyikat gigi pagi, sore
dan sebelum tidur. Kebutuhan ini diperlukan oleh anak prasekolah dan dapat menjadi
kebiasaan jika dilakukan terus menerus dan di biasakan oleh orangtua. Sehingga kebersihan
anak dapat terjaga.
JOURNAL READING TASK WORKBOOK

NAME / GROUP : Rima Siti Maryama ( 314119006)

Siti Masripah (314119045)

Imelia (314119049)

CLASS : S1 kebidanan dan Profesi

JOURNAL TITLE : -Jurnal nasional Faktor Resiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia A
Systematic Review

-Jurnal Internasional Jurnal gizi dan kesehatan

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

2021
VISI DAN MISI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

VISI

“Menjadikan Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi perguruan tinggi kesehatan berkarakter
unggul, kebangsaan, disiplin, berjiwa enterperneurship, profesional, dan inovasi akademik
dalam skala nasional dan global sampai tahun

2032”

MISI

1. Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi yang efisien, akuntabel .

2. Menyelenggarakan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat berbasis


evidence base.

3. Mengembangkan program akademik dan non akademik dengan nilai juang tinggi dalam
meningkatkan rasa nasionalisme.

4. Mengembangkan jiwa kewirausahaan kesehatan yang bersumber pada kemampuan


diri sendiri secara mandiri di dukung jejaring kerjasama baik di dalam maupun di luar negeri.

5. Menyelenggarakan suasana akademik yang terbarukan sesuai dengan perkembangan


IPTEK nasional maupun global.

6. Membentuk karakter insan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai etika, berbudi luhur,
kemanusiaan, profesionalisme sesuai dengan profesi dan ideologi.
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI SARJANA DAN PROFESI BIDAN VISI

“Mewujudkan Profesional Bidan Yang Mempunyai Kemampuan Holistic Care Berorientasi Pada
Perempuan Dan Keluarga Dalam Skala Global Tahun 2032”

Misi :

1) Membentuk profesi kebidanan yang unggul dan profesional dalam memberikan pelayanan
kebidanan,

2) Membentuk profesi kebidanan yang mempunyai kemampuan komunikator dalam pelayanan


kebidanan,

3) Membentuk profesi kebidanan yang memiliki nilai kejuangan dan wawasan kebangsaan,

4) Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kebidanan,

5) Mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang kebidanan yang


berorientasi kepada pasien dan masyarakat, serta

6) Membentuk profesi kebidanan yang mampu bersaing di era global.


Guidance to do the Journal task:

1. Answer the question below as a step to criticize the scientific journal by hand writing

2. Please correct this workbook sheet (filled) back to tutors tim one day before the
presentation day

A. TOPIC OF THE JOURNAL (Topik apakah yang diangkat dalam penelitian ilmiah tersebut.)

Topik yang di angkat pada jurnal ini adalah Faktor Resiko Diare Pada bayi Balita sedangkan pada
jurnal internasional adalah Hubungan personal hygien dengan pengolahan makanan pada
penyakit diare kejadian balita pasca gempa dan Likulfaksi di pengungsi Kamp Puskesmas
Biromaru

1. What was exposure or the intervention? (Perlakuan apa yang dilakukan pada penelitian
tersebut?

Perlakuan yang di lakukan pada panelitian tersebut diketahui bahwa factor bayi dan balita,
faktor perilaku, dan faktor lingkungan menjadi faktor yang sering muncul terhadap penyebab
diare. Sedangkan kualitas penulisan akademik yang sudah ditinjau belum cukup memadai.
Diharapkan kedepannya akan lebih banyak penelitian mengenai diare dengan informasi dan
data terbaru, sehingga kualitas penulisan akademik lebih memadai

2. What was the outcome? (Tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut?

Tujuan Penelitian ini adalah Melihat dan mengetahui faktor risiko penyakit diare pada bayi dan
balita di Indonesia, sedangkan pada jurnal Internasional adalah untuk menentukan hubungan
personal hygien dan pengolahan makanan dengan kejadian penyakit diare pada pasca balita
bencana di pengungsian Kamp Puskesmas Biromaru.

3. What was the study design? (Desain penelitian apakah yang digunakan pada penelitian
tersebut?

Metode dalam penelitian ini ialah Systematic Review dengan melalui artikel relevan yang
didapatkan dari Google Scholar, yaitu artikel mengenai kejadian penyakit diare dengan sampel
penelitian berjumlah 36.437 (antara 60-14.752), sedangkan pada jurnal Internasional adalah
Penelitian ini bersifat Analitik Observasional,Sempel dalam penelitian ini sebanyak 130
responden di ambil dengan menggunakan metode proportional Stratifled Random Metode
pengambilan sampel.Analisis data menggunakan analisis univarlat dan bivarlat dengan uji chi-
squere menggunakan -5%. Hasil uji chi-squere menunjukan kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun (p=0,000), kebersihan kuku (p=0,000) dan pengolahan makanan (p=0,000).

What was the study population? (Populasi apakah yang digunakan dalam penelitian tersebut?

Populasi pada jurnal ini adalah Bayi dan balita sedangkan pada jurnal Internasional adalah
bayi,balita dan masyarakat Biromaru.

What was the main result? (Bagaimana hasil dari penelitian tersebut?)

Hasil Penelitian ini Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi diare yaitu, faktor ibu, faktor
bayi dan balita, faktor perilaku, faktor vektor serangga, serta faktor lingkungan, sedangkan pada
jurnal Internasional adalah ada hubungannya dengan mencuci tangan dengan menggunakan
sabun dengan kejadian diare balita di wilayah kerja pengungsi masyarakat puskesmas Biromaru,
ada hubungan antara kebersihan kuku dengan kejadian diare balita di wilayah kerja pengungsi
puskesmas Biromaru dan ada hubungan antara makanan penanganan dan kejadian diare balita
di wilayah Masyarakat Biromaru.

B. INTERNAL VALIDITY-CONCIDERATION OF NON-CAUSAL EXPLANATION (Validitas Internal,


Pertimbangan dari penjelasan bukan sebab akibat, meliputi: )

1. Are the result likely to be affected by observation bias? (Apakah hasil penelitian terpengaruh
oleh bias yang muncul pada penelitian?)

Jika dilihat dari faktor lingkungan, penyebab penyakit diare dapat meliputi pengolahan sampah,
sumber air yang bersih dan juga fasilitas untuk membuang limbah. Apabila sampah serta fasilitas
untuk membuang limbah tersebut tidak dikelola secara tepat, hal tersebut dapat mengakibatkan
bayi maupun balita menderita penyakit diare dikarenakan sampah dan tempat pembuangan
limbah merupakan tempat dimana lalat sebagai vektor hinggap yang kemudian lalat tersebut
dapat hinggap di makanan yang bayi dan balita tersebut makan.

2. Are the result likely affected by confounding? (Apakah penelitian terpengaruh oleh temuan
lain atau faktor perancu?)

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, prevalensi kejadian
diare pada tahun tersebut, penyakit diare di Indonesia diderita oleh semua kalangan umur,
tetapi prevalensi tertinggi penyakit diare ini lebih banyak diderita oleh balita terutama pada
rentang usia 0-1 tahun sebesar 7% dan rentang usia 1-4 tahun sebesar 6,7%.Dengan melihat
data tersebut, penyakit diare ini harus diwaspadai, karena penyakit diare akan buruk dan
mengganggu kesehatan balita. Penyakit diare ini, lebih beresiko jika dialami bayi dan balita
dibandingkan jika dialami oleh orang dewasa

3. Are the result likely to be affected by chance variation? (Apakah penelitian terpengaruh oleh
faktor lain yang tidak diketahui?)

Tidak karena di dalam penelitian ini faktor- faktor pendukung penelitian lainnya sudah tercakup
semua
C. INTERNAL VALIDITY- CONSIDERATION OF POSITIVE FEATURE OR CAUSATION (Validitas internal,
Pertimbangan dari hubungan positif sebab akibat)

1. Is there a correct time relationship? (Apakah ada kesesuaian atau ketepatan waktu antara paparan
dan subjek penelitian?)

Ada kesesuaian waktu antara paparan dan subjek yaitu kriteria ini di tentukan oleh periode publikasi
artikel dari tahun 2010-2020 teks lengkap artikel bahasa indonesia dan artikel berbahasa inggris
penelitian pada sampel ibu,bayi dan balita. Penelitian penyakit diare ini di ambil dari jurnal 2010-2020
sebanyak 45 jurnal penelitian yang kemudian di persempit menjadi 23 jurnal .

2. Is there relationship strong? (Apakah ada hubungan yang kuat antara paparan dan subjek?

Ada hubungan antara paparan dan subjek , Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2013,
prevalensi tertinggi penyakit diare ini lebih banyak diderita oleh balita terutama pada rentang usia 0-1
tahun sebesar 7% dan rentang usia 1-4 tahun sebesar 6,7%. Berdasarkan data tersebut diare masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Diare bisa mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak menjadi terhambat dan menyebakan kematian faktor yang mempengaruhi diare yaitu, factor ibu,
faktor bayi dan balita, faktor perilaku, faktor vektor serangga, serta faktor lingkungan

3. Is there a doses-response relationship? (Apakah ada hubungan antara dosis/paparan/sebab dengan


subjek/akibat dari penelitian tersebut?)

Metode yang digunakan ialah Systematic Review. Penelitian ini diambil dari sumber sumber
berupa beberapa literature dari pencarian melalui google scholar tentang kejadian penyakit diare hasil
penelitian sebanyak 8.170 artikel yang berkaitan dengan faktor risiko diare yang dialami bayi maupun
balita di Indonesia. Penyakit diare ini bisa berasal dari sebab seperti misalnya faktor agen, penjamu,
perilaku, dan juga termasuk faktor terkait lingkungan. Jika dilihat berdasarkan faktor penjamu,
penyakit diare dapat disebabkan oleh seperti bayi yang tidak mendapatkan asi ekslusif selama dua
tahun, bayi dan balita mengalami kurang gizi, bayi dan balita mengalami penyakit campak, dan juga
dapat disebabkan oleh imonudefisiensi Faktor penjamu yang dapat menjadi sebab kejadian penyakit
diare yaitu seperti misalnya personal hygiene yang buruk dan juga tidak tersedianya jamban yang
layak pakai di rumah dari faktor lingkungan, penyebab penyakit diare dapat meliputi pengolahan
sampah, sumber air yang bersih dan juga fasilitas untuk membuang limbah. Apabila sampah serta
fasilitas untuk membuang limbah tersebut tidak dikelola secara tepat, hal tersebut dapat
mengakibatkan bayi maupun balita menderita penyakit diare dikarenakan sampah dan tempat
pembuangan limbah merupakan tempat dimana lalat sebagai vektor hinggap yang kemudian lalat
tersebut dapat hinggap di makanan yang bayi dan balita tersebut makan . Kemudian jika melihat dari
faktor perilaku, kebiasaan ibu dan balita yang sering tidak melakukan cuci tangan saat sedang
menyiapkan makanan maupun setelah BAB (Buang Air Besar),

4. Are the result are consistent within the study (Apakah hasil penelitian konsisten dengan study?)

Ya,hasil penelitian ini konsisten, penelitian ini merupakan terdiri dari jurnal-jurnal yang sudah
dipublikasikan, data dikumpulkan dengan menggunakan studi literature dari beberapa sumber Dari
semua penelitian yang dianalisis oleh penulis dapat di indikasikan bahwa faktor lingkungan dan faktor
perilaku merupakan faktor yang paling memengaruhi kejadian diare yang dialami bayi dan balita.
terlihat bahwa hasil dari beberapa penelitian menunjukkan umur, pendidikan, pengetahuan, dan
pekerjaan ibu memiliki keterkaitan. Dimana jika umur seorang bertambah maka kecerdasan mental
yang dimilikinya juga akan semakin matang. Padahal perkembangan kecerdasan mental pada usia
tertentu tidak secapat saat mereka berusia belasan tahun. Hal tersebut juga diikuti dengan penurunan
daya ingat. Pada ibu tingkat kesehatan yang dimiliki oleh anaknya akan mungkin mempengaruhi perlu
memfokuskan strategi pengurang angka diare pada pengetahuan

5. Is there any specificity within the study? (Apakah terdapat spesifikasi dalam penelitian ini?)

Metode dalam penelitian ini adalah systematic review yang berguna untuk melihat beberapa
penelitian dengan topik yang sama sehingga dapat membuat suatu inovasi yang baru pada topik
tertentu yang sebelumnya sudah diteliti peneliti-peneliti, sebagian besar peneliti banyak
menggunakan data dari hasil pertanyaan melewati kuesioner dan data-data tersebut setelah itu
dianalisis peneliti dengan Uji Statistik Chi-Square. Penelitian ini sebagian menggunakan 6-8 literatur
beragam ada yang berupa buku, majalah kesehatan, macam-macam buletin kesehatan dan jurnal-
jurnal kesehatan.

D. EXTERNAL VALIDITY-GENERALIZATION OF THE RESULTS

Can the study results be applied to the eligible population? (Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada
populasi yang memenuhi syarat?)

Ya penelitian ini ada hubungannya antara cuci tangan dengan kejadian diare untuk pencegahan diare
yang efektif tangan harus di cuci selama masa kritis sebelum makan ,sebelum menyiapkan makanan ,
menggunakan jamban sebelum menyusui dan setelah membersihkan kotoran bayi (Kamau & Nijru
2018) hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan diare penelitian ini menunjukan
adanya hubungan antara makanan pengelolaan dengan kejadian diare dengan nilai 0,005(px0,05).
Jumlah sampel yang sudah didapatkan dan diteliti berkisar cukup beragam, yaitu antara 60-14.752
orang. Dalam penelitian penelitian ini, ada beragam macam desain penelitian yang digunakan, akan
tetapi desain yang paling sering ditemukan adalah desain penelitian menggunakan potong lintang.
Dengan menggunakan metode tersebut dalam penelitian-penelitian akan memberikan temuan yang
memiliki arti atau memiliki makna terkait faktor risiko yang menjadi sebab timbulnya kejadian diare
pada bayi serta balita di Indonesia Pada penelitian menunjukkan bahwa perilaku buang tinja memilki
keterkaitan dengan kejadian diare pada balita. Terdapat 72 reponden (68,58%) yang buang tinja
secara sembarangan mengalami diare. Sedangkan mereka yang tidak mengalami diare karena buang
tinja di jamban sebesar 21 responden (19,04%). Pada penelitian 3 menunjukkan bahwa terdapat 37
responden (73,8%) dari 60 responden yang tidak memiliki fasilitas sarana air bersih mengalami diare

2. Can the study results be applied to the source population? (Dapatkah hasil penelitian diterapkan
dalam sumber populasi yang ditetapkan dalam penelitian?)

Ya, karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhea Fakhira Khairunnisa dkk, dengan judul
FAKTOR RISIKO DIARE PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA: A SYSTEMATIC REVIEW terbukti bahwa
Dilihat dari hasil yang sudah diteliti, diketahui bahwa faktor bayi dan balita, faktor perilaku, dan faktor
lingkungan menjadi faktor yang sering muncul terhadap penyebab diare. Sedangkan kualitas penulisan
akademik yang sudah ditinjau belum cukup memadai. Diharapkan kedepannya akan lebih banyak
penelitian mengenai diare dengan informasi dan data terbaru, sehingga kualitas penulisan akademik
lebih memadai. prevalensi tertinggi penyakit diare ini lebih banyak diderita oleh balita terutama pada
rentang usia 0-1 tahun sebesar 7% dan rentang usia 1-4 tahun sebesar 6,7%
Can the results be applied to other relevant population? The sourcce population? (Dapatkah hasil
penelitian diterapkan pada populasi lain yang relevan dengan populasi penelitian

Ya, karena jika dilihat dari faktor lingkungan, penyebab penyakit diare dapat meliputi pengolahan
sampah, sumber air yang bersih dan juga fasilitas untuk membuang limbah. Apabila sampah serta
fasilitas untuk membuang limbah tersebut tidak dikelola secara tepat, hal tersebut dapat
mengakibatkan tidak hanya bayi dan balita namun populasi lain pun menderita penyakit diare
dikarenakan sampah dan tempat pembuangan limbah merupakan tempat dimana lalat sebagai vektor
hinggap yang kemudian lalat tersebut dapat hinggap di makanan yang bayi dan balita tersebut makan.

E. COMPARISON OF THESE RESULTS WITH OTHER EVIDENCE

1. Are the results consistens with other evidence, particularly evidence from studies of similiar or
more powerful study design? (Apakah hasil penelitian sejalan dengan bukti ilmiah pada hasil
penelitian lain yang serupa atau pada penelitian yang lebih kuat desain penelitiannya?)

Kemudian jika dilihat pada penggunaan literature, penelitian-penelitian yang sudah

diteliti sebagian besar menggunakan sekitar 8-68 buah literature. Bentuk-bentuk

literaturnya pun beragam, ada yang berupa buku, dari majalah-majalah kesehatan,

macam-macam buletin kesehatan, dan juga jurnal-jurnal kesehatan. Beberapa kendala dan masalah
yang dihadapi yaitu masih kurangnya sumber-sumber literature yang

terbaru dan terkini, sehingga upaya yang dilakukan peneliti dalam dalam proses

meneliti faktor-faktor yang menjadi sebab kejadian diare menggunakan banyak

literature yang lama dan lebih berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada

sebelumnya. Penggunaan literature dalam penelitian-penelitian tersebut kemudian

menjadi salah satu indikator dalam menaksir kualitas dari suatu penelitian. Hal

tersebut dapat disebabkan karena satu diantara kriteria penelitian yang baik adalah

dengan memanfaatkan hasil penelitian dari jurnal terbaru serta jumlah literature dalam jumlah banyak
menjadi dasar dari sebuah penelitian.
2. Does the total evidance suggest any specificity? (Apakah keseluruhan hasil penelitian memberikan
rekomendasi secara spesifik?)

Penyakit diare pada bayi dan balita diakibatkan oleh beragam faktor seperti faktor host dilihat dari
faktor ibu dan faktor bayi balita, faktor perilaku yang terdiri dari

perilaku cuci tangan, perilaku buang tinja, personal hygiene, cara memasak air, pola

asuh, dan sanitasi makanan, faktor agen yaitu lalat sebagai vektor, dan terakhir

faktor lingkungan yang terdiri dari sosial ekonomi, sarana air bersih, pemamfaatan

pelayanan kesehatan, pengelolaan sampah, dan kepemilikan jamban. Dari semua

penelitian yang dianalisis oleh penulis dapat diindikasikan bahwa faktor lingkungan dan

faktor perilaku merupakan faktor yang paling memengaruhi kejadian diare yang

dialami bayi dan balita.

3. Are the results plausible in term of the biological mechanism? (Apakah hasil penelitian masuk
akal/berkaitan dengan mekanisme biologis?)

Ya,Penyakit diare dapat dikatakan sebagai adanya gangguan pencernaan dengan tanda yaitu BAB
sejumlah 3 kali bahkan lebih selama satu hari yang menghasilkan konsistensi feses yang encer, feses
encer ini juga dapat diikuti dengan munculnya darahFaktor-faktor risiko yang banyak diteliti oleh
peneliti dan yang paling mempengaruhi yang menjadi sebab penyakit diare pada bayi serta balita
adalah faktor lingkungan, faktor bayi dan balita dan faktor perilaku. Disini faktor bayi juga

balitanya terdiri dari umur, jenis kelamin, pemanfaatan kunjungan neonatus,

imunisasi, status gizi, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pemberian makanan tambahan

dan pemberian vit A. Kemudian faktor perilaku terdiri dari kebiasaan mencuci

tangan, perilaku buang tinja, personal hygiene, cara memasak air, pola asuh, dan

sanitasi makanan. Sedangkan faktor lingkungan disini antara lain adalah

lingkungan sosial ekonomi, sarana air bersih, pelayanan kesehatan, pengelolaan

sampah, kepemilikan jamban, dan tempat tinggal merupakan aspek-aspek yang paling berpengaruh
terhadap hal-hal yang menyebabkan terkena diare.

mempengaruhi karena karena diare di sebabkan oleh akibat bencana karena sanitasi yang buruk
terdapat hubungan yang signifikan antara cuci tangan pakai sabun , kebiasaan balita, kebersihan kuku
dengan kejadian diare
4.If a major effect is shown, is it coherent with the distribution of exposure and the outcome? (Apabila
dampak besar ditemukan dari hasil penelitian, apakah hal tersebut terbukti berkaitan dengan paparan
dan hasil penelitian?)

Ya,berdasarkan prevalensi kementrian kesehatan Indonesia 2013 penyakit di Indonesia terjadi di


semua kalangan umur tetapi prevalensi tertinggi penyakit diare banyak di derita balita usia 0-1 tahun
sebesar 7% dan rentan usia 1-4 tahun sebesar 6,7%

Pada diare dapat menjangkit korban bencana karena sanitasi yang buruk fasilitas yang di sebabkan
oleh akibat bencana penyakit diare pada balita tampak semakin sering terjadi di berbagai negara
tropis ke 6 dengan CDR mencapai 40 per 100.000 penduduk (Oza et Al 2014 ) terhitung sekitar 8%
kematian pada anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia di 2016 sebagian besar kematian anak di
bawah 2 tahun akibat diare .
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis
Faktor yang memengaruhi personal hygiene adalah kebudayaan, agama, lingkungan, tingakatan
perkembangan sesuai usia, kesehatan dan energi, serta preferensi pribadi (Manfaat personal hygiene
adalah dapat mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat
melatih hidup bersih dan sehat dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kebersihan
dan kesehatan, dan menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Setiyani Sukesi Esyuananik. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah . Kemenkes Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan .

Hassan, B.A.R. 2012. Importance of Personal Hygiene. Pharmaceutica Analytica Acta. Volume 3

Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016

Lal, S., & G, K. (2016). Assessment of Personal Hygiene Knowledge and Practices: An Empirical Study of
Schooling Children in Warangal. International Journal of Science and Research (IJSR), Page 1521.
doi:10.21275/ART20161207

Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan . Jakarta: Salemba
Medika Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Temitayo, I. O. (2016). Knowledge and Practices of Personal Hygiene among Senior Secondary School
Students of Ambassadors College, Ile- Ife, Nigeria. Texila International Journal of Public Health, 4(4),
Page 3. Retrieved from https://ww.researchgat.net

Anda mungkin juga menyukai