Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAWATAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR

Disusun oleh

NI NYOMAN KARTIKA DEWI


2013.01.018

PROGRAM DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE)
Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. 421610
BANYUWANGI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang mana pada waktu ini Allah telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada saya dan saya telah menyelesaikan makalah saya dengan
sederhana.
Dan shalawat kepada janjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, dengan berkat beleiau
saya telah terarah kepada tempat yang baik sampai sekarang dan juga kepada sahabat beliau yang
sama-sama memperjuangkan agama Islam di masa Jahiliah sehingga berkembangnya Islam
kesuluruh dunia.
Dalam penulisan makalah saya sangat banyak kekurangan dan kesalahan oleh karenanya
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya makalah saya menjadi benar
karna saya baru belajar dalam hal membuat makalah. Atas perhatiannya saudara pada makalah
saya ucapkan banyak terima kasih.

Penyusun:
Kartika dewi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
BAB I

BAB 2

BAB 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................
1.3 TUJUAN.
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PERSONAL HYGIENE
2.1.1 DEFINISI PERSONAL HYGIENE..
2.1.2 MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE..
2.1.3 TUJUAN PERSONAL HYGIENE.
2.1.4 FAKTOR-FAKTOR MEMNGARUHI PERSONAL HYGIENE
2.1.5 DAMPAK MASALAH PERSONAL HYGIENE
2.2 KONSEP ORAL HYGIENE.............................................................................
2.2.1 DEFISI ORAL HYGIENE
2.2.2 TUJUAN ORAL HYGIENE
2.2.3 BAHAYA KURANGNYA KEBERSIHAN MULUT
2.2.4 CARA MENJAGA ORAL HYGIENE.
2.2.5 FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI ORAL HYGIENE..
2.2.6 AKIBAT TIDAK DILAKUKAN ORAL HYGIENE..
3.1 TUJUAN.............................................................................................................
3.2 INDIKASI...........................................................................................................
3.3 KONTRAINDIKASI
3.4 PROSEDUR..
3.4.1 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
3.4.2 PERSIAPAN PASIEN..

BAB 4

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan.
Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Praktik hygiene sama dengan
peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah
tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan
berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika
memungkinkan. Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal
tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep personal hygiene?
2. Bagaimana konsep oral hygiene ?
3. Bagaimana prosedur oral hygiene pada pasien tidak sadar ?
1.3 Tujuan
1. Membantu mahasiswa untuk mengetahui konsep personal hygiene
2. Meembantu mahasiswa untuk mengetahui konsep oral hygiene
3. Dan membantu mahasiswa untuk mengetahui prosedur oral hygiene pada pasien tidak
sadar

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Personal Hygiene


2.1.1

Definisi personal hygiene adalah


1. Personal Hygiene adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa
fungsi seperti

mandi, toileting, higiene tubuh umum, berhias (Kozier&Erb,

2009)
2. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto&Wartonah,
2011)
3. Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikilogis (Pelapina,
2014)
2.1.2 Macam-macam personal hygiene
a.

Kebersihan kulit,

b. Kebersihan mata,
c.

Kebersihan telinga kebersihan hidung,

d. Kebersihan gigi dan mulut,

2.1.3

e.

Kebersihan genitalia, dan

f.

Kebersihan kuku.

Tujuan perawatan personal hygiene


a.

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang,

b. Memelihara kebersihan diri seseorang,


c.

Pencegahan penyakit,

d. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang, dan


e.

2.1.4

Menciptakan keindahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


a.

Praktik Sosial

Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam hal kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
b. Budaya
Di sebagian masyarakat, jika individu memiliki penyakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
c.

Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri.


d. Status ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo,

dan

alat

mandi

yang

semuanya

memerlukan

uang

untuk

menyediakannya.
e.

Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang


baik dapat meningkatkan kesehatan.
f.

KondisiFisik

Pada keadaan sakit tentu kemapuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
g.

KebiasaanSeseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri,
seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain lain.

2.1.5

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene


a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karna tidak terpeliharanya


kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi gangguan
integritaskulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga
dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, dan gangguan interaksi social
2.2 Konsep Oral Hygiene
2.2.1 Definisi oral hygiene adalah
1.Oral hygiene (kebersihan mulut) adalah melaksanakan
kebersihan rongga mulut, lidah dari semua kotoran / sisa
makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang
dibasahi dengan air bersih (Eni Kusyati, 2006).
2. Oral hygiene (kebersihan mulut) merupakan salah satu upaya
untuk mencegah timbulnya berbagai masalah dimulut serta
untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur dimulut
(Ngastiyah, 1997).
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan
menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 2005).
2.2.2 Tujuan Oral Hygiene
(a) Menurunkan mikroorganisme dalam mulut dan gigi.
(b) Menurunkan penyakit kavitas dan gusi.
(c) Menurunkan pembentukan residu makanan pada gigi.
(d) Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan.
(e) Memudahkan kenyamanan.
(f) Merangsang sirkulasi pada jaringan oral, lidah dan gusi.
(g) Memperbaiki penampilan dan harga diri.
2.2.3

Bahaya kurangya kebersihan mulut


Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah penumpukan
plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi. Akumulasi plak
bakteri pada gigi karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor penyebab dari

masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan mulut yang
buruk memungkinkan akumulasi bakteri penghasil asam pada permukaan gigi.
Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi (gigi berlubang).
Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi menyebabkan penyakit gusi
dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut, seperti sariawan, mulut luka,
bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari kesehatan rongga mulut yang
buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat dihindari hanya dengan
menjaga kebersihan mulut yang baik
2.2.4 Cara menjaga oral hygiene
Cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam menjaga oral hygiene,
adalah sebagai berikut:
a.

Sikat gigi

Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur
dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal
adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara
demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada
pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau
kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b.

Kumur-kumur antiseptik

Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,


seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumurkumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
c.

Dental flos atau benang gigi

Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di
sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.
2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene

1.

Status Sosial Ekonomi


Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan klien
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.

2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat
mempengaruhi praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak
mendapatkan praktik oral hygiene dari orang tua mereka.
3. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan
hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik oral hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk
melakukan oral hygiene.
4. Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan
kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene
mulut.
5. Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

2.2.6 Akibat Tidak Dilakukannya Oral hygiene


1) Masalah umum
a) Karries gigi
Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda, perkembangan lubang
merupakan proses patologi yang mellibatkan kerusakan email gigi dikarenakan
kekurangan kalsium.

b) Penyakit periodontal
Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran periodontal.
c) Plak
Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada
margin gusi.
d) Halitosis
Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga mulut akibat
hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses infeksi. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik
seperti penyakit liver atau diabetes.
e) Keilosis
Merupakan gangguan bibir retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi vitamin,
nafas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
2) Masalah mulut lain
a) Stomatitis
Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, defisiensi
vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan obat kemoterapi
b) Glosisitis
Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.
c) Gingivitis
Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk, defisiensi vitamin,
atau diabetes mellitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila
klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan
dengan mudah mengarah kepada malnutrisi.

BAB 3
PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1 TUJUAN
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Menghilangkan bau mulut

4. Memberi kenyamanan pada klien


5. Merupakan upaya pengobatan
6. Mempertahankan kebersihan individu
3.2 INDIKASI
Indikasi oral hygiene
1. Di lakukan pada pasien tidak sadar
2. Kepala pasien terbentur benda tumpul sehingga tidak sadar
3. Pasien dehidrasi berat sampai sok dan tidak sadar
4. Perdarahan hebat mengakibatkan pasien tidak sadar
2.2 KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi oral hygiene
1. Pasien yang sadar

2.3 PROSEDUR
2.3.3

Persiapan alat dan bahan

Baki yang sudah di beri alas danberisi:


Alat steril
1. Gelas kumur berisi air masak atau Nacl
2. Sudip lidah (toung spatel) yang telah di bungkus kasa
3. Bak steril berisi kapas lidi, kasa/deppers, pinset,/arteriklem
4. Bengkok (2 buah)
Alat non steril
1. Handuk dan kain perlak/kain pengalas
2. Sarung tangan bersih
3. Perlak kecil dan alasnya
3.4.2 Persiapan Pasien
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang

akan dilaksanakan
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6) Keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
3.4.3 Persiapan Lingkungan
1. Pasang sketsel atau korden untuk menjaga privasi klie
2. Pencahayaan ruangan yang cukup
3. Fentilasi udara

Melakukan Perawatan Mulut untuk Klien yang Tidak Sadar atau Lemah:
1. Bawa alat ke dekat pasien
2. Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur yang akan di lakukan
3. Cuci tangan
4. Pasang alas atau handuk di bawah dagu dan pipi pasien
5. Pakai sarung tangan
6. Jepit deppers dengan ujung pingset/arteriklem dan basahi dengan air masak
Atau NaCl/H2O2 atau air garam
7. Buka mulut pasien dengan sudip lidah yang sudah di bungkuskasa
(bila pasien tidak sadar)
8. Bersihkan rongga mulut mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan terakhir gigi
Bagian luar mulut dengan hati-hati
9. Kainkasa/deppers yang sudah kotor di buang ke dalam bengkok
10. Ulangi tindakan sampai bersih
11. Selanjutnya olesi bibir dengan borak,jika terdapat stomatitis, olesi dengan gentian
violen atauobat lainya mengunakan kapas lidi
12. Angkat bengkok yang berisi kain kasa,deppres, kapaslidi, pinset, klem yang kotor
dan letakkan di atasbaki/ mejadorong
13. Angkat perlakatau alas
14. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
15. Rapikan Pasien
16. Bawa alat-alat ketempat cucian untuk di bersihkan, lalu simpan ketempatnya

masing-masing
17. Cuci tangan
18. Dokumentasikan tindakan

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Personal Hygiene adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa fungsi seperti
mandi, toileting, higiene tubuh umum, berhias (Kozier&Erb, 2009).Personal Hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis (Tarwoto&Wartonah, 2011).Personal Hygiene merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikilogis
(Pelapina, 2014)
Oral hygiene adalah perawatan gigi dan mulut untuk menghindari perkembangbiakan
mikroorganisme mulut dan gigi

4.2

Saran
Dalam penulisan makalah ini, saya sangat yakin masih banyak terdapat kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian guna dan tujuan untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi kekurangan. Atas
partisipasinya ribuan terima kasih saya hanturkan.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. dan Uliyah, M. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Saku Praktikum.
Jakarta: EGC.
Perry, dkk. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar, Edisi 5. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Vol 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai