PENDAHULUAN
sebanyak 1.830 penderita, dan pada tahun 2009 sebanyak 2.147 penderita dari
tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Data dari RSUD Blambangan Banyuwangi tahun 2014 penderita stroke
mencapai 174 jiwa dan pada tahun 2015 sampai bulan September penderita
stroke mencapai 219 jiwa terlihat jelas adanya peningkatan yang cukup
banyak yaitu kurang lebih 20 %. Stroke lebih banyak menyerang usia
produktif ataupun lansia, namun tercatat bahwa di tahun 2015 terdapat anak
yang berusia 14 tahun terdiagnosis menderita stroke iskemik (Rekam medis
RSUD Blambangan , 2015).
Faktor resiko yang paling sering menyebabkan penyakit ini diantaranya
adalah gaya hidup yang kurnang sehat seperti : merokok, minum alkohol
secara berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas, minum minuman
yang mengandung kafein secara berlebihan, pola makan yang tidak teratur,dls
(Junaidi, 2012). Selain faktor di atas ada beberapa faktor yang tidak dapat di
ubah seperti keturunan, umur, ras dan jenis kelamin. (NIC- NOC, 2015).
Karena hal tersebut serangan stroke yang mendadak dapat menyebabkan
kematian ataupun kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif ataupun
usia lanjut. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir daya
ingat, dan bentuk bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan
fungsi otak. Kematian sel - sel otak berpengaruh terhadap penurunan fungsi
dan kinerja dari otak itu sendiri,otak memiliki 2 fungsi yaitu sensorik dan
motorik, akibat awal atau hal yang sering menjadi tanda awal dari stroke
adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan separuh anggota extremitas atas
dan bawah yang bersilangan dengan hemisfer yang terkena). Kesulitan yang
muncul pertama kali tentu saja gangguan mobilitas fisik atau ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari-hari. (Muttaqin, 2008).
Intervensi keperawatan yang pertama atau umum dilakukan pada klien
stroke adalah memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas. Imobilitas
merupakan suatu kondisi yang relatif. Individu tidak saja kehilangan
kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas
dari kebiasaan normalnya. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan
kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses masuknya
penyakit.
Kehilangan
kemampuan
untuk
bergerak
menyebabkan
dan
kemampuan
fungsional,
namun
tidak
berpengaruh
dengan
1.4
Tujuan
Fisik di RSUD
Blambangan
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami Stroke
(CVA) dengan Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD Blambangan
3. menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami
Stroke (CVA) dengan Hambatan Mobilitas
Fisik di RSUD
Blambangan
4. Melakasanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami
Stroke (CVA) dengan Hambatan Mobilitas
Fisik di RSUD
Blambangan
5. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Stroke (CVA) dengan
Hambatan Mobilitas Fisik
1.5
Manfaat