SGD 9-Makalah Idi
SGD 9-Makalah Idi
DISUSUN OLEH:
2022/202
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
2.1 Saliva...............................................................................................................5
Kesehatan gigi dan mulut adalah sangat penting karena gigi dan gusi
yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan
dan dapat mengganggu Kesehatan tubuh lainnya. Mulut merupakan suatu tempat
yang sangat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan
sempurna, sisa makanan yang terselip Bersama bakteri akan bertambah banyak dan
membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak
berwarna (Hanif et al., 2022).
Air liur adalah cairan biologis yang disekresikan oleh kelenjar ludah
mayor dan minor. Kelenjar ludah utama adalah kelenjar parotid, submandibular,
dan sublingual. Kelenjar ludah minor tersebar luas di seluruh rongga mulut. Air liur
memberikan pelumasan; memfasilitasi pengunyahan, pencernaan, dan mencicipi;
itu memiliki sifat antimikroba; dan berfungsi sebagai buffer untuk makanan asam.
Selain itu, air liur menghambat demineralisasi gigi dan melindungi dari karies
(Martina et al., 2020).
Saliva juga mengandung protein, karbohidrat, lipid, dan ion yang saling
berinteraksi untuk pertahanan fisiko-kimia, antimikroba, dan penyembuhan luka.
Keseimbangan tersebut dapat terganggu dan menyebabkan penyakit rongga mulut
apabila terdapat perubahan atau kelainan lokal maupun sistemik pada tubuh.
Kondisi tubuh yang dapat menginduksi perubahan komposisi saliva diantaranya
kehamilan, kebiasaan merokok, menopause, diabetes mellitus dan hipertensi. Jika
terjadi sakit dapat menimbulkan penyakit lain dan mengganggu ibadah kepada
Allah (Septianingrum et al., 2023).
Jika saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti
melindungi gigi maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya
aktivitas pembersihan bakteri dan bekas makanan dari mulut, berkurangnya buffer
karena perubahan asam mulut, hingga aktivitas mulut menjadi semakin asam
(Marlindayanti et al., 2022). Kemampuan jaringan yang menurun menjadikan
resiko terjadinya penurunan kadar laju aliran saliva. Parameter yang dapat
menentukan kadar normal, tinggi, atau rendahnya sekresi aliran saliva adalah
pengukuran laju aliran saliva.
Salah satu penyebab penyakit gigi dan mulut adalah adanya interaksi dari
gigi dan saliva sehingga terjadi demineralisasi permukaan email. Enzim dari air
ludah seperti amylase, maltose akan merubah polisakarida menjadi glukosa dan
maltose. Glukosa akan menguraikan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh
mikroorganisme terutama lactobacillus dan streptococcus akan menghasilkan asam
susu dan asam laktat, maka pH rendah dari asam susu (pH 5,5) akan merusak
bahan-bahan organik dari email sehingga terbentuk lubang gigi atau karies
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi
dan penyakit periodontal. World Health Organization (WHO) 2017 menerangkan
bahwa karies gigi di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75%-90% terserang
karies gigi di seluruh dunia 60-90% anak mengalami karies gigi. Prevalensi karies
terus menurun di negara maju sedangkan di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia ada kecenderungan kenaikan (Zulkarnain & Idrus, 2022). Tidak banyak
orang menyadari bahwasanya sakit gigi bisa memicu timbulnya penyakit lain yang
berbahaya, dan inipun sangat berpengaruh pada Ibadah kita pada Allah Yang Maha
Esa. Karena, hakikatnya manusia tidak dapat beribadah secara maksimal apabila
terkendala oleh masalah kesehatan, oleh karena itu kesehatan merupakan suatu hal
yang sangatlah penting untuk mendapat perhatian.
3.2 Saran
Penyuluhan kesehatan gigi sebaiknya diberikan juga pada siapapun baik
ustadz dan ustadzah sehingga dapat menjadi perpanjangan tangan petugas
kesehatan untuk selalu memberi motivasi pada santri dalam berperilaku bersih dan
sehat. Para ustadz/ustadzah dalam menjelaskan tentang sunah/hadits atau ayat-ayat
dalam al-Quran yang ada hubungannya dengan kebersihan dan kesehatan sekaligus
dapat menjelaskan tentang akibat yang terjadi apabila mengabaikannya.
Diharapkan bila pengetahuan diberikan oleh orang yang mereka teladani akan
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan akan meningkatkan kesadaran
santri akan manfaat dari ayat-ayat tersebut dan akan terwujud dalam perilaku santri
sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, I. A., Azwa, N. N., Adinda, N. P., & Amperawati, M. (2023). Konsep Dan
Praktek Kesehatan Gigi Dalam Pandangan Islam. JIS: Journal Islamic Studies,
1(2), 228–234.
Hadi, A. (2020). Konsep Dan Praktek Kesehatan Berbasis Ajaran Islam. Al-Risalah:
Jurnal Studi Agama Dan Pemikiran Islam, 11(2), 53–70.
Hall, J. E. (2019). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Elsevier Health
Sciences.
Hanif, F., Negara, I. N. S., & Astuti, N. K. R. (2022). Animasi 2d sebagai Media
Edukasi Kesehatan Gigi Anak di PT. Pilar Kreatif Teknologi di Denpasar.
Amarasi: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 3(02), 132–142.
Martina, E., Campanati, A., Diotallevi, F., & Offidani, A. (2020). Saliva and Oral
Diseases. Journal of Clinical Medicine, 9(2), 466.
https://doi.org/10.3390/jcm9020466
Matsuzaki, K., Sugimoto, N., Islam, R., Hossain, M. E., Sumiyoshi, E., Katakura, M.,
& Shido, O. (2020). Salivary Immunoglobulin A Secretion and Polymeric Ig
Receptor Expression in the Submandibular Glands Are Enhanced in Heat-
Acclimated Rats. International Journal of Molecular Sciences, 21(3), 815.
https://doi.org/10.3390/ijms21030815
Pili, Y., Utami, P. A. S., & Yanti, N. L. P. E. (2020). Faktor–faktor yang Berhubungan
dengan Kebersihan Gigi dan Mulut pada Lansia. Jurnal Ners Widya Husada,
5(3), 95–104.
Rozi, F., Baharun, H., & Badriyah, N. (2021). Representasi Nilai-Nilai Karakter
Sebagai Role Model dalam Film “Arbain”: Sebuah Analisis Semiotik. Tadris:
Jurnal Pendidikan Islam, 16(2), 436–452.
Septianingrum, E. A., Azzahra, S. S., Yasin, F., & Utami, N. K. (2023). Pandangan
Islam Terhadap Anjuran Pemeliharaan Kesehatan Gigi Serta Larangan Mengikir
Gigi. JIS: Journal Islamic Studies, 1(2), 222–227.
Soeryani, Rd. W., Nurrochman, A., Nurwanti, W., & Khoirunisa, S. T. (2020).
PERUBAHAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI
MAKANAN KARIOGENIK. JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy,
1(2), 31–34. https://doi.org/10.36082/jdht.v1i2.141
Tjahajawati, S., Rafisa, A., Zubaedah, C., & Rikmasari, R. (2021). UPAYA
PENINGKATAN PENGETAHUAN WANITA MENGENAI KONDISI TUBUH
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT RONGGA MULUT
MELALUI PENYULUHAN. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
Masyarakat, 10(3), 215–220.
Xu, R., Cui, B., Duan, X., Zhang, P., Zhou, X., & Yuan, Q. (2020). Saliva: potential
diagnostic value and transmission of 2019-nCoV. International Journal of Oral
Science, 12(1), 11. https://doi.org/10.1038/s41368-020-0080-z
Zahara, E. (2022). The Use of Distance Fences In Reducing Dental Pain in The
Community of the Bireuen District. Science Midwifery, 10(3), 2211–2214.
https://doi.org/10.35335/midwifery.v10i3.640