Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA

KELOMPOK 3

1. Amyenchin Ega Pradwita (220107102P) 20. Rofi'ah (220107081P)


2. One Priana (220107080P) 21. Nurhidayah (220107073P)
3.Dewi haniati (220107092P) 22. Reffi Nisha (220107078P)
4. Tri Ekawati (220107072P). 23. Ismi Isyaroh (220107090P)
5.Yesi Raflesia yuliyanti (220107072P) 24. Novitasari (220107068P)
6. Ferti Wahyuni (220107095P) 25. Yesi Olvina (220107069P)
7. Ersanti Febby Saputri (220107097P) 26. Deli Minarni (220107070P)
8. Salsabillah Rihma Awdestin (220107074P) 27. Laila Nuzuliya (220107093P)
9.Tika febitasari (220107077P) 28. Arie fitriana (220107091P)
10. Thyas Kirana Anandhita (220107075P) 29. Astrida dewi sintia (220107079P)
11.Sri Rohani (220107084P) 30. Livia erpina (220107182P)
12. Erniyati (220107076P) 31. Nur hartati
13.Eva apriantini(220107100P) (220107071p)
14. Firanty Hersiana Npm (220107088P) 32.Intan Suci Sugiyono (220107098P)
15. Neni Surani (220107082P) 33. TRI WAHYU (220107087P)
16. Eka Rizki Agustia (220107099P) 34. Hanif sukesti (220107180P)
17.Sherly Pajaria Saputri (220107086P) 34. Ratih Lestari (220107096P)
18. Melya Sari (220107085P) 35. Dwi Arum Sari ( 220107101P)
19. Emilia Febriani (220107089P) 36. Ayu Sartika (220107094P)

UNIVERSITAS AISYAH LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah mata kuliah Kebidanan Berbasis Bukti dengan judul
Tumbung Kembang pada bayi dan balita dapat terselesaikan dengan tepat waktu. .

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada yang
terhormat Ibu Hellen Febriyanti, S.ST., M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komplementer pada Persalinan dan BBL yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan serta bantuan yang telah diberikan oleh beliau selama penulisan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah tentang Metode dan Teknik Relaksasi dalam Asuhan Intranatal dan
BBL Terapi Dzikir dan Doa ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.

Pringsewu, 16 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................................. 6
B. Pola Pertumbuhan ............................................................................................. ... 6
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan............................................................. 8
D. Tahapan atau Periode Pertumbuhan ...................................................................... ``15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal termasuk gigi
dan mulutnya memerlukan dukungan nutrisi yang cukup dengan
memperhatikan cara mengkonsumsi, jenis makanan dan waktu
pemberiannya karena semua ini akan berpengaruh pada perkembangan
kebersihan mulut dan kemungkinan timbulnya karies gigi (Marhamiah dan
Muliaty, 2002).
Penyakit gigi dan mulut adalah suatu penyakit yang tidak
kalah pentingnya dengan penyakit lain yang menyerang anak-anak. Penyakit
gigi dan mulut yang paling banyak terjadi pada anak-anak khususnya anak
usia sekolah adalah karies gigi (Zelvya, 2003).
Karies gigi atau gigi
berlubang adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
terjadinya demineralisasi bagian anorganik dan penghancuran dari subtansi
organik yang dapat menyebabkan rasa nyeri.
Penyakit karies gigi bersifat
progresif serta akumulatif, berarti apabila ada kelainan yang tidak diobati
semakin lama semakin bertambah parah, dan gigi yang sudah terkena tidak
dapat kembali normal dengan sendirinya. (Beck, 2000)
fase pertumbuhan gigi sulung dan gigi permanen akan mempengaruhi
mikrostruktur kedua jenis gigi tersebut dan akan menentukan sifat gigi
tersebut, mudah diserang atau tahan terhadap karies gigi. Sejak gigi erupsi
sampai gigi tersebut tanggal, semua permukaan gigi yang terbuka
mempunyai risiko terserang karies (Ford, 1993).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karies gigi dapat
diartikan sebagai suatu proses patologi pasca erupsi yang terlokalisasi.
Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak dan
pada akhirnya menyebabkan karies. Karies gigi disebabkan oleh bakteria,
penjamu, diet, dan waktu. Terjadinya karies gigi disebabkan karena sinergi
dari bakteria, penjamu, dan diet yang juga didukung oleh waktu (Bahar,
2011).
Makanan yang banyak mengandung gula biasanya dikonsumsi anak
antara lain adalah permen, jeli, biskuit, coklat, donat, soda, dan es krim. AHA
(American Heart Association) menemukan bahwa konsumsi gula yang tinggi
terjadi pada anak, yaitu anak usia 1-3 tahun mengkonsumsi gula 12 sendok
teh perhari per hari dan anak usia 4-8 tahun mengkonsumsi gula 21 sendok
teh perhari perhari. Devi (2012) mengungkapkan bahwa kelebihan konsumsi
gula dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi, diabetes, obesitas, dan
jantung koroner. Karies gigi adalah penyakit yang berasal dari mikroba
dimana karbohidrat pangan di fermentasi oleh bakteri pembentuk asam yang
menyebabkan demineralisasi gigi. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak
usia sekolah di seluruh dunia menderita karies. Hasil Riskesdas 2007
prevalensi anak usia diatas 10 tahun mengkonsumsi makanan manis
sebanyak 68,1%.
Sundoro (2005) mengungkapkan bahwa anak sekolah sangat dekat
dengan makanan kariogenik. Kudapan yang manis terutama di antara waktu
makan sangat berpengaruh pada timbulnya karies. Makanan kecil sangat
mudah diperoleh dalam kemasan yang menarik, tetapi umumnya makanan
kariogenik dijajakan dengan bantuan iklan yang menggoda, menyebabkan
anak-anak lebih tertarik. Makanan kariogenik sangat dipengaruhi kandungan
gula sukrosa yang paling tinggi tingkat kariogenitasnya. Kariogenitas
makanan diukur dengan penurunan pH plak sesudah makanan yang
dikonsumsi. Hidayanti (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan keparahan
karies gigi pada anak. Sumiarti (2007) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian
penyakit karies gigi. Siagian dan Barus (2008) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara konsumsi jajanan
dengan karies gigi.
Menurut Junaidi (2007), keparahan karies gigi menyebabkan asupan
makanan anak berkurang dan bila hal ini berlangsung lama akan
berpengaruh terhadap status gizi anak. Budiyanto (2002), mengungkapkan
bahwa gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu
(Budiyanto,2002).

B. Bagaimana normalnya pertumbuhan gigi pada bayi dan balita?


C. Bagaimana normalnya pertumbuhan tinggi badan pada bayi dan balita?
D. Apa saja organ-organ lain yang tumbuh pada bayi dan balita?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan perkembangan
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong, 2000).
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel
diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998).
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh
yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh (Depkes RI).
b. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat
dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000).
Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana
menjadi komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan
baik (Sutjiningsih, 1998).
Perkembangan adalah perubahan strukitur maupun fungsi berupa perkembangan
fisik maupun psikis (Bjorklund dan Bjorkund, 1992 dalam Abin Syamsudin
Makmun, 1996).
c. Pola pertumbuhan dan perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada
anak.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang
daur kehidupan dan terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan
merupakan perubahan yang terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubhan ukuran, besar, jumlah
atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun idividu. Pertumbuhan bersifat
kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram / kilogram), satuan
panjang (cm, m), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen dalam tubuh). Sedangkan perkembnagan (development) adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu perubahan ukuran, proporsi,
hilnagnya ciri-ciri lama serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-
masing organ juga mempuyai pola pertumbuhan yang berbeda.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.
Perkembangan merupakan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan
fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial dan bahasa.

2. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pola perkembangan fisik yang terarah
Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995) :
1) Cephalocaudal
Adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang
ditandai dengan perubahanukuran kepala yang lebih besar, kemudian
berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan
menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan,
tangan dan kaki
2) Proximaldistal
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat / sumbu tengah,
seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian jari-jari.
b. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan
daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih
kompleks. Misalnya melambaikan tangan kemudian memainkan jari.
c. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang
dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini
dibagi menjadi lima tahap yaitu :
1) Masa pra lahir
Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
2) Masa neonatus
Terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir
sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
3) Masa bayi
Terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan
mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang
mengancam dirinya
4) Masa anak
Terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara
penyesuaian dengan lingkungan
5) Masa remaja
Terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda
pubertas
d. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan / belajar
Terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses
kematangan dan kematangan yang dicapainya dapat disempurnakan melalui
rangsangan yang tepat. Masa ini merupakan masa kritis yangharus dirangsang
agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui proses belajar (Gunarsa dalam
Hidayat, 2005)

3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis
kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak
dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi
dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa
pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek
dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam.
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan pra natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan
nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin
pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau
mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor
lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin.
2) Lingkungan post natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
setelah bayi lahir adalah :
a) Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang
terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan
anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam
sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah. Penyebab status nutrisi kurang
pada anak :
- Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
- Hiperaktivitas fisik / istirahat yang kurang
- Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
- Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
absorbsi makanan tidak adekuat
b) Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka
dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup
sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya,
misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi
tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga
kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan
lingkungan budaya masyarakat setempat.
c) Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau
kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua, keluarga
dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama
tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan
fasilitas kesehatan, dll dibandingkan dengan keluarga dengan latar
belakang pendidikan rendah.
d) Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim
penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan
sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit
menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah,
jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
e) Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh,
meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
jaringan sel
f) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak
bungsu akan mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan
dididik dalam keluarga.
g) Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan
dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat
dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan
lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
c. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan, hormon tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid
yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk
memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya
hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki
maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

4. Tahapan / Periode Pertumbuhan dan Perkembangan


Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus, periode
bayi, pra sekolah, pra remaja dan remaja.
a. Masa pranatal
Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio pertumbuhan
dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat dari ovum
menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua terjadi
pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan ekstoderm,
pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai umur
tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol hanya denyut jantung
janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Masa fetus terjadi antara
minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi organ yaitu bertambah
panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan penambahan jaringan
subcutan dan jaringan otot.
b. Masa neonatus (0 – 28 hari)
Pada masa neonatus (0 – 28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan
perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang
baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan yang disertai
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 x/menit, penyesuaian
denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila
dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat.
Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-organ tubuh lainnya.
c. Masa Bayi (28 hari – 1 tahun)
d. Masa anak (1 – 3 tahun)
e. Masa pra sekolah (3 – 5 tahun)
f. Masa sekolah (5 – 12 tahun)
g. Masa remaja ( 12 – 18 / 20 tahun)

5. Indikator Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pertumbuhan
1) Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjdai dua yaitu usia 0 – 6
bulan dan usia 6 – 12 bulan. Untuk usia 0 – 6 bulan berat badan akan
mengalami penambahan setiap seminggu sekitar 140 – 200 gram dan berat
badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6.
Sedangkan pada usia 6 – 12 bulan terjadi penambahan setiap seminggu
sekitar 40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan menjadi penambahan 3 kali
lipat berat badan lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar 4 kali lipat dari
berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada masa pra sekolah dan
sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih 2-3
kilogram.
2) Tinggi badan
Pada usia 0 – 6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar
2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6 – 12 bulan akan mengalami penambahan
tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama
akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir. Pada masa
bermain penambahan selama tahun ke 2 kurang lebih 12 cm sedangkan
penambahan tahun ketiga rata-rata  4 – 6 cm. Pada masa pra sekolah,
khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata 2 kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap tahunya kurang
lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan mengalami penambahan setiap
tahunnya.setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm,
kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata 3 kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir.
3) Lingkar kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar 6
bulan pertama, yaitu dari 35 – 43 cm. Pada usia-usai selanjutnya pertumbuhan
lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami
pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami
pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai
dengan usia tahun ke tiga bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan
usia remaja.
4) Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak mengalami perubahan
mulai dari pertumbuhan sampai penanggalan. Pertumbuhan gigi menjadi 2
bagian yaitu bagaian rahang atas dan bagian rahang bawah.
a) Pertumbuhan gigi bagian rahang atas
- Gigi insisi sentral pada usia 8 – 12 bulan
- Gigi insisi lateral pada usia 9 – 13 bulan
- Gigi taring atau kakinus pada usia 16 – 22 bulan
- Molar pertama anak laki-laki pada usia 13 – 19 bulan
- Molar pertama anak perempuan pada usia 14 – 18 bulan, sedangkan
molar kedua pada usia 25 – 33 bulan
b) Pertumbuhan gigi bagian rahang bawah

- Gigi insisi sentral pada usia 6 – 10 bulan


- Gigi insisi lateral pada usia 10 – 16 bulan
- Gigi taring atau kakinus pada usia 17 – 23 bulan
- Molar pertama anak laki-laki pada usia 14 – 18 bulan
- Molar pertama anak perempuan pada usia 23 – 30 bulan, sedangkan
molar kedua 29 – 31 bulan
5) Organ penglihatan
Perkembangan organ penglihatan dapat dimuali pada saat lahir. Pada usia 1
bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu adanya kemampuan melihat untuk
mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat melihat orang secara terus
menerus, dan kelenjar air mata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2 – 3 bulan
memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat. Pada usia 4 – 5 bulan
kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan 1,25 cm,
dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring,
melihat bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5 – 7
bulan dapat menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu
mengembangkan warna kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan
visual kompleks, serta mengembangkan koordinasi mata dan tangan. Pada
usia 7 – 11 bulan mampu memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11 –
12 bulan ketajaman penglihatan mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang
dapat bergerak. Pada usia 12 – 14 bulan mampu mengidentifikasi bentuk
geometrik. Pada usia 18 – 24 bulan mampu berakamodasi dengan baik.
6) Organ pendengaran
Setelah lahir, bayi sudah dapat berespons terhadap bunyi yang keras dan
refleks. Pada usia 2 – 3 bulan mampu memalingkan kepala ke samping bila
bunyi setinggi telinga. Pada usia 3 – 4 bulan anak memiliki kemampuan
dalam melokalisasi bunyi dengan makin kuat dan mulai mampu membuat
bunyi tiruan. Pada usia 6 – 8 bulan mampu berespons pada nama sendiri.
Pada usia 10 – 12 bulan mampu mengenal beberapa kata dan artinya. Pada
usia 18 bulan mulai dapat membedakan bunyi. Pada usia 36 bulan mampu
membedakan bunyi yang halus dalam bicara. Pada usia 48 bulan mulai
membedakan bunyi yang serupa dan mampu mendengarkan yang lebih halus.
7) Organ seksual
Pertumbuhan organ seksual laki-laki antara lain terjadinya pertumbuhan yang
cepat pada penis pada usia 12 – 15 tahun, testis pada usia 11 – 15 tahun,
kemudian rambut pubis pada usia 12 – 15 tahun. Perkembangan pubertas
diawali dengan beberapa tahap sebagai berikut (Soetjiningsih, 1998) :
a) Tahap I (pra pubetas)
Pada dasarnya sama dengan masa anak-anak, tidak terdapat rambut pubis.
b) Tahap II (pubertas)
c) Tahap III
Terjadi pembesaran penis awal terutama dalam panjang, testis dan
skrotum terus membesar, serta rambut lebih lebat, kasar, keriting, dan
merata pada seluruh pubis.
d) Tahap IV
Terjadi peningkatan ukuran penis dengan pertumbuhan diameter, glans
lebih besar dan lebih lebar, serta skrotum lebih gelap.
Pertumbuhan organ seksual perempuan antara lain terjadinya pertumbuhan
payudara antara usia 10 – 15 tahun dan rambut pubis antara usia 11 – 14
tahun. Perkembangan payudara memiliki tahap-tahap sebagai berikut :
a) Tahap I
Tumbuhnya puting susu dengan area kecil, penonjolan disekitarpapila,
dan terjadinya pembesaran diameter areola
b) Tahap II
Pembesaran lanjut dari payudara dan areola tanpa pemisahan konturnya
c) Tahap III
Terjadi proyeksi areola dan papila
d) Tahap IV
Tahap konfigurasi dewasa pryoksi papila yang hanya disebabkan oleh
resesi areola ke dalam kontur umum.
Pertumbuhan rambut pubis memililiki tahap-tahap sebagai berikut
(Wong,1996) :
a) Tahap I
Tidak terdapat rambut pubis
b) Tahap II
Terjadi pertumbuhan rambut pubis yang jarang.
c) Tahap III
Rambut pubis lebih hitam, kasar, keriting dan merata pada seluruh pubis.
d) Tahap IV
Rambut pubis lebih lebat dan keriting
e) Tahap V
Rambut pubis orang dewasa dalam penyebaran, baik kuantitas, jenis,
maupun pola penyebaran kebagian dalam paha.
b. Perkembangan
1) Perkembangan motorik halus
a) Masa neonatus (0 – 28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya
kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons
terhadap gerakan jari atau tangan.
b) Masa bayi (28 hari – 1 tahun)
- Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan
hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke
sisi, menvoba memegang dan memasukan benda kedalam mulut,
memegang benda tapi terlepas, memerhatikan tangan dan kaki,
memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di
tangan walaupun hanya sebentar.
- Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah mulai
mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengekplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil
objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di
kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai
satu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ketangan
yang lain.
- Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau
merainh benda kecil; bila diberi kubus mampu memindahkan,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari,
membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.
c) Masa anak (1 – 2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukan dengan
adanya kemampuan dalam mencoba, menyusun, atau membuat menara
pada kubus.
d) Masa pra sekolah
Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak, yaitu mulai
memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua
atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan menggambar
orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda,
melambaikan tangan, menggunakan tanggannya untuk bermain,
menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir
dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan
jari, serta membuat coretan diatas kertas (Wong, 2000).
2) Perkembangan motorik kasar
a) Masa neonatus
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali
dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala.
b. Masa bayi

- Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan
kemampuan mengangkat kepala saat tegkurap, mencoba duduk
sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh
terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol
kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang,
berguling dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan tungkai kurang
fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
- Usia 4 – 8 bulan
Usia perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada
pertumbuhan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada alas dan
sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan
kedua tangannya. Pada bulan ke empat sudah mampu memalingkan
kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikan
badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki
dengan lengan berayun kedepan dan kebelakang, berguling dari
terlentang dan tengkurap, serta duduk dengan bantuan dalam waktu
yang singkat.
- Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2
detik dan berdiri sendiri.
c. Masa anak (1 – 2 tahun)
Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik kasar
secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan
berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga
dengan cara 1 tangan dipegang. Pada akhir tahun kedua sudah mampu
berlari-lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.
d. Masa pra sekolah
Perkembangan motorik kasar masa prasekolah ini dapat diawali dengan
kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama satu sampai lima detik,
melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit ke jari kaki,
menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan
(Wong, 2000).
a) Masa bayi (28 hari – 1 tahun)
- Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya
kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,
berceloteh, mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa dan berteriak,
mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.
- Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi
atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa,
menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta
menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat
dua bunyi vokal yang bersamaan seperi “ba-ba”.
- Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu mengucapkan kata
“papa” dan “mama” yang belom spesifik, mengoceh hingga
mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan satu
samapai dua kata.
3) Perkembangan perilaku atau adaptasi sosial
a) Masa neonatus (0 – 28 hari)
b) Masa bayi (28 hari – 1 tahun)
- Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan
kemampuan mengamati tangannya: tersenyum spontan dan membalas
senyum bila di ajak tersenyum; mengenali ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan kontak; tersenyum pda wajah manusia;
waktu tidur dalam sehari lebih sedikit dari pada waktu terjaga;
membentuk siklus tidur bangun; menangis bila terjadi sesuatu yang
aneh; membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal;
senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada
orang yang tak dikenal (asing).
- Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa
takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain
dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan
kaki jika sedang kesal.
- Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai
minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau
lainnya dengan orang lain.
6. Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
1) Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometrik meliputi :
a) Berat badan
Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui
status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Berat Badan (BB) dapat juga
dipakai dalam perhitungan dosis obat. Penilaian berat badan berdasarkan
umur menurut World Health Organitation (WHO) dengan baku National
Centers For Health Statistics (NCHS) yaitu menggunakan persentil
sebagai berikut : persentil ke SD – 3 dikatakan normal, sedangkan
persentil ≤ 3 termasuk kategori malnutrisi. Penilaian berat badan
berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase
dari median sebagai berikut : 80 – 100% dikatakan normal, sedangkan <
80% dikatakan malnutrisi akut (tresting). Penilaian berat badan
berdasarkan tinggi badan menurut NCHS yaitu menggunakan persentil
sebagai berikut : persentil ke 75 – 25 dikatakan normal, persentil 10 - 5
malnutrisi sedang dan persentil < 5 dikatakan malnutrisi berat. Selain
pengguanaan standar baku NCHS juga dapat digunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS).
Tabel 1.
Penilaian  Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB  Standart
Baku Antropometeri WHO-NCHS
Sebutan Status
No Batas Pengelompokan
Indeks yang dipakai Gizi
1 BB/U  < -3 SD Gizi buruk
 - 3 s/d  <-2 SD Gizi kurang
 - 2 s/d +2 SD Gizi baik
 > +2 SD Gizi lebih
2 TB/U  < -3 SD Sangat Pendek
 - 3 s/d  <-2 SD Pendek
 - 2 s/d +2 SD Normal
 > +2 SD Tinggi
3 BB/TB  < -3 SD Sangat Kurus
 - 3 s/d  <-2 SD Kurus
 - 2 s/d +2 SD Normal
 > +2 SD Gemuk
Tabel 2.

Berat Badan Rata-rata Umur 0-5 Tahun :


Berat (Gram)
Umur
Standar 80% Standar
Lahir 3.400 2.700
0 – 1 Bulan 4.300 3.400
2 Bulan 5.000 4.000
3 Bulan 5.700 4.500
4 Bulan 6.300 5.000
5 Bulan 6.900 5.500
6 Bulan 7.400 5.900
7 Bulan 8.000 6.300
8 Bulan 8.400 6.000
9 Bulan 8.900 7.100
10 Bulan 9.300 7.400
11 Bulan 9.600 7.700
12 Bulan 9.900 7.900
1 tahun 3 Bulan 10.600 8.500
6 Bulan 11.300 9.000
9 Bulan 11.900 9.600
2 tahun  0 Bulan 12.400 9.900
3 Bulan 12.900 10.500
6 Bulan 13.500 10.800
9 Bulan 14.000 11.200
3 tahun  0 Bulan 14.500 11.600
3 Bulan 15.000 12.000
6 Bulan 13.500 12.400
9 Bulan 16.000 12.900
4 tahun 0 Bulan 16.500 13.200
3 Bulan 17.000 13.600
6 Bulan 17.400 14.000
9 Bulan 17.900 14.400
5 tahun  0 Bulan 18.400 14.700
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke-10.
Umur 10 hari : BBL
Umur 5 balan : 2 x BBL
Umur 1 tahun : 3 x BBL
Umur 2 tahun : 4 x BBL
Pra sekolah : meningkat 2 kg/tahun
Adolecent : meningkat 3-3,5 kg/tahun
Kenaikan BB pada tahun pertama kehidupan
Trimester I : 700-1000 gram/bulan
Trimester II : 500-600 gram/bulan
Trimester III : 350-450 gram/bulan
Trimester IV : 250-350 gram/bulan
Perkiraan BB dalam kilogram
umur (bulan) + 9
Usia 3 - 12 bulan :
2
Usia 1 - 6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8
umur (tahun) + 7- 5
Usia 6 - 12 tahun :
2
b) Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping
faktor genetik. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam
menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian TB
berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara
presentase dari median dengan penilaian ; ≥ 90% dikatakan normal, <
90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal). TB meningkat sampai tinggi
maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan adolecent dan
berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
TB dapat diperkirakan sebagai berikut :
Umur 1 tahun = 1,5 x TB lahir
Umur 4 tahn = 2 x TB lahir
Umur 6 tahun = 1,5 x TB setahun
Umur 13 tahun = 3 x TB lahir
Dewasa = 3,5 x TB lahir atau (2 x TB umur 2 tahun)
Atau dengan rumus Behrman,
Lahir = 50 cm
Umur 1 tahun = 75 cm
Umur 2 – 12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77
Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir :
( TB ayah – 13 cm ) + (TB Ibu)
Wanita= ± 8,5 cm
2
( TB ibu + 13 cm ) + (TB Ayah)
Pria= ± 8,5 cm
2
Tabel 3.
Tinggi Badan Rata-rata Umur 0-5 Tahun
Tinggi (Cm)
Umur
Standar 80% Standar
Lahir 50.5 40.5
0 – 1 Bulan 55.0 43.5
2 Bulan 58.0 46.0
3 Bulan 60.0 48.0
4 Bulan 62.5 49.5
5 Bulan 64.5 51.0
6 Bulan 66.0 52.5
7 Bulan 67.5 54.0
8 Bulan 69.0 55.5
9 Bulan 70.5 56.5
10 Bulan 72.0 57.5
11 Bulan 73.5 58.5
12 Bulan 74.5 60.0
1 tahun 3 Bulan 78.0 62.5
6 Bulan 81.5 65.0
9 Bulan 84.5 67.5
2 tahun  0 Bulan 87.0 69.5
3 Bulan 89.5 71.5
6 Bulan 92.0 73.5
9 Bulan 94.0 75.0
3 tahun  0 Bulan 96.0 77.0
3 Bulan 98.0 78.5
6 Bulan 99.5 79.5
9 Bulan 101.5 81.5
4 tahun 0 Bulan 103.5
3 Bulan 105.0 82.585.5
6 Bulan 107.0 86.5
9 Bulan 108.0
5 tahun  0 Bulan 109.0 87.0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI
c) Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat
dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan
adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala
meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis.
Peningkatan volume
6 – 9 bulan kehamilan = 3 gram/24 jam
Lahir – 6 bulan = 2 gram/24 jam
6 bulan – 3 tahun = 0,35 gram/24 jam
3 – 6 tahun = 0,15 gram/24 jam
d) Pengukuran lingkar lengan atas
Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini
banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding
dengan BB. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada
anak usia pra sekolah.

BAB III
PENUTUP

A. Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillairobbil‟alamin kepada
Allah SWT yang telah member rahmat-Nya, sehingga makalah ini terselesaikan
sesuai ketentuan berlaku.Walaupun demikian penulis menyadari
masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman.Oleh karena itu, kritik dan sarannya yang bersifat kontruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan.Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis haturkan maaf dan kepada Allah SWT mohon
ampun.

B. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan
perubahan individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang daur
kehidupan dan terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan
perubahan yang terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubhan ukuran, besar, jumlah atau
dimensi pada tingkat sel, organ maupun idividu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif
sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram / kilogram), satuan panjang (cm, m),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).
Sedangkan perkembnagan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu perubahan ukuran, proporsi, hilnagnya
ciri-ciri lama serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-
masing organ juga mempuyai pola pertumbuhan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D (2013). Tumbuh kembang & terapi bermain anak. Jakarta : Salemba Medika.

Apriastuti, D.A. (2013). Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan
Perkembangan Anak Usia 48-60 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan.Vol. 4. No. 1 Juni 2013, hal
1-14. Aquarisnawati, P., Dewi, M., & Windah, R. (2011). Motorik Halus Pada Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Bender Gestalt. Jurnal INSAN, Vol. 13 No. 03, Desember 2011, hal
149-156. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.

Hidayat, A.A (2011). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya : Health
Book Publishing. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data : Contoh
Aplikasi Study Kasus. Jakarta : Salemba Medika. Jayanti, W.A. (2014). Perbedaan

Kemampuan Motorik Halus melalui Menggambar Anak yang Mengikuti Playgroup dan Anak
yang tidak Mengikuti Playgroup pada Anak Kelompok A, di TK Siti Masyithoh Diwek
Jombang. Jurnal PAUD Teratai, Vol. 3 No 1 Januari 2014, hal : 1-5.

Kemenkes, RI. 2015. Data dan informasi Tahun 2014


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/data-dan-
informasi-2014.pdf diakses tanggal 27 oktober 2015

Kusumaningtyas, K & Sri, W. (2016). Faktor Pendapatan dan Pendidikan Keluarga Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak usia 3-4 tahun. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, Vol. VII No. 1 Januari 2016, hal 53-59. Kyle, T.,& Susan, C (2014).

Keperawatan Pediatri Volum 1 (Essentials of Pediatric Nursing). Alih Bahasa Yulianti.Devi


dkk. Jakarta : EGC. Lindawati. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Keperawatan. Vol 4. No. 1. Hal 1-7.
November 2013.

Anda mungkin juga menyukai