Anda di halaman 1dari 14

A.

Biografi Amir Hamzah


Amir Hamzah

Tengkoe Amir
28 Februari 1911
Lahir
Tanjung Pura, Langkat,
Sumatera Timur, Hindia
Belanda
20 Maret 1946 (umur 35)
Meninggal
Kwala Begumit, Binjai,
Langkat, Indonesia
Masjid Azizi, Tanjung Pura,
Makam
Langkat, Sumatera Timur,
Indonesia
Sastrawan, Penyair, Pejabat
Pekerjaan
Pemerintahan Daerah
Indonesia
Bahasa
Melayu
Kewarganegaraan Indonesia
Suku bangsa
Melayu
Aliran sastra
Simbolisme
Tema
Cinta, Agama
Boeah Rindoe (1937)
Karya terkenal
Njanji Soenji (1941)
Pasangan
Tengkoe Poeteri Kamiliah
Anak
Tengkoe Tahoera
Tengkoe Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra
Poetera, atau lebih dikenal hanya dengan nama pena Amir Hamzah (lahir di Tanjung
Pura, Langkat, Sumatera Timur, Hindia Belanda, 28 Februari 1911 meninggal di Kwala
Begumit, Binjai, Langkat, Indonesia, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) [a] adalah
sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe dan Pahlawan Nasional Indonesia. Lahir
dari keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat di Sumatera Utara, ia dididik di
Sumatera dan Jawa. Saat berguru di SMA di Surakarta sekitar 1930, pemuda Amir
terlibat dengan gerakan nasionalis dan jatuh cinta dengan seorang teman sekolahnya, Ilik

Soendari. Bahkan setelah Amir melanjutkan studinya di sekolah hukum di Batavia


(sekarang Jakarta) keduanya tetap dekat, hanya berpisah pada tahun 1937 ketika Amir
dipanggil kembali ke Sumatera untuk menikahi putri sultan dan mengambil tanggung
jawab di lingkungan keraton. Meskipun tidak bahagia dengan pernikahannya, dia
memenuhi tugas kekeratonannya. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
pada tahun 1945, ia menjabat sebagai wakil pemerintah di Langkat. Namun siapa nyana,
pada tahun pertama negara Indonesia yang baru lahir, ia meninggal dalam peristiwa
konflik sosial berdarah di Sumatera yang disulut oleh faksi dari Partai Komunis Indonesia
dan dimakamkan di sebuah kuburan massal.
Amir mulai menulis puisi saat masih remaja: meskipun karya-karyanya tidak bertanggal,
yang paling awal diperkirakan telah ditulis ketika ia pertama kali melakukan perjalanan
ke Jawa. Menggambarkan pengaruh dari budaya Melayu aslinya, Islam, Kekristenan, dan
Sastra Timur, Amir menulis 50 puisi, 18 buah puisi prosa, dan berbagai karya lainnya,
termasuk beberapa terjemahan. Pada tahun 1932 ia turut mendirikan majalah sastra
Poedjangga Baroe. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis. Sebagian besar
puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, Njanji Soenji (EYD: "Nyanyi Sunyi", 1937)
dan Boeah Rindoe (EYD: "Buah Rindu", 1941), awalnya dalam Poedjangga Baroe,
kemudian sebagai buku yang diterbitkan.
Puisi-puisi Amir sarat dengan tema cinta dan agama, dan puisinya sering mencerminkan
konflik batin yang mendalam. Diksi pilihannya yang menggunakan kata-kata bahasa
Melayu dan bahasa Jawa dan memperluas struktur tradisional, dipengaruhi oleh kebutuhan
untuk ritme dan metrum, serta simbolisme yang berhubungan dengan istilah-istilah
tertentu. Karya-karya awalnya berhubungan dengan rasa rindu dan cinta, baik erotis dan
ideal, sedangkan karya-karyanya selanjutnya mempunyai makna yang lebih religius. Dari
dua koleksinya, Nyanyi Sunyi umumnya dianggap lebih maju. Untuk puisi-puisinya, Amir
telah disebut sebagai "Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe" (EYD:"Raja Penyair
Zaman Pujangga Baru") dan satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional dari era
pra-Revolusi Nasional Indonesia.[1]

B.Hasil Karya
Artikel karya Amir Hamzah
Judul

"Abdullah"

Bulan
terbit
pertama
Agustus
1933

"Inleiding Tot de Studie


van den Heiligen QoerDesember
an"
1934
"Pengenalan Studi AlQuranul Karim"

Publikasi

Catatan

Poedjangga
Baroe

Esai tentang Abdullah


bin Abdul Kadir

Poedjangga
Baroe

Tinjauan buku

Artikel karya Amir Hamzah


Judul
"De Islamietische Vrouw
en Haar Recht"
"Muslimah dan HakHaknya"

Bulan
terbit
pertama

Publikasi

Catatan

Poedjangga
Baroe

Tinjauan buku

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


Indonesia

November
1934

Poedjangga
Baroe

Tinjauan buku

Maret 1935

Poedjangga
Baroe

Studi syair tradisional


dari pantun

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


Persia

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


Arab

Juni 1934

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


India

Desember
1934

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


Indonesia, dua bagian

Agustus
1934

Poedjangga
Baroe

Esai tentang sastra


Cina

Maret 1935

Poedjangga
Baroe

Tinjauan buku

April 1935

"Kesoesasteraan
Indonesia Baroe"

Januari
"Kesusastraan Indonesia 1941
Baru"

"Modern Maleisch
Zakelijk Proza"
"Prosa Bisnis Melayu
Modern"

"Pantoen"
"Pantun"

"Pembitjaraan
Kesoesasteraan Adjam" Oktober
"Pembicaaan Kesusastraan 1934
Ajam"

"Pembitjaraan
Kesoesasteraan Arab" September
1934
"Pembicaraan
Kesusastraan Arab"

"Pembitjaraan
Kesoesasteraan India"
"Pembicaraan
Kesusastraan India"

"Pembitjaraan
Kesoesasteraan
Indonesia"
"Pembicaraan
Kesusastraan Indonesia"

"Pembitjaraan
Kesoesasteraan
Tionghoa"
"Pembicaraan
Kesusastraan Tionghoa"

"Rindoe Dendam"
"Rindu Dendam"

Buku

Buku karya Amir Hamzah


Tahun
terbit

Judul
Sastera Melajoe Lama
dan Radja-Radja'nja
Sastra Melayu Lama dan
Raja-Rajanya

1942

Publikasi

Tjerdas

Catatan

Diadaptasi dari pidato


radio

Buku terjemahan
Buku terjemahan oleh Amir Hamzah
Judul

Bhagawad-Gita

Tahun
terbit

Publikasi

193335

Poedjangga
Baroe

Catatan
Terjemahan Bhagavad Gita dalam
tujuh belas bagian, berdasarkan
terjemahan bahasa Belanda oleh
J.W. Boissevain

Koleksi puisi
Koleksi puisi Amir Hamzah
Judul
Boeah Rindoe
Buah Rindu

Njanji Soenji
Nyanyi Sunyi

Setanggi Timoer
Setanggi Timur

Puisi asli

Tahun
terbit

Publikasi

Catatan

Juni 1941

Poedjangga
Baroe

Kelak diterbitkan dalam


bentuk buku

November
1937

Poedjangga
Baroe

Kelak diterbitkan dalam


bentuk buku

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Kelak diterbitkan dalam


bentuk buku

Sebagian besar karya Hamzah diterbitkan di Poedjangga Baroe.


Kunci
Karya tidak
diterbitkan
Puisi asli karya Amir Hamzah
Judul
"Astana Rela"
"Istana Rela"

"Barangkali"
"Batoe Belah"
"Batu Belah"

"Berdiri Akoe"
"Berdiri Aku"

"Berlagoe Hatikoe"
"Berlagu Hatiku"

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

November
1937

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

Oktober 1933 Poedjangga Baroe


Maret 1934

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

April 1932

Timboel

"Boeah Rindoe"
"Buah Rindu", dalam empat
bagian

"Bonda"
"Ibunda"

"Dagang"
"Dalam Matamoe"
"Dalam Matamu"

"Didalam Kelam"
"Di Dalam Kelam"

"Digapoera Swarga"
"Di Gapura Surga"

("Djaoeh Soenggoeh Terpelak


Haloean")
("Jauh Sungguh Terpelak Haluan"),
ditulis 1945

"Doa Pojangkoe"
"Doa Moyangku"

"Elok Toendok"
"Hang Toeah"
"Hang Tuah"

"Hanja Satoe"

Februari 1933 Pandji Poestaka


November
1937

Poedjangga Baroe

Juli 1935

Poedjangga Baroe

N/A

N/A

November
1937

Poedjangga Baroe

Desember
1936

Poedjangga Baroe

April 1932

Timboel

November

Poedjangga Baroe

Puisi asli karya Amir Hamzah


Judul
"Only One"

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

1937
November
1937

Poedjangga Baroe

November
1932

Timboel

November
1937

Poedjangga Baroe

"Insaf"

November
1937

Poedjangga Baroe

"Kamadewi"

Juni 1941

Poedjangga Baroe

"Karena Kasihmoe"

November
1937

Poedjangga Baroe

November
1932

Timboel

September
1935

Timboel

"Hari Menoeai"
"Harvest Day"

"Haroem Ramboetmoe"
"Harum Rambutmu"

"Iboekoe Dahoeloe"
"Ibuku Dahulu"

"Insjaf"

"Karena Kasihmu"

"Kenang-Kenangan"
"KEnang-Kenangan"

"Koebangkitkan Badan"
"Kubangkitkan Badan"

("Koelihat Tanah Terhampar")


("Kulihat Tanah Terhampar"),
ditulis 1945

"Koesangka"

N/A

N/A

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Maret 1932

Timboel

September
1933

Poedjangga Baroe

"Menjelma Pula"

November
1936

Poedjangga Baroe

"Naik-Naik"

April 1935

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

"Permainanmu"

November
1937

Poedjangga Baroe

"Poernama Raja"

Juni 1941

Poedjangga Baroe

"Kusangka"

"Maboek..."
"Mabuk..."

"Malam"
"Mendjelma Poela"

"Pada Sendja"
"Pada Senja"

"Padamoe Djoea"
"Padamu Jua"

"Permainanmoe"

Puisi asli karya Amir Hamzah


Judul

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

"Purnama Raya"

"Ragoe"
"Ragu"

("Remoekkan Rindoe")
("Remukkan Rindu")

"Sebab Dikaoe"
"Sebab Dikau"

"Selaloe Sedih"
"Selalu Sedih"

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

Januari 1937

Poedjangga Baroe

1942

Sastera Melajoe Lama dan


Radja-Radja'nja

June 1941

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

Maret 1932

Timboel

November
1937

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

Juni 1941

Poedjangga Baroe

November
1937

Poedjangga Baroe

"Semoga"
"Semoga", dipakai di kata
pengantar

"Senjoem Hatikoe, Senjoem"


"Senyum Hatiku, Senyum"

"Soeboeh"
"Subuh"

"Soenji"
"Sunyi"

("Soenji Itoe Doeka")


("Sunyi Itu Duka")

"Teloek Djajakatera"
"Teluk Jakarta"

"Tetapi Akoe"
"Tetapi Aku"

"Tinggallah"
"Tinggallah"

"Tjempaka..."
"Cempaka..."

"Tjempaka Moelia"
"Cempaka Mulia"

"Toehankoe Apatah Kekal?"


"Tuhanku Apatah Kekal?"

"Toeroen Kembali"
"Turun Kembali"

Puisi terjemahan

Puisi terjemahan oleh Amir Hamzah


Judul
("Adam Dibentoek Toehan
dengan Emboen Tjinta")

Tahun
terbit

Penerbit

Catatan

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Sadreddin

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Adoe Kekasihkoe, Semoga


Dapat Akoe Berboeni dalam
Oktober
Sadjakkoe")
1939
("Aduh Kekasihku, Semoga

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Turki

October
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Kobayashi Issa

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Matsuo Basho

("Bertjerai Dengan Dikaoe,


Oktober
Kekasihkoe")
1939
("Bercerai Dengan Dikau,

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Boeroeng Djinak
Disangkarnja, Boeroeng Liar
Oktober
Dirimba Raja")
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Rabindranath
Tagore

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Khwaja Ghulam
Farid

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Dengan Soelingkoe
Terboeat dari Batoe Djid") Oktober
("Dengan Sulingku Terbuat dari 1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi Cina

Poedjangga

Terjemahan puisi

("Adam Dibentuk Tuhan


dengan Embun Cinta")

("Adoeh Kalaoe Kita


Bertemoe")
("Aduh, Kalau Kita Bertemu")

Dapat Aku Berbunyi dalam


Sajakku")

("Alangkah Tjemboeroe")
("Alangkah Cemburu")

("Banjaknja Membanding
Awan")
("Banyaknya Membanding
Awan")

Kekasihku")

("Burung Jinak di Sangkarnya,


Burung Liar di Rimba Raya")

("Dara Remadja")
("Dara Remaja")

("Dengan Apa
Koeperbandingkan Hidoep
Kita dalam Doenia")
("Dengan Apa Kuperbandingkan
Hidup Kita dalam Dunia")

Batu Jade")

("Diam Keloear Njanji


Poedjangga")

Oktober

Puisi terjemahan oleh Amir Hamzah


Judul
("Diam Keluar Nyanyi
Pujangga")

Tahun
terbit
1939

Penerbit

Catatan

Baroe

karya Tukaram

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Yosa Buson

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Djika Senda Bersandar di


Oktober
Dada Dinda")
1939
("Jika Senda Bersandar di

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Li Hongzhang

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Khwaja Ghulam
Farid

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Minamoto no
Shigeyuki

("Hatikoe, Hatikoe, Soekma


Oktober
Segala Soekma")
("Hatiku, Hatiku, Sukma Segala 1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Kabir

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Fukuda Chiyoni

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Kemalpascha
Saidi Ahmad

("Kalaoe Engkaoe Boekit") Oktober


("Kalau Engkau Bukit")
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Rav Das

("Kalaoe Sebenarnja Hidoep


Oktober
Hanja Mimpi")
1939
("Kalau Sebenarnya Hidup

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Li Bai

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Ono no Yoshiki

("Dibawah Tedoeh Tjemara,


Toemboeh Diatas Karang") Oktober
1939
("Di Bawah Teduh Cemara,
Tumbuh di Atas Karang")

("Digenta-Kelenteng Raja") Oktober


("Di Genta Kelenteng Raya") 1939
("Djika Menjanji
Tjendrawasih")
("Jika Menyanyi Cenderawasih")

Dada Dinda")

("Farid, Djika Manoesia


Memoekoel Sendja")

Oktober
("Farid, Jika Manusia Memukul 1939
Senja")

("Gelombang Melanggar
Karang")

Sukma")

("Ingin Koetahoe Dipandang


Oktober
Mana")
1939
("Ingin Kutahu Dipandang
Mana")

("Inilah, Toehankoe,
Oentoekmoe Poedjian-Raja") Oktober
1939
("Inilah, Tuhanku, UntukMu
Pujian Raya")

Hanya Mimpi")

("Kekasihkoe Seperti
Roempoet")

Oktober
1939

Puisi terjemahan oleh Amir Hamzah


Judul

Tahun
terbit

Penerbit

Catatan

("Kekasihku Seperti Rumput")

("Kilaoe-Kemilaoe, Lemah
Menggeletar, Melajang
Pepatoeng Diatas Tasik")

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi Cina

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Hamdi

("Mata Terlajang... Tersentak


Oktober
Djaga...")
("Mata Terlayang... Tersentak 1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan 33
kuatrain karya Omar
Khayym

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Meera

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Matsuo Basho

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Du Fu

("Perlahan Boelan Berdjalan,


Oktober
Dilangit Biroe-Toea")
("Perlahan Bulan Berjalan, di 1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Wang Seng Yu

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Tan Taigi

Mei 1934

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Mesir

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Tangan Berpegangan
Oktober
Tangan dan Mata Bertukar 1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Rabindranath

("Kilau-Kemilau, Lemah
Menggeletar, Melayang
Pepatung di Atas Tasik")

("Koemangoekan Selaloe
Boeah-Hatikoe")
("Kumangukan Selalu Buah
Hatiku")

Jaga")

("Moga Diberi Allah")


("Semoga Diberi Allah")

("Pada Kala Akoe


Mengambil Air")
("Pada Kala Aku Mengambil
Air")

("Paja Toea Beradoe


Tjendera")
("Payau Tua Beradu Cendera")

("Perahoekoe Diatas Air


Berhanjut Lambat")
("Perahuku di Atas Air
Berhanyut Lambat")

Langit Biru Tua")

("Permainja Ramboet Dara") Oktober


("Permainya Rambut Dara") 1939
"Sadjak Seboeah"
"Sajak Sebuah"

("Seroepa Roempoet
Moeda")
("Serupa Rumput Muda")

Puisi terjemahan oleh Amir Hamzah


Tahun
terbit

Judul

Penerbit

Catatan

Pandang")

Tagore
Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Kosen

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Seyf

("Timboel Boelan Keenam") Oktober


("Timbul Bulan Keenam")
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Yamabe no
Akahito

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Kabir

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Tama

Oktober
1939

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
Jepang

("Wah! Semoga Gelombang


Oktober
Berpoetjak Poetih")
1939
("Wah! Semoga Gelombang

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Prince Aki

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Sji King

Poedjangga
Baroe

Terjemahan puisi
karya Taira no
Kanemori

("Terangnja Boelan")
("Terangnya Bulan")

("Tiadakah Akoe Mendjadi


Wali")
("Tiadakah Aku Menjadi Wali")

("Tjeritakan, Oendankoe,
Kabaranmoe Kawi")
("Ceritakan, Undanku,
Kabarmu")

("Wah Lajang, Doekong


Akoe")
("Wah Layang, Dukung Aku")

("Wah! Doea Bamboe


Moeda-Oesia")
("Wah! Dua Bambu Muda
Usia")

Berpuncak Putih")

("'Wah' Kesahnja, 'Kaoe


Dengar Ajam-Djantan'")

Oktober
("'Wah' Kesahnya, 'Kau Dengar 1939
Ayam Jantan'")

("Walaoepoen Koedajakan
Giat")
("Walaupun Kudayakan Giat")

Oktober
1939

Prosa lirik asli


Prosa lirik asli karya Amir Hamzah
Judul

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

"Berselisih"

May 1934

Poedjangga Baroe

"Bertemoe"

March 1934

Poedjangga Baroe

Prosa lirik asli karya Amir Hamzah


Judul

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

"Bertemu"

"Boeroengkoe"
"Burungku"

"Doa"
"Hanjoet Akoe"
"Hanyut Aku"

"Kekasihkoe"
"Kekasihku"

"Kekasihkoe..."
"Kekasihku..."

"Koernia"
"Kurnia"

("Leka Kanda Merenoeng


Koesoema")

January 1937

Poedjangga Baroe

November 1937 Poedjangga Baroe


November 1937 Poedjangga Baroe
January 1937

Poedjangga Baroe

October 1935

Poedjangga Baroe

November 1937 Poedjangga Baroe

December 1932 Pandji Poestaka

("Leka Kanda Merenung Kusuma")

"Memoedji Dikaoe"
"Memuji Dikau"

"Mengawan"
"Moedakoe"
"Mudaku"

"Moedakoe (II)"
"Mudaku (II)"

"Njoman"
"Pandji Dihadapankoe"
"Panji di Hadapanku"

"Poedjangga Baroe"
"Pujangga Baru"

"Taman Doenia"
"Taman Dunia"

"Terboeka Boenga"
"Terbuka Bunga"

Prosa lirik terjemahan

November 1937 Poedjangga Baroe


November 1937 Poedjangga Baroe
April 1934

Poedjangga Baroe

January 1936

Poedjangga Baroe

December 1935 Poedjangga Baroe


November 1937 Poedjangga Baroe
December 1932 Pandji Poestaka
November 1937 Poedjangga Baroe
November 1937 Poedjangga Baroe

Prosa lirik terjemahan Amir Hamzah


Bulan
pertama
terbit

Judul

"Sjiroel-Asjar"
"Syirul Asyar"

Juli 1933

Publikasi

Poedjangga
Baroe

Catatan
Terjemahan beberapa
ayat Quran tentang
Sulaiman

Cerita
Cerita karya Amir Hamzah
Judul

Bulan
pertama
terbit

Publikasi

"Atik..."

November 1932 Pandji Poestaka

"Gambang"

Desember 1932 Pandji Poestaka

"Radja Ketjil"
"Raja Kecil"

"Soeltan Ala'oeddin Rajat Sjah"


"Sultan Alauddin Riayat Syah"

September
1934

Poedjangga Baroe

Oktober 1933

Poedjangga Baroe

Contoh Karya
Puisi Padamu Jua Amir Hamzah
PADAMU JUA
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kendi kemerlap
Pelita jendela dimalam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah dibalik tirai
Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktubukan giliranku
Mati haribukan kawanku

Anda mungkin juga menyukai