Anda di halaman 1dari 2

Baik saya akan menjawab pertanyaan diskusi diatas berdasarkan (modul 5.1 & 5.

2) PBIN4110 SEJARAH
SASTRA

1. Angkatan Pujangga Baru adalah angkatan yang hadir untuk menggantikan Angkatan Balai
Pustaka yang berjaya sebelumnya. Angkatan ini diberi nama Angkatan Pujangga Baru karena
angkatan ini dipublikasikan lewat majalah Pujangga Baru. Angkatan Pujangga Baru terbentuk
tahun 1933.
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka
terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang
menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra
intelektual, nasionalistis dan elitis.
Angkatan Pujangga Baru merupakan sebuah angkatan sastra yang muncul pada tahun 1933 di
bawah pimpinan Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane. Angkatan ini mendasarkan diri pada
semangat kebangsaan dan pembentukan budaya bam dalam gaya romantic. Secara resmi
muncul bersamaan terbitnya majalah mereka, Poedjangga Baroe, pada bulan Mei 1933.
Kebanyakan karya angkatan ini berupa puisi baru yang bentuknya berbeda dengan puisi
sebelumnya, misalnya syair dan pantun.
Para sastrawan yang menulis jauh sebelum tahun 1933 adalah Muhammad Yamin (Tanah Air,
1922), Sanusi Pane (Pancaran Cinta, 1925), Roestam Effendi (Percikan Permenungan, 1926), A.
Rivai Yogi (Puspa Aneka, 1931).
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu:
 Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.
 Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir
Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
1. Sultan Takdir Alisyahbana dengan hasil karyanya :
 Tak putus dirundung malang (1929)
 Dian yang tak kunjung padam (1932 )
 Layar terkembang ( 1936 )
2. Armijn pane dengan hasil karyanya :
 Belenggu (1940)
 Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
 Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
 Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)
 Habis Gelap Terbitlah Terang - Terjemahan Surat R.A. Kartini (1945)
3. Amir hamzah dengan hasil karyanya :
 Nyanyi Sunyi (1937)
 Begawat Gita (1933)
 Setanggi Timur (1939)
4. J. E. Tatengkeng dengan hasil karyanya :
 Rindu Dendam (1934)

2. Ciri Intrinsik Estetik Prosa dan ciri-ciri Ekstrinsik/Ekstra Estetik.


1. Ciri Intrinsik Estetik Prosa
 Alurnya lurus.
 Teknik perwatakan sudah mulai dengan watak bulat, teknik pelukisan watak secara tidak
langsung contoh roman Belenggu digambarkan sedikit gambaran fisik tokoh namun
kekuatan dialog dengan tokohnya sendiri sehingga pembaca diminta ikut berpikir apa
kelanjutan peristiwa yang dialami tokoh.
 Tidak banyak digresi cinta untuk menguatkan keeratan alur.
 Pusat pengisahan menggunakan metode dia (orang ketiga).
 Gaya bahasanya indah dan romantik.
 Gaya bahasanya tidak dengan perumpamaan klise, pepatah, dan peribahasa, dalam
roman Belenggu, Armiijn Pane lebih menggunakan perbandingan antara ilmu
kedokteran dengan teknik.
2. Ciri-ciri Ekstrinsik/Ekstra Estetik
 a. Masalah kehidupan masyarakat kota, modern, misalnya masalah emansipasi, gender
dan feminisme, pemilihan pekerjaan, masalah individu manusia dan sebagainya.
 Ide nasionalisme dan cita-cita kebangsaan mewarnai isi karya sastra Pujangga Baru.
 Bersifat didaktis.

Anda mungkin juga menyukai