Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4

S AS T R A TAH UN 3 0 ' AN
SEJAR AH '
TA N P UJ A NG GA B A R U
'ANG KA
Oleh
1. Jonias Junior Putra Lawalata
2. Talitha Zahra Martiza
3. Ristia Nurul Kamila
Lahirnya Pujangga Baru

Tahun 1933, Armijn Pane, Amir Hamzah dan Sutan


Takdir Alisjahbana mendirikan majalah Poejangga
Baroe (1933-1942 dan 1949-1953). Majalah berbunyi
‘Majalah Kesusasteraan dan Bahasa serta Kebudayaan
Umum’, berubah sejak tahun 1935 menjadi ‘Pembawa
Semangat Baru dalam Kesusasteraan, Seni Kebudayaan
dan Soal Masyarakat Umum’, dan sejak 1936 berbunyi
menjadi ‘Pembimbing Semangat Baru yang Dinamis
untuk Membentuk Kebudayaan Persatuan Indonesia.'
Tokoh-tokoh Sutan Takdir Alisjahbana
(Natal, 1908)
Pujangga Baru 1. Tak Putus Dirundung Malam
(1929)
Armijn Pane (Muarasipongi,
1908)
1. Belenggu (1940)
Amir Hamzah Bangsawan
Langkat, Sumatera Timur,
1911-1946)
1. Nyanyian Sunyi (1937)
Majalah
Nama Pujangga Baru Pujangga Baru
mempunyai dua pengertian,
yaitu:
1. Pujangga Baru sebagai nama
majalah dan

2. Sebagai nama angkatan


dalam Sastra Indonesia
Karakterisasi 01. Tema pokok cerita tidak lagi
berkisar pada masalah kawin
paksa/masalah adat yang hidup di
Angkatan Pujangga suatu daerah.
Baru 02. Mengandung nafas
kebangsaan/unsur nasionalitas,
baik karangan berbentuk prosa
maupun puisi.
03. Memiliki kebebasan dalam
menentukan bentuk
pengucapansesuai dengan
pribadinya.
Angkatan 80
Pujangga Baru
Pada tahun 1880 di negeri Belanda diadakan
pembaharuan di bidang kebudayaan. Gerakan itu
disebut gerakan 80 (De Tachtigers Beweging).
Tokoh penggeraknya ialah Willem Kloos Yacques
Perk, Frederik Van Eeden, Albert Verwey, Herman
Gorter, dan Lodewyk Van Deyssel. Mereka
menerbitkan majalah bernama De Nieuwe Gids
artinya Pandu Baru, yang terbit tahun 1885. Nama
tersebut bertentangan dengan majalah De gids
(Pandu) pada tahun 1840 oleh Potgieter, Busken
Hust dan Vosmaer. De Gids dipandang sebagai
jembatan antara sastra pendeta (Satra Domine)
dengan sastra Angkatan 80.
Perbedaan
Persamaan Perbedaan
a) Umumnya Angkatan 80
mengutamakan unsur estetis yang
murni, sedangkan Pujangga Baru
umumnya lebih mengutamakan unsur
tujuan sosial yang jelas.

b) Sebagian besar pengarang Pujangga


Baru menolak sifat individualism yang
dianut oleh beberapa pengarang
Angkatan 80 yang tidak mempunyai
corak kemasyarakatan sama sekali
Perbedaan
Persamaan Persamaan
a) Adanya semangat hidup yang sama
b) Kebetulan bangsa kita pada masa itu di
bawah kekuasaan pemerintahan Belanda

c) Keduanya menentang sastra


sebelumnya yang sudah merosot nilainya
dan yang penuh dengan konvensi-
konvensi
d) Di dalam usahanya mencari
pengucapan yang baru, keduanya
mencari contoh dari luar negeri
Aliran kebudayaan
Pujangga Baru
01. Pembentukan Kebudayaan 02. Pembentukan
Baru menurut Sutan Takdir Kebudayaan Baru menurut
Alisjahbana (STA): Sanusi Pane:
a) Individualism a) Kolektivisme
b) Materialism b) Spiritualisme
c) Intelektualisme c) Perasaan
Asas Seni
Pujangga Baru

Asas Seni Sutan Takdir Alisjahbana Asas Seni Armijn Pane


Penganut seni bertendens lebih Armijn Pane memandang isi lebih
mengutamakan isi daripada bentuk, penting daripada bentuk, tetapi
kegunaan daripada keindahan. bentuk pun tidak boleh diabaikan.
Sesi
Bertanya
Kesimpulan
Angkatan Pujangga Baru adalah salah satu periode penting sejarah sastra
Indonesia. Angkatan ini muncul sebagai reaksi terhadap sensor dan
keterbatasan yang diberlakukan oleh Balai Pustaka, penerbit sastra kolonial
Belanda. Angkatan Pujangga Baru ingin mengekspresikan rasa nasionalisme,
kebangsaan, dan emansipasi wanita dalam karya-karya mereka. Mereka juga
menggunakan bahasa yang lebih indah, modern, dan bebas dari kaidah Balai
Pustaka. Angkatan ini dipelopori oleh sastrawan-sastrawan terkenal seperti
Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, Amir Hamzah, dan lain-lain. Salah
satu karya paling terkenal dari angkatan ini adalah novel Layar Terkembang
karya Sutan Takdir Alisyahbana
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai