Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

S.K. DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN


NOMOR
:
HK.02
.
04/II/1180
/
2012 TENTANG
RENCANA PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
i
KATA
PENGANTAR vii
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN vi
DAFTAR ISI vii
BAB.I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar
Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Dasar Hukum
1
3
3
BAB.II. ANALISA SITUASI DAN KECENDERUNGAN 5
11.1. Kondisi Saat ini dan Permasalahannya 5
11.2. Lingkungan Strategis 13
11.3. Kecenderungan 14
11.4. Keadaan dan Masalah 15
11.5. Isu Strategis 18
BAB.III. VISI
,
MISI, TUJUAN
,
SASARAN DAN STRATEGI 20
111.1. Visi 20
111.2. Misi 20
111.3. Tujuan 20
111.4 Sasaran 21
vii
111.5. St ategi 21
111.6. K bijakan 22
BAB.IV
. PROGI AM-
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN 23
GIGI D
A
N MULUT
1. Pr mosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 23
2. Program Fluoridasi 23
3. U aya Kesehatan Gigi Masyarakat 24
4. U aya Kesehatan Perorangan 24
5. Program Pengawasan Obat dan Bahan 25
Ke okteran Gigi
6. Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan 26
7. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen 27
Pe bangunan Kesehatan
8. Monitoring dan Evaluasi 27
9. Bi bingan Teknis / Supervisi 27
10. Pr gram Unggulan 28
BAB.V
.
PENYE ENGGARAAN DAN PENILAIAN 35
V.I. Pe yelenggaraan 35
V.2. Pe ilaian 35
BAB.VI
.
PENUTUP 36
Viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H angka (1) mengamanahkan,
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan Iingkungan hidup yang balk dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan, serta pasal 34 angka (3)
Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang-Undang nomor 17
tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
mengamanahkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia
lanjut (manula), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat
dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan pengawasan,
pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan. Upaya
tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan
iptek serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan
dan kerja sama lintas sektor. Penekanan diberikan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Pelaksanaan kewenangan wajib bagi pemerintahan daerah baik
di provinsi, kabupaten/kota yang tertuang pada Peraturan Pemerintah
nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kot dinyatakan pada pasal 7 bahwa urusan wajib adalah


urusan pemeri tahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayan n dasar. Pada penjelasan Peraturan Pemerintah nomor
38 tahun 2007, ahwa kewenangan bidang kesehatan untuk pencegahan
dan pemberan san penyakit yang menjadi tanggungjawab daerah
yaitu penyeleng araan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular tertent pada skala provinsi, kabupaten/kota.
Organisasi perangkat daerah yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah no or 41 tahun 2007, pasal 19 dinyatakan bahwa besaran
organisasi pera gkat daerah ditetapkan berdasarkan variable jumlah
penduduk, luas wilayah dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja
daerah (APBD), inas yang akan terbentuk terdiri dari 1 (satu) sekretariat
dan paling ban ak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga)
subbagian, dan asing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga)
seksi.
Dalam and ng - undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di
pasal 93 disebut an bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan
untuk memelih ra dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk eningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi da pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/ata masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesina bungan. Dan pasal 94 dijelaskan bahwa Pemerintah
dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikan pel yanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,
dan terjangkau leh masyarakat.
Dalam kons dtusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948
tertulis bahwa "
ealth is a fundamental human right",
yang mengandung
suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan
yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi
manusia dan se at sebagai investasi.
Kesehatan gi merupakan bagian intergral dari kesehatan secara
keseluruhan yan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Prevalensi karies

gigi dan penyakit periodontal tinggi di masyarakat dan hasil penelitian


menunjukkan karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan
pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik,
ketidak nyamanan psikis dan disabilty psikis.
WHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for Oral
Health 2020, yaitu meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan
kraniofasial dengan menekankan pada upaya promotif dan mengurangi
dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut dengan
diagnosa dini, pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit
sistemik.
Disamping itu, pada
The Sixtieth World Health Assembly (WHA-
60) tahun 2007
disusun Resolusi WHA 60.17 tentang kesehatan gigi dan
mulut yaitu: Rencana aksi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
terintegrasi.
Dengan adanya kebijakan pelayanan dibidang kesehatan gigi dan
mulut, maka perlu ada langkah-langkah selanjutnya yang lebih terstruktur
dan tersistem melalui komitmen yang kuat dari para pakar, akademisi
serta
stakeholder terkait dalam menyusunan suatu rencana strategi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, yang dapat dijadikan rujukan bagi
pelaksana baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
1.2 Tujuan:
Tersusunnya perencanaan program kesehatan gigi dan mulut tahun
2011 - 2025 sebagai pedoman dan acuan pembangunan kesehatan gigi
mulut serta rujukan bagi pemerintah daerah serta pihak terkait dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.
1.3 Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Undang-Un
Daerah.
4. Undang-Un
5. Undang-Urn
Pembangun
Pang RI
nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
ang RI nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
ang RI nomor
17 tahun 2007
tentang Rencana
an Jangka Panjang Nasional.

BAB II
ANALISA SITUASI
DAN KECENDERUNGANNYA

11.1 KONDISI SAAT INI DAN PERMASALAHANNYA


Berdasarkan Profit Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit
jaringan pulpa dan periapikal termasuk sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien rawatjalan di rumah sakit umum di seluruh Indonesia, maka dapat
dinilai bahwa besarnya masalah penyakit gigi dan mulut tidak hanya
merupakan masalah kesehatan masyarakat tetapi menjadi masalah
sosial. Walaupun tidak menyebabkan kematian Iangsung, penyakit
gigi dan mulut dapat menjadi faktor risiko penyakit lain, sebagai fokal
infeksi misalnya tonsilitis, faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia,
berat bayi lahir rendah (BBLR), diabetes melitus, penyakit jantung dan
penyakit sistemik lainnya. Di samping itu, penyakit HIV/AIDS dan penyakit
sistemik lain juga dapat bermanifestasi di dalam mulut. Penyakit gigi dan
mulut berpotensi menimbulkan gangguan bagi berbagai profesi seperti
kedirgantaraan, barotaksis dan lain-lain sehingga dapat menutup peluang
untuk pekerjaan tertentu misalnya untuk menjadi anggota TNI.
Upaya kesehatan gigi dan mulut di Indonesia belum terselenggara
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan
yang bersifat pemeliharaan, peningkatan, dan perlindungan kesehatan
gigi dan mulut masih dirasa kurang.
1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut
SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit periodontal
merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita
masyarakat ± 70%, dan sebesar ± 4-5% penduduk menderita penyakit
periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas,
saat ini paling banyak di temukan pada usia muda. Salah satu faktor
etiologinya adalah karang gigi dijumpai pada 46,2% penduduk dan
prevalensinya pada penduduk desa lebih tinggi dari pada di kota,
desa 48,9% dan di kota 42.5%.

Hasil Riset esehatan Dasar tahun 2007, menunjukkan penduduk


Indonesia y ng menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut
hanya 23%, dan diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30%
yang mene ma perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional
gigi. Ini ber rti
effective demand (keinginan dan kemampuan untuk
mendapat elayanan) untuk berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya
7%. Darijur-r Iah tersebut, persentase penduduk menerima perawatan
untuk pena balan/pencabutan/bedah gigi rata-rata sebesar 38,5 %,
pemasanga gigi lepasan/tiruan sebesar 4,6 %, konseling perawatan/
kebersihan igi rata-rata sebesar 13,3 %.
Pada kelom ok penduduk usia 12 tahun, prevalensi karies aktif (karies
yang belum ditangani) adalah 43,4% dan yang pernah mengalami
karies sebe r 67,2%.
Index DMF- mencapai rata-rata 4,85 ini berarti jumlah kerusakan
gigi rata-rat perorang adalah Iebih dari 5 gigi. Pada kelompok usia
12 -18 tah
n Performance Treatment Index
atau motivasi seseorang
untuk men mpatkan gigi yang karies sangat rendah yaitu sekitar
1,6% sedangkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan
memerluka penumpatan dan atau pencabutan
(Required Treatment
Index)
pads elompok usia ini sebesar 25,2%.

Anda mungkin juga menyukai