Oleh :
Dosen Pembimbing:
drg. Valendriyani Ningrum, M.P.H, Ph.D
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ”Media Promosi Kesehatan Gigi
Dan Mulut Menggunakan Augmented Reality (AR)” untuk memenuhi salah satu
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan ibu drg. Valendriyani Ningrum, M.P.H,
Ph.D selaku dosen pembimbing dan dorongan yang telah diberikan oleh pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan permasalahan kesehatan gigi dan mulut di
dunia, Indonesa dan Sumatera Barat
2. Mengetahui dan menjelaskan pencegahan kesehatan gigi dan mulut dengan
edukasi dan promosi kesehatan
3. Mengetahui dan menjelaskan edukasi dan promosi kesehatan menggunakan
Augmented Reality
BAB II
PEMBAHASAN
6
7
tinggi, Sumatera Barat menjadi daerah yang masih kurang kesehatan gigi dan mulut
di Indonesia. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum
menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Data menunjukkan
22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat
giginya, hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Ayu Dewi Kumala Ratih &
Hasiva Yudita, 2019).
media cetak. Tetapi media cetak untuk saat ini masih dipakai dan digunakan oleh
praktisi praktisi klinis dalam mengedukasi dan mempromosikan kesehatan gigi dan
mulut ke masyarakat luas (Anisa et al., 2023).
yang lebih besar. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan penggunaan sistem
penggambaran, terdapat berbagai cara penggambaran. Meskipun penggambaran
memainkan peran penting tetapi gambar medis berkualitas tinggi akan memberikan
informasi yang jelas kepada pasien. Gambar medis berkualitas tinggi akan
meningkatkan kecepatan tindakan klinis (Huang et al., 2018).
Beberapa kelebihan telah menunjukkan bahwa Augmented Realty (AR) telah
terbukti meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk beberapa tindakan klinis
kedokteran gigi, karena sangat terkait dengan penglihatan spasial, karena Augmented
Realty (AR) meningkatkan kesadaran visual ahli bedah dalam operasi berisiko tinggi
dan meningkatkan pemahaman intuitif ahli bedah terhadap bidang operasi [ 4,11,37].
Selain itu, mengurangi komplikasi iatrogenik dari pengobatan yang dilakukan seperti
cedera pada struktur anatomi di sekitarnya dan terbukti efektif dengan membantu ahli
bedah mulut untuk memvisualisasikan bidang operasi yang tidak diamati secara
langsung dengan lebih baik, membantu mengurangi waktu pembedahan dan
morbiditas, yang dapat mengakibatkan berkurangnya waktu perawatan secara
keseluruhan, dan membantu mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi ahli bedah
selama prosedur. Selain itu, hal ini membantu mengurangi jumlah sinar-X yang harus
dilakukan pasien (Al-khaled et al., 2021).
Berbeda dengan kelebihan-kelebihan yang disebutkan sebelumnya,
Augmented Realty (AR) memang memiliki kekurangan tertentu. Pada beberapa
tindakan yang membutuhkan waktu yang cepat, penerapan Augmented Realty (AR)
mengalami penurunan karena kecanggihan operasi tersebut dan semakin lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk penerapan perangkat tersebut. Selain itu, penerapan
teknis dan akurasi yang terbatas telah menimbulkan kesulitan. Tanpa lupa
menyebutkan, bahwa sistem memerlukan peralatan mahal, karena biaya sistem
Augmented Realty (AR) masih tinggi. Inilah sebabnya mengapa teknologi ini
memerlukan rasionalisasi ekonomi dan metodologis. Kelemahan tersebut tidak hanya
berlaku untuk tindakan yang memerlukan waktu yang cepat, tetapi juga penerapan
Augmented Realty (AR) pada gigi secara rutin (Al-khaled et al., 2021).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesehatan gigi dan mulut sering sekali dianggap remeh dan diabaikan oleh
masyarakat dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan di masyarakat.
Kesehatan gigi dan mulut apabila tidak diperhatikan akan mengalami gangguan
berbicara, gangguan penelanan makanan dan gangguan berinteraksi dengan individu
lain. Penyakit kesehatan gigi dan mulut yang paling umum sering dijumpai adalah
karies gigi sedangkan penyakit gigi dan mulut lainnya seperti penyakit periodontal,
kehilangan gigi, dan kanker rongga mulut. Meskipun sebagian besar penyakit gigi
dan mulut dapat dicegah dikarenakan penyakit-penyakit ini merupakan salah satu
penyakit tidak menular. Tetapi penyakit gigi dan mulut masih menjadi tantangan
yang paling umum secara global, dengan dampak kesehatan, sosial dan dampak
ekonomi. Orang-orang terkena dampaknya sepanjang perjalanan hidup mereka, mulai
dari masa kanak-kanak hingga remaja, dewasa dan kehidupan selanjutnya.
Dengan bertambah tingginya insiden dan prevalensi penyakit gigi dan mulut
global saat ini. Segala upaya telah dilakukan untuk mencegah bertambahnya insiden
dan prevalensi penyakit gigi dan mulut di berbagai negara khususnya dengan upaya
preventif dengan cara mengedukasi dan mempromosikan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat luas. Dengan keterbatasan tenaga kesehatan yang ada di
Indonesia dan waktu yang terbatas untuk mengedukasi masyarakat secara luas maka
dari itu digunakanlah berbagai macam cara untuk mengedukasi masyarakat seperti
menggunakan berbagai macam media seperti media cetak, media televisi serta
menggunakan media digitalisasi.
Media cetak adalah media dalam bentuk segala sesuatu yang dicetak, tidak
hanya koran, tabloid, atau majalah. Tapi juga termasuk flyer, banner, baliho, poster,
hingga giant poster. Peran media cetak dalam edukasi dan promosi kesehatan dalam
kesehatan gigi dan mulut berperan sebagai media pembelajaran yang digunakan
sebagai bantuan untuk meningkatkan pemikiran, perasaan, perhatian, dan minat
seseorang dalam membacanya. Media cetak cukup mampu untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam skala yang cukup luas tentang kesehatan gigi dan mulut.
Media sosial merupakan seperangkat alat komunikasi dan kolaborasi baru yang
memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang sebelumnya tidak tersedia
bagi orang awam. Seiring dengan berkembangnya teknologi, pencarian informasi
kesehatan yang tadinya hanya dilakukan pada sumber tercetak atau pada situs
kesehatan tertentu, kini berkembang pada media internet.
11
12
Pada saat ini teknologi digitalisasi sedang dikembangkan dan menjadi tren di
dunia dan banyak sekali keterampilan tentang kemajuan teknologi berbasis komputer
seperti Augmented Reality (AR). Pengaplikasian Augmented Realty (AR) dalam
teknologi kedokteran gigi menggunakan sistem yang menggabungkan instrumen
bedah, sistem pelacakan, gambar medis, dan komputer menjadi teknologi
penggambaran waktu nyata. Sistem pelacakan memiliki komponen yang berbeda
beda untuk disusun, dan menurut fungsi komponen, berbagai jenis dibedakan, seperti
sistem pelacakan elektromagnetik dan optik.
3.2 Saran
Dengan bertambah majunya teknologi digital yang membantu para klinisi dan
tenaga kesehatan dalam membantu mengedukasi dan membantu mempromosikan
kesehatan gigi dan mulut serta pengaplikasiannya dalam membantu pekerjaan
tindakan diharapkan dimasa depan teknologi–teknologi digital perlu
diperkembangkan dan diperluas lagi dan ditingkatkan dikarenakan teknologi digital
sangat membantu dalam menghadapi permasalah kedokteran gigi dan mulut secara
luas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-khaled, I., Al-khaled, A., & Abutayyem, H. (2021). Edelweiss Applied Science
and Technology Augmented Reality in Dentistry : Uses and Applications in the
Digital Era. April.
Anisa, R., Yustikasari, & Dewi, R. (2023). Media Dan Program Promosi Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah di Kabupaten Purwakarta. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan (JISIP), 7(3), 2598–9944.
https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.5048/http
Ayu Dewi Kumala Ratih, I., & Hasiva Yudita, W. (2019). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Cara Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan
Ketersediaan Alat Menyikat Gigi Pada Narapidana Kelas Iib Rutan Gianyar
Tahun 2018. Dental Health Journal, 6(2), 1–4. file:///D:/semester
5/metode/jurnal/977-2309-1-SM (2).pdf
Balandin, S., Oliver, I., Boldyrev, S., Smirnov, A., Shilov, N., & Kashevnik, A.
(2010). Multimedia services on top of M3 Smart Spaces. Proceedings - 2010
IEEE Region 8 International Conference on Computational Technologies in
Electrical and Electronics Engineering, SIBIRCON-2010, 13(2), 728–732.
https://doi.org/10.1109/SIBIRCON.2010.5555154
Huang, T., Yang, C., Hsieh, Y., & Wang, J. (2018). ScienceDirect Augmented reality
( AR ) and virtual reality ( VR ) applied in dentistry. Kaohsiung Journal of
Medical Sciences, 34(4), 243–248. https://doi.org/10.1016/j.kjms.2018.01.009
Ikhwan. (2020). Inovasi Media Cetak di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi Kasus
Tribun Timur). Jurnal Mercusuar, 1(1), 69–90. https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/mercusuar/article/view/14589
Liedfray, T., Waani, F. J., & Lasut, J. J. (2022). Peran Media Sosial Dalam
Mempererat Interaksi Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan Tombatu
Timur Kabupaten Tombatu Timur Kabupaten Minasa Tenggara. Jurnal Ilmiah
Society, 2(1), 2.
Nasution, R. P. O., Listiyawati, L. L., & ... (2023). Gambaran Penggunaan Media
Sosial Dalam Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Pengetahuan Karies
Gigi Pada Mahasiswa Universitas Mulawarman. Mulawarman Dental …, 3(2),
79–89.
https://ocs.unmul.ac.id/index.php/MOLAR/article/view/9103%0Ahttps://ocs.un
mul.ac.id/index.php/MOLAR/article/viewFile/9103/5472
Nubatoni, M., & Ayatulah, M. (2019). Jurnal Kesehatan Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi,
13
14
6(2), 45–50.
Sumadewi, K. T., & Harkitasari, S. (2023). Edukasi kesehatan gigi dan mulut serta
cara menggosok gigi pada anak sekolah dasar di Banjar Bukian, Desa Pelaga.
Journal WMMJ Warmadewa Minesterium Medical Journal, 2(1), 1–7.
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/wmmj/article/view/6162
Tim Riskesda. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional.pdf. In Lembaga Penerbit
Balitbangkes (p. hal 156).
https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3514/1/Laporan
Riskesdas 2018 Nasional.pdf
World Health Organization. (2020). Executive Board 148th Session Provisional
Agenda Item 6. World Health Organization, 148(December), 6.