Pembimbing :
Seminaris :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................3
DAFTAR TABEL........................................................................................................4
ABSTRAK....................................................................................................................5
Pendahuluan...................................................................................................................7
Metodologi.....................................................................................................................9
Hasil.............................................................................................................................12
Sampel......................................................................................................................12
Saran Diet.................................................................................................................13
Diskusi.........................................................................................................................15
Keterbatasan studi........................................................................................................20
Kesimpulan..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Tujuan Untuk mengevaluasi saran dan perawatan pencegahan yang diberikan oleh
umum diberikan skenario anak berisiko tinggi karies dan di beri pertanyaan
mengenai: (1) kebersihan mulut dan saran diet yang akan mereka berikan; (2)
perawatan pencegahan yang akan mereka lakukan; (3) hambatan yang mereka hadapi
Hasil Seratus enam puluh dokter gigi umum didekati dan 128 setuju untuk
31 tahun [kisaran 22-50]. Enam puluh sembilan persen praktik di ibukota, Amman.
Enam puluh lima persen memberikan saran tentang frekuensi menyikat gigi, tetapi
hanya 23% menyarankan menyikat pada waktu sebelum tidur dan 24%
pasta gigi fuoride. Tujuh puluh satu persen menyarankan mengurangi jumlah
makanan bergula, tetapi hanya 21% fokus pada frekuensi dan 2% menyarankan
menggunakan buku diet harian. Sebagian besar tahu tentang fissure sealant (77%)
dan fluoride varnish (80%). Empat puluh dua persen melaporkan hambatan untuk
memberikan perawatan pencegahan, termasuk sikap orang tua (36%), kerjasama anak
(30%), imbalan finansial (19%), dan pelatihan (6%). Partisipan yang berlatih di luar
0,002] dan lebih mungkin melaporkan hambatan [P = 0,001]. Kesimpulan Saran yang
diberikan oleh dokter gigi umum kepada anak-anak berisiko tinggi karies di Yordania
tidak memenuhi standar pedoman berbasis bukti. Inisiatif masa depan untuk promosi
Kata kunci Karies anak usia dini · Pencegahan karies · Promosi kesehatan mulut ·
Dokter gigi
Pendahuluan
Karies gigi banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia
(Marcenes et al. 2013; Chen et al. 2019). Penyakit yang dapat dicegah ini berdampak
orang tua (Abanto et al. 2014), dan sumber daya kesehatan pemerintah
mengalami insiden yang tinggi karies pada anak. (Marthaler, 2004). Termasuk anak-
anak di Timur Tengah (Alayyan et al. 2017). Jordan, sebagai negara Timur Tengah
yang sedang berkembang, tidak terkecuali. Bahkan, pada usia enam tahun, tiga
perempat anak dilaporkan mengalami karies dengan dmft rata-rata 3,3 (Rajab et al.
2014). Tidak ada peningkatan signifikan telah diperhatikan selama beberapa dekade
perilaku yang membantu mencegah karies pada anak-anak. Rajab et al. (2002)
melaporkan bahwa hanya setengah dari anak enam hingga tujuh tahun yang menyikat
gigi setiap hari, dan mayoritas mengunjungi dokter gigi hanya ketika sakit. Sayegh et
al. (2002) melaporkan bahwa anak-anak secara teratur mengonsumsi biskuit, kue, dan
menggunakan waktu malam untuk menyusui botol dalam waktu yang lama.
Penerapan perilaku sehat membutuhkan berbagai faktor (Michie dan West, 2013). Di
Jordan, kurangnya kesadaran dalam populasi umum mungkin merupakan faktor yang
berkontribusi. Dalam sebuah penelitian terkini, hanya 16% ibu yang disurvei berpikir
bahwa menyikat gigi harus dimulai segera setelah gigi sulung erupsi, 81% berpikir
bahwa gula lebih baik dikonsumsi di antara waktu makan, 46% berpikir bahwa
kehadiran ke dokter gigi tidak diperlukan kecuali saat sakit, dan 84% tidak
yang positif oleh keluarga. Intervensi kesehatan mulut satu lawan satu dilaporkan
bermanfaat (Harris et al. 2012). Dengan demikian, dokter gigi umum yang bekerja di
sektor swasta dan publik memiliki peran penting (Richards, 2013). Ada sekitar satu
dokter gigi umum untuk setiap 920 orang di Jordan (Jordania Dental Association,
pelatihan, dan sumber daya untuk menyampaikan pesan kesehatan mulut yang sesuai
konsisten dalam pesan pendidikan kesehatan mulut. (Threlfall et al. 2007; Wagle et
al. 2017). Selain itu, dokter gigi umum di negara maju dan berkembang melaporkan
termasuk pelatihan yang tidak memadai, motivasi orang tua yang buruk, dan
kurangnya remunerasi keuangan (Witton dan Moles, 2013; Suga et al. 2014). Tujuan
dari penelitian ini untuk mengeksplorasi pendekatan dokter gigi umum terhadap
tinggi karies dan hambatan yang mereka rasakan untuk memberikan perawatan
pencegahan di Jordan.
Metodologi
dengan item terbuka dan tertutup. Penelitian ini berdasarkan persetujuan etik oleh
komite etika Jordan University Hospital research (nomor referensi: 198/2017) dan
Conference pada bulan Oktober 2017. Konferensi nasional ini terbesar di negara ini
dan dihadiri oleh sejumlah besar dokter gigi dari Jordan dan negara- negara tetangga.
penelitian ini, dan memberikan lembar informasi penelitian. Mereka yang setuju
penelitian ini, peserta harus: (1) Dokter gigi umum dan (2) saat ini berpraktik di
Jordan.
Kuesioner dikembangkan oleh tim peneliti kemudian di uji cobakan dalam
kelompok kecil terdiri lima dokter gigi umum untuk memastikan kejelasan bahasa
dan relevansi item kuesioner. Peserta diminta untuk memberikan beberapa informasi
dasar mengenai diri mereka, termasuk usia, jenis kelamin, kualifikasi, durasi praktik
Mereka kemudian diberi skenario yaitu seorang anak berusia 7 tahun dengan
beberapa gigi sulung yang karies berkunjung ke klinik mereka dan beri pertanyaan:
1- Saran kebersihan mulut dan makanan apa yang akan mereka berikan kepada anak
2- Perawatan preventif apa yang akan mereka rekomendasikan untuk anak dan orang
tuanya?
tujuh tahun yang berisiko tinggi karies dalam 'Delivering Better Oral Health
(DBOH)' (Public Health England 2014), sebuah evidence based yang dirancang untuk
mereka mengenai promosi kesehatan mulut untuk pasien mereka. Daftar periksa item
yang berasal dari DBOH dan digunakan oleh tim peneliti untuk mengevaluasi
Selain skenario klinis yang disebutkan di atas, peserta ditanya apakah mereka
melihat adanya hambatan dalam memberikan saran dan perawatan pencegahan dalam
kelompok pasien ini. Daftar hambatan potensial dan fasilitator diambil oleh tim
di berbagai belahan dunia (Witton dan Moles, 2013; Suga dkk, 2014; Suga dkk, 2014;
Aljafari dkk, 2015). Hambatannya meliputi: kurangnya kerja sama anak selama
perawatan preventif, dan hambatan yang dirasakan. Tes Chi-square digunakan untuk
Hasil
Sampel
Seratus enam puluh dokter gigi didekati dan 128 (80%) setuju untuk berpartisipasi.
Delapan puluh tujuh (69%) dari peserta adalah perempuan dan 41 adalah laki-laki
(31%). Usia rata-rata adalah 31 tahun [kisaran 22-50]. Seratus dua puluh enam
(98,5%) dari peserta memiliki gelar sarjana dan hanya dua (1,5%) yang memiliki
gelar master. Seratus dua belas peserta (87,5%) praktik di klinik praktik sementara 16
(12,5%) bekerja di sektor publik. Delapan puluh delapan (69%) berpraktik di ibukota,
menyikat gigi dua kali atau lebih setiap hari. Namun, jumlah yang lebih kecil
berfokus pada menyikat sebelum tidur (23%) atau dalam pengawasan orang tua
(24%). Selain itu, tidak ada peserta yang mencatat bahwa akan memberikan saran
khusus mengenai konsentrasi pasta gigi berfluoride atau meludah tetapi tidak
membilas. Tidak ada perbedaan signifikan dalam jawaban berdasarkan usia peserta,
lokasi praktik, atau tipe praktik (pribadi, umum). Gambar 1 merangkum hasil ini.
Gambar 1. Saran Kebersihan Mulut yang diberikan kepada anak resiko tinggi karies berusia
7 tahun
Saran Diet
asupan makanan dan minuman manis pada anak dan sedikit lebih dari setengah (56%)
mengatakan akan memberikan saran makan makanan sehat secara umum; termasuk
makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran dan mengurangi lemak jenuh dan
frekuensi asupan gula, dan hanya 15% mengatakan mereka akan menyarankan pasien
untuk membatasi asupan gula pada waktu makan. Hanya 2% mengatakan akan
menggunakan buku harian diet untuk membantu mereka dalam analisis diet pasien
dan modifikasi perilaku. Tidak ada perbedaan signifikan dalam jawaban berdasarkan
usia peserta, lokasi parktik, atau tipe (pribadi, umum). Gambar 2 merangkum hasil
ini.
Gambar 2. Saran Diet yang diberikan kepada anak resiko tinggi karies berusia 7 tahun
flouride atau gel fluoride (80%) dan fissure sealant (77%) pada anak-anak yang
berisiko tinggi karies . Tidak ada peserta yang merinci frekuensi penggunaan
fluoride. Dokter gigi di luar ibukota Amman, secara signifikan lebih kecil
perawatan pencegahan untuk anak-anak yang berisiko tinggi karies, lima puluh empat
peserta (42%) mereka mengalaminya. Mereka yang berada di luar Amman lebih
menunjukkan bahwa mereka telah menghadapi masalah itu. Selain itu, 38 peserta
kurangnya insentif finansial atau waktu. Hanya tujuh peserta (6%) merasa bahwa
Diskusi
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar dokter gigi
umum di Jordan familiar dengan prinsip umum pencegahan karies, yaitu: menyikat
gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan mengurangi konsumsi gula.
Namun, mayoritas tampaknya tidak memasukkan saran praktis, detail, dan khusus
tentang bagaimana ini dapat dicapai dan diimplementasikan pada anak-anak yang
berisiko tinggi karies dan keluarga mereka. Mayoritas melaporkan bahwa mereka
akan memberikan perawatan pencegahan seperti varnish fluoride dan fissure sealant
pada pasien tersebut, meskipun mereka yang di luar ibukota cenderung menggunakan
varnish fluoride. Dokter gigi umum memandang sikap orang tua dan kerja sama anak
Hanya sebagian kecil peserta dalam penelitian ini yang melaporkan bahwa
mereka akan menyarankan kepada keluarga dengan anak kecil dengan risiko karies
tinggi untuk menyikat gigi sebelum pergi ke tempat tidur atau pengawasan orang tua
selama menyikat gigi. Selain itu, hanya sedikit yang mengindikasikan bahwa mereka
buku harian diet dan saran praktis untuk mengurangi frekuensi asupan gula atau
membatasi gula pada waktu makan. Selain itu, tidak ada peserta yang menyebutkan
bahwa mereka akan memberi tahu keluarga tentang konsentrasi pasta gigi atau
meludah tetapi tidak membilas setelah menyikat gigi, meskipun itu merupakan
risiko karies (Chestnutt et al. 1998; Public Health England, 2014 ; Toumba et al.
2019). Studi sebelumnya di negara-negara maju (Threlfall et al. 2007; Pearce dan
Catleugh, 2013) dan negara-negara berkembang lainnya (Wagle et al. 2017) melihat
dilaporkan. Kesulitan pada kasus ini di berbagai negara, dengan pengaturan sosial
ekonomi yang beragam, pendidikan dental dan sistem perawatan kesehatan, serta
pedoman yang menunjukkan adanya efek pada dokter gigi umum dalam pelatihan dan
motivasi pencegahan yang membutuhkan penelitian dan manajemen baik secara
dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka akan menggunakan fissure sealant
dan fluoride varnish pada anak-anak berisiko tinggi.karies Meskipun penelitian ini
dilaporkan sendiri oleh karena itu, tidak menjamin bahwa para peserta menggunakan
perawatan ini di klinik mereka, mereka menunjukkan bahwa dokter gigi umum di
Jordan sadar akan pentingnya sealants (Ahovuo-Saloranta et al. 2007) dan fluoride
varnish (Toumba et al. 2019) dalam pencegahan karies. Dokter gigi umum dalam
penelitian ini mengutip kesadaran orang tua dan kooperatif anak sebagai hambatan
melaporkan tren yang sama (Threlfall et al. 2007; Humphreys et al. 2010). Hal ini
menempatkan keluarga berisiko tinggi karies pada kerugian lebih lanjut karena
mereka lebih cenderung memiliki kesadaran kesehatan mulut yang buruk (El Karmi
et al. 2019) dan hadir terlambat ketika anak kesakitan (Rajab et al. 2002). Penting
untuk mengeksplorasi inisiatif promosi kesehatan mulut yang menargetkan orang tua
di luar dental setting untuk mendorong kehadiran sedini mungkin dan secara regular.
Penting juga untuk memeriksa apakah dokter gigi umum memerlukan bantuan untuk
buruk dan satu per sepuluh menyebutkan kurangnya waktu sebagai hambatan untuk
dokter gigi umum untuk memberikan pendidikan kesehatan mulut dan memberikan
students, dokter gigi umum, otoritas kesehatan mulut dan masyarakat lokal dan
isi saran kesehatan mulut yang disampaikan oleh para peserta, jelas bahwa
yang lebih baik selama pendidikan sekolah sarjana dan Continuing Professional
untuk memberikan aplikasi varnish fluoride dan lebih mungkin melaporkan bahwa
penelitian sebelumnya, kooperatif anak dan sikap orang tua (Aljafari et al. 2015),
pelatihan dan kepercayaan dokter gigi (Gnich et al. 2015), financial remuneration
yang buruk (Steele et al. 2009) dan masalah organisasi (Witton dan Moles, 2013)
semua dikutip sebagai alasan untuk dokter gigi umum di tempat lain untuk membatasi
sampel yang sedikit penelitian ini dari dokter gigi umum luar ibukota, penyelidikan
bidang (World Health Organization, 1986). Mengingat temuan penelitian ini dan apa
tinggi di luar klinik gigi, termasuk di sekolah dan penyedia layanan kesehatan umum
dan ibu.
ibukota dan membangun inisiatif untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan
3. Memberikan pelatihan kepada dental students dan dokter gigi umum tentang
pencegahan karies.
Yordania dalam hal lokasi dan jenis praktik (Jordanian Dental Association 2011).
Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama, adalah sampel sesuai yang
diambil pada konferensi nasional. Mungkin saja mereka yang tidak hadir memiliki
pendapat yang berbeda. Ini diminimalisir oleh fakta bahwa setiap dokter gigi umum
di Yordania membutuhkan CPD tahunan untuk terus berlatih. Kedua, beberapa dari
mereka yang didekati tidak ikut serta, dan mungkin mereka memiliki pendapat
berbeda yang belum diwakili. Ketiga, jumlah peserta dari luar ibukota relatif kecil
dan studi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi pendapat mereka.
Keempat, kuesioner yang kami gunakan diuji cobakan tetapi tidak divalidasi. Itu
pertanyaan terbuka, yang berarti responden bisa lupa mencatat jawaban yang mereka
tahu; Sisi positifnya, desain ini membantu kami menangkap dengan lebih baik apa
yang diingat oleh dokter gigi ‘dari atas kepala mereka’ dan mungkin lebih mewakili
ketika sampai pada ketentuan fissure sealant dan fluoride varnish, ada kemungkinan
bahwa responden memberikan apa yang mereka pikir merupakan jawaban yang
diterima secara sosial; namun, ini setidaknya menunjukkan kesadaran mereka akan
Dokter gigi umum di Jordan memberikan saran kesehatan mulut kepada anak-
anak berkaries tinggi yang berfokus pada frekuensi menyikat gigi dan pembatasan
asupan gula. Nasihat yang disampaikan kurang detail, praktis dan khusus berdasarkan
bukti termasuk pengawasan orang tua, menyikat di malam hari, konsentrasi pasta gigi
berfluoride, meludah setelah menyikat, membatasi gula untuk waktu makan dan
menggunakan buku harian diet untuk analisis lebih lanjut. Mayoritas dokter gigi
umum sadar akan perawatan pencegahan seperti fisurre sealant dan varnish fluoride.
Namun, beberapa, terutama yang berada di daerah yang kurang berkembang dan
yang terkait dengan anak, orang tua, dan sistem perawatan kesehatan. Studi di masa
depan perlu menyelidiki lebih lanjut hambatan tersebut dan mengeksplorasi inisiatif
untuk promosi kesehatan mulut masyarakat, pelatihan dokter gigi, dan reimbursement
Abanto J, Tsakos G, Paiva SM, Carvalho TS, Raggio DP, Bönecker M. Impact of
2014;42:385–94.
fssure sealants for preventing dental decay in the permanent teeth of children
https://doi.org/10.4103/jispcd.JISPC D_237_17.
Aljafari AK, Gallagher JE, Hosey MT. Failure on all fronts: general dental
Casamassimo PS, Thikkurissy S, Edelstein BL, Maiorini E. Beyond the dmft: the
2009;140:650–7.
Chen KJ, Gao SS, Duangthip D, Lo ECM, Chu CH. Prevalence of early childhood
https://dosweb.dos.gov.jo/products/statistical_yearbook2017/ [Accessed 15
know how early childhood caries can be prevented? A crosssectional study. Eur
Fejerskov O. Concepts of dental caries and their consequences for understanding the
Gnich W, Bonetti D, Sherrif A, Sharma S, Conway DI, Macpherson LM. Use of the
81.
Hamdan MA, Rock WP. Dental caries experience in Jordanian and English
Rev. 2012;14:CD006540.
oral health education and its role in general dental practice. Br Dent J.
2010;209:6016. Jordanian Dental Association. Future of Dentistry in Jordan.
15 Nov 2019]
Levine RS. Caries experience and bedtime consumption of sugarsweetened food and
2013;92:592–7.
Moynihan PJ, Kelly SA. Efect on caries of restricting sugars intake: systematic
Public Health England. Delivering better oral health: an evidencebased toolkit for
https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/att
2019]
Rajab LD, Petersen PE, Bakaeen G, Hamdan MA. Early childhood caries and risk
Ramos-Jorge J, Pordeus IA, Ramos-Jorge ML, Marques LS, Paiva SM. Impact of
Sayegh A, Dini EL, Holt RD, Bedi R. Caries in preschool children in Amman, Jordan
Sayegh A, Dini EL, Holt RD, Bedi R. Oral health, sociodemographic factors, dietary
https://webarchive.nationalarchives.gov.uk/+/dh.gov.uk/en/Publicationsandstati
stics/Publications/PublicationsPolicyAndGuidance/DH_101137?
IdcService=GET_FILE&dID=198219&Rendition=Web[Accessed 15 Nov
2019]
Suga US, Terada RS, Ubaldini AL, Fujimaki M, Pascotto RC, et al. Factors that drive
Threlfall AG, Hunt CM, Milsom KM, Tickle M, Blinkhorn AS. Exploring factors
J. 2007;24;202(4):E10
Threlfall AG, Milsom KM, Hunt CM, Tickle M, Blinkhorn AS. Exploring the content
https://doi.org/10.1007/s40368-019- 00464-2.
Watt R, McGlone P, Kay E. Prevention Part 2: Dietary advice in the dental surgery.
Br Dent J. 2003;195:27–31.
Witton RV, Moles DR. Barriers and facilitators that infuence the delivery of
Conference on Health Promotion, the move towards a new public health. WHO.
Nov 2019]