Anda di halaman 1dari 27

Pendekatan Dokter Gigi Umum dalam Pencegahan Karies pada Anak-anak

yang Berisiko Tinggi Karies

A.Aljafari. R.ElKarmi. J. Kussad. M.T.Hosey

JURNAL READING PEDODONSIA

Pembimbing :

drg. Prima Andisetyanto, Sp.KGA

drg. Rosada Sintya Dwi

Seminaris :

Celine Hestiana 160112180530

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................3

DAFTAR TABEL........................................................................................................4

ABSTRAK....................................................................................................................5

Pendahuluan...................................................................................................................7

Metodologi.....................................................................................................................9

Hasil.............................................................................................................................12

Sampel......................................................................................................................12

Saran Kebersihan Mulut..........................................................................................12

Saran Diet.................................................................................................................13

Pemberian perawatan pencegahan yang dilaporkan sendiri....................................14

Hambatan yang dirasakan untuk perawatan pencegahan.........................................14

Diskusi.........................................................................................................................15

Keterbatasan studi........................................................................................................20

Kesimpulan..................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK

Tujuan Untuk mengevaluasi saran dan perawatan pencegahan yang diberikan oleh

Dokter gigi umum untuk anak-anak berisiko tinggi karies di Jordan.

Metode Penelitian cross-sectional menggunakan kuesioner terbuka. Dokter gigi

umum diberikan skenario anak berisiko tinggi karies dan di beri pertanyaan

mengenai: (1) kebersihan mulut dan saran diet yang akan mereka berikan; (2)

perawatan pencegahan yang akan mereka lakukan; (3) hambatan yang mereka hadapi

dalam perawatan pencegahan. Jawaban dibandingkan dengan guideline evidence

based. Data dimasukkan ke dalam SPSS-20 dan dianalisis menggunakan statistik

deskriptif dan frekuensi. Uji chi-square digunakan untuk membandingkan hasil

berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi dan tipe praktik.

Hasil Seratus enam puluh dokter gigi umum didekati dan 128 setuju untuk

berpartisipasi (80%), di antaranya 87 (69%) adalah perempuan. Usia rata-rata adalah

31 tahun [kisaran 22-50]. Enam puluh sembilan persen praktik di ibukota, Amman.

Enam puluh lima persen memberikan saran tentang frekuensi menyikat gigi, tetapi

hanya 23% menyarankan menyikat pada waktu sebelum tidur dan 24%

merekomendasikan pengawasan orangtua. Tidak ada yang memberikan saran tentang

pasta gigi fuoride. Tujuh puluh satu persen menyarankan mengurangi jumlah

makanan bergula, tetapi hanya 21% fokus pada frekuensi dan 2% menyarankan

menggunakan buku diet harian. Sebagian besar tahu tentang fissure sealant (77%)

dan fluoride varnish (80%). Empat puluh dua persen melaporkan hambatan untuk
memberikan perawatan pencegahan, termasuk sikap orang tua (36%), kerjasama anak

(30%), imbalan finansial (19%), dan pelatihan (6%). Partisipan yang berlatih di luar

ibukota lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan fluoride-varnish [P =

0,002] dan lebih mungkin melaporkan hambatan [P = 0,001]. Kesimpulan Saran yang

diberikan oleh dokter gigi umum kepada anak-anak berisiko tinggi karies di Yordania

tidak memenuhi standar pedoman berbasis bukti. Inisiatif masa depan untuk promosi

kesehatan mulut harus bertujuan untuk mengatasi hambatan yang dilaporkan,

terutama di luar ibukota.

Kata kunci Karies anak usia dini · Pencegahan karies · Promosi kesehatan mulut ·

Dokter gigi
Pendahuluan

Karies gigi banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia

(Marcenes et al. 2013; Chen et al. 2019). Penyakit yang dapat dicegah ini berdampak

signifikan terhadap kualitas hidup anak (Ramos-Jorge et al. 2014), kesejahteraan

orang tua (Abanto et al. 2014), dan sumber daya kesehatan pemerintah

(Casamassimo et al. 2009). Anak-anak di negara berkembang sangat beresiko dan

mengalami insiden yang tinggi karies pada anak. (Marthaler, 2004). Termasuk anak-

anak di Timur Tengah (Alayyan et al. 2017). Jordan, sebagai negara Timur Tengah

yang sedang berkembang, tidak terkecuali. Bahkan, pada usia enam tahun, tiga

perempat anak dilaporkan mengalami karies dengan dmft rata-rata 3,3 (Rajab et al.

2014). Tidak ada peningkatan signifikan telah diperhatikan selama beberapa dekade

terakhir (Hamdan dan Rock, 1993; Rajab et al. 2002, 2014).

Karies merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor sosial

ekonomi, perilaku, dan biokimia (Fejerskov, 1997). Berbagai penelitian telah

menunjukkan bahwa penduduk Jordan memiliki kesulitan dalam menerapkan

perilaku yang membantu mencegah karies pada anak-anak. Rajab et al. (2002)

melaporkan bahwa hanya setengah dari anak enam hingga tujuh tahun yang menyikat

gigi setiap hari, dan mayoritas mengunjungi dokter gigi hanya ketika sakit. Sayegh et

al. (2002) melaporkan bahwa anak-anak secara teratur mengonsumsi biskuit, kue, dan

minuman bersoda. Sayegh et al. (2005) melaporkan bahwa banyak keluarga

menggunakan waktu malam untuk menyusui botol dalam waktu yang lama.
Penerapan perilaku sehat membutuhkan berbagai faktor (Michie dan West, 2013). Di

Jordan, kurangnya kesadaran dalam populasi umum mungkin merupakan faktor yang

berkontribusi. Dalam sebuah penelitian terkini, hanya 16% ibu yang disurvei berpikir

bahwa menyikat gigi harus dimulai segera setelah gigi sulung erupsi, 81% berpikir

bahwa gula lebih baik dikonsumsi di antara waktu makan, 46% berpikir bahwa

kehadiran ke dokter gigi tidak diperlukan kecuali saat sakit, dan 84% tidak

mengetahui tentang fluoride varnish (El Karmi et al. 2019).

Jordan membutuhkan promosi kesehatan mulut anak, termasuk pemberian

pendidikan kesehatan mulut dan mendorong penerapan kebiasaan kesehatan mulut

yang positif oleh keluarga. Intervensi kesehatan mulut satu lawan satu dilaporkan

bermanfaat (Harris et al. 2012). Dengan demikian, dokter gigi umum yang bekerja di

sektor swasta dan publik memiliki peran penting (Richards, 2013). Ada sekitar satu

dokter gigi umum untuk setiap 920 orang di Jordan (Jordania Dental Association,

2011). Penting untuk memastikan mereka diperlengkapi dengan pengetahuan,

pelatihan, dan sumber daya untuk menyampaikan pesan kesehatan mulut yang sesuai

dan intervensi pencegahan untuk anak-anak berisiko tinggi karies.

Penelitian telah menunjukkan bahwa dokter gigi umum terkadang tidak

konsisten dalam pesan pendidikan kesehatan mulut. (Threlfall et al. 2007; Wagle et

al. 2017). Selain itu, dokter gigi umum di negara maju dan berkembang melaporkan

hambatan untuk memberikan pendidikan kesehatan mulut dan perawatan pencegahan,

termasuk pelatihan yang tidak memadai, motivasi orang tua yang buruk, dan

kurangnya remunerasi keuangan (Witton dan Moles, 2013; Suga et al. 2014). Tujuan
dari penelitian ini untuk mengeksplorasi pendekatan dokter gigi umum terhadap

pendidikan kesehatan mulut dan perawatan pencegahan pada anak-anak berisiko

tinggi karies dan hambatan yang mereka rasakan untuk memberikan perawatan

pencegahan di Jordan.

Metodologi

Penelitian ini adalah studi kohort cross-sectional menggunakan kuesioner

dengan item terbuka dan tertutup. Penelitian ini berdasarkan persetujuan etik oleh

komite etika Jordan University Hospital research (nomor referensi: 198/2017) dan

dilakukan sesuai dengan deklarasi Helsinki World Medical Association's Helsinki.

Pernyataan A STROBE (Strengthening the Reporting of Observational studies in

Epidemiology) digunakan untuk menginformasikan desain studi dan hasil pelaporan.

Penelitian ini mengumpulkan sampel dokter gigi umum yang praktik di

Jordan. Pengambilan sampel berlangsung di 25th Jordanian International Dental

Conference pada bulan Oktober 2017. Konferensi nasional ini terbesar di negara ini

dan dihadiri oleh sejumlah besar dokter gigi dari Jordan dan negara- negara tetangga.

Peneliti JK menghadiri konferensi akan mendekati peserta, memperkenalkan pada

penelitian ini, dan memberikan lembar informasi penelitian. Mereka yang setuju

untuk ambil bagian diminta untuk memberikan persetujuan tertulis dan

menyelesaikan penjelasan singkat daftar pertanyaan. Untuk yang termasuk dalam

penelitian ini, peserta harus: (1) Dokter gigi umum dan (2) saat ini berpraktik di

Jordan.
Kuesioner dikembangkan oleh tim peneliti kemudian di uji cobakan dalam

kelompok kecil terdiri lima dokter gigi umum untuk memastikan kejelasan bahasa

dan relevansi item kuesioner. Peserta diminta untuk memberikan beberapa informasi

dasar mengenai diri mereka, termasuk usia, jenis kelamin, kualifikasi, durasi praktik

di Jordan, lokasi praktik dan tipe praktik (pribadi, publik).

Mereka kemudian diberi skenario yaitu seorang anak berusia 7 tahun dengan

beberapa gigi sulung yang karies berkunjung ke klinik mereka dan beri pertanyaan:

1- Saran kebersihan mulut dan makanan apa yang akan mereka berikan kepada anak

dan orang tuanya?

2- Perawatan preventif apa yang akan mereka rekomendasikan untuk anak dan orang

tuanya?

Pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk memungkinkan para peserta secara

bebas mengekspresikan pandangan dan pengalaman mereka. Jawaban mereka

kemudian diorganisasikan dan dibandingkan dengan rekomendasi untuk anak usia

tujuh tahun yang berisiko tinggi karies dalam 'Delivering Better Oral Health

(DBOH)' (Public Health England 2014), sebuah evidence based yang dirancang untuk

membantu dokter gigi umum di United Kingdom menginformasikan keputusan

mereka mengenai promosi kesehatan mulut untuk pasien mereka. Daftar periksa item

yang berasal dari DBOH dan digunakan oleh tim peneliti untuk mengevaluasi

jawaban peserta dapat dilihat pada Tabel 1.


Tabel 1. Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk risiko karies tinggi berusia 7 tahun

Selain skenario klinis yang disebutkan di atas, peserta ditanya apakah mereka

melihat adanya hambatan dalam memberikan saran dan perawatan pencegahan dalam

kelompok pasien ini. Daftar hambatan potensial dan fasilitator diambil oleh tim

peneliti berdasarkan temuan penelitian sebelumnya yang mengeksplorasi masalah ini

di berbagai belahan dunia (Witton dan Moles, 2013; Suga dkk, 2014; Suga dkk, 2014;

Aljafari dkk, 2015). Hambatannya meliputi: kurangnya kerja sama anak selama

perawatan pencegahan, kurangnya motivasi / minat orang tua, kurangnya waktu,

kurangnya pengetahuan, dan financial reimbursement yang buruk

Data dimasukkan ke dalam SPSS-22 dan dianalisis. Statistik dan frekuensi

deskriptif digunakan untuk melaporkan karakteristik dasar peserta, pendekatan

perawatan preventif, dan hambatan yang dirasakan. Tes Chi-square digunakan untuk

menyelidiki hubungan potensial antara karakteristik peserta, termasuk usia, jenis


kelamin, lokasi, tipe praktiknya dan pendekatan mereka serta hambatan yang

dirasakan untuk pemberian perawatan pencegahan.

Hasil

Sampel

Seratus enam puluh dokter gigi didekati dan 128 (80%) setuju untuk berpartisipasi.

Delapan puluh tujuh (69%) dari peserta adalah perempuan dan 41 adalah laki-laki

(31%). Usia rata-rata adalah 31 tahun [kisaran 22-50]. Seratus dua puluh enam

(98,5%) dari peserta memiliki gelar sarjana dan hanya dua (1,5%) yang memiliki

gelar master. Seratus dua belas peserta (87,5%) praktik di klinik praktik sementara 16

(12,5%) bekerja di sektor publik. Delapan puluh delapan (69%) berpraktik di ibukota,

Amman, sementara sisanya (31%) tersebar di negara-negara lain.

Saran Kebersihan Mulut

Mayoritas peserta (60%) melaporkan bahwa mereka menyarankan anak untuk

menyikat gigi dua kali atau lebih setiap hari. Namun, jumlah yang lebih kecil

berfokus pada menyikat sebelum tidur (23%) atau dalam pengawasan orang tua

(24%). Selain itu, tidak ada peserta yang mencatat bahwa akan memberikan saran

khusus mengenai konsentrasi pasta gigi berfluoride atau meludah tetapi tidak

membilas. Tidak ada perbedaan signifikan dalam jawaban berdasarkan usia peserta,

lokasi praktik, atau tipe praktik (pribadi, umum). Gambar 1 merangkum hasil ini.
Gambar 1. Saran Kebersihan Mulut yang diberikan kepada anak resiko tinggi karies berusia
7 tahun

Saran Diet

Mayoritas peserta (71%) mengatakan akan menyarankan keluarga untuk mengurangi

asupan makanan dan minuman manis pada anak dan sedikit lebih dari setengah (56%)

mengatakan akan memberikan saran makan makanan sehat secara umum; termasuk

makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran dan mengurangi lemak jenuh dan

garam. Namun, hanya 21% mengindikasikan bahwa mereka akan menargetkan

frekuensi asupan gula, dan hanya 15% mengatakan mereka akan menyarankan pasien

untuk membatasi asupan gula pada waktu makan. Hanya 2% mengatakan akan

menggunakan buku harian diet untuk membantu mereka dalam analisis diet pasien

dan modifikasi perilaku. Tidak ada perbedaan signifikan dalam jawaban berdasarkan

usia peserta, lokasi parktik, atau tipe (pribadi, umum). Gambar 2 merangkum hasil

ini.
Gambar 2. Saran Diet yang diberikan kepada anak resiko tinggi karies berusia 7 tahun

Pemberian perawatan pencegahan yang dilaporkan sendiri

Sebagian besar peserta melaporkan bahwa mereka akan menggunakan varnish

flouride atau gel fluoride (80%) dan fissure sealant (77%) pada anak-anak yang

berisiko tinggi karies . Tidak ada peserta yang merinci frekuensi penggunaan

fluoride. Dokter gigi di luar ibukota Amman, secara signifikan lebih kecil

kemungkinannya untuk menggunakan fluoride; hanya 54% melaporkan mereka akan

melakukannya dibandingkan dengan 81% di Amman [uji Chi-square, P = 0,002].

Hambatan yang dirasakan untuk perawatan pencegahan

Ketika ditanya apakah mereka melihat hambatan dalam memberikan

perawatan pencegahan untuk anak-anak yang berisiko tinggi karies, lima puluh empat

peserta (42%) mereka mengalaminya. Mereka yang berada di luar Amman lebih

mungkin melaporkan hambatan (65%) dibandingkan dengan yang di Amman (31%)


[uji Chi-square, P <0,001]. Kurangnya minat dan motivasi orang tua yang dirasakan

merupakan hambatan yang paling sering disebutkan, karena 46 peserta (36%)

menunjukkan bahwa mereka telah menghadapi masalah itu. Selain itu, 38 peserta

(30%) mengutip kerjasama anak, sementara 24 (19%) dan 14 (11%) menyebutkan

kurangnya insentif finansial atau waktu. Hanya tujuh peserta (6%) merasa bahwa

kurangnya pelatihan atau pengetahuan merupakan hambatan untuk memberikan

perawatan pencegahan. Gambar 3 merangkum hasil ini.

Gambar 3. Hambatan pemberian perawatan pencegahan

Diskusi

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar dokter gigi

umum di Jordan familiar dengan prinsip umum pencegahan karies, yaitu: menyikat

gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan mengurangi konsumsi gula.

Namun, mayoritas tampaknya tidak memasukkan saran praktis, detail, dan khusus

tentang bagaimana ini dapat dicapai dan diimplementasikan pada anak-anak yang
berisiko tinggi karies dan keluarga mereka. Mayoritas melaporkan bahwa mereka

akan memberikan perawatan pencegahan seperti varnish fluoride dan fissure sealant

pada pasien tersebut, meskipun mereka yang di luar ibukota cenderung menggunakan

varnish fluoride. Dokter gigi umum memandang sikap orang tua dan kerja sama anak

sebagai hambatan terbesar untuk memberikan perawatan pencegahan.

Hanya sebagian kecil peserta dalam penelitian ini yang melaporkan bahwa

mereka akan menyarankan kepada keluarga dengan anak kecil dengan risiko karies

tinggi untuk menyikat gigi sebelum pergi ke tempat tidur atau pengawasan orang tua

selama menyikat gigi. Selain itu, hanya sedikit yang mengindikasikan bahwa mereka

akan mengambil pendekatan khusus untuk konseling makanan, termasuk penggunaan

buku harian diet dan saran praktis untuk mengurangi frekuensi asupan gula atau

membatasi gula pada waktu makan. Selain itu, tidak ada peserta yang menyebutkan

bahwa mereka akan memberi tahu keluarga tentang konsentrasi pasta gigi atau

meludah tetapi tidak membilas setelah menyikat gigi, meskipun itu merupakan

pendekatan evidence based untuk meningkatkan paparan fluoride dan mengurangi

risiko karies (Chestnutt et al. 1998; Public Health England, 2014 ; Toumba et al.

2019). Studi sebelumnya di negara-negara maju (Threlfall et al. 2007; Pearce dan

Catleugh, 2013) dan negara-negara berkembang lainnya (Wagle et al. 2017) melihat

kecenderungan yang sama dalam pemberian pendidikan kesehatan mulut yang

dilaporkan. Kesulitan pada kasus ini di berbagai negara, dengan pengaturan sosial

ekonomi yang beragam, pendidikan dental dan sistem perawatan kesehatan, serta

pedoman yang menunjukkan adanya efek pada dokter gigi umum dalam pelatihan dan
motivasi pencegahan yang membutuhkan penelitian dan manajemen baik secara

global maupun individu-negara.

Sangat menggembirakan bahwa mayoritas dokter gigi yang mengambil bagian

dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka akan menggunakan fissure sealant

dan fluoride varnish pada anak-anak berisiko tinggi.karies Meskipun penelitian ini

dilaporkan sendiri oleh karena itu, tidak menjamin bahwa para peserta menggunakan

perawatan ini di klinik mereka, mereka menunjukkan bahwa dokter gigi umum di

Jordan sadar akan pentingnya sealants (Ahovuo-Saloranta et al. 2007) dan fluoride

varnish (Toumba et al. 2019) dalam pencegahan karies. Dokter gigi umum dalam

penelitian ini mengutip kesadaran orang tua dan kooperatif anak sebagai hambatan

dalam pemberian perawatan pencegahan. Di tempat lain, dokter gigi umum

melaporkan tren yang sama (Threlfall et al. 2007; Humphreys et al. 2010). Hal ini

menempatkan keluarga berisiko tinggi karies pada kerugian lebih lanjut karena

mereka lebih cenderung memiliki kesadaran kesehatan mulut yang buruk (El Karmi

et al. 2019) dan hadir terlambat ketika anak kesakitan (Rajab et al. 2002). Penting

untuk mengeksplorasi inisiatif promosi kesehatan mulut yang menargetkan orang tua

di luar dental setting untuk mendorong kehadiran sedini mungkin dan secara regular.

Penting juga untuk memeriksa apakah dokter gigi umum memerlukan bantuan untuk

meningkatkan komunikasi dan hubungan keluarga mereka.

Sekitar seperlima dari peserta menyebutkan financial reimbursment yang

buruk dan satu per sepuluh menyebutkan kurangnya waktu sebagai hambatan untuk

memberikan perawatan pencegahan. Suga et al. (2014) melaporkan temuan serupa di


bagian lain dari dunia. Inilah saatnya untuk mempertimbangkan kembali bagaimana

dokter gigi umum untuk memberikan pendidikan kesehatan mulut dan memberikan

perawatan pencegahan. Lebih penting lagi, perlu untuk mengubah paradigma

kesehatan mulut ke arah pencegahan, meningkatkan pentingnya di mata dental

students, dokter gigi umum, otoritas kesehatan mulut dan masyarakat lokal dan

pemerintah. Hanya beberapa dokter gigi yang menganggap pelatihan mereka

merupakan penghalang untuk pemberian perawatan pencegahan. Namun, memeriksa

isi saran kesehatan mulut yang disampaikan oleh para peserta, jelas bahwa

memberikan dokter gigi umum di Jordan dengan pelatihan perawatan pencegahan

yang lebih baik selama pendidikan sekolah sarjana dan Continuing Professional

Development (CPD) dinilai layak untuk ditelusuri manfaatnya.

Dokter di luar ibukota, Amman, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya

untuk memberikan aplikasi varnish fluoride dan lebih mungkin melaporkan bahwa

mereka menghadapi hambatan dalam memberikan perawatan pencegahan. Melihat

penelitian sebelumnya, kooperatif anak dan sikap orang tua (Aljafari et al. 2015),

pelatihan dan kepercayaan dokter gigi (Gnich et al. 2015), financial remuneration

yang buruk (Steele et al. 2009) dan masalah organisasi (Witton dan Moles, 2013)

semua dikutip sebagai alasan untuk dokter gigi umum di tempat lain untuk membatasi

pencegahan perawatan. Populasi dan ekonomi di Jordan sangat terkonsentrasi di

ibukotanya (Departement of Statistics, 2017). Rata-rata rasio dokter gigi dan

populasi di Yordania adalah 1: 920. Namun, beberapa gubernur di negara ini

memiliki rasio rendah 1: 8411 (Jordania Dental Association, 2011). Ada


kemungkinan bahwa perbedaan sosial-ekonomi dan distribusi dokter gigi umum yang

tidak seimbang di seluruh negara berkontribusi terhadap masalah ini. Mengingat

sampel yang sedikit penelitian ini dari dokter gigi umum luar ibukota, penyelidikan

lebih lanjut, mungkin menggunakan metodologi kualitatif, dapat membantu

menerangi masalah khusus ini.

Promosi kesehatan adalah proses yang memerlukan tindakan di berbagai

bidang (World Health Organization, 1986). Mengingat temuan penelitian ini dan apa

yang kita ketahui tentang karies gigi di Jordan, kami merekomendasikan:

1. Mengeksplorasi program promosi kesehatan mulut untuk keluarga yang berisiko

tinggi di luar klinik gigi, termasuk di sekolah dan penyedia layanan kesehatan umum

dan ibu.

2. Menggali lebih jauh pandangan-pandangan tentang dokter gigi umum di luar

ibukota dan membangun inisiatif untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan

layanan kesehatan antara pusat dan pinggiran seluruh negara.

3. Memberikan pelatihan kepada dental students dan dokter gigi umum tentang

pemberian perawatan preventif dan mengalihkan perhatian mereka pada pentingnya

pencegahan karies.

4. Menyusun evidence based guideline pencegahan karies untuk digunakan dokter

gigi umum di Yordania dan negara-negara lain di wilayah tersebut.

5. Mempertimbangkan financial reimbursment untuk dokter gigi umum untuk

menyiapkan pendidikan kesehatan mulut dan perawatan pencegahan.


Keterbatasan studi

Sampel dalam penelitian ini membandingkan populasi dokter gigi umum

Yordania dalam hal lokasi dan jenis praktik (Jordanian Dental Association 2011).

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama, adalah sampel sesuai yang

diambil pada konferensi nasional. Mungkin saja mereka yang tidak hadir memiliki

pendapat yang berbeda. Ini diminimalisir oleh fakta bahwa setiap dokter gigi umum

di Yordania membutuhkan CPD tahunan untuk terus berlatih. Kedua, beberapa dari

mereka yang didekati tidak ikut serta, dan mungkin mereka memiliki pendapat

berbeda yang belum diwakili. Ketiga, jumlah peserta dari luar ibukota relatif kecil

dan studi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi pendapat mereka.

Keempat, kuesioner yang kami gunakan diuji cobakan tetapi tidak divalidasi. Itu

pertanyaan terbuka, yang berarti responden bisa lupa mencatat jawaban yang mereka

tahu; Sisi positifnya, desain ini membantu kami menangkap dengan lebih baik apa

yang diingat oleh dokter gigi ‘dari atas kepala mereka’ dan mungkin lebih mewakili

pendekatan sehari-hari mereka daripada menggunakan pilihan ganda. Akhirnya,

ketika sampai pada ketentuan fissure sealant dan fluoride varnish, ada kemungkinan

bahwa responden memberikan apa yang mereka pikir merupakan jawaban yang

diterima secara sosial; namun, ini setidaknya menunjukkan kesadaran mereka akan

pentingnya perawatan tersebut.


Kesimpulan

Dokter gigi umum di Jordan memberikan saran kesehatan mulut kepada anak-

anak berkaries tinggi yang berfokus pada frekuensi menyikat gigi dan pembatasan

asupan gula. Nasihat yang disampaikan kurang detail, praktis dan khusus berdasarkan

bukti termasuk pengawasan orang tua, menyikat di malam hari, konsentrasi pasta gigi

berfluoride, meludah setelah menyikat, membatasi gula untuk waktu makan dan

menggunakan buku harian diet untuk analisis lebih lanjut. Mayoritas dokter gigi

umum sadar akan perawatan pencegahan seperti fisurre sealant dan varnish fluoride.

Namun, beberapa, terutama yang berada di daerah yang kurang berkembang dan

dilayani, mungkin menghadapi hambatan dalam pemberian perawatan pencegahan

yang terkait dengan anak, orang tua, dan sistem perawatan kesehatan. Studi di masa

depan perlu menyelidiki lebih lanjut hambatan tersebut dan mengeksplorasi inisiatif

untuk promosi kesehatan mulut masyarakat, pelatihan dokter gigi, dan reimbursement

reorganization dengan fokus khusus pada area di luar ibukota.


DAFTAR PUSTAKA

Abanto J, Tsakos G, Paiva SM, Carvalho TS, Raggio DP, Bönecker M. Impact of

dental caries and trauma on quality of life among 5- to 6-year-old children:

perceptions of parents and children. Commun Dent Oral Epidemiol.

2014;42:385–94.

Ahovuo-Saloranta A, Hiiri A, Nordblad A, Mäkelä M, Worthington HV. Pit and

fssure sealants for preventing dental decay in the permanent teeth of children

and adolescents. Cochrane Datab Syst Rev. 2008;2:CD001830

Alayyan W, Al Halabi M, Hussein I, Khamis A, Kowash M. A systematic review and

meta-analysis of school children’s caries studies in gulf cooperation council

states. J Int Soc Prev Community Dent. 2017;7(5):234–41.

https://doi.org/10.4103/jispcd.JISPC D_237_17.

Aljafari AK, Gallagher JE, Hosey MT. Failure on all fronts: general dental

practitioners’ views on promoting oral health in high caries risk children–a

qualitative study. BMC Oral Health. 2015;15:45.

Casamassimo PS, Thikkurissy S, Edelstein BL, Maiorini E. Beyond the dmft: the

human and economic cost of early childhood caries. J Am Dent Assoc.

2009;140:650–7.

Chen KJ, Gao SS, Duangthip D, Lo ECM, Chu CH. Prevalence of early childhood

caries among 5-year-old children: a systematic review. J Invest Clin Dent.

2019;10:e12376. https://doi.org/10.1111/ jicd.12376.


Chestnutt IG, Schäfer F, Jacobson AP, Stephen KW. The infuence of toothbrushing

frequency and post-brushing rinsing on caries experience in a caries clinical

trial. Community Dent Oral Epidemiol. 1998;26:406–11.

Department of Statistics. Jordan Statistical Yearbook 2017. 2017.

https://dosweb.dos.gov.jo/products/statistical_yearbook2017/ [Accessed 15

Nov 2019] ElKarmi R, Aljafari A, Eldali H, Hosey MT. Do expectant mothers

know how early childhood caries can be prevented? A crosssectional study. Eur

Arch Paediatr Dent. 2019. https://doi. org/10.1007/s40368-019-00442-8.

Fejerskov O. Concepts of dental caries and their consequences for understanding the

disease. Commun Dent Oral Epidemiol. 1997;25:5–12.

Gnich W, Bonetti D, Sherrif A, Sharma S, Conway DI, Macpherson LM. Use of the

theoretical domains framework to further understanding of what infuences

application of fuoride varnish to children’s teeth: a national survey of general

dental practitioners in Scotland. Commun Dent Oral Epidemiol. 2015;4:272–

81.

Hamdan MA, Rock WP. Dental caries experience in Jordanian and English

schoolchildren. Commun Dent Health. 1993;10:151–7.

Harris R, Gamboa A, Dailey Y, Ashcroft A. One-to one dietary interventions

undertaken in a dental setting to change dietary behaviour. Cochrane Datab Syst

Rev. 2012;14:CD006540.

Humphreys RE, Richards W, Gill P. Perceptions of frst year foundation dentists on

oral health education and its role in general dental practice. Br Dent J.
2010;209:6016. Jordanian Dental Association. Future of Dentistry in Jordan.

2011. https://www.jda.org.jo/index.php/component/k2/item/544.html [Accessed

15 Nov 2019]

Levine RS. Caries experience and bedtime consumption of sugarsweetened food and

drinks—a survey of 600 children. Commun Dent Health. 2001;18:228–31.

Marcenes W, Kassebaum NJ, Bernabé E, Flaxman A, Naghavi M, et al. Global

burden of oral conditions in 1990–2010: a systematic analysis. J Dent Res.

2013;92:592–7.

Marthaler TM. Changes in dental caries 1953–2003. Caries Res. 2004;8:173–81.

Michie S, West R. Behaviour change theory and evidence: a presentation to

Government. Health Psychol Rev. 2013;7:1–22.

Moynihan PJ, Kelly SA. Efect on caries of restricting sugars intake: systematic

review to inform WHO guidelines. J Dent Res. 2014;93:8–18.

Pearce M, Catleugh M. Are general dental practitioners providing best practice in

prevention in everyday general practice? Prim Dent J. 2013;2:38–433.

Public Health England. Delivering better oral health: an evidencebased toolkit for

prevention, Third Edition. 2014.

https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/att

achment_data/fle/605266/Delivering_better_oral_health.pdf [Accessed 15 Nov

2019]

Rajab LD, Petersen PE, Bakaeen G, Hamdan MA. Early childhood caries and risk

factors in Jordan. Int J Paediatr Dent. 2002;12:168–76.


Rajab LD, Petersen PE, Baqain Z, Bakaeen G. Oral health status among 6- and 12-

year-old Jordanian schoolchildren. Oral Health Prev Dent. 2014;122:99–107.

Ramos-Jorge J, Pordeus IA, Ramos-Jorge ML, Marques LS, Paiva SM. Impact of

untreated dental caries on quality of life of preschool children: diferent stages

and activity. Commun Dent Oral Epidemiol. 2014;42:311–22.

Richards W. Evaluating oral health promotion activity within a general dental

practice. Br Dent J. 2013;215:87–91.

Sayegh A, Dini EL, Holt RD, Bedi R. Caries in preschool children in Amman, Jordan

and the relationship to socio-demographic factors. Int Dent J. 2002;52:87–93.

Sayegh A, Dini EL, Holt RD, Bedi R. Oral health, sociodemographic factors, dietary

and oral hygiene practices in Jordanian children. J Dent. 2005;33:379–88.

Steele J, Clarke J, Wilson t, Rooney e. NHS dental services in England: an

independent review led by Professor Jimmy Steele. 2009.

https://webarchive.nationalarchives.gov.uk/+/dh.gov.uk/en/Publicationsandstati

stics/Publications/PublicationsPolicyAndGuidance/DH_101137?

IdcService=GET_FILE&dID=198219&Rendition=Web[Accessed 15 Nov

2019]

Suga US, Terada RS, Ubaldini AL, Fujimaki M, Pascotto RC, et al. Factors that drive

dentists towards or away from dental caries preventive measures: systematic

review and meta summary. PLoS ONE. 2014;9(10):e107831.

Threlfall AG,  Hunt CM,  Milsom KM,  Tickle M,  Blinkhorn AS. Exploring  factors

thatinfluence  general  dental 


practitioners whenproviding advice to help prevent caries in childre.Br Dent

J. 2007;24;202(4):E10

Threlfall AG, Milsom KM, Hunt CM, Tickle M, Blinkhorn AS. Exploring the content

of the advice provided by general dental practitioners to help prevent caries in

young children. Br Dent J. 2007;10(202):E9.

Toumba KJ, Twetman S, Splieth C, Parnell C, van Loveren C, Lygidakis NΑ.

Guidelines on the use of fuoride for caries prevention in children: an updated

EAPD policy document. Eur Arch Paediatr Dent. 2019;20(6):507–16.

https://doi.org/10.1007/s40368-019- 00464-2.

Wagle M, Acharya G, Basnet P, Trovik TA. Knowledge about preventive dentistry

versus self-reported competence in providing preventive oral healthcare—a

study among Nepalese dentists. BMC Oral Health. 2017;17:76.

Watt R, McGlone P, Kay E. Prevention Part 2: Dietary advice in the dental surgery.

Br Dent J. 2003;195:27–31.

Witton RV, Moles DR. Barriers and facilitators that infuence the delivery of

prevention guidance in health service dental practice: a questionnaire study of

practicing dentists in Southwest England. Commun Dent Health. 2013;30:71–6.

World Health Organization. Ottawa charter for health promotion: an International

Conference on Health Promotion, the move towards a new public health. WHO.

1986. https://www.who.int/healthprom otion/conferences/previous/ottawa/en/

[Accessed 15 Nov 2019]


World Health Organization. Diet nutrition and the prevention of chronic diseases.

Report of a joint WHO/FAO Expert consultation Geneva. WHO. 2003.

https://www.who.int/dietphysicalactivity/ publications/trs916/en/ [Accessed 15

Nov 2019]

Anda mungkin juga menyukai