Oleh :
ANTANIA HANJANI, S.KED
FIKRI RURIANDY AUFI, S.KED
JELITA SRI AGUSTIN, S.KED
MHD. AMRULLAH, S.KED
RAESKI AYISHA ISTI, S.KED
RAHMI TRIANA PUTRI, S.KED
RIA DWI UTAMI, S.KED
SUSRIZAL OKTARIANI, S.KED
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Dokter Muda IKM-KK
Pekanbaru.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih serta
IKM-KK atas bimbingan dan tunjuk ajarnya kepada penulis, Bapak/Ibu dari Kantor
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan kegiatan ini. Akhir kata, semoga laporan
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi KKP Kelas II Pekanbaru ……………….10
ii
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN ………………………………………………………………………...66
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Health Regulation (IHR) 2005.1 IHR dan World Health Organization (WHO)
kargo, petikemas, alat angkut, barang-barang, paket pos atau jenazah manusia untuk
menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit baru atau penyakit lama yang
muncul kembali dengan penyebaran yang lebih cepat dan berpotensi menimbulkan
penyakit dan faktor risiko kesehatan yang komprehensif dan terkoordinasi, serta
membutuhkan sumber daya, peran serta masyarakat, dan kerja sama internasional.2
1
2
Lingkungan.3
2013 mengatakan bahwa setiap penanggung jawab alat angkut yang berada di
pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat, yang didalamnya ditemukan
faktor resiko kesehatan berupa tanda-tanda kehidupan tikus dan/atau serangga, tikus,
makanan komestik alat kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA), serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandar udara, pos lintas batas darat
dan pelabuhan.2
masyarakat yang merupakan masalah darurat kesehatan dunia, KKP dituntut mampu
menangkal risiko kesehatan yang mungkin masuk melalui orang, alat angkut dan
barang termasuk container yang dating dari Negara lain dengan melakukan tindakan
Teknis (UPT) dari Kementerian Kesehatan yang berada di Provinsi Riau dan
adalah wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pekanbaru yang terdiri
dari 1 (satu) bandar udara dan 6 pelabuhan laut, dengan sasaran hasil program adalah
cegah tangkal masuk keluarnya penyakit karantina, penyakit menular dan penyakit
potensial wabah malalui alat angkut, barang, orang dan lingkungan serta pelayanan
kesehatan terbatas.5
menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit baru atau penyakit lama yang
muncul kembali dengan penyebaran yang lebih cepat dan berpotensi menimbulkan
penyakit dan faktor risiko kesehatan yang komprehensif dan terkoordinasi, serta
membutuhkan sumber daya, peran serta masyarakat, dan kerja sama berbagai pihak,
pelaksanaan kegiatan cegah tangkal penyakit yang dilakukan oleh KKP kelas II
Pekanbaru.
4
1.3 Tujuan
Tujuan umum dari makalah kegiatan ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
kegiatan yang terdapat di kantor KKP Kelas II Pekanbaru, Bandara Sultan Syarif
Pekanbaru.
Rakyat Perawang.
Perawang.
1.4 Manfaat
tugas dokter di KKP Kelas II Pekanbaru dengan cara ikut serta secara langsung
c. Bagi FK UNRI
Makalah kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan data dan pembanding untuk
TINJAUAN PUSTAKA
oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan pangan
yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau
lintas negara. Keluar masuknya penyakit dapat dicegah melalui pintu masuk negara
yang terdiri atas tempat masuk dan keluarnya alat angkut, orang, dan/atau barang,
baik di pelabuhan, bandar udara, maupun pos lintas batas darat Negara.
dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam melaksanakan tugas secara administratif
dibina oleh Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara teknis fungsional dibina oleh
Lingkungan. KKP Kelas II Pekanbaru dipimpin oleh seorang Kepala, dengan struktur
a. Kepala KKP
6
7
f. Instalasi
g. Wilayah kerja
Kepala Kantor
Rafis Wijaya, SKM dr. R. Melda Indri Purnama, M.M Marnadewi, SKM
Wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru memiliki 7 wilayah kerja yang terbagi
menjadi 6 wilayah kerja pelabuhan laut dan sungai serta 1 wilayah kerja bandar
OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
a. Pelaksanaan kekarantinaan
kimia;
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
dan rumah tangga dan memiliki fungsi pelaksanaan koordinasi dan penyusunan
atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat
Angkut, atau Barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau
sekitarnya.7
potensial wabah serta penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja,
darat negara.5,6
c. Pengawasan lalu lintas OMKABA ekspor dan impor serta alat angkut,
termasuk muatannya;
epidemiologi.
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, serta ketersediaan obat-
penumpang pada moda angkutan laut, udara, dan lintas batas darat serta
masyarakat di lingkungan pelabuhan, bandara, dan lintas batas darat, baik pada
keperawatan
atas dasar indikasi medik dari instalasi poliklinik dan instalasi isolasi,
maupun di lapangan
dan lingkungan.
diperberat dengan perjalanan udara (Penyakit Jantung, DM, THT, dll), penyakit
Bayi, Lanjut Usia, Jetlag, dll). Ruang lingkup upaya kesehatan penerbangan
14
diantaranya:5,6
dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang pengendalian vektor dan dan
dan lintas batas darat negara dan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:6
minuman;
darat negara;
bahwa, setiap kapal yang datang dari luar negeri, dari pelabuhan wilayah terjangkit di
dalam negeri atau mengambil orang dan/atau barang dari kapal maka berada dalam
kesehatan.7
a. Persetujuan bebas karantina, dalam hal tidak ditemukan penyakit dan/atau faktor
dokumen karantina kesehatan dinyatakan tidak lengkap dan tidak berlaku. Kapal
yang masih berlaku. Persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:8
masih berlaku
serta tidak ditemukan adanya indikasi faktor risiko kesehatan masyarakat maka
1. Tahap Persiapan
kapal mengibarkan bendera kuning pada siang hari atau lampu merah
pelayaran pada KKP paling cepat 3 jam dan paling lambat 1 jam
permohonannya.
2. Tahap Pemeriksaan/pengawasan
a. Tahap ini sebaiknya dilakukan melalui kontak radio namun apabila hal
MDH.
18
b. Kapal yang berasal dari Pelabuhan luar negeri sehat, dapat diberikan
izin bebas karantina (radio pratique atau free pratique) saat itu juga.
bendera kuning.
dalam negeri, meskipun kapal berasal dari Pelabuhan luar negeri sehat,
maka kapal tersebut tidak diberikan izin bebas karantina dan kapal
lanjutan.
dan sesudah itu kapal dapat diberikan izin bebas karantina dan dapat
berlabuh.
1. Bendera Q, yang berarti Kapal saya sehat atau saya minta Persetujuan
Karantina Kesehatan;
tersangka; dan
20
b. Pada malam hari berupa lampu merah di atas lampu putih dengan jarak
maksimum 1,80 (satu koma delapan nol) meter, yang berarti saya belum
apabila dalam waktu berlakunya timbul suatu kematian atau penyakit yang berpotensi
Pesawat udara yang datang dari bandar udara wilayah yang terjangkit,
terdapat orang hidup atau mati yang diduga terjangkit dan/atau terdapat barang
dan/atau orang yang diduga terpapar saat berada di dalam pesawat udara dalam status
karantina. Kapten penerbang wajib segera melaporkan mengenai kepada petugas lalu
lintas udara untuk diteruskan kepada pejabat karantina kesehatan di bandar udara dan
c. Persetujuan bebas karantina, dalam hal tidak ditemukan penyakit dan/atau faktor
berikut:
Langkah kegiatan:
dibagikan HAC/eHAC untuk diisi dan selanjutnya dianalisa dan diseleksi apakah ada
riwayat kontak dan memiliki keluhan seperti penyakit yang dimaksudkan (salah satu
dunia).
Langkah kegiatan:
wilayah bandara.
Pilot dan Pramugari, Pegawai di lingkungan bandara dan Tamu VIP dan calon
penumpang.
23
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN
suci sebagai jemaah haji ataupun umrah serta penerbitan Internasional Certificate Of
imunisasi, terdapat keterangan bawah pemberian imunisasi pada jamaah haji dan
umrah termasuk imunasis khusus. Pemberian imunisasi Pada jemaah haji dan umrah
pemberian vaksin diberikan dikarenakan persyaratan dari negara saudi arabia agar
dapat menerima jamaah haji agar tidak tertular salah satunya penyakit meningitis.
Adapun alur kegiatan vaksinasi yang dilakukan di KKP Kelas II Pekanbaru adalah:
concern dilakukan bertujuan untuk meminta persetujuan pihak yang akan divaksinasi
mengenai keuntungan serta resiko yang akan didapatkan ketika mendapat vaksinasi.
2. Kegiatan Screening
untuk menscreening pasien yang akan mendapatkan vaksin tersebut. Pada kegiatan
inilah pihak KKP akan menilai apakah pasien tersebut layak diberikan vaksin atau
tidak. Kegiatan yang dilakukan seperti anamnesis riwayat penyakit komorbid, riwayat
23
24
dibutuhkan tergantung dari penyakit komorbid yang dimiliki (pemeriksaan akhir CD4
pada orang dengan HIV/AIDS). Biasanya tidak terdapat kontra indikasi absolute pada
pemberian vaksin. Adapun kontra indkasi relative biasa didapati seperti pasien yang
berada dapat fase aksaut penyakit komorbid, ibu hamil dan lainnya.
3. Pembayaran
pembayaran cash dengan tujuan mencegah tidakan korupsi, maka pihak KKP
4. Kegiatan Vaksinasi
pembayaraan. Tentunya vaknisasi dilakukan oleh petugas yang ahli dalam pemberian
vaksin.
ICV merupakan alat bukti yang digunakan sebagai bukti secara administrasi
dan dokumen yang menandakan bahwa calon jamaah haji atau umrah telah
mendapatkan vaksinasi. Pada ICV berwarna kuning, yang dimana terdapat barcode
yang tertera sehingga dapat discan sehingga dapat diketahui dengan lengkap
mengenai jenis vaksin, tanggal pemberian dan segala hal informasi penting lainnya.
Penyimpanan Vaksin
dingin/ Cold Chain. Penyimpanan yang tepat mampu menjaga serta menjamin
kualitas vaksin yang diberikan kepada sasaran. Pengelolaan vaksin harus sesuai
dengan prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah
ditetapkan. Rantai dingin atau cold chain terdiri dari lemari es dan freeze untuk
menyimpan vaksin, dan termos (vaksin carrier) untuk membawa vaksin ke tempat
profilaksis untuk mencegah penyakit akut radang selaput otak yang disebabkan oleh
kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Case fatality rate-nya melebihi 50%, tetapi
dengan diagnosis dini, terapi modern dan suportif, case fatality rate menjadi 5-15%.
Imunisasi meningitis atau sudah habis masa berlakunya (masa berlaku 2 tahun). 1
Pada vaksin meningitis harus dijaga suhunya antara 2 hingga 8 derajat celcius
sehingga perlu disimpan di lemari pendingin khusus atau jika ingin melakukan
distribusi harus dikemas sedemikian rupa dengan kotak khusus yang dapat
Pada KKP Kelas II Pekanbaru, vaksin meningitis dan yellow fever di simpan
di dalam lemari es untuk menjaga kualitas vaksin tetap baik sampai saat akan
digunakan. Lemari es yang tersedia memliki bentuk buka dari depan (front opening)
dan bentuk buka keatas (top opening) Bentuk top opening pada umumnya adalah
freezer yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan, ice cream,
digunakan dalam rumah tangga atau pertokoan, seperti: untuk meyimpan makanan
minuman, buah-buahan yang sifat penyimpanannya sangat terbatas. Bentuk ini tidak
(tiga puluh) hari sebelum keberangkatan. Setelah divaksinasi, orang tersebut akan
diberikan kurang dari 14 (empat belas) hari sejak keberangkatan ke negara yang
terhadap Neisseria meningitidis. Bagi masyarakat yang datang atau melewati negara
Certificate of Vaccination (ICV) yang masih berlaku sebagai bukti bahwa mereka
Selain vaksin meningitis, juga terdapat vaksin yellow fever/ demam kuning.
Demam kuning adalah penyakit infeksi virus akut dengan durasi pendek masa
inkubasi yaitu 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) hari dengan tingkat mortalitas yang
bervariasi. Disebabkan oleh virus demam kuning dari genus Flavivirus, famili
kadang ditemukan pada awal penyakit. Setelah remisi singkat selama beberapa jam
hingga 1 (satu) hari, beberapa kasus berkembang menjadi stadium intoksikasi yang
perdarahan ginggiva, hematemesis (muntah seperti warna air kopi atau hitam),
melena, gagal ginjal dan hati, 20%-50% kasus ikterus berakibat fatal. 1
Pencegahan demam kuning dapat dilakukan dengan imunisasi. vaksin demam kuning
akan memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang akan melakukan
perjalanan berasal dari negara atau ke negara/daerah endemis demam kuning. Vaksin
demam kuning efektif memberikan perlindungan 99%. Antibodi terbentuk 7-10 hari
perjalanan, berasal dari negara atau ke negara yang dinyatakan endemis demam
kuning, kecuali bayi di bawah 9 (sembilan) bulan dan ibu hamil trimester pertama.
Bagi yang datang atau melewati negara terjangkit demam kuning harus bisa
menunjukkan sertifikat vaksin (ICV) yang masih berlaku sebagai bukti bahwa mereka
telah mendapat Imunisasi demam kuning. Bila ternyata belum bisa menunjukkan ICV
(belum diImunisasi), maka terhadap mereka harus dilakukan isolasi selama 6 (enam)
mereka. Demikian juga mereka yang surat vaksin demam kuningnya belum berlaku,
Pemberian Imunisasi demam kuning kepada orang yang akan menuju negara
bagi yang belum pernah diimunisasi. Setelah divaksinasi, diberi ICV dan tanggal
pemberian vaksin dan yang bersangkutan setelah itu harus menandatangani di ICV.
29
Bagi yang belum dapat melakukan tanda tangan (anak-anak), maka yang
Pada Bandara Sultan Syarif Qasim II, KKP bertugas sebagai cegah tangkal penyakit
dipintu masuk negara. Pada era pandemi Covid-19 ini pemantauan dilakukan pada
hampir seluruh wilayah Indonesia terjangkit Covid-19. Pada setiap penumpang yang
mendeteksi suhu dengan cepat. Jika pada penumpang didapatkan suhu yang tinggi
maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, berupa anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang relevan. Pada Anamnesis ditanyakan gejala yang dialami, riwayat
perjalanan, dan riwayat kontak erat dengan pasien terkofirmasi positif Covid-19.
persyaratan perjalanan orang dalam masa adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat
produktif dan aman corona virus disease 2019 (COVID-19), maka telah ditetapkan
kriteria dan persyaratan bagi orang yang ingin melakukan perjalanan yaitu:
negatif atau surat keterangan Rapid Test COVID-19 dengan hasil non
aglomerasi.
dan/atau rapid test berdasarkan tanda pengenal calon penumpang dan memeriksa
masa berlaku hasil pemeriksaan tersebut (biasanya maksiimal 14 hari). Jika calon
penumpang memenuhi kriteria dan persyaratan diatas, maka calon penumpang dapat
Tugas lain dari KKP adalah memberikan izin layak terbang bagi orang sehat,
orang sakit tertentu, ibu hamil, bayi, dan izin angkut jenazah. Pada ibu hamil hanya
diizinkan terbang apabila usia kehamilan 14-36 minggu apabila kehamilan tunggal
dan janin sehat, atau maksimal 32 minggu apabila kehamilan ganda serta janin sehat.
31
Pada bayi maka hanya dapat diizinkan terbang apabila sudah berusia diatas 2 minggu.
Pada orang dengan penyakit tertentu seperti penyakit gagal jantung, gagal ginjal,
kelainan jiwa dan lainnya maka perlu persiapan tertentu seperti anamnesis kembali
terkait riwayat penyakit yang diderita, terapi yang sudah didapatkan, serta kebutuhan
larva aedes, pemeriksaan hygene dan sanitasi tempat makan, pengambilan sampel air,
Survei larva aedes dilakukan di area perimeter dan area buffer setiap bulan.
Survei larva aedes di area buffer dilakukan oleh kader dengan pengawasan oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan. Survei larva dilakukan dengan melihat kontainer pada
ruangan-ruangan di bandara.
Tujuan
Tujuan survei larva aedes ini adalah untuk mengetahui risiko yang ditularkan
oleh vektor, mengetahui indeks kepadatan larva aedes di bandara, serta untuk
Manfaat pemeriksaan
Alat :
32
1. Alat tulis
2. Papan ujian
3. Kertas label
4. Tabung sampel
5. Senter
8. Kaca Objek
9. Pipet tetes
10. Mikroskop
Bahan :
Cara Kerja :
seperti tempayan, bak mandi, bak kakus, drum air dan genangan air lainnya.
2. Identifikasi apakah terdapat larva atau tidak di dalam kontainer tersebut, catat
3. Jika ditemukan larva, maka larva diambil menggunakan pipet tetes dan
mikroskop.
Seluruh Container
Hasil Pemeriksaan:
23
10
1. Pemeriksaan fisika
- Air dikatakan bersih jika tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Pemeriksaan kimia
- Persiapan alat (botol sampel, alat tulis, lembar penilaian air bersih dan
cool box).
- Air diambil dengan cara mengalirkan air pada tepi botol secara perlahan
hingga botol terisi penuh. Hal ini agar tidak terjadi gelembung yang
untuk diperiksa.
3. Pemeriksaan biologi
- Persiapan alat (botol sampel, api bunsen, alat tulis, form pengambilan
- Air diambil dari kran atau dispenser namun pengisian air tidak penuh.
untuk diperiksa.
Air Minum.
35
36
37
Hasil Pemeriksaan:
diperlukan upaya penyehatan makanan dan minuman. Rumah makan atau restoran
jenis makanan dan minuman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Maka dari itu perlu
adanya penilaian sanitasi rumah makan atau restoran sebagai bentuk upaya
penyehatan makanan dan minuman. Penilaian sanitasi rumah makan atau restoran
1098/MENKES/SK/VII/2003.
Batas score total tingkat mutu/laik hygiene sanitasi minimal adalah 700. Jika skor
total <700 maka restoran atau rumah makan tersebut tidak layak saji.
1 2 3 4
A. Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi 2 2, 6, 10 20
2. Bangunan 2 2, 4, 6, 8, 10 20
39
3. Pembagian ruang 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10
4. Lantai 0,5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 5
5. Dinding 0,5 0, 4, 6, 7, 10 5
6. Ventilasi 1 2, 3, 5, 7, 8, 10 10
7. Pencahayaan/penerangan 1 2, 3, 5, 7, 8, 10 10
8. Atap 0,5 2, 3, 5, 7, 8, 10 5
9. Langit-langit 0,5 0, 2, 4, 6, 8, 10 5
10.Pintu 1 0, 3, 4, 6, 7, 10 10
B. Fasilitas Sanitasi
11. Air Bersih 3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 30
11.Air bersih air limbah
12.Pembuangan 2 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 20
13.Toilet 1 0, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 7
14.Tempat sampah 2 0, 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10 20
15.Tempat cuci tangan 2 0, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 10 20
16.Tempat mencuci peralatan 1 0, 2, 4, 6, 8, 10 10
17.Tempat mencuci bahan 1 0, 2, 3, 5, 7, 8, 10 10
18.Locker karyawan 1 0, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10 10
19. Peralatan pencegah 2 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 16
masuknya serangga dan tikus
C. Dapur, Ruang Makan dan
Gudang Bahan Makanan
20.Lokasi 7 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 56
21.Bangunan 5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 40
22.Pembagian ruang 3 0, 2, 4, 6, 8, 10 18
D. Bahan Makanan dan
Makanan Jadi
23.Bahan makanan 5 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 40
24.Makanan jadi 6 3, 4, 6, 7, 10 60
E. PengolahanMakanan
25.Proses pengolahan 5 2, 3, 5, 7, 8, 10 50
F. Tempat Penyimpanan Bahan
Makanan dan Makanan Jadi
26.Penyimpanan bahan 4 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9,10 36
27.Penyimpanan makanan 5 4, 6, 10 50
G. Penyajian Makanan
28.Cara penyajian 5 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 50
H. Peralatan
29.Ketentuan peralatan 15 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 150
40
I. Tenaga Kerja
30.Pengetahuan/sertifikat 4 0, 2, 4, 6, 8, 10 0
Hygiene
sanitasi kerja
31.Pakaian makanan 2 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 20
32.Pemeriksaan kesehatan 2 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 20
33.Personal hygiene 7 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 70
Dari hasil pemeriksaan sanitasi didapatkan bahwa tingkat mutu sanitasi rumah
makan di sekitar bandara adalah tingkat mutu B dengan jumlah nilai 853.
pembuatan dokumen layak terbang bagi orang sakit, ibu hamil dan bayi serta
pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani calon penumpang pesawat udara yang
Tujuan
udara diharuskan mempunyai kesehatan yang baik (fitness for air travel).
kenyamanan penerbangan.
41
Prosedur Pemeriksaan
Saluran pernafasan, DM, Sistem Sarag Pusat, Saluran cerna, THT, cedera,
dsb)
● Penyakit Menular
Surat layak terbang bisa diajukan oleh orang yang di rawat di rumah sakit
terbang
42
Bagi penumpang pesawat yang ingin meminta surat layak terbang dengan
bandara setempat
● Penetapan oleh dokter KKP apakah penumpang layak terbang atau tidak/
tunda
kondisi penumpang
angkut pesawat
● Diberikan kepada penumpang yang dalam kondisi sakit,wanita hamil dan bayi
Bagi pihak yang ingin melakukan pengangkutan jenazah di dalam pesawat diperlukan
pada setiap penumpang. Validasi Surat Kesehaatan dilakukan oleh anggota KKP dan
Tujuan
tengah masa pandemi dan mempermudah calon penumpang dalam mengirim hasil tes
Kesehatan.
Manfaat pemeriksaan
Kasim II.
eHAC.
Lingkungan (Ditjen PP-PL) yang melaksanakan tugas di bidang cegah tangkal keluar
atau masuknya penyakit dan faktor risiko kesehatan. KKP mempunyai tugas
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru,
dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
Menurut Permenkes No. 77 Pasal 5 Tahun 2020, salah satu fungsi KKP
batas darat negara. Struktur organisasi yang melaksanakan fungsi tersebut adalah
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Bidang Pengendalian Risiko
46
Lingkungan terdiri dari Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit
dan Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan. Seksi Sanitasi dan Dampak
kapal.
Tindakan Sanitasi dan dapat diberikan Sertifikat Sanitasi Kapal yaitu SSCEC (Ship
Sanitasi Kapal yaitu SSCC (Ship Sanitation Control Certificate). Sertifikat tersebut
A. Tujuan:
- Tujuan khusus:
Duku.
Sungai Duku.
b. Pelabuhan ini merupakan salah satu wilayah kerja KKP Kelas II Pekanbaru.
pemeriksaan sanitasi kapal, pemeriksaan vektor, pemeriksaan obat dan alat kesehatan,
dan pemeriksaan dokumen. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan pada satu buah kapal
48
yang bersandar pada dermaga di Pelabuhan Sungai Duku, yaitu Kapal Jelatik yang
jenis muatannya adalah penumpang dan barang dengan pelabuhan tujuan Selat
Panjang. Kapal ini telah tiba di Pelabuhan Sungai Duku sejak 25 Februari 2021.
gudang, ruang tidur ABK/crew, ruang mesin, air minum, limbah cair, limbah
medis/padat dan fasilitas medik. Didapatkan hasil yaitu memenuhi standar sanitasi
kapal, namun tidak terdapat lokasi khusus untuk fasilitas medik, limbah cair, dapur,
dan limbah medis/padat. Air minum yang digunakan sudah memenuhi syarat karena
air yang dikonsumsi adalah air mineral kemasan atau air galon.
dan nyamuk pada lokasi ruang penumpang, gudang, ruang tidur ABK/crew, air
minum, dan ruang mesin. Pada pengamatan tidak ditemukan tanda tanda kehidupan
terdiri dari obat dimakan/obat dalam dan obat luar. Obat dimakan yang tersedia yaitu
obat cuci perut, obat panas, obat anti nyeri, obat asma, obat anti diare, obat anti alergi,
obat anti spasme dan obat anti infeksi. Sedangkan obat luar yang tesedia yaitu obat
luka, obat gosok untuk nyeri, obat tetes telinga, dan obat luka luar. Obat yang tidak
49
tersedia yaitu obat batuk kering, obat batuk berdahak, obat lambung, obat anti
rematik, obat mata, dan obat mulut. Alat kesehatan yang tersedia hanya hansaplast.
memiliki lemari obat, peralatan medis dan panduan medis. Namun peraturan nasional
jumlah orang di kapal, tujuan dan lamanya perjalanan di atas kapal., Fasilitas medis
dibutuhkan untuk menangani apabila ada yang menderita sakit maupun kecelakaan
1. Setiap kapal dengan jumlah Anak Buah Kapal 15 (lima belas) orang atau lebih
3. Pada setiap kapal harus tersedia obat-obatan dan bahan-bahan pembalut dalam
tertentu dapat meminta bantuan nasehat dari tenaga medis di darat. Kapal
yang lebih kecil mungkin tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi semua
50
yang sama seperti kapal yang lebih besar dengan dokter di kapal.
Rincian obat yang terdapat dalam lemari obat seperti pada tabel 3.2 berikut:
.
I OBAT DALAM/ DIMAKAN
Obat cuci perut/laxantia (Dulcolax, broklak, dll)
Obat Panas/ Antipiretik ( Paracetamol, ibuprofen, dll)
Obat anti nyeri / analgesic ( antalgin, asam mefenamat, dll)
Obat batuk kering / antitusif ( dextromethorphan Hbr, dll)
Obat batuk berdahak/ Ekspektoran ( OBH Syrup, bromhexin, dll)
Obat lambung (antasida, promag, dll)
Obat diare/ mencret ( diatab, norit, dll)
Obat anti alergi ( CTM. Loratadine, dll)
Obat anti infeksi ( Amoxicilin, trisulfa, dll)
Obat anti spasme ( Papaverin, spasminal, dll)
Obat anti Ashma ( asmasoho, salbutamol, dll)
Obat anti rematik ( Neo rhemacyl, voltades, dll)
II OBAT LUAR
Obat mata ( kemicetin, visine, dll)
Obat luka ( betadine, rivanol, dll)
Obat mulut ( borax gliserin, dll)
Obat tetes telinga ( erlamycetin, dll)
Obat gosok untuk nyeri (balsem, rheumason, dll)
Obat luka luar ( burnazin, gentamicin zalf, dll)
III ALAT MEDIS
Arteri klem
Gunting medis
Handsaplast
Nierbeken
Kain segitiga
Kassa steril
Kapas
Kassa gulung
Peniti
51
Plester gulung
Sarung tangan
Hasil Pemeriksaan
AD
NO NAMA OBAT / ALKES TIDAK EXP DATE KET
A
I OBAT DALAM / DIMAKAN
Obat cuci perut / Laxantia (Dulcolax, Januari
A V
Broklak, dll) 2022
Obat panas / Antipiretik (Paracetamol, September
B V
Panadol, dll) 2021
Obat anti nyeri / analgesik (Antalgin, Desember
C V
asam mefenamat, dll) 2020
Obat batuk kering / Antitusif
D V
(Dextromethorfan HBr, dll)
Obat batuk berdahak / Ekspektoran
E V
(OBH Syrup, Bromhexin, dll)
Obat lambung (Antasida, Promag,
F V
Cimetidin, Ranitidin, dll)
Obat anti diare / mencret (Norit, New Desember
G V
Diatab, dll) 2021
Obat anti alergi (CTM, Loratadine,
H V April 2022
Cyproheptadine HCl, dll)
Obat anti infeksi (Amoxicillin,
September
I Trisulfa, Cyprofloxacin, Tetracyclin, V
2021
dll)
Obat anti spasme (Papaverin, September
J V
Spasminal, dll) 2021
Obat anti asthma (Asmasoho, September
K V
Salbutamol, dll) 2021
Obat anti rematik (Neo Rheumacyl,
L V
Voltadex, dll)
II OBAT LUAR
Obat mata (Kemicetin, Visine, Insto,
A V
Boor Water, dll)
Obat luka (Betadine, Rivanol, Alkohol
B V
70%, dll)
C Obat mulut (Borax gliserin, dll) V
D Obat tetes telinga (Erlamycetin, dll) V
E Obat gosok untuk nyeri (Balsem, V
53
seringkali dikaitkan dengan masalah sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).11 Serangga dari Ordo Diptera ini mempunyai sepasang sayap biru berbentuk
membran. Beberapa jenis lalat diantaranya lalat rumah, lalat hijau, lalat pasir, lalat
menimbulkan masalah kesehatan, ekonomi dan estetika.9 Semua bagian tubuh lalat
54
rumah bisa berperan sebagai alat penular penyakit (badan, bulu pada tangan dan kaki,
feces dan muntahannya). Kondisi lingkungan yang kotor dan berbau dapat merupakan
tempat yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi lalat rumah.
Siklus hidup lalat dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu
mulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur,
berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur
akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam. Pada suhu
rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 ºC). Telur yang menetas akan
menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva
ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna
coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung
pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, kemudian akan keluar lalat
muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter. Siklus hidup dari telur hingga
Kepadatan lalat dapat bergantung pada kondisi iklim seperti suhu dan
kelembaban tinggi, sanitasi yang buruk, tempat pembuangan sampah yang tidak
sanitasi dapat berpengaruh terhadap keberadaan lalat.11 Lalat rumah (M. domestica)
anthrax, tuberculosis, cholera, dan lain-lain.12 Untuk itu perlu diketahui kepadatan
lalat disuatu tempat. Pengamatan yang dilakukan terhadap lalat adalah untuk
mengetahui keberadaan lalat yang dilakukan secara visual dengan adanya lalat hidup.
menggunakan alat fly grill. Fly grill adalah alat berupa potongan kayu yang disusun
untuk melakukan survey kepadatan lalat.9 Fly grill dibuat dari bilah-bilah kayu yang
sebanyak 21 dan dicat warna putih. Bilah–bilah yang telah disiapkan dibentuk
Prinsip kerja dari alat ini didasarkan pada sifat lalat yang menyukai hinggap
pada permukaan benda yang bersudut tajam vertikal. Fly grill digunakan untuk
mengukur tingkat kepadatan lalat dengan cara meletakkan Fly grill pada tempat yang
akan diukur kepadatan lalatnya. Kemudian dihitung jumlah lalat yang hinggap di atas
Fly grill dengan menggunakan alat penghitung (hand counter) selama 30 detik.
Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan kemudian dari 5 kali
hasil perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata – ratanya dan dicatat dalam kartu
hasil perhitungan.9
57
(indeks) populasi pada satu lokasi tertentu. Sedangkan sebagai interpretasi hasil
pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi (Blok Grill) sebagai berikut:13
berkembangbiakan lalat
pengendalian lalat.
Tujuan
Tujuan Khusus : Mengetahui cara dan prosedur survey kepadatan lalat dan
interpretasinya.
1. Fly grill
2. Stop watch
58
3. Alat tulis
Langkah-langkah Pelaksanaan
- Biarkan fly grill dihinggapi lalat selama 30 detik, hitung jumlah lalat yang
Temperatur 29°C
Kelembaban 60%
30
4 2 3 6 3 1 2 2 0 0 23
Detik
4. Hasil Pengamatan :
Jumlah
6 4 3 3 2
Lalat 18
4.1 Simpulan
Kasim II sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang diberikan yang meliputi
didapat hasil penilaian kelaikan dan tingkat mutu hygiene sanitasi rumah makan
hasil BI: 0%, CI: 0%, HI: 0% dan pemeriksaan air bersih tidak dilakukan.
ditemukan tanda-tanda adanya kehidupan vektor seperti lalat, kecoa, tikus dan
nyamuk. Namun tidak terdapat lokasi khusus untuk fasilitas medik, limbah cair,
dapur, dan limbah medis/padat. Air minum yang digunakan sudah memenuhi
syarat karena air yang dikonsumsi adalah air mineral kemasan atau air galon
rata kepadatan lalat adalah 3,6 dimana termasuk kategori sedang atau perlu
dilakukan pengamanan
60
61
4.1 Saran
pelabuhan Sungai duku untuk memperbaiki tempat sampah yang sesuai standar
dengan penutup.
kewaspadaan dan memberikan sosialisasi yang tepat tentang tata cara dan alur
pengisian e-hac secara elektronik dan manual agar penumpang paham dan
DAFTAR PUSTAKA
62
Kesehatan.
dan Hapus Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos
http://kespel.kemkes.go.id/kkp/kkp_tempat_public/profil/18
9. Ahmad, I., Susanti, S., Kustiati, Yusmalinar, S., Rahayu, R., Hariani, N. (2015).
10. Andiarsa, D. (2018). Lalat: Vektor yang Terabaikan Program?. Balaba Vol. 14
No.2 (P1)
11. Andini, T., Siregar, S.D., & Siagian, M. (2019). Efektivitas Teknologi Fly Grill
12. Astuti, E.p., & Pradani, F.Y. (2018). Pertumbuhan dan Reproduksi Lalat Musca
Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Air Sebakul Kecamatan Selebar Kota
LAMPIRAN