Anda di halaman 1dari 42

Mata Kuliah : Praktikum Penyehatan Air-A

Dosen : Rafidah, SST, M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM
“Pemeriksaan E.Coli Pada Air Minum Isi Ulang”

OKTAVIA
PO714221191.085
Kelompok I
II.B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D.IV

2021

KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Rafidahpada mata kuliah penyehatan air. Terima kasih kepada Ibu Rafidah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan terima kasih juga kepada pihak
yang telah membantu. Sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Saya menyadari,laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Makassar 20 April 2021

Oktavia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 5
B. Tujuan .................................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
DASAR TEORI ................................................................................................................. 7
A. Pengertian Eschercia Coli..................................................................................... 7
B. Standar Pemeriksaan............................................................................................ 7
BAB III............................................................................................................................... 9
METODE PRAKTIKUM ................................................................................................ 9
A. Jenis Praktikum .................................................................................................... 9
B. Waktu Praktikum ................................................................................................. 9
C. Lokasi ..................................................................................................................... 9
D. Metode Pemeriksaan............................................................................................. 9
E. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 9
F. Prosedur Kerja .................................................................................................... 10
a) Pengambilan sample : ..................................................................................... 10
b) Pembuatan Bahan :......................................................................................... 10
d) Tes Penegasan (Menggunakan Ec Medium)................................................. 12
e) Tes Lengkap (Menggunakan media endo agar) ........................................... 13
BAB IV ............................................................................................................................. 14
HASIL DAN ANALISA HASIL .................................................................................... 14
A. Hasil...................................................................................................................... 14
B. Analisa Hasil ........................................................................................................ 15
BAB V .............................................................................................................................. 18
PENUTUP........................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19
DOKUMENTASI ............................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupaka salah satu sarana utama untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, untuk menjamin tersedianya kualitas air yang
memenuhi syarat kesehatan, berbagai upayah telah di laksanakan oleh
pemerintah ataupun masyarakat, antara lain pembagunan dan perbaikan
sarana air bersih dan air minum yang memenuhi kualitas persyaratan
kesehatan, sumber-sumber air bersih ada lima yaitu air laut, air hujan, air
permukaan, air tanah dan mata air
Air sumur adalah air air tanah dangkal yang sampai kedalaman
kurang dari30 meter , umumnya terletak pada kedalaman 15 meter dan di
namakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak
berada pada tekanan, kualitas yang dianjurkan berdasarkan Peraturan
pemerintah No.20 tahun 1990 adalah golongan B atausebagai air baku, air
minum harus di jaga agar selalu memenuhi kriteria sebagai air baku air
minum. Syarak lokasi atau jarak yang dimana Agar sumur terhindar dari
pencemaran maka harus di perhatikan jarak antara sumur dengan jamban,
lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotoran lainnya.
Jarak tersebut tergantung dari keadaan serta kemiringan tanah, lokasi sumur
pada daerah yang bebes banjir, jarak sumur minimal 15 meter dan lebih
tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat
sampah, dan sebagainya.
Air yang berkualitas baik adalah air yang memenuhi standar kualitas
air di Indonesia yang telah ditetapkan melalui peraturan menteri kesehatan
RI nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syaratsyarat dan
pengawasan kualitas air bersih, dan keputusan menteri kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat- syarat dan pengawasan kualitas
air minum. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa air bersih dan air
minum harus memenuhi syarat kesehatan baik fisik, kimia, mikrobiologi dan
syarat radioaktif.

Kuman E-coli merupkan sebagian besar flora normal didalam usus yang
bersifat aerop, umunya kuman ini tidak menyebabkan penyakit melainkan
dapat membantu fungsi humoral dan nutrisi. Organisme ini dapat
bersifat patogen

apabila mencapai jaringan diluar saluran pencernaan khususnya saluran


air kemih, saluran empedu, paru- paru dan pada selaput otak dan
menyebabkan peradangan. Hal ini dapat terjadi apabila daya tahan atau
kekebalan tubuh lemahpada tempat tersebut. Bila daya tahan normal tuan
rumah tidak cukup khususnya pada bayi yang baru lahir, pada usia tua,
pada stadium penyakit lain, setelah menjadi patogen pada usus dapat
menyebabkan diare, sakit kulit dan lainsebagainya.

Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri coliform yang secara


normal terdapat di dalam kotoran manusia atau pun hewan. E. coli
digunakan sebagai indikator untuk menilai tentang baik tidaknya
persediaan air untuk keperluan rumah tangga dan industri makanan. Jadi
dikatakan air telah tercemar dengan feses, apabila air yang akan digunakan
tersebut telah mengandung E. coli. Sedangkan air yang telah tercemar
dengan feses dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pencernaan
seperti kolera, tifus, disentri, cacingan dan lain-lain dengan gejala diare.
Dalam 1 gram faeces bisa terdapat sekitar 100 juta
E. coli.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bakteri Eschercia Coli yang terkandung pada air
minum isi ulang
2. Untuk mengetahui perkiraan jumlah bakteri Eschercia Coli pada sampel
air minum isi ulang
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Eschercia Coli

Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri coliform yang secara


normal terdapat di dalam kotoran manusia atau pun hewan. E. coli digunakan
sebagai indikator untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air untuk
keperluan rumah tangga dan industri makanan. Jadi dikatakan air telah
tercemar dengan feses, apabila air yang akan digunakan tersebut telah
mengandung E. coli. Sedangkan air yang telah tercemar dengan feses dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit pencernaan seperti kolera, tifus,
disentri, cacingan danlain-lain dengan gejala diare. Dalam 1 gram faeces bisa
terdapat sekitar 100 juta E. coli.
E. coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, ada yang
individu (monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau berkoloni
membentuk rantai pendek (streptobasil), tidak membentuk spora maupun
kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan hidup di
medium sederhana dan memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas,
kandungan G+C DNA ialah 50 ‒ 51 mol % (Pelczar dan Chan, 1988:949).
Pergerakan bakteri ini motil, tidak motil, dan peritrikus. Ada yang bersifat
aerobik dan anaerobik fakultatif. E. coli merupakan penghuni normal usus, dan
seringkali menyebabkaninfeksi.
.Escherichia Coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi
dari kotoran hewan dan manusia sehingga dapat menyebabkan penyakit
gangguan buang air besar yangdisebut diare. Adanya Escherichia Coli pada
air menandakan bahwa air tersebut tidak layakdikonsumsi.
B. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan Escherichia Coli (E. coli) berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan
Pemandian Umum sebesar 0 CFU/100 ml.
Berdasarkan standar tersebut,Untuk mengetahui kualitas air atau jumlah
bakteri coliform pada air sumur digunakan metode perhitungan angka paling
mungkin yang disebut metode Most Probable Number (MPN).Metode ini
dilakukan dengan pengujian menggunakan tabung ganda untuk mendeteksi
bakteri coliform fecal dan coliform nonfecal. Pengujian ini dilakukan secara
bertahap sehingga metode ini sesuai untuk dilakukan di laboratorium serta hasil
lebih sensitif dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah
dalam sampel air untuk mengetahui kualitas air sebelum digunakan, perlu
dilakukan pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan bakteri Eschercia Coli, dilakukan dengan 3 tahapan,
yaitu tes perkiraan, tes penegasan dan tes pelengkap atau tes konfirmasi. Media
yang digunakan antara lain lactosa broth, ec medium, dan endo agar. Untuk
mengetahui tabung yang positif terdapat bakteri e.coli, dilihat dari terbentuknya
gas pada tabung durham. Setelah dilakukan pemeriksaan, selanjutnya dilakukan
perhitungan jumlah koloni dan penyesuaian dengan standar.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini adalah pemeriksaan keberadaan bakteri E.Coli pada
sample air minum isi ulang
B. Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : Senin – Jumat / 5 – 9 April 2021
Pukul : 08.00 WITA- Selesai
C. Lokasi
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kesehatan Lingkungan
D. Metode Pemeriksaan
Tabung berganda
E. Alat dan Bahan
a) Pengambilan sample
Alat :
• Botol sample yang steril
Bahan :
• Sample air bersih (air minum isi ulang)
• Kapas
• Alkohol
• Spritus
• Label
b) Pemeriksaan Sample
Alat :
- Tabung reaksi - Pipet ukur
- Rak tabung - Balp
- Petridis - Kawat ose
- Tabung durham - Autoklaf
- Oven - Inkubator

Bahan :
- Sample air - Ec Medium
- Lactosa broth - Endo agar
- Kapas - Spiritus
- Spidol - Alkohol & Aquades
F. Prosedur Kerja
a) Pengambilan sample :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengalirkan air terlebih dahulu, untuk mengeluarkan air yang mengendap
pada mulut dispenser
3) Sterilkan mulut dispenser menggunakan alkohol, kemudian usap
menggunakan kapas
4) Selanjutnya, buka penutup botol
5) Sebelum mengambil sampel, plambir terlebih dahulu mulut botol
menggunakan korek api
6) Setelah itu , masukkan sampel sebanyak 3/4 dari volume botol
7) Setelah mengambil sampel, plambir kembali mulut botol menggunakan
spiritus kemudian tutup kembali botol dengan rapat
8) Beri label pada botol sampel. Label berisikan : kode sampel, lokasi
pengambilan sampel. tujuan pemeriksaan, tanggal, waktu, nama
pengambil dan ttd pengambil.
9) Bawa ke Laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
b) Pembuatan Bahan :
Porsi 7 dan porsi 15
1) Lactosa Broth (TSL dan SSL)

Kebutuhan SSL

Total tabung SSL : 60 tabung

1 tabung : 10 ml

Kebutuhan SSL :
13
60 x 10 ml = 7,8 𝑔𝑟/600𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000

Jadi, kebutuhan SSL adalah 7,8 gr / 600 ml aquades


Kebutuhan TSL

Total tabung TSL : 50 tabung

1 tabung : 5 ml

Kebutuhan TSL :
39
50 x 5 ml = 9,75 𝑔𝑟/500𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000

Jadi, kebutuhan TSL adalah 9,75 gr / 500 ml aquades

2) Ec Medium

Kebutuhan EC Medium

Total tabung TSL : 110 tabung

1 Tabung : 8 ml

Kebutuhan Ec Medium :
37
110 x 8 ml = 32,56 𝑔𝑟/880𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000

Jadi, kebutuhan Ec Medium adalah 32,56 gr / 880 ml aquades

3) Enda Agar

Kebutuhan Endo Agar

Total tabung TSL : 20 petridis

1 petridis : 15 ml

Kebutuhan Endo Agar :


39
20 x 15 ml = 11,7 𝑔𝑟/300𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000

Jadi, kebutuhan Endo Agar adalah 11,7 gr / 300 ml aquades

4) Bahan yang telah selesai, masukkan ke dalam tabung reaksi sesuai


takaran jumlah per tabung
5) Kemudian, masukkan tabung durham dengan posisi terbalik ke dalam
tabung reaksi.
6) Setelah itu, sterilkan di autoklaf selama 2 jam dengan suhu 150˚C
7) Selanjutnya, simpan di kulkas agar tetap steril sampai waktu
penggunaan tiba.
c) Tes Perkiraan (Menggunakan lactosa broth)
1) Lactosa broth yang telah dibuat, diambil sesuai jumlah porsi dan
taruh pada rak tabung
2) TSL, plambir mulut tabung terlebih dahulu, kemudian ambil
sample pada botol menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml, lalu
masukkan ke dalam tabung, setelah itu plambir kembali mulut
tabung dan tutup erat kembali dengan kapas
3) SSL, plambir mulut tabung terlebih dahulu, kemudian ambil
sample pada botol menggunakan pipet ukur sebanyak 1 ml dan
0,1 ml, lalu masukkan ke dalam tabung, setelah itu plambir
kembali mulut tabung dan tutup kembali dengan kapas.
4) Kocok tabung agar tercampur dengan rata

5) Setelah itu, masukkan ke dalam incubator dengan suhu 35˚c


selama 2x24 jam.
d) Tes Penegasan (Menggunakan Ec Medium)
1) Setelah tes perkiraan, amati tabung yang positif terdapat bakteri. Apabila
positif terdapat bakteri, terbentuk gas pada tabung durham.
2) Konfirmasi jumlah tabung yang positif, tabung yang positif dilanjutkan
pemeriksaan tes penegasan menggunakan ec medium
3) Kawat ose diplambir sampai berwarna merah dan dinginkan sebentar,
kemudian celupkan kawat pada sample dan pindahkan ke media ec
medium
4) Setelah itu, plambir kembali kawat dan celupkan pada sample kemudian
celupkan pada media ec medium. Begitu seterusnya, sesuai jumlah tabung
yang positif.
5) Setelah itu, masukkan pada inkubator dengan suhu 44˚c selama 1x24 jam.
e) Tes Lengkap (Menggunakan media endo agar)
1) Setelah 1x24 jam tes penegasan, dilanjutkan dengan tes lengkap
menggunakan endo agar
2) Petridis yang steril di isi dengan endo agar

3) Untuk tes lengkap, plambir kawat ose, setelah itu celupkan pada
sample yang telah dilakukan tes penegasan
4) Kemudian bentuk motif garis-garis, zigzag serta bitnik-bintik pada
media endo agar. Hindari perusakan endo agar, jangansampai robek
5) Setelah itu, masukkan di inkubator dengan suhu 35 – 37 ˚c selama1x24
jam.
6) Setelah 1x24 jam, amati apakah air tercemar e.coli. Jika terdapat
bakteri e.coli, maka endo agar berwarna merah terang. Jika bukan
bakteri e.coli, endo agar tidak berwarna merah.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA HASIL
A. Hasil
Hasil pemeriksaan
No Jenis Tes Hasil
Jumlah
YA TIDAK
pemeriksaan

Ya -
1. Tes Perkiraan 6 Tabung
Terdapat gas

Tidak-
2. Tes Penegasan 0 Tabung
Terdapat gas

Tidak-
3. Tes Lengkap 0 Petridis
Terdapat
koloni
Gambar hasil pemeriksaan
Tes Perkiraan (Media lactosa broth)
Gambar Larutan sampel

10 ml (TSS)
1 ml dan 0,1 ml (SSL)

Tes Penegasan (Media Ec Medium)

Tabung yang positif terdapat


gas yang ditanam pada media
ec medium pada suhu 44˚c

Tes Lengkap (Media Endo agar)


Tidak ditemukan koloni pada
media endo agar. Keberadaan
Eschercia Coli ditandai
dengan timbulnya warna pink
terang pada media endo agar.

B. Analisa Hasil

Pada praktek pemeriksaan air ini dilakukan untuk mengetahui


kelayakan air untuk kebutuhan sehari-hari. Pemeriksaan air ini
menggunakan metode tabung berganda yang menggunakan media cair
pada tabung reaksi yang terdapat tabung durham di dalamnya. Adapun
media yang digunakan yaitu lactosa broth, ec medium dan endo agar.

Pada pemeriksaan ini menggunakan 3 tahapan. Yang pertama yaitu


tes perkiraan. Pada tes pertama ini media yang digunakan yaitu lactosa
broth yang telah di inkubasi selama 2 hari atau 2x24 jam pada suhu
35˚C. Kemudian kedua yaitu tes penegasan dimana media yang
digunakan yaitu ec medium yang telah di inkubasi selama sehari atau
1x24 jam pada suhu 44˚C. Terakhir yaitu tes lengkap dengan
menggunakan media endo agar yang di inkubasi selama 1x24 jam
dengan suhu 35-37˚C. Adapun sampel yang digunakan yaitu sebanyak
10 ml kedalam media konsentrasi ganda karena diduga ada lebih
banyak bakteri sehingga diperlukan lebih banyak lagi nutrisi yang
diperlukan untuk menumbuhkan bakterinya.

Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu


yang ditumbuhi oleh bakteri setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Tabung yang positif dilihat dari terbentuknya gas pada tabung
durham.

Dalam pengujian perkiraan dilakukan dengan beberapa tahapan,


diantaranya yaitu dengan menyiapkan sampel air secara steril
kemudian dihomogenkan dengan mengocok sebanyak 25 kali secara
manual agar sampel tercampur merata. Kemudian memasukkan
masing-masing 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml sampel air isi ulang ke dalam
masing – masing tabung reaksi yang sudah berisi media laktosa broth
sebanyak 10 ml dan 5 ml . Media lactosa broth digunakan karena media
ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran E.Coli dalam
air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial
untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organism bakteri.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
Coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef;
0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.Kemudian diinkubasi semua tabung
pada suhu 370C selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam kemudian tabung
durhamnya diamati terbentuknya gas(positif terdapat gas) atau tidak
pada tiap seri tabung (10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml).

Cara pengamatan terhadap air minum isi ulang yang menunjukkan


hasil yang positif dalam tes perkiraan E.Coli yang ditandai dengan
adanya gas dalam tabung durham karena di dalam medium LB terdapat
mikroba pembentuk gas.

Hasil dari praktikum pemeriksaan keberadaan e.coli dalam air,


menujukkan negatif. Tidak terdapat e.coli pada sample hingga tes
lengkap. Sample air pada pemeriksaan ini adalah air minum isi ulang
yang menunjukkan bahwa air tersebut tidak terkontaminasi oleh
kotoran atau tinja manusia dan layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
sampel air yang diperiksa memenuhi standar kualitas dan layak untuk
dikonsumsi karena pada saat pemeriksaan di tes lengkap tidak ada
Petridis yang positif, hal ini menunjukkan sampel yang diperiksa yaitu
air minum isi ulang tidak terkontaminasi dengan bakteri e.coli dan
pada saat pengemasan tidak terkontaminasi dengan bakteri bakteri
yang ada disekitarnya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sample
air minum isi ulang tidak mengandung E.Coli. Dari hal tersebut
menunjukkan bahwa sampel air tidak tercemar oleh e.coli dan pada saat
pengolahan dan pengemasan air dilakukan dengan bersih dan terjaga
sehingga tidak terkontaminasi dengan bakteri di sekitarnya
B. Saran
Sebelum mengonsumsi air minum baiknya kita lebih teliti dan
memperhatikan kebersihan pengolahan dan bagaimana cara pengolahan air
minum isi ulang tersebut serta memperhatikan lokasi pengolahan terhindar
dari polutan yang memungkinkan adanya bahan pencemar.
DAFTAR PUSTAKA

Devi. Ricky, dkk. 2019. Identifikasi Bakteri Eschercia Coli Pada Air PDAM dan
Air Sumur di Kelurahan Gedong Air Bandar Lampung. Jurnal Agromedicine. Vol.
6 No. 1. Diakses 20 April 2021

Novita. Subagiyono,dkk. 2016.Total Coliform dalam Air Bersi Eschercia Coli


dalam Air Minum Pada Depot Minum Isi Ulang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol. 10 No.2. Diakses 18 April 2021.
DOKUMENTASI
Mata Kuliah : Praktikum Penyehatan Air-A
Dosen : Rafidah, SST, M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM
“Pemeriksaan Suhu, Ph, TDS, Fe, Kesadahan dan Zat Organik”

OKTAVIA
PO714221191.085
Kelompok I
II.B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D.IV
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Rafidahpada mata kuliah penyehatan air. Terima kasih kepada Ibu Rafidah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan terima kasih juga kepada pihak
yang telah membantu. Sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Saya menyadari,laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Makassar 20 April 2021

Oktavia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 22
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 23
BAB I ................................................................................................................................ 24
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 24
A. Latar Belakang .................................................................................................... 24
B. Tujuan .................................................................................................................. 25
BAB II .............................................................................................................................. 26
DASAR TEORI ............................................................................................................... 26
A. Dasar Teori pH .................................................................................................... 26
B. Dasar Teori Kesadahan ...................................................................................... 26
C. Dasar Teori Zat Organik.................................................................................... 27
D. Dasar Teori Besi .................................................................................................. 27
E. Dasar Teori TDS ................................................................................................. 28
BAB III............................................................................................................................. 30
METODE PRAKTIKUM .............................................................................................. 30
BAB IV ............................................................................................................................. 34
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 34
A. Hasil...................................................................................................................... 34
= 7,45 ............................................................................................................................ 36
B. Analisa Hasil ........................................................................................................ 36
BAB V .............................................................................................................................. 39
PENUTUP........................................................................................................................ 39
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 39
B. Saran........................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 41
LAMPIRAN..................................................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air memiliki peranan penting dalanm kelangsungan hidup manusia


yaitu untukminum,mandi,memasak,mencuc pakaian, pengairan dan lain-
lain. air yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah air alam yang ada di
saekitar kita.Air alam pada umumnya tidak tersedia dalam keadaan air
murni.

Sumur gali merupakan salah satu sarana penyedian air bersih yang
berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah,
sehingga perlu mendapatkan perhatian karena mudah sekali tercemar dan
terkontaminasi melalui rembesan. Terutama jika konstruksi sumur gali
tersebut tidak memenuhi syarat. Analisa air termasuk ke dalam kimia
analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-
zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan
metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum
termasuk ke dalam analisa volumetrik
Seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat
kebutuhan airpun semakin meningkat.Sumber air yang digunakan
maasyarakat paada umumnya adalah air tanah. Kualitas air tanah yang
digunakan perlu diperhatikan guna memberikan wawasan kepada
masyarakat mengenai kualitas air bersih yang bersih yang baik dan layak
dikonsumsi. Penentuan kualits air juga berkaitan dengan pengurangan
dampak negative terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan karena
konsumsi air yang kualitasnya tidak layak atau tidak sesuai persyaratan
Permenkes.
Untuk mengetahui kualitas air secara kimia, ditinjau dari beberapa
parameter. Diantaranya adalah parameter kesadahan, pH, besi, TDS dan
zar organik. Kelima parameter tersebut jika kadarnya melebihi batas pada
air , maka akan berdampak burukbagi kesehatan dan lingkungan.
B. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari pemeriksaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan pH
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Kesadahan
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Zat Organik
4. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Besi
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan TDS
BAB II
DASAR TEORI
A. Dasar Teori pH
Derajat keasamaan atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH adalah singkatan
dari power of Hydrogen. Secara umum pH normal memiliki nilai 7 sementara
bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai
pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang
tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Tri Joko, 2010).
Nilai pH normal untuk air tanah biasanya antara 6 sampai dengan 8,5. Nilai
ambang batas pH untuk air minum sesuai dengan Permenkes No
492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 6,5 – 8,5. Air dengan pH rendah (8,5) berupa
basa. Air tersebut tidak terlalu berdampak buruk pada kesehatan, akan tetapi
dapat menimbulkan masalah berupa rasa basa pada air.
B. Dasar Teori Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan airlunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.

Kesadahan dibagi atas dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
tetap. Air yang mengandung kesadahan kalsium karbonat dan magnesium
karbonatdisebut kesadahan karbonat atau kesadahan sementara, karena kesadahan
tersebut dapatdihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan cara pembubuhan
kapur. Sementara itu, air yang mengandung kesadahan kalsium sulfat, kalsium
klorida, magnesium sulfatdan magnesium klorida disebut kesadahan tetap karena
tidak dapat dihilangkan dengancara pemanasan, tetapi dapat dengan cara lain salah
satunya adalah proses penukar ion.

Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda, pada


umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini
terjadi karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada
pada lapisan tanah yang dilalui air.Berdasarkan PERMENKES No. 32
Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang,
solus per aqua, dan pemandian umum, untuk standar kesadahan pada air
bersih adalah 500 mg/l.

C. Dasar Teori Zat Organik

Zat organik adalah zat yang banyak mengandung ion karbon. Contoh zat
organik antara lain yaitu benzena, chloroform, deterjen, methoxychlor,
pentachlorophenol. Dengan adanya kandungan zat organik di dalam air
berarti air tersebut tercemar dan tidak aman dijadikan sumber air bersih.
Asal zat organik dapat dari alam seperti minyak, tumbuh-tumbuhan,
serat minyak, lemak hewan, alkohol, selulosa, pati dan sebagainya.
Sementara zat organik dapat dari sintesa berbagai persenyawaan dan buah-
buahan yang di hasilkan dari proses pabrik. Zat organik yang bersasal dari
fermentasi yaitu alkohol, aceton, gliserol, antibi dan sejenisya yang berasal
dari kegiatan terhadap bahan-bahan organik.
Air bersih harus memenuhi standar yang berlaku baik kualitas maupun
kuantitas sesuai dengan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang
standar baku mutu kesehatan air untuk keperluan hygiene sanitasi, kolam
renang, solus per aqua, dan pemandian umum. Air bersih mempunyai batas
maksimal zat organik, karena kadar zat organik yang berlebihan
memungkinkan pertumbuhan kuman yang dapat membahayakan
kesehatan.
Dalam standar Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017
telah ditetapkan maksimal zat organik sebagai angka permanganat dalam
air bersih adalah 10 mg/l. Apabila terjadi penyimpangan yang melebihi
batas dari standar kualitas tersebut, maka dapat menyebabkan timbulnya
bau yang tidak enak, berubahnya rasa dan menyebabkan sakit perut/diare
(Unus Suriawiria, 1993).

D. Dasar Teori Besi


Unsur besi atau zat besi merupakan salah satu unsur yang sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut misalnya
untuk pembentukan sel-sel darah merah. Tubuh manusia membutuhkan 7
– 35 mg/hari yang diperoleh tidak hanya dari air. Konsantrasi besi dalam air
yang melebihi 2 mg/l menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-
bahan yang berwarna putih.Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan bau,
warna dan koloid pada air minum.
Berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan
higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum, untuk
standar besi pada air bersih adalah 1 mg/l. Konsentrasi yang lebih dari 1
mg/l sudah dapat menyebabkan warna air menjadi kecoklatan, memberi rasa
yang tidak enak. Faktor rasa yang tidak enak ini dapat memaksa pemakai
air untuk mencari umber air lain yang mungkin tidak terlindung
kesehatannya.
Pemeriksaan kadar besi pada air, menggunkan metode
spektrofotometri. Nilai suatu konsentrasi besi, dapat diketahui dengan
membandingkannya dengan larutan standar pembanding yang mengandung
larutan satndar besi yang telah diketahui
E. Dasar Teori TDS

TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator
dari jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun
nonorganik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam
air yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan
biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
(mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat
atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium
(garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida
dan sulfat.
Konsentrasi yang tinggi dari jumlah TDS akan membatasi kesesuaian
air sebagai air minum. Selain itu, konsentrasi jumlah TDS yang tinggi
dalam air dapat mempengaruhi kejernihan, warna dan rasa. Bila jumlah
TDS bertambah maka kesadahan juga akan naik.
Berdasarkan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku
mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan
higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum,
untuk standar TDS pada air bersih adalah 1000 mg/l .
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini adalah pemeriksaan kadar pH, kesadahan, Zat
Organik, besi dan TDS pada air bersih.
B. Waktu Praktikum
Hari/ Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Pukul : 09.00 WITA – Selesai
C. Lokasi
Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
D. Metode Pemeriksaan
a) Pemeriksaan pH
Alat : pH meter dan Beaker gelas
Bahan : Sampel air bersih
Prosedur Kerja :
1. Menyediakan sampel air didalam beaker gelas yang akan diukur
keasaman secukupnya saja.
2. Buka tutup elektroda pada alat pH
3. Hidupkan alat pH , lalu celupkan elektroda ke dalam cairan yang akan
diukur.
4. Kemudian tekan tombol yang bertulisakan MEAS lantas akan muncul kata
HOLD dilayar. Lalu tunggu beberapa saat hingga muncul angka pH yang
menunjukkan kadar pH pada sampel tersebut. Setelah itu matikan alat
tersebut.
b) Pemeriksaan Kesadahan
Metode : Titrimetri
Alat :
- Pipet volum / ukur 10 ml - Gelas piala
- Erlenmeyer 250 ml - Gelas ukur 100 ml
- Buret 50 ml + statif

Bahan :
- Indikator EBT
- Buffer amonia
- Larutan EDTA 0,01 N
Prosedur Kerja :
1. Masukkan sampel sebanyak 50 ml ke dalam 250 ml Erlenmeyer
2. Tambahkan 1 ml buffer ammonia
3. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 N sampai berubah warna menjadi biru
tua.
4. Catat hasil titrasi.
c) Pemeriksaan Zat Organik

Alat dan Bahan

- Buret dan statif -Asam Oksalat 𝐶2𝐻2𝑂4 0,01 𝑁


- Corong -𝐻2𝑆𝑂4 4 𝑁
- Gelas ukur -𝐾𝑀𝑛𝑂4 0,01 𝑁
- Elenmeyer -Sampel air
- Pemanas/kompor - Aquades
- Pipet ukur dan Balp
Prosedur Kerja :

1. Sebelum elenmeyer digunakan lakukan proses pencucian terlebih


dahulu dengan cara 100 ml aquades masukkan dalam elenmeyer lalu
masukkan 2,5 ml asam sulfat 4 N dan bertetes kalium permanganate
0,01 N sampai warna merah jambu lalu dipanaskan sampai mendidih.
Kemudian buang.
2. Ukur sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam elenmeyer yang telah
di lakukan proses pencucian
3. Tambahkan asam sulfat 4 N sebanyak 5 ml

4. Tambahkan kalium permanganate 0,01 N bertetes hingga mendapatkan


warna merah muda dan tidak hilang dalam 5-10 menit.
5. Kemudian panaskan hingga mendidih, pada saat pemenasan warna
merah muda pada sampel tidak boleh hilang.
6. Setelah mendidih tambahkan kalium permanganate sebanyak 10 ml
7. Biarkan mendidih setelah itu tambahkan asam oksalat hingga
warnanya berubah menjadi jernih
8. Setelah mendidih, angkat dan biarkan hangat dan setelah itu titrasi
dengan kalium permanganate sampai berubah warna menjadi merah
muda
9. Catat hasil titrasi

a) Pemeriksaan Besi (Fe)

Metode: Spektrofotometri

Alat : Bahan :
- Tabung Nesler - 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁 20%

- Pipet ukur - 𝐻2𝑆𝑂4 4 𝑁


- 𝐾𝑀𝑛𝑂4 0,1 𝑁
- Gelas ukur
- Larutan standar
- Rak tabung besi 0,1 mg/l

- Beaker glass - Aquades


- Sampel air

Prosedur Kerja :
1. Sediakan 2 buah tabung Nessler, masing masing diisi 50 ml sampel
dan air suling(aquades/blanko)
2. Masing-masing tabung tambahkan 2.5 ml H2SO4 4N , bertetes KMnO4
0.1 N sampaiwarna merah muda stabil
3. Masing-masing tambahkan 2.5 ml NH4SCN 20%, aduk

4. Amati perubahan warna, bila mengandung besi warna berubah menjadi


merah coklat
5. Bandingkan dengan tabung dengan aquades, tambahkan standar besi
pada tabungblanko sampai warna sama dengan tabung sampel
6. Catat jumlah standar yang digunakan.

b) Pemeriksaan TDS
Metode : Gravimetri

Alat dan Bahan :


- Cawan Goch, Kapasitas 25 ml

- Alat penyarig membrane

- Filter kertas biasa, atau fiber glass

- Bejana isap (suction flask) kapasitas 500-1000 ml

- Alat pompa vakum

- Oven

- Desikator

- Timbangan analitik

Prosedur Kerja :
1. Cawan penguapan yang telah dibersihkan dengan aquades dipanaskan
ke dalam oven dengan suhu 180 oC selama satu jam. Dinginkan di
desikator sampai waktu yang akan digunakan. Timbang segera bila akan
digunakan
2. Sampel yang lolos dari kertas filter, dituangkan dalam cawan penguapan

3. Cawan yang berisi sampel tsb, diuapkan dipenangas air hingga kering
dan keringkan dalam oven suhu 180oC selama satu jam. Dinginkan
didesikator lalu timbang hingga mendapatkan berat yang konstan (
perbahan berat ≤ 4 % ≤ 0.5 mg dari penimbangan sebelumnya).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Pemeriksaan TDS
Diketahui :
a = 57,5547 gram = 57.554,7 mg/l
b = 51,5513 gram = 51.551,3 mg/l
c = 50 ml
Ditanya : Zat padat terlarut =.....?
Penyelesaian :
Zat padat terlarut = (a˗b) × 1.000
c
= (57.554,7˗51.551,3) × 1.000
50
= 0,068 mg/l
2. Hasil Pemeriksaan Fe (Zat Besi)
Diketahui :
Ca = 50 ml
a = 0 ml
Ditanya : Fe Total=....?
Penyelesaian :
Fe Total = 1.000 × a ml × 0,1 mg/l
Ca
= 1.000 × 0 ml × 0,1 mg/l
50
= 20 × 0 ml × 0,1 mg/l
= 0 mg/l
3. Pemeriksaan Zat Organik
Diketahui :
Titrasi awal = 2
Titrasi akhir = 5
t = titrasi akhir ˗ titrasi awal
=5˗2
=3
f = 0,98
Ditanya : Zat Organik =....?
Penyelesaian :
Zat Organik = 1.000 × (10 + t × f) ˗ 10) × 0,01 × 31,6
50
= 1.000 × (10 + 3 × 0,98) ˗ 10) × 0,01 × 31,6
50
= 20 x 2,94 x 0,316
= 18,58 x 10
= 185,8 mg/l
4. Pemeriksaan Kesadahan
Diketahui :
CA = 50 ml
Jumlah titrasi EDTA
= 5 ml
E.EDTA = 0,98
BM. CaO = 56
BM. CaCO3 = 100
Ditanya : Kesadahan Total =....?
Penyelesaian :

Kesadahan total = 1.000 × jumlah titrasi EDTA × F.EDTA × BM. CaO


CA BM. CaCO3
=1.000 × 5 × 0,98 × 56
50 100
= 20 × 5 × 0,98 × 0,56
= 54,88 mg/l
= 33
5. Pemeriksaan suhu dan Ph
Suhu
= 2,78
Ph
= 7,45
B. Analisa Hasil

Dari hasil praktikum pemeriksaan air sumur bor yang berada di Asrama
Putri,Jurusan Kesehatan Lingkungan ditemukan hasil yaitu :
a) Pemeriksaan Zat Padatan Terlarut
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter fisik yaitu “TDS”
ditemukan hasil sebanyak 0,068 mg/l l. Berdasarkan Permenkes No. 32
Tahun 2017 satandar maksimum pada zat padatan terlarut air yaitu 1000
mg/l. Yang artinya kadar zat padatan terlarut pada air memenuhi standar
karena kurangnya padatan terlarut pada air. Alasan mengapa kurangnya
padatan terlarut pada air karena jauhnya jarak sumber air sumur bor
dengan faktor pencemarnya yang akan mengkontaminasi air.
b) Pemeriksaan Fe

Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter kimia yaitu


“Besi” ditemukan hasil sebanyak 0mg/l. Berdasarkan Permenkes No. 32
Tahun 2017 standar maksimum besi pada air yaitu 1 mg/l. Yang artinya
telah memenuhi standar maksimum yang telah ditetapkan.
Metode pemeriksaan besi menggunakan metode spektrofotometri
yang nilai konsentrasinya dapat dilihat dengan membandingkan sampel
dengan blako yang berisi aquades yang mengandung larutan standar besi.
Adanya kandungan besi pada air menyebabkan warna menjadi kuning
kecoklatan setelah beberapa saat kontak dengan udara. Jika Fe kelebihan
memasuki tubuh biasanya akan berdampak buruk bagi kesehatan.
c) Zat Organik
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter kimia
yaitu “Zat Organik” ditemukan hasil sebanyak 185,8 mg/l.
berdasarkan Permenkes Nomor 32 tentang standar baku mutu air
untuk keperluan higyene sanitasi, kolam renang, solus per aqua dan
permandian umum angka tersebut tidak memenuhi stadar dari batas
yang diperbolehkan yaitu 10 mg/l.. Yang artinya zat organik pada
air melebihi standar maksimum karena banyaknya zat organik
dalam air. Zat organik yang terdapat pada air biasanya berasal dari
alam seperti minyak, tumbuhan, serat minyak dan lemak hewan.
Alasan mengapa kurangnya zat organik pada air karena jauhnya
jarak sumber air sumur bor dengan faktor pencemar yang akan
mengkontaminasi air.
d) Pemeriksaan Kesadahan
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter kimia
yaitu “Kesadahan air” ditemukan hasil sebanyak 54,88 mg/l.
Berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 standar maksimum
kesadahan air yaitu 500 mg/l. Yang artinya tidak melebihi standar
maksimum. Sehingga baik dipergunakan untuk kegiatan hygiene
sanitasi.
Sifat kesadahan seringkali ditemukan pada air yang menajdi
sumber baku air bersih yang berasal dari air tanah atau daerah yang
tanahnya mengandung deposit garam mineral dan kapur. Air sumur
bor tingkat kesadahnnya rendah (air lunak), kesadahan non karbonat
dalam air sumur bor bersumber dari kalsium sulfat yang terdapat
dalam tanah
e) Pemeriksaan pH
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter kimia
yaitu “pH” ditemukan hasil sebanyak ph 7,54 yang artinya air
bersifat basa. Berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 standar
maksimum pada pH air yaitu kisaran interval 6,5 – 8,5. Air yang
bersifat netral yaitu air dengan pH 7,0. Air dengan pH dibawah 7,0
akan bersifat asam sedangkan air dengan pH diatas 7,0 akan bersifat
basa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Total zat padat terlarut yang didapatkan yaitu , 0,068 mg/l masuk ke dalam
kategori rendah pada air sampel. Hasil yang didapatkan memenuhi standar
apabila berdasarkan standar yang digunakan yaitu Permenkes No. 32 Tahun
2017, untuk standar TDS pada air bersih adalah maksimum 1000 mg/l.
2. Kadar besi pada sampel air adalah 0mg/l. Berdasarkan Permenkes No. 32
Tahun 2017 standar besi pada air bersih adalah maksimum 1 mg/l. Angka yang
didapatkan pada hasil pemeriksaan sampel menunjukkan bahwa kadar Fe
memenuhi standar sesuai dengan Peraturan yang ditetapkan.
3. Kadar zat organik pada sampel yaitu sebesar 185,8 mg/l. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa sampel air sumur bor mengandung zat
organik yang tinggi, serta tidak memenuhi dalam standar Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 yaitu maksimal zat organik sebagai
angka permanganat dalam air bersih adalah 10 mg/l
4. Kadar kesadahan pada sampel air yaitu 54,88 mg/l. Jika dibandingkan dengan
standar Permenkes No. 32 Tahun 2017, standar kesadahan pada air bersih
adalah maksimum 500 mg/l. Dengan standar yang telah ditetapkan, maka
dapat dinyatakan bahwa angka kesadahan pada sampel air, memenuhi kriteria
standar yang ditetapkan oleh Permenkes karena berada di bawah standar
5. pH yang didapatkan pada sampel air yaitu 7,54. Sampel air termasuk bersifat
basa. Nilai pH yang didapatkan, memenuhi standar yang ditentukan oleh
Permenkes No. 32 Tahun 2017, tentang standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi,
kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum, untuk standar pH pada
air bersih adalah 6,5 – 8,5 .
B. Saran
Sebaiknya sebelum menggunakan air ada baiknya memeriksa terlebih
dahulu agar dapat mengetahui layak atau tidaknya air tersebut untuk
digunakan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Eni Susanti.2016 . .Pemeriksaan air bersih untuk meningkatkan kualitas air bersih
di Sedamayu(https://puskesmas.bantulkab.go.id/sedayu2/2016/11/14/pemeriksaan-
air-bersih-untuk- meningkatkan-kualitas-air-bersih-di-wilayah-puskesmas-sedayu-
ii/) Di akses 21 April 2021
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai