LAPORAN PRAKTIKUM
“Pemeriksaan E.Coli Pada Air Minum Isi Ulang”
OKTAVIA
PO714221191.085
Kelompok I
II.B
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Rafidahpada mata kuliah penyehatan air. Terima kasih kepada Ibu Rafidah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan terima kasih juga kepada pihak
yang telah membantu. Sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Saya menyadari,laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.
Oktavia
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kuman E-coli merupkan sebagian besar flora normal didalam usus yang
bersifat aerop, umunya kuman ini tidak menyebabkan penyakit melainkan
dapat membantu fungsi humoral dan nutrisi. Organisme ini dapat
bersifat patogen
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bakteri Eschercia Coli yang terkandung pada air
minum isi ulang
2. Untuk mengetahui perkiraan jumlah bakteri Eschercia Coli pada sampel
air minum isi ulang
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Eschercia Coli
Bahan :
- Sample air - Ec Medium
- Lactosa broth - Endo agar
- Kapas - Spiritus
- Spidol - Alkohol & Aquades
F. Prosedur Kerja
a) Pengambilan sample :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengalirkan air terlebih dahulu, untuk mengeluarkan air yang mengendap
pada mulut dispenser
3) Sterilkan mulut dispenser menggunakan alkohol, kemudian usap
menggunakan kapas
4) Selanjutnya, buka penutup botol
5) Sebelum mengambil sampel, plambir terlebih dahulu mulut botol
menggunakan korek api
6) Setelah itu , masukkan sampel sebanyak 3/4 dari volume botol
7) Setelah mengambil sampel, plambir kembali mulut botol menggunakan
spiritus kemudian tutup kembali botol dengan rapat
8) Beri label pada botol sampel. Label berisikan : kode sampel, lokasi
pengambilan sampel. tujuan pemeriksaan, tanggal, waktu, nama
pengambil dan ttd pengambil.
9) Bawa ke Laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
b) Pembuatan Bahan :
Porsi 7 dan porsi 15
1) Lactosa Broth (TSL dan SSL)
Kebutuhan SSL
1 tabung : 10 ml
Kebutuhan SSL :
13
60 x 10 ml = 7,8 𝑔𝑟/600𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000
1 tabung : 5 ml
Kebutuhan TSL :
39
50 x 5 ml = 9,75 𝑔𝑟/500𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000
2) Ec Medium
Kebutuhan EC Medium
1 Tabung : 8 ml
Kebutuhan Ec Medium :
37
110 x 8 ml = 32,56 𝑔𝑟/880𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
1000
3) Enda Agar
1 petridis : 15 ml
3) Untuk tes lengkap, plambir kawat ose, setelah itu celupkan pada
sample yang telah dilakukan tes penegasan
4) Kemudian bentuk motif garis-garis, zigzag serta bitnik-bintik pada
media endo agar. Hindari perusakan endo agar, jangansampai robek
5) Setelah itu, masukkan di inkubator dengan suhu 35 – 37 ˚c selama1x24
jam.
6) Setelah 1x24 jam, amati apakah air tercemar e.coli. Jika terdapat
bakteri e.coli, maka endo agar berwarna merah terang. Jika bukan
bakteri e.coli, endo agar tidak berwarna merah.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA HASIL
A. Hasil
Hasil pemeriksaan
No Jenis Tes Hasil
Jumlah
YA TIDAK
pemeriksaan
Ya -
1. Tes Perkiraan 6 Tabung
Terdapat gas
Tidak-
2. Tes Penegasan 0 Tabung
Terdapat gas
Tidak-
3. Tes Lengkap 0 Petridis
Terdapat
koloni
Gambar hasil pemeriksaan
Tes Perkiraan (Media lactosa broth)
Gambar Larutan sampel
10 ml (TSS)
1 ml dan 0,1 ml (SSL)
B. Analisa Hasil
Devi. Ricky, dkk. 2019. Identifikasi Bakteri Eschercia Coli Pada Air PDAM dan
Air Sumur di Kelurahan Gedong Air Bandar Lampung. Jurnal Agromedicine. Vol.
6 No. 1. Diakses 20 April 2021
LAPORAN PRAKTIKUM
“Pemeriksaan Suhu, Ph, TDS, Fe, Kesadahan dan Zat Organik”
OKTAVIA
PO714221191.085
Kelompok I
II.B
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Rafidahpada mata kuliah penyehatan air. Terima kasih kepada Ibu Rafidah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan terima kasih juga kepada pihak
yang telah membantu. Sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Saya menyadari,laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.
Oktavia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 22
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 23
BAB I ................................................................................................................................ 24
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 24
A. Latar Belakang .................................................................................................... 24
B. Tujuan .................................................................................................................. 25
BAB II .............................................................................................................................. 26
DASAR TEORI ............................................................................................................... 26
A. Dasar Teori pH .................................................................................................... 26
B. Dasar Teori Kesadahan ...................................................................................... 26
C. Dasar Teori Zat Organik.................................................................................... 27
D. Dasar Teori Besi .................................................................................................. 27
E. Dasar Teori TDS ................................................................................................. 28
BAB III............................................................................................................................. 30
METODE PRAKTIKUM .............................................................................................. 30
BAB IV ............................................................................................................................. 34
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 34
A. Hasil...................................................................................................................... 34
= 7,45 ............................................................................................................................ 36
B. Analisa Hasil ........................................................................................................ 36
BAB V .............................................................................................................................. 39
PENUTUP........................................................................................................................ 39
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 39
B. Saran........................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 41
LAMPIRAN..................................................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumur gali merupakan salah satu sarana penyedian air bersih yang
berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah,
sehingga perlu mendapatkan perhatian karena mudah sekali tercemar dan
terkontaminasi melalui rembesan. Terutama jika konstruksi sumur gali
tersebut tidak memenuhi syarat. Analisa air termasuk ke dalam kimia
analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-
zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan
metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum
termasuk ke dalam analisa volumetrik
Seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat
kebutuhan airpun semakin meningkat.Sumber air yang digunakan
maasyarakat paada umumnya adalah air tanah. Kualitas air tanah yang
digunakan perlu diperhatikan guna memberikan wawasan kepada
masyarakat mengenai kualitas air bersih yang bersih yang baik dan layak
dikonsumsi. Penentuan kualits air juga berkaitan dengan pengurangan
dampak negative terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan karena
konsumsi air yang kualitasnya tidak layak atau tidak sesuai persyaratan
Permenkes.
Untuk mengetahui kualitas air secara kimia, ditinjau dari beberapa
parameter. Diantaranya adalah parameter kesadahan, pH, besi, TDS dan
zar organik. Kelima parameter tersebut jika kadarnya melebihi batas pada
air , maka akan berdampak burukbagi kesehatan dan lingkungan.
B. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari pemeriksaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan pH
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Kesadahan
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Zat Organik
4. Untuk mengetahui cara pemeriksaan Besi
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan TDS
BAB II
DASAR TEORI
A. Dasar Teori pH
Derajat keasamaan atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH adalah singkatan
dari power of Hydrogen. Secara umum pH normal memiliki nilai 7 sementara
bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai
pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang
tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Tri Joko, 2010).
Nilai pH normal untuk air tanah biasanya antara 6 sampai dengan 8,5. Nilai
ambang batas pH untuk air minum sesuai dengan Permenkes No
492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 6,5 – 8,5. Air dengan pH rendah (8,5) berupa
basa. Air tersebut tidak terlalu berdampak buruk pada kesehatan, akan tetapi
dapat menimbulkan masalah berupa rasa basa pada air.
B. Dasar Teori Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan airlunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Kesadahan dibagi atas dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
tetap. Air yang mengandung kesadahan kalsium karbonat dan magnesium
karbonatdisebut kesadahan karbonat atau kesadahan sementara, karena kesadahan
tersebut dapatdihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan cara pembubuhan
kapur. Sementara itu, air yang mengandung kesadahan kalsium sulfat, kalsium
klorida, magnesium sulfatdan magnesium klorida disebut kesadahan tetap karena
tidak dapat dihilangkan dengancara pemanasan, tetapi dapat dengan cara lain salah
satunya adalah proses penukar ion.
Zat organik adalah zat yang banyak mengandung ion karbon. Contoh zat
organik antara lain yaitu benzena, chloroform, deterjen, methoxychlor,
pentachlorophenol. Dengan adanya kandungan zat organik di dalam air
berarti air tersebut tercemar dan tidak aman dijadikan sumber air bersih.
Asal zat organik dapat dari alam seperti minyak, tumbuh-tumbuhan,
serat minyak, lemak hewan, alkohol, selulosa, pati dan sebagainya.
Sementara zat organik dapat dari sintesa berbagai persenyawaan dan buah-
buahan yang di hasilkan dari proses pabrik. Zat organik yang bersasal dari
fermentasi yaitu alkohol, aceton, gliserol, antibi dan sejenisya yang berasal
dari kegiatan terhadap bahan-bahan organik.
Air bersih harus memenuhi standar yang berlaku baik kualitas maupun
kuantitas sesuai dengan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang
standar baku mutu kesehatan air untuk keperluan hygiene sanitasi, kolam
renang, solus per aqua, dan pemandian umum. Air bersih mempunyai batas
maksimal zat organik, karena kadar zat organik yang berlebihan
memungkinkan pertumbuhan kuman yang dapat membahayakan
kesehatan.
Dalam standar Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017
telah ditetapkan maksimal zat organik sebagai angka permanganat dalam
air bersih adalah 10 mg/l. Apabila terjadi penyimpangan yang melebihi
batas dari standar kualitas tersebut, maka dapat menyebabkan timbulnya
bau yang tidak enak, berubahnya rasa dan menyebabkan sakit perut/diare
(Unus Suriawiria, 1993).
TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator
dari jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun
nonorganik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam
air yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan
biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
(mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. Zat
atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium
(garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida
dan sulfat.
Konsentrasi yang tinggi dari jumlah TDS akan membatasi kesesuaian
air sebagai air minum. Selain itu, konsentrasi jumlah TDS yang tinggi
dalam air dapat mempengaruhi kejernihan, warna dan rasa. Bila jumlah
TDS bertambah maka kesadahan juga akan naik.
Berdasarkan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku
mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan
higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum,
untuk standar TDS pada air bersih adalah 1000 mg/l .
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini adalah pemeriksaan kadar pH, kesadahan, Zat
Organik, besi dan TDS pada air bersih.
B. Waktu Praktikum
Hari/ Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Pukul : 09.00 WITA – Selesai
C. Lokasi
Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
D. Metode Pemeriksaan
a) Pemeriksaan pH
Alat : pH meter dan Beaker gelas
Bahan : Sampel air bersih
Prosedur Kerja :
1. Menyediakan sampel air didalam beaker gelas yang akan diukur
keasaman secukupnya saja.
2. Buka tutup elektroda pada alat pH
3. Hidupkan alat pH , lalu celupkan elektroda ke dalam cairan yang akan
diukur.
4. Kemudian tekan tombol yang bertulisakan MEAS lantas akan muncul kata
HOLD dilayar. Lalu tunggu beberapa saat hingga muncul angka pH yang
menunjukkan kadar pH pada sampel tersebut. Setelah itu matikan alat
tersebut.
b) Pemeriksaan Kesadahan
Metode : Titrimetri
Alat :
- Pipet volum / ukur 10 ml - Gelas piala
- Erlenmeyer 250 ml - Gelas ukur 100 ml
- Buret 50 ml + statif
Bahan :
- Indikator EBT
- Buffer amonia
- Larutan EDTA 0,01 N
Prosedur Kerja :
1. Masukkan sampel sebanyak 50 ml ke dalam 250 ml Erlenmeyer
2. Tambahkan 1 ml buffer ammonia
3. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 N sampai berubah warna menjadi biru
tua.
4. Catat hasil titrasi.
c) Pemeriksaan Zat Organik
Metode: Spektrofotometri
Alat : Bahan :
- Tabung Nesler - 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁 20%
Prosedur Kerja :
1. Sediakan 2 buah tabung Nessler, masing masing diisi 50 ml sampel
dan air suling(aquades/blanko)
2. Masing-masing tabung tambahkan 2.5 ml H2SO4 4N , bertetes KMnO4
0.1 N sampaiwarna merah muda stabil
3. Masing-masing tambahkan 2.5 ml NH4SCN 20%, aduk
b) Pemeriksaan TDS
Metode : Gravimetri
- Oven
- Desikator
- Timbangan analitik
Prosedur Kerja :
1. Cawan penguapan yang telah dibersihkan dengan aquades dipanaskan
ke dalam oven dengan suhu 180 oC selama satu jam. Dinginkan di
desikator sampai waktu yang akan digunakan. Timbang segera bila akan
digunakan
2. Sampel yang lolos dari kertas filter, dituangkan dalam cawan penguapan
3. Cawan yang berisi sampel tsb, diuapkan dipenangas air hingga kering
dan keringkan dalam oven suhu 180oC selama satu jam. Dinginkan
didesikator lalu timbang hingga mendapatkan berat yang konstan (
perbahan berat ≤ 4 % ≤ 0.5 mg dari penimbangan sebelumnya).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Pemeriksaan TDS
Diketahui :
a = 57,5547 gram = 57.554,7 mg/l
b = 51,5513 gram = 51.551,3 mg/l
c = 50 ml
Ditanya : Zat padat terlarut =.....?
Penyelesaian :
Zat padat terlarut = (a˗b) × 1.000
c
= (57.554,7˗51.551,3) × 1.000
50
= 0,068 mg/l
2. Hasil Pemeriksaan Fe (Zat Besi)
Diketahui :
Ca = 50 ml
a = 0 ml
Ditanya : Fe Total=....?
Penyelesaian :
Fe Total = 1.000 × a ml × 0,1 mg/l
Ca
= 1.000 × 0 ml × 0,1 mg/l
50
= 20 × 0 ml × 0,1 mg/l
= 0 mg/l
3. Pemeriksaan Zat Organik
Diketahui :
Titrasi awal = 2
Titrasi akhir = 5
t = titrasi akhir ˗ titrasi awal
=5˗2
=3
f = 0,98
Ditanya : Zat Organik =....?
Penyelesaian :
Zat Organik = 1.000 × (10 + t × f) ˗ 10) × 0,01 × 31,6
50
= 1.000 × (10 + 3 × 0,98) ˗ 10) × 0,01 × 31,6
50
= 20 x 2,94 x 0,316
= 18,58 x 10
= 185,8 mg/l
4. Pemeriksaan Kesadahan
Diketahui :
CA = 50 ml
Jumlah titrasi EDTA
= 5 ml
E.EDTA = 0,98
BM. CaO = 56
BM. CaCO3 = 100
Ditanya : Kesadahan Total =....?
Penyelesaian :
Dari hasil praktikum pemeriksaan air sumur bor yang berada di Asrama
Putri,Jurusan Kesehatan Lingkungan ditemukan hasil yaitu :
a) Pemeriksaan Zat Padatan Terlarut
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada parameter fisik yaitu “TDS”
ditemukan hasil sebanyak 0,068 mg/l l. Berdasarkan Permenkes No. 32
Tahun 2017 satandar maksimum pada zat padatan terlarut air yaitu 1000
mg/l. Yang artinya kadar zat padatan terlarut pada air memenuhi standar
karena kurangnya padatan terlarut pada air. Alasan mengapa kurangnya
padatan terlarut pada air karena jauhnya jarak sumber air sumur bor
dengan faktor pencemarnya yang akan mengkontaminasi air.
b) Pemeriksaan Fe
Eni Susanti.2016 . .Pemeriksaan air bersih untuk meningkatkan kualitas air bersih
di Sedamayu(https://puskesmas.bantulkab.go.id/sedayu2/2016/11/14/pemeriksaan-
air-bersih-untuk- meningkatkan-kualitas-air-bersih-di-wilayah-puskesmas-sedayu-
ii/) Di akses 21 April 2021
LAMPIRAN