Anda di halaman 1dari 15

SURVEY KUALITAS PELAYANAN

KLINIK UTAMA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MAYOR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

KASUS I (KELOMPOK – 3 SKS)

Disusun oleh:
Diniar Resthika Ningrum

2067290148

Pembimbing :
Dra. Tjitjik Hamidah, M.si., Psikolog

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI (PSMPP)


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2022
SURVEI KUALITAS PELAYANAN

KLINIK UTAMA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN

I. Pengantar

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah daratan yang hampir sama den-

gan luasnya laut dan perairan. Hal ini terbukti dari posisi geo-strategis Indonesia dengan data

yang kurang lebih 40% lalu lintas perdagangan, baik perdagangan barang maupun jasa yang di

angkut kapal, melintasi perairan Indonesia. Lautan Indonesia juga merupakan wilayah Marine

Mega Biodiversity terbesar di dunia, tercatat ada 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950

spesies terumbu karang yang terdapat di lautan di Indonesia. Selain itu, karakteristik Indonesia

juga dikenal sebagai alur transportasi internasional yang menghubungkan antara Benua Asia,

Pantai Barat Amerika, dan Benua Eropa. Letak geografis yang strategis, berada di antara dua be-

nua dan dua samudera, serta mampu dapat menghubungkan beberapa negara/ wilayah dari berba-

gai arah menjadikan Indonesia sebagai jalur pelayaran utama dan pusat dari jalur lalu lintas

dunia. Sebagai negara dengan pusat jalur lalu lintas dunia, daerah perairan Indonesia memegang

peranan penting dalam perdangan internasional, banyak kapal yang mengangkut barang sering

melintasi perairan Indonesia, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H. Purnomo men-

gatakan, lalu lintas pengiriman barang di dunia 90%-nya dilakukan lewat jalur laut. Kemudian,

hampir 90% pelayaran tersebut melalui laut Indonesia.

Kondisi Lalu lintas maritime yang cukup tinggi yang ada di Indonesia merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia. Menurut data yang dida-

pat dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tahun 2017 sampai dengan

2020 sudah terjadi 49 kasus kecelakaan kapal di wilayah Indonesia. KNKT juga menyatakan
45% kecelakaan kapal disebabkan human faktor dan sisanya teknis yaitu 55 %. Perkembangan

tekhnologi saat ini telah mengubah karakter dan bentuk pekerjaan. Banyak mesin-mesin, ataupun

sistem baru yang kita jumpai sebagai hasil perkembangan tehnologi. Selain berdampak baik,

perkembangan tehnologi yang terjadi saat ini juga membawa dampak yang merugikan apabila

tak dilakukan dengan baik, yakni berbentuk bahaya-bahaya baru yang nampak seperti kecelakaan

kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dsb.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan satu aktivitas untuk membuat lingkungan kerja

yang aman, nyaman, serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, baik jasmani, rohani dan sosial.

Menciptakan Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki tujuan untuk menghindari atau mengu-

rangi kecelakaan saat bekerja. Menurut KNKT 45% faktor penyebab terjadinya kecelakaan di

laut Indonesia disebabkan oleh kelalaian manusia. Memahami dengan baik prosedur dan

peringatan bahaya pada seluruh awak kapal, memiliki pengetahuan mengenai pemakaian perala-

tan keselamatan kerja selama bekerja di atas kapal, serta memahami dengan baik cara pengo-

prasian mesin kapal, merupakan cara yang dapat menciptakan keselamatan pada lingkungan

kerja. Pemakaian alat peralatan keselamatan kerja ini sudah di standarisasi baik dengan cara na-

sional ataupun internasional, hingga wajb dipakai saat akan melakukan aktivitas kerja. Ada

banyak jenis peralatan keselamatan kerja, dari mulai pelindung kepala, tubuh sampai kaki sudah

disediakan. Selain itu kondisi Kesehatan yang prima juga harus dimiliki oleh seluruh awak kapal

yang bekerja di atas kapal merupakan hal yang penting lainnya yang dapat terwujudnya kenya-

manan dalam bekerja. Dengan mewujudkan hal tersebut di atas, pencegahan terjadinya kece-

lakaan yang disebabkan karena factor kelalaian manusia akibat dari, kurangnya kemampuan

memahami prosedur keselamatan kerja serta kelelahan ataupun kondisi kesehatan yang kurang

baik bagi pelaut yang bekerja di atas kapal bisa diperkecil atau dijauhi.
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran merupakan Unit Pelaksana Teknis

(UPT)  di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang mempunyai tugas utamanya adalah

melakukan sertifikasi kesehatan pelaut. Dimana hanya pelaut yang dinyatakan sehat oleh Balai

Kesehatan Kerja Pelayaran yang dapat bekerja di atas kapal. Layanan yang diberikan Balai Kese-

hatan Kerja Pelayaran merupakan pelayanan umum yang bersifat operasional yang sebagian be-

sar atau seluruhnya diberikan kepada masyarakat yaitu layanan pemeriksaan kesehatan dan serti-

fikasi Kesehatan. Badan Layanan Umum BKKP memiliki visi terwujudnya kesehatan kerja pela-

yaran dalam rangka mendukung transportasi laut yang handal sesuai dengan tuntutan dunia inter-

nasional. Salah satu fungsi yang dimiliki Badan Layanan Umum BKKP saat ini adalah pembe-

rian sertifikasi kesehatan bagi pelaut. Jenis layanan yang tersedia di Badan Layanan Umum

BKKP saat ini adalah, pemeriksaan kesehatan bagi pelaut dan penyelam, pegawai pemerintahan

atau swasta, dan masyarakat umum. Dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelaut dan

masyarakat umum, Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran menyediakan fasili-

tas Kesehatan yang didukung teknologi informasi terkini dan sarana prasarana canggih lainnya,

sehingga Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran menerima sertifikat ISO

9001;2015 dan sertifikat ISO 37001:2016 yang merupakan bukti komitmen dalam menjaga kual-

itas pelayanan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas pelayanan adalah jaminan terbaik atas loyalitas

pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi persaingan, dan satu-satunya jalan

untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Untuk menilai kualitas pelayanan, para

ahli pemasaran seperti Parasuraman, Zeithaml, Berry (dalam Tjiptono, 2011) telah mengajukan 5

(lima) dimensi yang digunakan dalam menilai kualitas jasa, yaitu :


1. Tangibles / Bukti langsung, merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan

oleh penyedia jasa kepada konsumen.

2. Reliability / Keandalan, merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa

sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.

3. Responsiveness / Ketanggapan, merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh

karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.

4. Assurance / Jaminan, merupakan pengetahuan dan perilaku karyawan untuk membangun

kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang

ditawarkan.

5. Emphaty / Empati, merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh

karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga

kepekaan akan kebutuhan konsumen.

Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pela-

yaran saat ini mayoritas terisi oleh pelaut yang ingin mendapatkan sertifikat Kesehatan sebagai

salah satu syarat untuk dapat bekerja di atas kapal. Pelaut bekerja di laut lepas yang berbahaya

dengan jadwal kerja yang tak tentu dalam waktu yang lama serta adanya kondisi cuaca ektrem

pada setiap waktu, serta struktur fisik kapal dengan sejumlah tangga menanjak, tangga tegak,

tangga dari tali, lubang pintu yang sempit, lorong-lorong naik turun yang semuanya membu-

tuhkan stamina sehat, hal tersebut menjadi tolak ukur betapa pentingnya pemeriksaan Kesehatan

pada pelaut sebelum bekerja di atas kapal.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/KMK.05/2021 tentang Peneta-

pan Balai Kesehatan Kerja Pelayaran pada Kementerian Perhubungan sebagai Instansi Pemerin-
tah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada 15 Februari

2021, Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran berupaya untuk selalu

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam hal pemeriksaan Kesehatan bagi

pelaut ataupun masyarakat umum. Pelayanan pemeriksaan Kesehatan yang dapat dilakukan di

Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran diantaranya, pemeriksaan kepada

pelaut, penyelam dan masyarakat umum, pelayanan perawatan gigi dan mulut, pemeriksaan mata

yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, buta warna dan lapang pandang, pemeriksaan

fungsi paru dengan spirometry, pemeriksaan fungsi pendenganran dengan audiometri, pemerik-

saan EKG, Pemeriksaan Radiologi, Laboratorium, dan Pelayanan RUBT atau Hyperbaric Oxy-

gen Therpy.

Menurut data yang diperoleh dari bagian administrasi Badan Layanan Umum Balai Kese-

hatan Kerja Pelayaran , adanya peningkatan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan di

Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran pada tahun 2021 jika di bandingkan

pada tahun 2020. Hal tersebut merupakan suatu pencapaian yang baik bagi Badan Layanan

Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran ditengah kondisi pandemic yang terjadi saat ini. Na-

mun, data lain yang diperoleh dari bagian Humas Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja

Pelayaran khususnya Tim yang bekerja di bidang Medsos menyebutkan ada beberapa keluhan

yang diterima mengenai pelayanan yang diterima selama menjalani pemeriksaan Kesehatan di

Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran. Sebagian besar keluhan tersebut berisi

mengenai lamanya proses penerbitan sertifikat, serta petugas yang kurang ramah dalam melayani

pasien yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan Badan Layanan Umum Balai Kesehatan

Kerja Pelayaran.
a. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dan tujuan penelitian mengenai survei kualitas pelayanan ini adalah

sebagai berikut : “Bagaimanakah hasil Survei Kualitas Pelayanan di Badan Layanan Umum

Balai Kesehatan Kerja Pelayaran.?”

b. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengenai survei kualitas pelayanan ini adalah sebagai berikut : Mendap-

atkan hasil survei kualitas pelayanan di Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran

sehingga dapat dijadikan pedoman Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran

dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

c. Manfaat Penelitian

Manfaat dari survey kualitas pelayanan ini adalah diharapkan dapat dijadikan acuan bagi

Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran dalam menentukan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelaut atau masyarakat umum

yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan di Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja

Pelayaran.

II. Kajian Pustaka

a. Pengertian Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan menurut Goes dan Devise dalam Wijaya (2015) adalah sesuatu yang

berhubungan dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan dikatakan

berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan

dan harapan pelanggan. Dalam hal ini, kualitas pada dasarnya terkait dengan pelayanan yang

baik, yaitu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan atau masyarakat secara

memuaskan

Menurut Wyckof (2014) kualitas pelayanan merupakan sebuah tingkat keunggulan yang di

harapkan, serta berkaitan dengan Tindakan pengendalian dalam meningkatkan keunggulan terse-

but untuk memenuhi harapan konsumen. Menurut Wyckof kualitas pelayanan tidak dipandang

berdasarkan sudut pandang produsen melainkan dari persepsi orang yang menerima pelayanan.

Kualitas pelayanan yang baik atau buruk tergantung pada konsistensi kemampuan produsen se-

bagai pemberi pelayanan dalam memenuhi kebutuhan para konsumen.

Sedangkan menurut Tjiptono (2011) pengertian Kualitas Pelayanan adalah upaya pe-

menuhan kebutuhan yang dibarengi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampa-

ianya agar dapat memenuhi harapan dan kepuasan peanggan tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah segala

tindakan yang dilakukan secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau pelanggan

yang dilakukan oleh produsesn atau pihak pemberi pelayanan.

b. Dimensi Kualitas Pelayanan

Dimensi-dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml et. al (Hardiyansyah, 2011:46),

kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi, yaitu:


1. Tangibel (berwujud), merupakan bukti nyata dari penyedia pelayanan yang menjulur ke fasilitas

fisik hingga fisik para pekerja.

2. Reliability (kehandalan), merupakan kemampuan penyedia pelayanan dalam mewujudkan

ekspektasi dari apa yang pelanggan inginkan.

3. Responsiviness (Ketanggapan), merupakan kemampuan penyedia pelayanan dalam merespon

dengan cepat dan bertanggung jawab dalam melakukan pelayanan sesuai dengan yang di

harapkan pelanggan.

4. Assurance (jaminan), merupakan kemampuan dalam memberikan jaminan atau kepastian kepada

para pelanggan agar mereka tidak merasa khawatir dan percaya akan produk yang di tawarkan

oleh penyedia pelayanan.

5. Emphathy (empati), merupakan kemampuan yang dilakukan penyedia pelayanan dalam

memberikan perhatian serta kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan

Berdasarkan uraian dimensi kualitas pelayanan tersebut diatas, maka kualitas pelayanan

dapat diukur berdasarkan pada karakteristik atau jenis suatu produk (barang dan/atau jasa) yang

menunjang kemampuan dalam memenuhi kebutuhan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan menurut nagoi dalam (linda wulan

riana:2019) yaitu :

1. Kepemimpinan

Membangun kepemimpinan pada diri karyawan akan meningkatkan motivasi kerja yang tinggi

sehingga dapat memberikan pelayanan dengan maksimal.


2. Semangat Kerja Tim

Smangat kerja tim dapat melibatkan partisipasi karyawan melalui pembagian informasi dan

pengambilan keputusan sehingga dapat memperkuat komitmen untuk menampilkan yang terbaik

3. Teknologi

Pemanfaatan teknologi dilakukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan melalui teknologi

inovatif dapat menciptakan sistem dan metode kerja yang efisian sebagai penunjang

keberhasilan pelayanan kepada pelanggan

4. Kepuasan Kerja

Pelayanan yang optimal dapat terwujud jika para karyawan yang memberikan pelayanan

merasakan kepuasan dalam bekerja

Berdasarkan uraian di atas dapat dsimpulkan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

pelayanan pada suatu bidang produk/jasa pelayanan, sebagian besar berasal dari sumber daya

manusia, dalam hal ini pelaku pemberi pelayanan.dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi

kualitas pelayanan, para pemberi pelayanan diharapkan dapat menerapkan dengan baik,sehingga

terciptanya kepuasan para pelanggan.

III. Metode Pengambilan Data, Instrumen dan Pemberian Tugas Penelitian

a. Metode Pengambilan Data


Metode Pengambilan yang digunakan CP dalam Survei Kualitas Pelayanan menggunakan

kuesioner untuk mengungkapkan Kualitas Pelayanan di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran.

Kuesioner tersebut dibagikan CP kepada para pelaut yang akan melakukan pemeriksaan

Kesehatan di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran dengan jumlah subjek sebanyak 70 responden.

b. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian survei ini yaitu berupa skala yang

mengukur tentang kualitas pelayanan di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran. Instrumen Kualitas

Pelayanan ini mengungkap seberapa besar kualitas pelayanan yang dimiliki Balai Kesehatan

Kerja Pelayaran yang disusun CP berdasarkan dimensi Kualitas Pelayanan menurut Zeithaml et.

al (Hardiyansyah, 2011:46), kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi, yaitu: Tangibel

(berwujud), Reliability (kehandalan), Responsiviness (Ketanggapan), Assurance (jaminan), dan

Emphathy (empati). Pada survei kualitas pelayanan ini menggunakan skala Likert. Pada skala

Likert, pilihan jawaban terdiri atas lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

CUkup Setuju, Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Pernyataan yang akan diberikan terdiri dari pernyataan favorable. Pernyataan

Favorable dan Unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang bersifat positif

mengenai sikap, yaitu pernyataan yang memihak dan mendukung permasalahan yang sedang

diteliti. Sedangkan pernyataan yang Unfavorable merupakan pernyataan yang bersifat negative

(tidak mendukung) aspek dari variable. Untuk mengetahui gambaran mengenai pernyataan

tersebut, dibawah ini terdapat blue print mengenai skala Kualitas Pelayanan:
Tabel 1

Blue Print Kuesioner Kualitas Pelayanan

Variabel Dimensi Indikator

Kualitas a. Penampilan petugas

Pelayanan Tangibel (berwujud) b. Kenyamanan tempat pelayanan

c. Kemudahan proses pelayanan

a. Kecermatan petugas

Reliability b. Kecepatan petugas dalam melayani

(kehandalan) c. Pengetahuan petugas mengenai produk

pelayanan

Responsiviness a. Melakukan pelayanan secara tepat dan cepat

(respon/ketanggapan) b. Kemampuan menanggapi keluhan pelanggan

a. Jaminan ketepatan pelayanan

Assurance (jaminan) b. Jaminan kepastian biaya dan ketepatan

pelayanan

Empathy (Empati) a. Melayani dengan ramah dan tidak deskrimi-

natif
b. Mendahulukan kepentingan pelanggan

c. Pemberian Tugas Penelitian

Sebelum memberikan tugas penelitian yang akan dilakukan oleh CP, sebelumnya CP

berdiskusi dengan Koordinator Fungsional Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, dan

hasil diskusi tersebut memutuskan CP a k a n memberikan tugas kepada Pelaut yang akan

melakukan pemeriksaan Kesehatan di Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran berupa kui-

sioner yang berisi mengenai kualitas pelayanan yang ada di Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja

Pelayaran dan dimana hasilnya akan menjadi bahan pertimbangan bagi Klinik Utama Balai Ke-

sehatan Kerja Pelayaran.

IV. Persiapan Pelaksanaan Survey

CP melakukan pertemuan dengan Kepala Bagian Tata Usaha Balai Kesehatan Kerja Pela-

yaran, setelah berdiskusi mengenai maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan CP, CP di

berikan arahan untuk dapat berkoordinasi langsung dengan Koordinator Fungsional Klinik

Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, setelah CP mendapatkan arahan, kemudian CP men-

coba mencaritahu permasalahan yang ada pada pelayanan yang ada di Klinik Utama Balai

Kesehatan Kerja Pelayaran dan meminta persetujuan Koordinator Fungsional Klinik

Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran untuk melakukan penelitian , lalu CP membuat

dan mengatur jadwal wawancara dengan pihak-pihak terkait serta melakukan konfirmasi jadwal
Setelah melakukan berbagai kegiatan dalam rangkaian pembuatan kuesioner Kualitas

Pelayanan Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, maka CP kemudian menyusun

rancangan pelaksanaan. Tentunya rancangan dan seluruh jadwal kegiatan tersebut hasil dari

konsultasi CP dengan Koordinator Fungsional serta tim front office klinik Utama Balai

Kesehatan Kerja Pelayaran .

Tabel 2

Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan

No Tanggal Waktu Durasi Keterangan

1 14 Januari 07.00-09.00 2 Jam CP menyampaikan maksud dan tujuan melakukan

2022 PKPP di Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pela-

yaran kepada kepala bagian tata usaha

2 14 Januari 09.00 - 11.00 2 Jam Melakukan diskusi awal dengan kepala bagian tata

2022 usaha Balai Kesehatan Kerja Pelayaran

3 14 Januari 11.00 - 12.00 1 Jam Melakukan diskusi mengenai pelayanan oleh koor-

2022 dinator fungsional klinik utama Balai Kesehatan

Kerja Pelayaran

4 14 Januari 13.00 – 15.00 2 Jam CP berdiskusi dengan tim pendaftaran Klinik

2022 Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran

5 14 Januari 15.00 - 17.00 2 Jam CP mengamati proses pelayanan pemeriksaan Ke-

2022 sehatan dari awal hingga akhir

6 17 Januari 08.00 - 10.00 2 Jam CP berdiskusi Kembali dengan tim pelayanan men-

2022 genai kendala saaat melakukan pelayanan

7 17 Januari 10.00 - 12.00 2 Jam CP berdiskusi dengan tim pelayanan mengenai

2022 proses pelayanan yang selama ini sudah di terapkan


8 17 Januari 13.00 – 15.00 2 Jam CP membuat hasil simpulan dari diskusi yang di-

2022 lakukan oleh tim pelayanan Klinik Utama Balai

Kesehatan Kerja Pelayaran

9 17 Januari 15.00 – 17.00 2 Jam CP mempersiapkan item kuisioner yang sesuai den-

2022 gan indikator kualitas pelayanan

10 20 Januari 08.00 – 10.00 3 Jam CP berdiskusi Kembali dengan koordinator fung-

2022 sional Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pela-

yaran mengenai isi dari kuisioner yang akan di

bagikan kepada pelaut yang akan melakukan pe-

meriksaan Kesehatan di Klinik Utama Balai Kese-

hatan Kerja Pelayaran

11 20 Januari 10.00 – 12.00 2 Jam Setelah berdiskusi mengenai isi dari kuisioner, CP

2022 memersiapkan kuisioner yang akan di bagikan

kepada responden yaitu pelaut yang akan

melakukan pemeriksaan Kesehatan di Klinik

Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran

Anda mungkin juga menyukai