LAPORAN PRAKTIKUM
MAYOR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Disusun oleh:
Diniar Resthika Ningrum
2067290148
Pembimbing :
Dra. Tjitjik Hamidah, M.si., Psikolog
I. Pengantar
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah daratan yang hampir sama den-
gan luasnya laut dan perairan. Hal ini terbukti dari posisi geo-strategis Indonesia dengan data
yang kurang lebih 40% lalu lintas perdagangan, baik perdagangan barang maupun jasa yang di
angkut kapal, melintasi perairan Indonesia. Lautan Indonesia juga merupakan wilayah Marine
Mega Biodiversity terbesar di dunia, tercatat ada 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950
spesies terumbu karang yang terdapat di lautan di Indonesia. Selain itu, karakteristik Indonesia
juga dikenal sebagai alur transportasi internasional yang menghubungkan antara Benua Asia,
Pantai Barat Amerika, dan Benua Eropa. Letak geografis yang strategis, berada di antara dua be-
nua dan dua samudera, serta mampu dapat menghubungkan beberapa negara/ wilayah dari berba-
gai arah menjadikan Indonesia sebagai jalur pelayaran utama dan pusat dari jalur lalu lintas
dunia. Sebagai negara dengan pusat jalur lalu lintas dunia, daerah perairan Indonesia memegang
peranan penting dalam perdangan internasional, banyak kapal yang mengangkut barang sering
melintasi perairan Indonesia, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H. Purnomo men-
gatakan, lalu lintas pengiriman barang di dunia 90%-nya dilakukan lewat jalur laut. Kemudian,
Kondisi Lalu lintas maritime yang cukup tinggi yang ada di Indonesia merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia. Menurut data yang dida-
pat dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tahun 2017 sampai dengan
2020 sudah terjadi 49 kasus kecelakaan kapal di wilayah Indonesia. KNKT juga menyatakan
45% kecelakaan kapal disebabkan human faktor dan sisanya teknis yaitu 55 %. Perkembangan
tekhnologi saat ini telah mengubah karakter dan bentuk pekerjaan. Banyak mesin-mesin, ataupun
sistem baru yang kita jumpai sebagai hasil perkembangan tehnologi. Selain berdampak baik,
perkembangan tehnologi yang terjadi saat ini juga membawa dampak yang merugikan apabila
tak dilakukan dengan baik, yakni berbentuk bahaya-bahaya baru yang nampak seperti kecelakaan
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan satu aktivitas untuk membuat lingkungan kerja
yang aman, nyaman, serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, baik jasmani, rohani dan sosial.
Menciptakan Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki tujuan untuk menghindari atau mengu-
rangi kecelakaan saat bekerja. Menurut KNKT 45% faktor penyebab terjadinya kecelakaan di
laut Indonesia disebabkan oleh kelalaian manusia. Memahami dengan baik prosedur dan
peringatan bahaya pada seluruh awak kapal, memiliki pengetahuan mengenai pemakaian perala-
tan keselamatan kerja selama bekerja di atas kapal, serta memahami dengan baik cara pengo-
prasian mesin kapal, merupakan cara yang dapat menciptakan keselamatan pada lingkungan
kerja. Pemakaian alat peralatan keselamatan kerja ini sudah di standarisasi baik dengan cara na-
sional ataupun internasional, hingga wajb dipakai saat akan melakukan aktivitas kerja. Ada
banyak jenis peralatan keselamatan kerja, dari mulai pelindung kepala, tubuh sampai kaki sudah
disediakan. Selain itu kondisi Kesehatan yang prima juga harus dimiliki oleh seluruh awak kapal
yang bekerja di atas kapal merupakan hal yang penting lainnya yang dapat terwujudnya kenya-
manan dalam bekerja. Dengan mewujudkan hal tersebut di atas, pencegahan terjadinya kece-
lakaan yang disebabkan karena factor kelalaian manusia akibat dari, kurangnya kemampuan
memahami prosedur keselamatan kerja serta kelelahan ataupun kondisi kesehatan yang kurang
baik bagi pelaut yang bekerja di atas kapal bisa diperkecil atau dijauhi.
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang mempunyai tugas utamanya adalah
melakukan sertifikasi kesehatan pelaut. Dimana hanya pelaut yang dinyatakan sehat oleh Balai
Kesehatan Kerja Pelayaran yang dapat bekerja di atas kapal. Layanan yang diberikan Balai Kese-
hatan Kerja Pelayaran merupakan pelayanan umum yang bersifat operasional yang sebagian be-
sar atau seluruhnya diberikan kepada masyarakat yaitu layanan pemeriksaan kesehatan dan serti-
fikasi Kesehatan. Badan Layanan Umum BKKP memiliki visi terwujudnya kesehatan kerja pela-
yaran dalam rangka mendukung transportasi laut yang handal sesuai dengan tuntutan dunia inter-
nasional. Salah satu fungsi yang dimiliki Badan Layanan Umum BKKP saat ini adalah pembe-
rian sertifikasi kesehatan bagi pelaut. Jenis layanan yang tersedia di Badan Layanan Umum
BKKP saat ini adalah, pemeriksaan kesehatan bagi pelaut dan penyelam, pegawai pemerintahan
atau swasta, dan masyarakat umum. Dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelaut dan
masyarakat umum, Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran menyediakan fasili-
tas Kesehatan yang didukung teknologi informasi terkini dan sarana prasarana canggih lainnya,
sehingga Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran menerima sertifikat ISO
9001;2015 dan sertifikat ISO 37001:2016 yang merupakan bukti komitmen dalam menjaga kual-
itas pelayanan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas pelayanan adalah jaminan terbaik atas loyalitas
pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi persaingan, dan satu-satunya jalan
untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Untuk menilai kualitas pelayanan, para
ahli pemasaran seperti Parasuraman, Zeithaml, Berry (dalam Tjiptono, 2011) telah mengajukan 5
kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang
ditawarkan.
karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga
Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pela-
yaran saat ini mayoritas terisi oleh pelaut yang ingin mendapatkan sertifikat Kesehatan sebagai
salah satu syarat untuk dapat bekerja di atas kapal. Pelaut bekerja di laut lepas yang berbahaya
dengan jadwal kerja yang tak tentu dalam waktu yang lama serta adanya kondisi cuaca ektrem
pada setiap waktu, serta struktur fisik kapal dengan sejumlah tangga menanjak, tangga tegak,
tangga dari tali, lubang pintu yang sempit, lorong-lorong naik turun yang semuanya membu-
tuhkan stamina sehat, hal tersebut menjadi tolak ukur betapa pentingnya pemeriksaan Kesehatan
pan Balai Kesehatan Kerja Pelayaran pada Kementerian Perhubungan sebagai Instansi Pemerin-
tah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada 15 Februari
2021, Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran berupaya untuk selalu
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam hal pemeriksaan Kesehatan bagi
pelaut ataupun masyarakat umum. Pelayanan pemeriksaan Kesehatan yang dapat dilakukan di
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran diantaranya, pemeriksaan kepada
pelaut, penyelam dan masyarakat umum, pelayanan perawatan gigi dan mulut, pemeriksaan mata
yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, buta warna dan lapang pandang, pemeriksaan
fungsi paru dengan spirometry, pemeriksaan fungsi pendenganran dengan audiometri, pemerik-
saan EKG, Pemeriksaan Radiologi, Laboratorium, dan Pelayanan RUBT atau Hyperbaric Oxy-
gen Therpy.
Menurut data yang diperoleh dari bagian administrasi Badan Layanan Umum Balai Kese-
hatan Kerja Pelayaran , adanya peningkatan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan di
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran pada tahun 2021 jika di bandingkan
pada tahun 2020. Hal tersebut merupakan suatu pencapaian yang baik bagi Badan Layanan
Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran ditengah kondisi pandemic yang terjadi saat ini. Na-
mun, data lain yang diperoleh dari bagian Humas Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja
Pelayaran khususnya Tim yang bekerja di bidang Medsos menyebutkan ada beberapa keluhan
yang diterima mengenai pelayanan yang diterima selama menjalani pemeriksaan Kesehatan di
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran. Sebagian besar keluhan tersebut berisi
mengenai lamanya proses penerbitan sertifikat, serta petugas yang kurang ramah dalam melayani
pasien yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan Badan Layanan Umum Balai Kesehatan
Kerja Pelayaran.
a. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dan tujuan penelitian mengenai survei kualitas pelayanan ini adalah
sebagai berikut : “Bagaimanakah hasil Survei Kualitas Pelayanan di Badan Layanan Umum
b. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengenai survei kualitas pelayanan ini adalah sebagai berikut : Mendap-
atkan hasil survei kualitas pelayanan di Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran
sehingga dapat dijadikan pedoman Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran
dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.
c. Manfaat Penelitian
Manfaat dari survey kualitas pelayanan ini adalah diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja Pelayaran dalam menentukan kebijakan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelaut atau masyarakat umum
yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan di Badan Layanan Umum Balai Kesehatan Kerja
Pelayaran.
berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan
dan harapan pelanggan. Dalam hal ini, kualitas pada dasarnya terkait dengan pelayanan yang
baik, yaitu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan atau masyarakat secara
memuaskan
Menurut Wyckof (2014) kualitas pelayanan merupakan sebuah tingkat keunggulan yang di
harapkan, serta berkaitan dengan Tindakan pengendalian dalam meningkatkan keunggulan terse-
but untuk memenuhi harapan konsumen. Menurut Wyckof kualitas pelayanan tidak dipandang
berdasarkan sudut pandang produsen melainkan dari persepsi orang yang menerima pelayanan.
Kualitas pelayanan yang baik atau buruk tergantung pada konsistensi kemampuan produsen se-
Sedangkan menurut Tjiptono (2011) pengertian Kualitas Pelayanan adalah upaya pe-
menuhan kebutuhan yang dibarengi dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampa-
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah segala
tindakan yang dilakukan secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau pelanggan
dengan cepat dan bertanggung jawab dalam melakukan pelayanan sesuai dengan yang di
harapkan pelanggan.
4. Assurance (jaminan), merupakan kemampuan dalam memberikan jaminan atau kepastian kepada
para pelanggan agar mereka tidak merasa khawatir dan percaya akan produk yang di tawarkan
Berdasarkan uraian dimensi kualitas pelayanan tersebut diatas, maka kualitas pelayanan
dapat diukur berdasarkan pada karakteristik atau jenis suatu produk (barang dan/atau jasa) yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan menurut nagoi dalam (linda wulan
riana:2019) yaitu :
1. Kepemimpinan
Membangun kepemimpinan pada diri karyawan akan meningkatkan motivasi kerja yang tinggi
Smangat kerja tim dapat melibatkan partisipasi karyawan melalui pembagian informasi dan
pengambilan keputusan sehingga dapat memperkuat komitmen untuk menampilkan yang terbaik
3. Teknologi
inovatif dapat menciptakan sistem dan metode kerja yang efisian sebagai penunjang
4. Kepuasan Kerja
Pelayanan yang optimal dapat terwujud jika para karyawan yang memberikan pelayanan
Berdasarkan uraian di atas dapat dsimpulkan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan pada suatu bidang produk/jasa pelayanan, sebagian besar berasal dari sumber daya
manusia, dalam hal ini pelaku pemberi pelayanan.dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi
kualitas pelayanan, para pemberi pelayanan diharapkan dapat menerapkan dengan baik,sehingga
Kuesioner tersebut dibagikan CP kepada para pelaut yang akan melakukan pemeriksaan
Kesehatan di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran dengan jumlah subjek sebanyak 70 responden.
b. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian survei ini yaitu berupa skala yang
mengukur tentang kualitas pelayanan di Balai Kesehatan Kerja Pelayaran. Instrumen Kualitas
Pelayanan ini mengungkap seberapa besar kualitas pelayanan yang dimiliki Balai Kesehatan
Kerja Pelayaran yang disusun CP berdasarkan dimensi Kualitas Pelayanan menurut Zeithaml et.
al (Hardiyansyah, 2011:46), kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi, yaitu: Tangibel
Emphathy (empati). Pada survei kualitas pelayanan ini menggunakan skala Likert. Pada skala
Likert, pilihan jawaban terdiri atas lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
CUkup Setuju, Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Favorable dan Unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang bersifat positif
mengenai sikap, yaitu pernyataan yang memihak dan mendukung permasalahan yang sedang
diteliti. Sedangkan pernyataan yang Unfavorable merupakan pernyataan yang bersifat negative
(tidak mendukung) aspek dari variable. Untuk mengetahui gambaran mengenai pernyataan
tersebut, dibawah ini terdapat blue print mengenai skala Kualitas Pelayanan:
Tabel 1
a. Kecermatan petugas
pelayanan
pelayanan
natif
b. Mendahulukan kepentingan pelanggan
Sebelum memberikan tugas penelitian yang akan dilakukan oleh CP, sebelumnya CP
berdiskusi dengan Koordinator Fungsional Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, dan
hasil diskusi tersebut memutuskan CP a k a n memberikan tugas kepada Pelaut yang akan
melakukan pemeriksaan Kesehatan di Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran berupa kui-
sioner yang berisi mengenai kualitas pelayanan yang ada di Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja
Pelayaran dan dimana hasilnya akan menjadi bahan pertimbangan bagi Klinik Utama Balai Ke-
CP melakukan pertemuan dengan Kepala Bagian Tata Usaha Balai Kesehatan Kerja Pela-
yaran, setelah berdiskusi mengenai maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan CP, CP di
berikan arahan untuk dapat berkoordinasi langsung dengan Koordinator Fungsional Klinik
Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, setelah CP mendapatkan arahan, kemudian CP men-
coba mencaritahu permasalahan yang ada pada pelayanan yang ada di Klinik Utama Balai
Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran untuk melakukan penelitian , lalu CP membuat
dan mengatur jadwal wawancara dengan pihak-pihak terkait serta melakukan konfirmasi jadwal
Setelah melakukan berbagai kegiatan dalam rangkaian pembuatan kuesioner Kualitas
Pelayanan Klinik Utama Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, maka CP kemudian menyusun
rancangan pelaksanaan. Tentunya rancangan dan seluruh jadwal kegiatan tersebut hasil dari
konsultasi CP dengan Koordinator Fungsional serta tim front office klinik Utama Balai
Tabel 2
2 14 Januari 09.00 - 11.00 2 Jam Melakukan diskusi awal dengan kepala bagian tata
3 14 Januari 11.00 - 12.00 1 Jam Melakukan diskusi mengenai pelayanan oleh koor-
Kerja Pelayaran
6 17 Januari 08.00 - 10.00 2 Jam CP berdiskusi Kembali dengan tim pelayanan men-
9 17 Januari 15.00 – 17.00 2 Jam CP mempersiapkan item kuisioner yang sesuai den-
11 20 Januari 10.00 – 12.00 2 Jam Setelah berdiskusi mengenai isi dari kuisioner, CP