Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

SANITASI TRANSPORTASI, PARIWISATA DAN MATRA


TENTANG
“INSPEKSI SANITASI BANDARA DAN PESAWAT”

OLEH :

RIZKY I.F. DUMANAUW


NIM. 711345117042

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum mata kuliah Sanitasi Transportasi, Pariwista dan Matra yang
berjudul ” Pemeriksaan Sanitasi Bandara dan Pesawat” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi berkat bantuan dari brbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Manado, 15 November 2019


Penyususun,

RIZKY I.F. DUMANAUW

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 2
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Waktu Pelaksanaan ............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3


A. Pengertian Bandar Udara ....................................................................
B. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum .......................................
C. Penyehatan Bandara ............................................................................
D. Inspeksi Sanitasi dan Prosedur Karantina Pesawat Terbang ...............
E. Daerah-daerah Bangunan dan Hubungan-hubungan Kegiatan ...........
BAB III HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM ................................................
A. Lokasi Pemeriksaan : Terminal Bandara ............................................
B. Lokasi Pemeriksaan : Gedung APAR .................................................
C. Lokasi Pemeriksaan : Lintasan Pesawat .............................................
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang Indonesia terus
meningkatkan kegiatan yang menitik beratkan pada bidang kesehatan. Salah satu
kegiatan yang dilakukan yaitu upaya penyehatan pada lingkungan. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari adanya kesakitan dan penularan
penyakit.
Peningkatan penyehatan dan pemeliharaan lingkungan yang menjadi prioritas
utama, yaitu tempat atau prasarana pelayanan umum. Ini dikarenakan tempat-
tempat umum/prasarana pelayanan umum merupakan tempat bertemunya segala
macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat
tersebut. Oleh sebab itu, maka tempat umum/prasarana merupakan tempat
menyebarnya segala penyakit. Dengan demikian maka sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Jenis sarana tempat-tempat umum sangat beragam salah satunya dalam
sektor transportasi adalah bandara. Bandara merupakan sarana dan prasarana
tempat umum yang menyediakan jasa penerbangan yang didalamnya terdapat
pengangkutan orang maupun barang dengan tujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan di bandar udara telah
memiliki standar operasional prosedur yang digunakan untuk tempat
pengelolaan makanan di bandar udara.Standar operasional proseduruntuk
rumah makan dan restoran adalah Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.
1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan Dan Restoran. Standar operasional prosedur untuk jasaboga adalah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Standar
operasional prosedur untuk makanan jajanan adalah Keputusan Menteri

1
Kesehatan RI NO. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang hygiene sanitasi tempat


pengelolaan makanan yang digunakan di bandar udara masih
menggunakan Keputusan Menteri Kesehatan RIsecara umum. Sehingga
persyaratan hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan baik yang
beroperasi di bandar udara maupun diluar bandar udara menggunakan
Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang hygiene sanitasi tempat
pengelolaan makanan yang sama. Padahal Bandar Udara Sultan
Hasanuddin Makassar telah berskala Internasional sehingga tempat
pengelolaan makanan yang beroperasi di bandar udara haruslah berskala
Internasional.

Sehingga tempat pengelolaan makanan yang ada di bandar udara haruslah


memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 yang meliputi lokasi dan
bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan,
bahan makanan dan makanan jadi, peralatan, tempat penyimpanan bahan
makanan dan makanan jadi dan pengolahan makanan/tenaga kerja. Salah
satu syarat kesehatan tempat pengelolaan makanan(TPM)yang penting dan
mempengaruhi kualitas hygiene sanitasi rumah makan dan restoran adalah
fasilitas sanitasi. Sehingga sangatlah penting memperhatikan fasilitas sanitasi
tempat pengelolaan makanan karena para produsen memperhatikan bagaimana
menghasilkan dan menyajikan makanan yang enak dan tidak terlalu
memperhatikan masalah fasilitas sanitasi. Fasilitas sanitasisangat penting
karena fasilitas sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
memudahkan terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat
menimbulkan risiko terhadap kesehatan.

2
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang persyaratan hygiene
sanitasi rumah makan dan restoran, Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan
dan perlengkapannya digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau
mengendalikan faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan
manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah,
tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker),
peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan
kebersihan

B. Tujuan
Agar Mahasiswa dapat mengetahui kondisi fasilitas sanitasi yang ada di
Bandara Sam Ratulangi Manado.
C. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019
Tempat : Bandara Sam Ratulangi Manado
Waktu : 07.00 - selesai

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bandar Udara


Bandar Udara (bandara) adalah lapangan terbang yang digunakan untuk
mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang,dan bongkar
muat kargo atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan
dan sebagai tempat perpindahan antar transportasi.
Fungsi Bandar Udara (bandara) adalah merupakan tempat lepas landas,
mendarat pesawat udara, dan pengerakkan didarat pesawat udara. Disamping itu
bandara merupakan simpul dari sistem transportasi udara.

1. Fungsi dan Jenis Terminal


Fungsi Terminal Terminal penumpang merupakan salah satu fasilitas
pelayanan dalam suatu bandar udara, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi Operasional yaitu kegiatan pelayanan penumpang dan barang dari
dan ke transportasi udara. Yang termasuk dalam fungsi operasional antara
lain :
A. Pertukaran Moda yaitu perjalanan udara merupakan perjalanan
kelanjutan dari berbagai moda, mencakup akses perjalanan darat dan
perjalanan udara. Sehingga dalam rangka pertukaran moda tersebut
penumpang melakukan pergerakan di kawasan terminal penumpang.
B. Pelayanan penumpang yaitu proses pelayanan penumpang pesawat
udara antara lain: layanan tiket, pendaftaran penumpang dan bagasi,
memisahkan bagasi dari penumpang dan kemudian
mempertemukannya kembali. Fungsi ini terjadi dalam kawasan
terminal penumpang.
C. Pertukaran tipe pergerakan yaitu proses perpindahan penumpang dan
atau barang/ bagasi dari dan ke pesawat.
2) Fungsi Komersil yaitu bagian ruang tertentu yang terdapat di dalam
terminal penumpang dapat disewakan antara lain untuk : restoran, toko,

4
ruang pamer, iklan, pos giro, telepon, bank dan asuransi, biro wisata dan
lain-lain.
2. Jenis Terminal
a. Terminal penumpang menurut jenisnya terdiri dari :
1) Terminal penumpang umum, yaitu terminal penumpang yang
menampung kegiatan-kegiatan operasional, komersial dan administrasi
bagi pelayanan penumpang, baik dengan penerbangan berjadwal
maupun tidak berjadwal.
2) Terminal penumpang khusus yaitu terminal penumpang yang
diperuntukan bagi penumpang umum dengan pelayanan khusus dan
hanya dimanfaatkan pada waktu-waktu tertentu antara lain :
A. Terminal haji aitu terminal penumpang yang diperuntukan bagi
kegiatan pelayanan jemaah haji dan barang bawaannya Dalam
pemrosesan penumpang berangkat, maka pemeriksaan calon haji
dan bagasi kabinnya sesuai dengan persyaratan keselamatan
operasi penerbangan harus dilakukan pemeriksaan security oleh
petugas di asrama/karantina haji, sedangkan pemeriksaan dokumen
dilakukan oleh terminal penumpang.
B. Terminal VIP yaitu terminal penumpang yang diperuntukan bagi
kegiatan pelayanan tertentu sebagai pejabat tinggi negara dan tamu
negara. Pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan pada
penumpang umum. Perencanaan bangunan terminal VIP dapat
terpisah atau menyatu dengan bangunan terminal penumpang
umum.
C. Terminal TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yaitu terminal penumpang
yang diperuntukan bagi kegiatan pelayanan TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) dan barang bawaannya. Pemeriksaan dilakukan seperti
pemeriksaan pada penumpang umum. Perencanaan bangunan
terminal TKI dapat terpisah atau menyatu dengan bangunan
terminal penumpang umum.
b. Menurut kegiatannya daerah-daerah bangunan dapat dibagi dalam:

5
1. Daerah Gedung Terminal Merupakan pust dari segala kegiatan
pengelolaan manusia, barang dan pesawat. Perlu diperhatikan
hubungan-hubungan (langsung dan tidak langsung) antara kegiatan-
kegiatan di daerah bangunan lainnya. Di termiunal penumpang terjadi
transisi penumpangm, bagasi, pos, barang, makanan, bahan bakar
antara angkutan darat dan udara.
2. Daerah Penerbangan Umum dan Lokal (Commercial fixed base
operations areas). Untuk kegiatan jual beli dan sewa pesawat ringan,
parkir, perawatan dan perbaikan, charter, penyemprotan, helicopter,
pendidikan, dsb. Hubungan dengan kegiatan lain di pelabuhan udara
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan daerah bangunan lapangan
terbang.
3. Daerah Hangar Untuk persiapan-persiapan pesawatnya:
a. Daereah dekat tempat bongkar muat pesawat untuk peralatan dan
bahan ringan pelayanan pesawat
b. Daerah dekat parkir apron pesawat untuk perawatan diantara
jadwal terbangnya. Daerah hangar dan sekitarnya untuk perawatan
berat pesawat lengkap. Luas daerah ini diperngaruhi oleh sifat dan
ruang lingkup perawatan. Yang terakhir ini tergantung dari pola
jaringan udaranya dan fasilitas besat diperlukan di tempat
penernbangan-penerbangan asal, tujuan dan membalik (originating/
mulai, ending/berakhir dan turn-around points). Kemungkinan
perluasan harus diperhitungkan dalam perencanaannya.
4. Daerah Cargo Luasnya tergantung dari sistem pengelolaan dan
banyaknya muatan yang ditangani supaya bisa berjalan efisien. Bisa
menyatu dengan gedung terminal dan bisa mencakup pos, daerah
pengelolaan pos dan kiriman barang ringan (paket pos) bisa
direncanakan dekat daerah kargo atau dekat / menjadi satu dengan
daerah gedung terminal penumpang sesuai intensitas kegiatan pos.

6
5. Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron) Untuk perawatan yang perlu
waktu di tanah agak lama. Sebaiknya disediakan parking apron
terpisah untuk pesawat-pesawat type executive general aviation.
6. Daerah Khusus Untuk peralatan yang akan dipakai dalam keadaan
darurat yang harus bisa mencapai langsung semua daerah sekeliling
lapangan udara. Demikian juga diperlukan daerah khusus untuk
peralatan yang akan dipakai untuk perawatan umum pelabuhan udara.
Jadi sebaiknnya didekat fasilitas pendaratan seperti landasan dan
taxiway dan jalan masuk lapangan udara, tetapi tidak perlu berdekatan
dengan gedung terminal penumpang ataupun daerah bongkar muat
barang.
3. Sirkulasi pada Bandar Udara
Airport dibagi menjadi 2 elemen: Airside dan Landside. Gerbang
pesawat/aircraft gates pada terminal building merupakan perbatasannya. Pada
pembahasan ini hanya membahas pada lingkup landside saja yang didalamnya
tercakup bangunan terminal, area parkir dan akses darat. Esensi dari area terminal
adalah penghubung antara sistem akses darat (ground access system) dengan
pesawat. Dalam bangunan terminal, terjadi proses persiapan penumpang untuk
terbang, yang baru mendarat, dan yang hanya transit dan bersiap untuk
melanjutkan perjalanan udara lainnya via airport tersebut. Pada bangunan terminal
ini merupakan bagian utama dari pemrosesan penumpang, baik untuk penumpang
keberangkatan mauupun penumpang kedatangan. Dalam terminal terdapat
pembagian sirkulasi antara penumpang dan bagsasi. Pada bagian landside terdiri
dari area parkir kendaraan dan bangunan terminal, sedangkan untuk bagian airside
terdiri dari bagian apron, holding way, taxi pad, run way, dan enroute airspace.

B. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum


a. Sanitasi adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Menurut WHO sanitasi
adalah usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang

7
berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai
efek perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup.
b. Tempat-tempat umum/bangunan umum adalah tempat atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya secara
waktu tertentu maupun secara terus menerus.
c. Sanitasi tempat-tempat umum adalah segala usaha yang dilakukan untuk
mengawasi faktor-faktor lingkungan di dalam tempat-tempat umum untuk
mengendalikan dan memutuskan mata rantai penularan penyakit guna
mempertinggi derajat kesehatan.
C. Penyehatan Bandara
Penyehatan bandara adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga terhindar
dari kesakitan dan penularan penyakit. Dalam upaya penyehatan bandara menurut
Dirjen PPM & PL (Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan) Tahun 1999 meliputi :
1. Penyehatan Lingkungan Luar/bangunan Luar
a. Lokasi
Lokasi bandara harus terhindar dari pencemaran kimia, fisik dan
bakteri.Bandara juga harus terletak di daerah bebas banjir.
b. Lingkungan di luar bangunan
Keadaan lingkungan luar bandara harus bersih, tidak memungkinkan
untuk menjadi tempat berkembang biak bintang pengganggu dan mampu
mencegah masuknya bintang pengganggu.
c. Tempat/halaman parkir kendaraan
Halaman parkir bandara harus bersih, rata/tidak bergelombang, kuat,
kedap air, tidak becek, dan tidak berdebu.
d. Pagar tembok
Di bandara harus terdapat pagar tembok pembatas yang jelas dan pagar
tersebut harus bersih dan terpelihara.
e. Kualitas udara

8
Kadar debu di sekitar lingkungan bandara maksimal 0,26mg/m3 udara
dan tingkat kebisingan maksimal 70 dBA(≤70 dBA)
2. Penyehatan lingkungan dalam/ruangan dan bangunan
a. Emplacement/ dermaga/tempat pemberangkatan/tempat kedatangan
1. Tempat pemberangkatan dan tempat kedatangan harus bersih,
lantai kedap, rata dan tidak licin.
b. Ruang tunggu
1. Lantai
Lantai pada ruang tunggu harus kuat, bersih, kedap air, rata, tidak
licin dan mudah dibersihkan.
2. Dinding dan langit-langit
Dinding dan langit-langit ruang tunggu harus bersih, berwarna
terang, mudah dibersihkan, bebas bercak/noda dan bebas sarang laba-
laba.
3. Tempat duduk
Tempat duduk pada ruang tunggu harus kuat, bersih, bebas dari
serangga.
4. Tempat sampah
Di dalam ruang tunggu harus tersedia tempat sampah minimal I
buah pada radius 10 meter. Tempat sampah tersebut harus terbuat dari
bahan yang kuat, kedap air, ringan dan dilengkapi penutup.
5. Kualitas udara ruang tunggu
Pencahayaan di dalam ruang tunggu harus lebih dari 100 Lux
(≥100 Lux), udara ruangan tidak berbau dan pengap, tingkat
kebisingannya harus kurang dari 55 Dba (<55 dBA).
c. Ruang kantor
1. Lantai
Keadaan lantai ruang kantor harus kuat, bersih, kedap air, rata,
tidak licin dan mudah dibersihkan.
2. Tempat duduk

9
Tempat duduk pada ruang kantor harus kuat, bersih, dan bebas kutu
busuk.

3. Tempat sampah
Dalam ruang kantor harus tersedia minimal 1 buah tempat sampah
pada radius 10 meter. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, kedap
air, ringan dan dilengkapi dengan penutup.
4. Fasilitas Sanitasi
a. Penyediaan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting dalan proses
penyehatan bandara maka air harus tersedia dengan kapasitas yang
cukup untuk setiap kegiatan dan kualitas fisik air harus dalam keadaan
baik. Kualitas air bersih di bandara di periksa ke lab. secara periodik.
b. Toilet
Ketersediaan toilet di bandara minimal 2 toilet dan keadaanya
harus bersih, tidak berbau serta dihubungkan dengan sistem
pengolahan limbah/IPAL atau septictank.
c. Tempat sampah diruangan terbuka
Tempat sampah disekitar bandara harus tersedia dengan jumlah
yang cukup minimal 1 buah dalam radius 20 meter.Tempat sampah
harus dalam keadaan baik, terbuat dari bahan yang kuat, anti karat,
ringan, mudah dibersihkan dan dilengkapi penutup.
d. Tempat penampungan sampah sementara
Tempat penampungan sampah sementara harus terletak pada lokasi
yang mudah terjangkau petugas, tempat sampah tidak permanen,
tersedia air pembersih yang cukup untuk membersihkan tempat
sampah, keadaan disektar tempat sampah harus bersih, tidak
becek/tidak lembab dan kedap air. Tempat sampah tidak menjadi
tempat berkembang biaknya serangga dan tikus, pengangkutan sampah
minimal kuarang dari 3 hari sekali.

10
e. Saluran air hujan
Saluran air hujan di bandara harus kedap air, air harus mengalir
dengan lancar dan saluran tidak berbau.
5. Keamanan dan Keselamatan
a. Pencahayaan
Pencahayaan yang menunjang pada saat aktivitas minimal lebih
dari 100 lux (≥100 Lux).
b. Kebisingan
Tingkat kebisingan harus kurang dari 55dBA (<55 dBA) agar tidak
mengganggu aktivitas dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
c. Ventilasi
Keadaan ventilasi tidak berbau (NH3 dan H2S) dan sirkulasi udara
cukup baik.
d. Alat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran harus tersedia dengan jumlah yang
cukup, diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau oleh petugas,
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas dan selalu
diperiksa secara periodic oleh dinas pemadam kebakaran.
e. Kotak P3K
Dibandara harus tersedia kotak P3K dan berisi obat-obatan yang
keadaannya masih baik.
6. Penyehatan makanan
a. Penjamah makanan
Para penjamah makanan di bandara harus memenuhi persyaratan
seperti tidak mempunyai penyakit kulit, mata dan ISPA.Penjamah
makanan harus berprilaku sehat, berpakaian utuh dan tidak sobek.
b. Bahan makanan mentah
c. Bahan makanan mentah yang ingin di olah harus dalam keadaan
baik dan segar serta disimpan pada tempat yang bersih dan sehat.
d. Makanan jadi

11
Makanan jadi di bandara harus dalam keadaan baik dan sehat, tidak
ditempatkan pada wadah yang terbuat dari bahan logam beracun (Cd,
Pb, Cu, dan lainnya) serta disimpan pada tempat yang bebas debu,
kotoran dan gangguan serangga.
e. Peralatan makan dan minum
Peralatan makan dan minum harus dalam keadaan bersih dan tidak
retak/gopel/pecah serta peralatan disimpan pada tempat yang bebas
dari pencemar.
D. Inspeksi Sanitasi dan Prosedur Karantina Pesawat Terbang
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-
tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab
dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum untuk
kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan
masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan. Dalam
pengawasan tempat-tempat umum adanya sasaran khusus yangharus diberikan
yaitu, meliputi :
1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum
maupunpersonal hygiene)
2. Alat-alat kebersihan, dan
3. Tempat kegiatan
Menurut WHO (2005), kantina adalah pembatasan kegiatan dan atau
pemisahan sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukan
gejala penyakit. Karantina juga termasuk pemisahan peti kemas, alat angkut
atau barang yang diduga terkontaminasi dari orang/barang lain, sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Sementara menurut Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan
pembatasan atau pemisahan seseorang dari sumber penyakit atau sesorang
yang terkena penyakit atau bagasi, alat angkut, komoditi yang mempunyai
risiko menimbulkan penyakit pada manusia.
Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan keluarnya penyakit
karantina, penyakit menular, dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan

12
terhadap penyakit baru dan penyakit muncul kembali di wilayah kerja,
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
425/Menkes/SK/IV/2007, identifikasi faktor resiko penyakit karantina dan
penyakit menular potensial wabah di pelabuhan adalah upaya yang dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, penyelidikan epidemiologi, pencatatan dan
pelaporan terhadap semua faktor risiko terjadinya penularan penyakit
karantina dan penyakit menular potensi wabah. Secara operasional
penyelenggaraan identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit
menular potensial wabah meliputi: alat angkut (kapal laut dan pesawat),
manusia (ABK/crew,penumpang) dan muatannya (termasuk konteiner atau
cargo).
E. Daerah-daerah Bangunan dan Hubungan-hubungan Kegiatan
Menurut kegiatannya daerah-daerah bangunan dapat dibagi dalam:

 Daerah Gedung Terminal


Merupakan pusat dari segala kegiatan pengelolaan manusia, barang dan
pesawat. Perlu diperhatikan hubungan hubungan (langsung dan tidak
langsung) antara kegia kegiatan di daerah bangunan lainnya. Di terminal
penumpang terjadi transisi penumpangm, bagasi, pos, barang, makanan,
bahan bakar antara angkutan darat dan udara.
 Runway
Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal
landas dan mendarat pesawat terbang.
 Apron
Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir,
menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat
barang dan penumpang.Perkerasannya dibangun berdampingan dengan
terminal.

13
BAB III
HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

A. Lokasi Pemeriksaan : Terminal Bandara


1. Sound Level Metter
a. Alat dan Bahan
1) Sound Level Metter
2) Formulir
3) Timer
4) ATM
b. Prosedur Kerja
1) Pertama-tama aktifkan alat ukur sound level meter yang akan
digunakan untuk mengukur.
2) Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue
atau berkelanjutan atau selektor pada posisi slow untuk jenis
kebisingan impulsive atau yang terputus-putus.
3) Pilih selektor range intensitas kebisingan.
4) Kemudian, tentukan area yang akan diukur.
5) Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2
menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan.
6) Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada
monitor.
7) Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingannya,
maka akan diketahui hasil pengukuran dari kebisingan tersebut.
2. Lux Metter
a. Alat dan Bahan
1) Lux Metter
2) Formulir
3) Timer
4) ATM
b. Prosedur Kerja

14
1) Langkah yang pertama adalah nyalakan alat terlebih dahulu
dengan cara menekan tombol on atau yang memiliki gambar
bulat dengan garis di tengahnya.
2) Langkah yang kedua adalah pilih kisaran range untuk dijadikan
patokan saat proses pengukuran. Tekan tombol berwarna merah
yang bertuliskan range, lalu pilih tiga kisaran level yang
ditampilkan yakni 2.000 lux, 20.000 lux, dan 50.000 lux.
Sebenarnya jika ingin mengukur cahaya alami lebih disarankan
menggunakan range 2.000 lux karena nanti hasilnya akan lebih
jelas dan mudah untuk dibaca.
3) Lalu, langkah yang ketiga adalah mengarahkan sensor cahaya
pada sudut area yang ingin diketahui jumlah intensitas
cahayanya. Pastikan untuk mengarahkan pada tempat yang
strategis, agar nantinya sensor yang diperoleh benar-benar
akurat.
4) Kemudian setelah ketiga proses tersebut dilakukan dengan
baik, Anda bisa menunggu sejenak dan nantinya hasil dari
pengukuran akan muncul pada layar panel. Cara membaca
hasilnya bergantung pada kisaran range yang dipilih, kemudian
dikalikan dengan jumlah 1 lux.
B. Lokasi Pemeriksaan : Gedung APAR
Lux Metter
1. Alat dan Bahan
a. Lux Metter
b. Formulir
c. Timer
d. ATM
2. Prosedur Kerja
a. Langkah yang pertama adalah nyalakan alat terlebih dahulu
dengan cara menekan tombol on atau yang memiliki gambar
bulat dengan garis di tengahnya.

15
b. Langkah yang kedua adalah pilih kisaran range untuk dijadikan
patokan saat proses pengukuran. Tekan tombol berwarna merah
yang bertuliskan range, lalu pilih tiga kisaran level yang
ditampilkan yakni 2.000 lux, 20.000 lux, dan 50.000 lux.
Sebenarnya jika ingin mengukur cahaya alami lebih disarankan
menggunakan range 2.000 lux karena nanti hasilnya akan lebih
jelas dan mudah untuk dibaca.
c. Lalu, langkah yang ketiga adalah mengarahkan sensor cahaya
pada sudut area yang ingin diketahui jumlah intensitas
cahayanya. Pastikan untuk mengarahkan pada tempat yang
strategis, agar nantinya sensor yang diperoleh benar-benar
akurat.
d. Kemudian setelah ketiga proses tersebut dilakukan dengan
baik, Anda bisa menunggu sejenak dan nantinya hasil dari
pengukuran akan muncul pada layar panel. Cara membaca
hasilnya bergantung pada kisaran range yang dipilih, kemudian
dikalikan dengan jumlah 1 lux.
C. Lokasi Pemeriksaan : Lintasan Pesawat
Sound Level Metter
A. Alat dan Bahan
1. Sound Level Metter
2. Formulir
3. Timer
4. ATM
B. Prosedur Kerja
1. Pertama-tama aktifkan alat ukur sound level meter yang akan
digunakan untuk mengukur.
2. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue
atau berkelanjutan atau selektor pada posisi slow untuk jenis
kebisingan impulsive atau yang terputus-putus.
3. Pilih selektor range intensitas kebisingan.

16
4. Kemudian, tentukan area yang akan diukur.
5. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2
menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan.
6. Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada
monitor.
7. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingannya,
maka akan diketahui hasil pengukuran dari kebisingan tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kualitas fisik tentang kondisi fasilitas sanitasi di
Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, maka kami dapat menarik
kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu sebagai berikut:
1) Semua air yang digunakan di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado telah
memenuhi syarat secara fisik karena kondisi tidak berbau, tidak berasa dan
tidak berwarna.
2) Kondisi saluran pembuangan air limbah di Bandar Udara Sam
Ratulangi Manado khususnya di Restoran sebagian besar telah memenuhi
syarat secara fisik karena kondisi saluran pembuangan air limbahnya
tidak tersumbat dan kedap air sedangkan tidak memenuhi syarat karena
tidak memiliki penutup dan tidak memiliki saluran pembuangan air
limbah yang layak.
3) Kualitas fisik tempat sampah di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado
sebagian besar telah memenuhi syarat secara fisik karena kondisi
tempat sampah kedap air, mempunyai penutup dan memakai kantong
plastic sedangkan sebagian kecil tidak memenuhi syarat karena
menggunakan tempat sampah yang tidak kedap air, tidak mempunyai
penutup dan tidak menggunakan kantong plastik.
4) Fasilitas tempat cuci tangan di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado
sebagian kecil yang memiliki tempat cuci tangan yang memenuhi
syarat dan sebagian besar di Restoran tidak memenuhi syarat karena
tidak memiliki tempat cuci tangan.
5) Kondisi tempat cuci peralatan di setiap tempat pengelolaan makanan
di Restoran sebagian besar telah memenuhi syarat secara fisik karena
terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.

18
6) Kondisi sanitasi di terminal Bandar Udara Sam Ratulangi Manado baik
dan memenuhi syarat karena selalu dibersihkan dan juga tersedia tempat
sampah di beberapa titik.
7) Kondisi sanitasi pesawat di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado belum
memenuhi syarat karena terdapat vektor (Kecoak) di dalam pesawat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, yaitu sebagai berikut :
1) Diharapkan kepada pihak Angkasa Pura agar
memperhatikan,melakukan perbaikan dan menyediakan fasilitas sanitasi
yang layak
2) Diharapkan kepada pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Kelas
II Manado lebih tegas dalam penerapkan peraturan hygiene sanitasi
Bandar Udara Sam Ratulangi Manado dan melakukan sosialisasi tentang
hygiene sanitasi di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado kepada para
petugas kesehatan dan pemilik Restoran yang ada di Bandar Udara Sam
Ratulangi Manado.
3) Diharapkan kepada petugas sanitarian agar melakukan pemeriksaan dan
pemantauan terhadap Restoran dan Terminal yang ada di Bandar Udara
Sam Ratulangi Manado yang masih menggunakan fasilitas sanitasiyang
kurang layak.

19
LAMPIRAN

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
\

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
DAFTAR PUSTAKA

https://jewelrahmadhanny.blogspot.com/2013/01/sanitasi-bandara.html

http://scholar.unand.ac.id/18087/2/BAB%20I.pdf

https://www.pengelasan.net/lux-meter/

https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/551/pengertian-dan-cara-
menggunaan-sound-level-meter

http://e-journal.uajy.ac.id/1662/3/2TA12663.pdf

http://www.indonesian-publichealth.com/sanitasi-dan-karantina-pesawat-terbang/

http://docplayer.info/68447470-Gambaran-kondisi-fasilitas-sanitasi-tempat-
pengelolaan-makanan-di-bandar-udara-internasional-sultan-hasanuddin-makassar-
skripsi.html

47

Anda mungkin juga menyukai