MAKALAH
Oleh
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena hanya dengan berkah, rahmat serta hidayah-Nya
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makala tentang sanitasi dan higiene ini dapat memberi
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
Latar belakang ....................................................................................................................
Perumusan masalah ............................................................................................................
Tujuan .................................................................................................................................
Manfaat ...............................................................................................................................
BAB II
Prinsip sanitasi dan higiene menurut CPOB ......................................................................
Higiene perorangan ............................................................................................................
Sanitasi bangunan dan fasilitas ..........................................................................................
Pembersihan dan sanitasi peralatan ....................................................................................
Validasi prosedur pembersihan dan sanitasi ......................................................................
BAB III
Higiene perorangan ............................................................................................................
Bangunan dan fasilitas .......................................................................................................
Peralatan dan perlengkapan ................................................................................................
Bahan produksi serta wadahnya .........................................................................................
BAB IV
Kesimpulan .........................................................................................................................
Saran ....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembuatan obat di antaranya adalah untuk menyelamatkan jiwa serta memulihkan
atau memelihara kesehatan.Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan manfaat, pembuatan
suatu obat harus bisa menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi,
dengan kata lain tidak boleh dibuat secara sembarangan. Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan
penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk (1).
Di dalam CPOB terdapat personalia; bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan
higiene; produksi; pengawasan mutu; inspeksi diri, audit mutu dan audit & persetujuan
pemasok; penangan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk; dokumentasi;
pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak; dan kualifikasi dan validasi.
Salah satu aspek penting dalam CPOB adalah sanitasi dan higiene.Sanitasi dan higiene
yang diatur dalam pedoman CPOB 2012 adalah terhadap personalia, bangunan, dan
peralatan.Prosedur sanitasi dan hygiene hendaklah divalidasi serta dievaluasi secara berkala
untuk memastikan efektivitas prosedur dan selalu memenuhi persyaratan.Sanitasi dan
higiene merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pembuatan obat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sanitasi adalah usaha untuk membina dan
menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat
(2). Sedangkan higiene adalah ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan (3).
Secara umum, tujuan sanitasi dan higiene adalah mengurangi kontaminasi dan/atau
sumber pencemaran. Dalam produksi obat, penerapan sanitasi dan higiene dirasa sangat
penting, mengingat tujuan utama pembuatan obat adalah menyelamatkan jiwa. Dengan
demikian, untuk dapat menghasilkan manfaat dan menghindari kegagalan terapi, pembuatan
obat harus menerapkan sanitasi dan higiene yang dimuat dalam CPOB. Makalah ini akan
membahas hal-hal yang berkaitan dengan sanitasi dan higiene.
B. PERUMUSAN MASALAH
Penerapan sanitasi dan higiene pada personil, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan
produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu untuk mengurangi sumber pencemaran pada
produk.
C. TUJUAN
Memahami tujuan penerapan sanitasi dan higiene pada personil, bangunan, peralatan dan
perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu untuk mengurangi sumber
pencemaran pada produk
D. MANFAAT
Mengetahui fungsi penerapan sanitasi dan higiene pada personil, bangunan, peralatan dan
perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu untuk mengurangi sumber
pencemaran pada produk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. HIGIENE PERORANGAN
Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian
pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksankannya.Prosedur higiene perorangan
termasuk persyaratan untuk menenakan pakaian pelindung bagi semua personil yang
memasuki area produksi, baik karyawan puma waktu, paruh waktu atau bukan karyawan
yang berada di area pabrik, misalnya karyawan kontraktor, pengunjung, anggota manajemen
senior atau inspektur.Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan waktu
untuk keamanan personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan sesuai
dengantugasnya termasuk penutup rambut.Pakaian kerja kotor dan lap pembersih kotor
(yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah tertutup hingga saat
pencucian.Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan terhadap berbagai
kebutuhan di dalam area pembuatan.Program tersebut hendakalah mencakup prosedur yang
bekaitan dengan kesehatan, praktik higiene dan pakaian pelindung personil.Prosedur
hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh setiap personil yang bertugas di area
produksi dan pengawasan.Program higiene hendaklah dipromosikan oleh manajemen dan
dibahas secara luas selama sesi pelatiahan.Semua personil hendakalah menjalani
pemeriksaan kesehatan pada saaat direkrut.Industri harus bertanggung jawab agar tersedia
instruksi yang memastikan bahwa keadaan kesehatan personil yang dapat mempengaruhi
mutu produk diberitahuakan kepada mamajemen industri.Sesudah pemeriksaan kesehatan
awal hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personil secara
berkala.Petugas pemeriksaan visual hendaklah menjalani pemeriksaan mata secara
berkala.Semua personil hendaklah menerapkan higiene perorangan yang baik.Hendaklah
mereka dilatih mengenai penerapan higiene perorangan. Semua personil yang berhubungan
dengan proses pembuatan hendaklah memperhatikan tingkat higiene perorangan yang tinggi.
Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbukayang dapat merugikan
mutu produk hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas, bahan yang
sedang diproses dan obat jadi sampai dia sembuh kembali.Semua personil hendaklah
diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada atasan langsung tiap keadaan (pabrik,
peralatan atau personil) yang menurut penilaian mereka dapat merugikan produk.Hendaklah
dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan bahan awal, produk antara
dan produk ruahan yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan
produk.Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci tangan dan
mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi.Untuk tujuan itu perlu dipasang poster
yang sesuai. Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman, bahan untuk
merokok atau obat pribadi hanya diperbolehkan di area tertentu dan dilarang dalam area
gudang dan area lain yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.
Safety google
Didesain agar nyaman dipakai dan menambah sirkulasi udara untuk mencegah
pengembunan
Tahan gores
Frekuensi penggantian: tiap kali bila rusak
c. Pelindung hidung, mulut dan dagu
d. Sarung tangan
Didesain untuk menyerap kelembaban dari tangan pada pemakaian sarung
tangan yang berlama-lama
Menutupi pergelangan tangan dan lengan depan
Frekuensi penggantian: secara berkala didisinfeksi dengan penyemprotan etanol
70%
e. Sepatu
Sepatu boot setinggi lutut
Frekuensi penggantian: seperti di atas no 1.a
f. Pelindung kepala
Frekuensi penggantian:
Particulate respiratory: tiap 2 hari
Powered air purifying respirator:tiap kali bila rusak
Half faced respirator plus cartridge: tiap cartridge sudah jenuh
e. Sarung tangan
Seperti di atas no 1.d poin 1 dan 2
Frekuensi penggantian: tiap kali bila rusak
f. Sepatu
Particulate respirator
e. Sarung tangan
Seperti di atas no 1.d poin 1 dan 2
f. Sepatu
Pakaian kerja yang sudah kotor dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang)
hendaklah disimpan dalam wadah tertutup hingga saat pencucian. Pakaian yang sudah
digunakan adalah sumber pencamaran jika tidak dipisahkan dengan pakaian yang bersih.
Tujuan pemisahan pakaian kerja dan lap pembersih yang sudah kotor agar tidak terjadi
pencemaran terhadap pakaian yang bersih sehingga dapat mencemari produk.
Semua personil hendakalah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat perekrutan
karena pihak industri harus bertanggung jawab agar tersedia instruksi yang memastikan
bahwa keadaan kesehatan personil, sehingga tidak memperngaruhi mutu produk. Sesudah
pemeriksaan kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan
kesehatan personil secara berkala seperti pemeriksaan mata berkala untuk bagian produksi
dgn pemeriksaan produk secara visual. Kesehatan personil dapat mempengaruhi mutu
produk, jika ada salah satu personil menderita penyakit menular seperti gejala flu, cacar,
campak dan pemyakit menular lain maka personil tersebut dapat menulari personil lain dan
dapat menjadi sumber pencemaran bagi produk. Personil yang menderita penyakit menular
harus menjalani proses penyembuhan. Sesudah sembuh dari pernyakit menular, personil
diharuskan melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai kasus penyakit untuk mengkonfirmasi
kesehatan personil. Personil yang melakukan perjalanan ke daerah yang terjangkit wabah
penyakit hendaklah melakukan pemeriksaan kesehatan sekembali dari daerah yang
terjangkit wabah penyakit. Contoh program pemeriksaan kesehatan dapat dilihat pada
lampiran 3.
Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci tangan dan
mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi.Untuk tujuan itu perlu dipasang poster
yang sesuai.
Poster cara mencuci tangan
Jumlah sarana toilet yang tersedia harus mencukupi dengan ventilasi yang baik dan
tersedia juga tempat cuci bagi personil yang letaknya mudah diakses dari area produksi serta
lokasi untuk penyimpanan pakaian personil dan barang-barang pribadinya. Keadaan pabrik,
peralatan dan personil tidak boleh merugikan produk.
Gambar sarana penyimpanan pakaian rumah dan barang milik pribadi
Contoh keadaan pabrik, peralatan dan personil yang dapat merugikan produk dapat dilihat
pada lampiran 4.
A. KESIMPULAN
Higiene dan sanitasi adalah salah satu aspek CPOB. Prinsip dari Higiene dan sanitasi
adalah menghilangkan sumber pencemaran potensial melalui sutu program yang menyeluruh
dan terpadu. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan dan
perlengkapan. Jika sanitasi dan hygiene tidak dijalankan dengan baik dan benar serta
berkelanjutan maka mutu dari produk tidak dapat dijamin karena adanya pencemaran yang
tidak terkendali yang bisa disebabkan oleh personil, fasilitas dan bangunan, peralatan dan
perlengkapan yang menjadi factor penurunan mutu atau kerusakan suatu produk.
Pelaksanaan program hygiene dan sanitasi perlua adanya Prosedur tertulis untuk
pembersihan alat dan persetujuan untuk penggunaan bagi produksi obat, termasuk produk
antara. Prosedur pembersihan hendaklah rinci supaya operator dapat melakukan
pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif. Tanpa kecuali, prosedur
pembersihan, sanitasi dan higiene hendaklah divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk
memastikan efektivitas prosedur memenuhi syarat
B. SARAN
Perlu dipahami tentang aspek CPOB yang lain agar penerapannya dapat berjalan dengan
baik dan tepat. Hendaknya setiap industri farmasi melakukan CPOB agar mutu produk lebih
terjamin saat produksi dan sampai obat dipasarkan ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Cara pembuatan obat yang baik. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
2. Sanitasi [Internet]. KBBI. [cited 2016 Aug 15]. Available from: http://kbbi.web.id/sanitasi
3. Higiene [Internet]. KBBI. [cited 2016 Aug 15]. Available from: http://kbbi.web.id/higiene
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Petunjuk operasional penerapan pedoman cara
pembuatan obat yang baik 2012 jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2013.
LAMPIRAN