Disusun Oleh :
1. Anisa Aulia A2-16/1351610016
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena hanya dengan berkah, rahmat serta
hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makala tentang sanitasi dan higiene ini dapat
memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembuatan obat di antaranya adalah untuk menyelamatkan jiwa serta
memulihkan atau memelihara kesehatan.Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan
manfaat, pembuatan suatu obat harus bisa menjamin bahwa konsumen menerima obat
yang bermutu tinggi, dengan kata lain tidak boleh dibuat secara sembarangan. Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) adalah bagian dari pemastian mutu
yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar
dan spesifikasi produk
Di dalam CPOTB terdapat personalia; bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan
higiene; produksi; pengawasan mutu; inspeksi diri, audit mutu dan audit & persetujuan
pemasok; penangan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk;
dokumentasi; pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak; dan kualifikasi dan validasi.
Salah satu aspek penting dalam CPOB adalah sanitasi dan hygiene, secara umum,
tujuan sanitasi dan higiene adalah mengurangi kontaminasi dan/atau sumber
pencemaran.Dalam produksi obat, penerapan sanitasi dan higiene dirasa sangat penting,
mengingat tujuan utama pembuatan obat adalah menyelamatkan jiwa. Dengan demikian,
untuk dapat menghasilkan manfaat dan menghindari kegagalan terapi, pembuatan obat
harus menerapkan sanitasi dan higiene yang dimuat dalam CPOTB. Makalah ini akan
membahas hal-hal yang berkaitan dengan sanitasi dan higiene.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. HIGIENE PERORANGAN
Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian
pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksankannya.Prosedur higiene
perorangan termasuk persyaratan untuk menenakan pakaian pelindung bagi semua
personil yang memasuki area produksi, baik karyawan puma waktu, paruh waktu atau
bukan karyawan yang berada di area pabrik, misalnya karyawan kontraktor, pengunjung,
anggota manajemen senior atau inspektur.
Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan waktu untuk
keamanan personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan sesuai
dengantugasnya termasuk penutup rambut.Pakaian kerja kotor dan lap pembersih kotor
(yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah tertutup hingga saat
pencucian.Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan terhadap
berbagai kebutuhan di dalam area pembuatan.Program tersebut hendakalah mencakup
prosedur yang bekaitan dengan kesehatan, praktik higiene dan pakaian pelindung
personil.
Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh setiap personil yang
bertugas di area produksi dan pengawasan.Program higiene hendaklah dipromosikan
oleh manajemen dan dibahas secara luas selama sesi pelatiahan.Semua personil
hendakalah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saaat direkrut.Industri harus
bertanggung jawab agar tersedia instruksi yang memastikan bahwa keadaan kesehatan
personil yang dapat mempengaruhi mutu produk diberitahuakan kepada mamajemen
industri.Sesudah pemeriksaan kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan
kesehatan kerja dan kesehatan personil secara berkala. Petugas pemeriksaan visual
hendaklah menjalani pemeriksaan mata secara berkala.Semua personil hendaklah
menerapkan higiene perorangan yang baik.Hendaklah mereka dilatih mengenai
penerapan higiene perorangan. Semua personil yang berhubungan dengan proses
pembuatan hendaklah memperhatikan tingkat higiene perorangan yang tinggi.
Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang dapat
merugikan mutu produk hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas,
bahan yang sedang diproses dan obat jadi sampai dia sembuh kembali.Semua personil
hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada atasan langsung tiap
keadaan (pabrik, peralatan atau personil) yang menurut penilaian mereka dapat
merugikan produk.Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator
dengan bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka dan juga dengan
bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk.
Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci tangan
dan mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi. Untuk tujuan itu perlu
dipasang poster yang sesuai. Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara
tanaman, bahan untuk merokok atau obat pribadi hanya diperbolehkan di area tertentu
dan dilarang dalam area gudang dan area lain yang mungkin berdampak terhadap mutu
produk.