Anda di halaman 1dari 127

PRESENTED BY :

LINDA SARASWATI ISKANDAR, ST, MM


SAFETY INDUCTION
 Rute Evakuasi

 Saat emergency
 Jangan panik

 Tetap tenang

 Ikuti petunjuk petugas

 Ikuti petunjuk atau prosedur gawat darurat yang


berlaku
ATURAN SELAMA PELATIHAN
PEMAHAMAN SISTEM
SISTEM

Bagaimana Sistem / Prosedur untuk mendapatkan


pengobatan gratis bagi orang miskin ?

1. Buat surat keterangan miskin


2. Tanda tangan ketua RT
3. Tanda tangan ketua RW
4. Tanda tangan kelurahan
5. Dst Anak sakit mau
berobat

Mengacu pada aturan/ sistem tersebut diatas, apakah Anda


setuju bahwa sistem itu merepotkan ?

6
SISTEM
Perubahan prosedur untuk mendapatkan
pengobatan gratis

Yang membuat sistem menjadi merepotkan,


bukan sistemnya tapi orang yang membuat sistem
7
SISTEM
PENDAPAT MASYARAKATTENTANG SISTEM

Membatasi Merepotkan Teori Lainnya


ruang gerak

Berbagai pandangan negatif mengenai sistem


membuat masyarakat menjadi antipati terhadap sistem
8
SISTEM
PENERAPAN SISTEM bukan beban bagi perusahaan

Fakta
Sistem adalah PREVENTION TOOLS

Sistem tidak merepotkan, sistem justru bisa membuat kerja


kita menjadi lebih efisien, menghindari kesalahan berpindah
dari sistem pemadam kebakaran (mengatasi masalah setelah
masalah timbul) menjadi pencegahan
(mencegah masalah)

9
SISTEM
DUA FAKTOR DOMINAN Penentu Suksesnya Perusahaan

1. Dominan Faktor Orang


 Arahan dari pimpinan membawa perusahaan
menjadi sukses
 Kendala : Jika arahan dilakukan tanpa disertai
dengan pembakuan sistem, ketika pimpinan diganti,
maka arahan bisa berubah dan bisa mengakibatkan
ketidakstabilan pada perusahaan

2. Dominan Faktor Sistem


 Perusahaan telah memiliki sistem yang baik
sehingga operasional perusahaan bisa berjalan
dengan konsisten. Pimpinan baru akan
meneruskan kebijakan yang telah dituangkan ke
dalam sistem
 Plus melakukan peningkatan sistem dan
membakukannya kembali
SISTEM

APA ITU SISTEM…?


Arahan baku yang disusun untuk membantu seseorang dalam
menjalankan suatu pekerjaan dengan tanpa kesalahan atau dengan
kesalahan yang minimal.

Masakan yang
enak dan rasanya
Material
stabil, sama di
Lingkungan
setiap Outlet

Methode Machine Man


SISTEM

MANFAAT SISTEM…?
• Dengan adanya sistem, siapapun orangnya, orang tersebut tidak bekerja atas
dasar kemauan masing-masing, tetapi bekerja atas dasar standard proses
yang sama.
• Tidak terjadi saling salah-salahan karena perbedaan persepsi. Standard
yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain.
• Ketika timbul masalah, kita bisa melakukan analisa dengan lebih baik,
kenapa terjadi ?
• Standard/ sistem yang kurang baik ?
• Atau orang melanggar standard. Melanggar karena tidak paham atau
melanggar karena tidak disiplin ?
• Kesalahan yang terjadi tidak terulang karena sistem sudah diperbaiki
• Ketika terjadi pergantian orang, orang baru lebih mudah melakukan
penyesuaian karena standardnya sudah jelas.
BUAT APA SISTEM ??

• Permintaan Customer
• Brand Image, marketing tools
• Untuk Tender / CSMS
• Ikut-ikutan trend

Sistem adalah PREVENTION TOOLS

Alat bantu supaya operational perusahaan bisa berjalan


dengan efisien, tanpa kesalahan.
Alat bantu untuk mencapai kinerja yang lebih baik
2
EVOLUSI SISTEM

Konsep lama = tulis apa yang kamu kerjakan, kerjakan apa yang kamu tulis

Amati
Tetapkan, standar kan yang sudah baik
Modifikasi, perbaiki yang masih kurang baik

Modifikasi sistem tidak pernah berhenti, Ada masalah  revisi sistem


Sistem tidak pernah sempurna dan harus terus diperbaiki
FOOD SAFETY
Beberapa Contoh Kasus Keracunan Makanan di sekitar kita
PEMAHAMAN FOOD
SAFETY & ISO 22000
Pendahuluan

Apa itu ISO?

 The International Organization for Standardization


(IOS) adalah Organisasi yang menerbitkan
beberapa jenis standar ISO
 ISO terdiri dari lembaga standarisasi dari 154
negara.
 Negara anggota bekerja bersama untuk
mengembangkan dan menyetujui standar yang
telah ditetapkan
Pendahuluan

Apa itu ISO 22000 ?

 Sistem Manajemen Keselamatan Pangan yang menggunakan


pendekatan manajemen sistem dan persyaratan HACCP

 Tujuannya adalah untuk menyediakan satu standar yang


dikenal secara internasional untuk sistem manajemen
keselamatan pangan yang dapat diterapkan dalam produk
pangan
DEFINITION

Assurance that food will not cause


FOOD SAFETY harm to the consumer when it is
prepared and/or eaten according to
its intended use.

Source: Codex Alimentarius (WHO)

ISO 22000 : 2005


Adalah serangkaian standar yang dikembangkan untuk membantu
perusahaan dalam rantai makanan dalam menerapkan system manajemen
keamanan pangan
Standar yang terkait ISO 22000 : 2018

— prerequisite programmes (ISO/TS 22002 series) for specific sectors of the food chain;
— requirements for auditing and certification bodies;
— traceability.
Istilah dalam ISO 22000

FOOD SAFETY
Konsep dimana makanan TIDAK AKAN menyebabkan
penyakit/musibah kepada konsumer ketika disiapkan dan/atau
dimakan sesuai dengan petunjuk pemakaiannya.

BAHAYA FOOD SAFETY


Agen biologi, kimia atau fisika dalam makanan, atau kondisi
makanan, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.

BAHAYA FOOD SAFETY SIGNIFIKAN


Bahaya keamanan pangan yang diidentifikasi melalui penilaian
bahaya, yang perlu dikendalikan oleh tindakan pengendalian /
CONTROL MEASURE
Istilah dalam ISO 22000

FOOD SAFETYCONTROL MEASURE


Tindakan atau aktivitas yang dapat digunakan untuk mencegah atau
menghilangkan BAHAYA FOOD SAFETY atau mengurangi sampai
pada batas yang dapat diterima.
CRITICAL CONTROL POINT (CCP)
langkah dalam proses di mana ukuran kontrol diterapkan untuk
mencegah atau mengurangi bahaya keamanan pangan yang signifikan
ke tingkat yang dapat diterima, dan menetapkan batas kritis dan
pengukuran memungkinkan penerapan koreksi

CRITICAL LIMIT
Kriteria yang memisahkan keterterimaan dari batas ketidakberterimaan
nilai terukur.
Critical Limit ditetapkan untuk menentukan apakah suatu CCP tetap
memegang kendali. Jika Critical Limit terlampaui atau tidak dipenuhi,
maka produk yang terpengaruh harus ditangani sebagai produk yang
berpotensi tidak aman.
Istilah dalam ISO 22000

MONITORING
menentukan status suatu sistem, suatu atau suatu kegiatan
- pemantauan diterapkan selama kegiatan dan memberikan informasi untuk
tindakan dalam jangka waktu tertentu;

VERIFIKASI
konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, persyaratan yang ditentukan telah
dipenuhi - verifikasi diterapkan setelah suatu kegiatan dan memberikan informasi
untuk konfirmasi kesesuaian.

VALIDASI
memperoleh bukti bahwa ukuran kontrol atau kombinasi dari tindakan
pengendalian) akan mampu secara efektif mengendalikan bahaya keamanan
pangan yang signifikan
- validasi diterapkan sebelum suatu kegiatan dan memberikan informasi
tentang kemampuan untuk memberikan hasil yang diinginkan
24
BACKGORUND
Food Safety – Historical Background

 First food law written in 2500 B.C.

 Pakistan food laws are dated back 1876.


 First HACCP system was developed between NASA
and Pillsbury in 1971.
 Become a regulatory requirements in EU since
1998.
 US FDA also adopted the HACCP approach as part
of control mechanism for food safety.
FOOD SAFETY

Keuntungan penerapan
sistem keamanan pangan
1. Dapat diaplikasikan ke semua rantai proses makanan,
termasuk supplier kemasan, peralatan dan pelayanan
2. Menurunkan resiko kejadian keracunan makanan
3. Untuk memenuhi persyaratan food safety dan peraturan
dari makanan
4. Menurunkan keterlibatan pemerintah dengan audit
berkala
5. Menurunkan kebutuhan inspeksi produk jadi
6. Kompatibel dengan sistem manajemen lain
7. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan
perdagangan
FOOD SAFETY

ISO 22000
Manfaat:
1. Mencegah timbulnya penyakit dari makanan
2. Mengurangi biaya analisis produk
3. Menerapkan sistem pemastian keamanan pangan
lebih efektif
4. Mengurangi kerugian akibat penarikan produk
5. Mempertahankan reputasi perusahaan
FOOD SAFETY

Food Chain in ISO 22000


Rantai Pangan : Urutan tahapan dan operasi didalam produksi, pengelolaan,
distribusi, penyimpanan dan penanganan suatu pangan dan Ingredien-nya,
mulai dari produksi primer hingga di konsumsi
FOOD SAFETY

FSMS Process Model


FOOD SAFETY

Key Elements of ISO 22000

ISO 22000:2005

Interactive Systems Approach Pre-requisite HACCP


Communication to FSM Programs Principles

Control Food Safety


Hazards
31
5
4

STRUCTURE OF ISO 22000:2018

1. Scope

2. Normative references

3. Terms and definitions

4. Context of the organization


4.1 Understanding the organization and its context
4.2 Understanding the needs and expectations of interested parties
4.3 Determining the scope of the Food Safety Management system
4.4 Food Safety Management system

5 Leadership
5.1 Leadership and commitment
5.2 Food Safety policy
5.3 Organizational roles, responsibilities,and authorities
32
6

STRUCTURE OF ISO 22000:2018

6 Planning
6.1 Actions to address risks and opportunities
6.2 Objectives of the Food Safety Management System and planning to achieve them
6.3 Planning of change

7 Support
7.1 Resources
7.2 Competence
7.3 Awareness
7.4 Communication
7.5 Documented information

8 Operation
8.1 Operational planning and control
8.2 Pre Requisite Program
8.3 Tracebility
8.5 Emergency preparedness and response
33
6
7

1. KEY POINT - ANNEX SL

8 Operation
8.6 Hazard Control
8.7 Control of Monitoring and Measuring
8.8 Verification related to PRPs and the hazard Control Plan
8.9 Controlof Product and Process non conformities

9 Performance evaluation
9.1 Monitoring, measurement, analysis and performance evaluation
9.2. Internal audit
9.3 Management review

10 Improvement
10.1 nonconformity and corrective action l
10.2 ontinual improvement
10.3 Update of the food safety management system
Pasal 4:
KONTEKS
ORGANISASI
PLANNING

4. CONTEXT OF THE ORGANIZATION

4.1 Understanding the organization and its context


4.2 Understanding the needs and expectations of interested parties
4.3 Determining the scope of the Food Safety Management system
4.4 Food Safety Management system
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.1 Understanding the organization and its context

Penjelasan:

Organisasi dalam menentukan arah tujuan dan strategi sistem manajemen harus
mengidentifikasi Isu yang relevan terkait Organisasinya

• Apa yang mendorong menerapan HACPP & PRP di organisasi Anda?


• Apa yang mendorong Top Management sehingga “berkomitmen” dalam mematuhi
Persyaratan Food Safety yang terkait ruang lingkup organisasi Anda?

Tentukan isu yang relevan, baik internal maupun eksternal, yang berdampak pada apa
yang organisasi ingin capai dari hasil yang dimaksudkan
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.2 Understanding the needs and expectations of
interested parties
Pihak Berkepentingan disebut juga stakeholder
orang atau organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh, atau merasa
dirinya dipengaruhi oleh keputusan atau kegiatan

37
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.2 Understanding the needs and expectations of
interested parties
Penjelasan:
Organisasi harus menentukan siapa pihak yang berkepentingan dan apa
kebutuhan mereka
Pihak terkait - orang atau organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh,
atau menganggap diri mereka dipengaruhi oleh keputusan atau kegiatan
Informasi mengenai ini pihak yang berkepentingan dan persyaratan yang relevan
yang perlu dipantau dan Ulasan
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.3 Determining the scope of the FSMS
Penjelasan:
Menentukan batas-batas dan penerapan sistem manajemen food safety untuk
menetapkan ruang lingkup

Ruang lingkup harus tersedia berupa informasi terdokumentasi dimulai dengan:

 Produk dan jasa yang dicakup oleh sistem manajemen food safety
 Pembenaran misalnya di mana persyaratan dari Standar yang tidak dapat
diterapkan

Organisasi perlu membangun (menetapkan, menerapkan, memelihara dan terus


meningkatkan) sistem manajemen
Termasuk proses yang diperlukan dan interaksinya
Dalam menentukan proses yang diperlukan dan penerapannya, berikut harus
dipertimbangkan:
 Input yang dibutuhkan dan output yang diharapkan
 Urutan dan interaksi
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.3 Determining the scope of the FSMS

Contoh Ruang Lingkup FSMS Pada Perusahaan


Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.4 Food Safety Management system
Penjelasan:
Organisasi perlu
menetapkan Kriteria, metode, termasuk pengukuran dan indikator kinerja terkait
diperlukan untuk memastikan operasi yang efektif, dan terkontrol
Memastikan ketersediaannya sumber daya yang dibutuhkan
Menetapkan penugasan tanggung jawab dan wewenang untuk proses ini
Menyimpan information terdokumentasi (record) yang diperlukan untuk :
mendukung operasi dari proses
membuktikan bahwa proses yang sedang dilaksanakan sesuai rencana
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.4 Food Safety Management system

• PROSES adalah Rangkaian aktifitas untuk merubah input menjadi output.


• Contoh :
• Proses Penjualan
• Merubah Input Permintaan Customer : Output : Order (PO/ Kontrak)
• Dimulai dari Menerima order dari Customer (awal aktifitas) sampai dengan Surat
Perintah Kerja untuk pengerjaan proses (akhir aktifitas)

32
Clause 4. KONTEKS ORGANISASI
4.4 Food Safety Management system

Proses (Penjualan)

Urutan aktifitas
(isi prosedur)

Detail pelaksanaan
1) Instruksi Kerja/ standard
(cara Menghitung harga,
standard penawaran)
2) Form/ checklist
(Identifikasi permintaan
pelanggan, checklist
kelengkapan dokumen
tender)

43
44

Clause 4. KONTEKS ORGANISASI


4.4 Food Safety Management system

Proses saling terkait :


Output satu proses menjadi Input Proses berikutnya
Hubungan antar proses harus terjalin dengan baik, sehingga proses bisnis bisa
berjalan lancar

44
Pasal 5:
LEADERSHIP
PLANNING

5 Leadership
5.1 Leadership and commitment
5.2 Food Safety policy
5.3 Organizational roles, responsibilities,and authorities
Clause 5. LEADERSHIP
5.1 Leadership and commitment

Penjelasan:
mengharuskan Top Management kini memiliki keterlibatan yang lebih besar dalam
sistem manajemen

Management
Commitment LEADERSHIP

RESPONSIBILITY?
DELEGASI diperbolehkan,
Secara personal terlibat dan
namun tetap TERLIBAT
memberikan arahan dalam
organisasi
Clause 5. LEADERSHIP
5.1 Kepemimpinan & Komitmen

Penjelasan:
mengharuskan Top Management
Untuk menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap fokus pelanggan dengan
memastikan bahwa kepuasan pelanggan dipertahankan

Memasikan terpenuhinya Persyaratan pelanggan dan hukum yang berlaku dan


persyaratan peraturan yang ditentukan (Compliance)

Menentukan risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi kesesuaian dan


kemampuan memasok produk dan jasa untuk menghasilkan produk aman untuk
dikonsumsi dan meningkatkan kepuasan pelanggan

Fokus pada meningkatkan kepuasan pelanggan (sebagai Kebijakan)


Clause 5. LEADERSHIP
5.2.1 Establishing the food safety policy
Penjelasan:
mengharuskan Top Management
Persyaratan Kebijakan food safety telah diperkuat
Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran food safety

5.2.2 Communicating the food safety policy


Penjelasan:
mengharuskan Top Management

Manajemen puncak perlu memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang untuk
peran yang relevan ditugaskan, dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi
Termasuk menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk bidang-bidang seperti:
Memastikan kesesuaian persyaratan
Bahwa proses memenuhi output yang diinginkan mereka
Clause 5. LEADERSHIP
5.2 Food Safety policy
Clause 5. KEPEMIMPINAN
5.3 Organizational roles, responsibilities,and authorities

Penjelasan:
mengharuskan Top Management
memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang untuk peran yang relevan
ditugaskan, dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi
Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk posisi di Organisasi yang :
 Memastikan kesesuaian persyaratan
 Memastikan ahwa proses memenuhi output yang diinginkan mereka
 Melakukan Pelaporan kinerja, perbaikan dan mempromosikan fokus pelanggan

Memastikan bahwa integritas sistem manajemen food safety dipelihara ketika


perubahan direncanakan dan dilaksanakan
Penguatan peran kepemimpinan mengharuskan manajemen untuk
memiliki keterlibatan yang lebih besar dalam sistem manajemen
Clause 5. LEADERSHIP
5.3 Organizational roles, responsibilities,and authorities

52
Clause 6 Planning
PLANNING

6 Planning

6.1 Actions to address risks and opportunities


6.2 Objectives of the Food Safety Management System and
planning to achieve them
6.3 Planning of change
Clause 6 Planning
6.1 Actions to address risks and opportunities

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
untuk menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani oleh sistem manajemen
(Klausul 4.1 dan 4.2) untuk: memberikan jaminan bahwa sistem manajemen food safety
dapat mencapai hasil yang diinginkan
Mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan
Risiko dan peluang yang diidentifikasi signifikan dapat ditingkatkan menjadi kebijakan
dan tujuan FSMS

Klausul 6 menekankan Utamanya pada perencanaan organisasi yang


merupakan bagian integral bisnis
Clause 6 Planning
6.1 Actions to address risks and opportunities

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :


Merencanakan Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
Mengintegrasikan dan menerapkan tindakan
Mengevaluasi efektivitas tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
Tindakan yang diambil untuk mengatasi risiko dan peluang
harus proporsional dengan dampak potensial pada kesesuaian produk (mencegah
produk tidak aman untuk dikonsumsi)
57

Clause 6 Planning
6.1 Actions to address risks and opportunities
1. Tentukan Resiko yang ditimbulkan apabila kegagalan terjadi (asumsi
diambil bahwa produk tidak aman lolos dari pengecekan)
2. Tentukan tindakan yang diambil dari resiko yang ditimbulkan
Clause 6 Planning
6.2 Objectives of the FSMS and planning to
achieve them

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Menetapkan Sasaran food safety harus ditetapkan pada fungsi, tingkat dan proses
Relevan
Memastikan Tujuan / Sasaran food safety :
 Konsisten dengan kebijakan mutu, terukur dan memperhitungkan persyaratan yang
berlaku
 Relevan dengan kesesuaian produk dan jasa dan peningkatan kepuasan pelanggan
 Dipantau, dikomunikasikan dan update sesuai
Clause 6 Planning
6.2 Objectives of the FSMS and planning to
achieve them
Penjelasan:

Manajemen Puncak harus mengambil peran utama dalam :

Perencanaan Sistem Keamanan Pangan antara lain


• Terlibat dalam Perencanaan dan Implementasi
• Memastikan bahwa integrasi sistem manajemen Keamanan Pangan
terintegrasi dalam Sistem Perusahaan

Sasaran FSMS :
• Harus ada Perencanaan Spesifik terkait FSMS (misal HACCP Plan & OPRP)
• Sasaran Organisasi yang mendukung FSMS
• Konsisten dengan Kebijanan Pangan
ISO 22000 : 2005
ISO 22000 berisi aturan, cara melaksanakan aturan tersebut (how to)
tergantung dari masing-masing perusahaan

Secara ISO 22000 baik Restoran ABC maupun XYZ


sama-sama memenuhi persyaratan ISO 22000
Clause 6 Planning
6.2 Objectives of the FSMS and planning to
achieve them
Clause 6 Planning
6.3 Planning of change

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

Memastikan bahwa perubahan dilakukan secara terencana dan sistematis


Menentukan Tujuan & potensi risiko dari setiap perubahan
Perubahan terintegritasi dalam sistem manajemen mutu
Ketersediaan sumber daya, alokasi tanggung jawab dan wewenang dalam Rencana
perubahan
Clause 7 SUPPORT
7 SUPPORT

7.1 Resources
7.2 Competence DO
7.3 Awareness
7.4 Communication
7.5 Documented information
Clause 7. DUKUNGAN

7.1 Sumber Daya

Sumber Daya Manusia & Orang yang Bekerja Harus


Kompeten (7.1.2)

Infrastruktur Harus Memadai (7.1.3)

Lingkungan Kerja harus dijaga supaya kualitas tidak menurun


(7.1.4)

7.1.5 Externally developed elements of the food safety management


system

7.1.6 Control of externally provided processes, products or


services
66
Clause 7 SUPPORT
7.1 Resources
7.1.2 People

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
secara konsisten dapat menyediakan SDM-SDM dengan
kompetensi yang sesuai untuk mendukung operasi yang
efektif dari sistem manajemen food safety

Jika diperlukan bantuan dari ahli eksternal dalam


pengembangan, implementasi, operasi atau penilaian FSMS
 harus ada bukti perjanjian atau kontrak yang
mendefinisikan kompetensi, tanggung jawab, dan
otoritas ahli eksternal
Clause 7 SUPPORT
7.1 Resources
Infrastruktur meliputi :
7.1.3 Infrastructure
• Bangunan dan utilitas terkait
• Peralatan termasuk perangkat
(Terawat & Tidak mengalami kerusakan) keras dan perangkat lunak
• Transportasi
• Teknologi informasi dan
komunikasi

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Menentukan, menyediakan dan memelihara infrastruktur untuk operasi proses untuk
mencapai kesesuaian dalam keamanan pangan produk dan memastikan tidak ada
kontaminasi terhadap produk
 Bangunan dan utilitas terkait
 Peralatan termasuk perangkat keras dan perangkat lunak
 Transportasi
 Teknologi informasi dan komunikasi
Clause 7 SUPPORT
7.1 Resources
7.1.3 Infrastructure
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
menyimpan informasi yang terdokumentasi dalam melaksanakan pekerjaan kalibrasi
terhadap alat ukur tersebut serta dasar dari standard yang mengatur tata cara kalibrasi
baik internasional maupun nasional.
Clause 7 SUPPORT
7.1 Resources
7.1.4 Work environment

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
menentukan menyediakan dan memelihara lingkungan yang diperlukan untuk
operasi proses dan untuk mencapai kesesuaian dalam keamanan pangan produk
dan memastikan tidak ada kontaminasi terhadap produk:

Lingkungan meliputi :
 Kebisingan
7.1.4 Lingkungan untuk proses
 Temperatur
operasi (Terkendali)  Kelembaban
 Pencahayaan dll
Clause 7 SUPPORT
7.1 Sumber Daya
7.1 Resources
7.1.6 Pengetahuan
7.1.5 Externally Organisasi
develope elements of theFSMS

Penjelasan:
Jika sistem manajemen menggunakan unsur-unsur eksternal  termasuk PRP dan
rencana pengendalian bahaya,

Maka organisasi harus memastikan bahwa elemen-elemen tersebut :


dikembangkan sesuai dengan persyaratan dokumen ini;
berlaku untuk lokasi, proses dan produk organisasi;
secara spesifik diadaptasi, oleh tim keamanan pangan untuk proses dan produk
organisasi;
diimplementasikan, dipelihara dan diperbarui seperti yang dipersyaratkan oleh dokumen
ini;
disimpan sebagai informasi yang terdokumentasi.
Clause 7 SUPPORT 7.1 Resources
7.1.6 Control of externally provided processes, products or services

Memilih Supplier Barang / Jasa & Subcont atas Informasi Pengadaan harus jelas (8.4.3).
dasar kemampuannya memenuhi persyaratan Persyaratan meliputi : spesifikasi
perusahaan (8.4.1) barang/jasa, jumlah & waktu diperlukan

Pemeriksaan Produk / Jasa / Pekerjaan


Melakukan evaluasi & re-evaluasi
untuk Supplier Barang / Jasa & Subcont untuk menjamin produk yang
Subcont & Subcont (8.4.1) dibeli sesuai spesifikasi (8.4.2)
Clause 7 SUPPORT
7.2 Competence

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :


Menetapkan Kompetensi yang diperlukan untuk personil yang berdampak pada
kinerja food safety dan efektiifatas FSMS
• Tim keamanan pangan
• Personil yang berdampak pada
keamanan pangan
• Pakar eksternal

termasuk termasuk penyedia eksternal / orang-orang yang bekerja di bawah kendali


Perusaahaan

Melakukkan Gap Kompetensi & mengambil tindakan untuk memperoleh kompetensi


yang diperlukan
Mengevaluasi keefektifan tindakan yang diambil
Menyimpan bukti kompetensi
Clause 7 SUPPORT
7.3 Awareness

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Memastikan bahwa setiap personil di Perusahaan Harus memiliki
KESADARAN :
– kebijakan keamanan pangan;
– tujuan dari FSMS yang relevan dengan tugasnya;
– kontribusi mereka terhadap keefektifan FSMS termasuk manfaat dari peningkatan
kinerja keamanan pangan;
– Dampak implikasi jika terjadi ketidaksesuaian pada kinerjanya terhadap
persyaratan FSMS

Kesadaran terhadap Kebijakan food safety (misalnya)


 BUKAN DIHAFALKAN atau DISIMPAN lembar kebijakan food safety
nya untuk orang per orang
TETAPI
 DIIMPLEMENTASIKAN dalam konteks pekerjaannya masing-masing
Clause 7 SUPPORT
7.4 Communication

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :

• Menentukan sistem komunikasi internal dan eksternal yang relevan dengan sistem
manajemen food safety
Apa yang akan berkomunikasi
Ketika berkomunikasi
Dengan siapa berkomunikasi
Cara berkomunikasi

memastikan bahwa komunikasi yg dijalankan efektif - dipahami oleh semua orang


yang kegiatannya berdampak pada Kinerja FSMS
Clause 7 SUPPORT 7.3 Awareness
7.5.2 Creating and updating

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Mengidentifikasi informasi terdokumentasi apa saja diperlukan oleh Standard /
oleh Sistem manajemen food safety organisasi

Kebijakan (5.2) &


LEVEL I Sasaran food safety (6.2)
MANUAL

LEVEL II : PROSEDUR Informasi Terdokumentasi yang


disyaratkan Standar ISO 9001:2015

LEVEL III Informasi Terdokumentasi yang


(Instruksi Kerja, Work Element, ditentukan oleh perusahaan
Standar Operational)
(misal : Prosedur produksi, prosedur
rekruitmen, dll dibuat berdasarkan
LEVEL IV kebutuhan perusahaan)
(Form, report, Checksheet, Daftar / List dll)
Clause 7 SUPPORT 7.5 Documented information
7.5.3 Control of documented information

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :


Menetapkan pengendalian untuk informasi terdokumentasi antara lain :
 Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan, penyimpanan dan
pengawetan, termasuk pelestarian keterbacaan

 Pengendalian perubahan (misalnya kontrol versi), retensi dan disposisi

 Identifikasi dan pengendalian Informasi terdokumentasi yang berasal dari


luar
78

Clause 7 SUPPORT

7.5 Documented information


DOKUMEN PEDOMAN
Digunakan sebagai RECORD
pedoman dalam bekerja Bukti hasil pekerjaan
(7.5.2 & 7.5.3.1) (7.5.3.2)

• Ada pengesahan sebelum diterbitkan (tidak • Disimpan dengan baik sehingga :


semua orang bisa mengeluarkan pedoman)  Record mudah dicari
• Semua karyawan harus berpedoman pada  Record tidak rusak
dokumen yang terbaru
• Disimpan sesuai standard lama
• Distribusi dokumen dikontrol, sehingga bila terjadi penyimpanan
revisi, dokumen lama dapat ditarik dan diganti
dengan yang baru Contoh : PO, Form Cuti, dll
Contoh : Kebijakan Perusahaan, Prosedur, IK, dll
Clause 8:
OPERATION
DO

8 Operation

8 Operation
8.1 Operational planning and control
8.2 Pre Requisite Program
8.3 Tracebility
8.5 Emergency preparedness and response
8.6 Hazard Control
8.7 Control of Monitoring and Measuring
8.8 Verification related to PRPs and the hazard Control
Plan
8.9 Controlof Product and Process non conformities
Clause 7 SUPPORT 7.5 Documented information
8.1 Operational planning and control

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :


Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan produk yang
dibutuhkan untuk merealisasikan produk yang aman.
Organisasi harus menerapkan, mengoprasikan dan memastikan efektifitas
dari aktifitas tersebut, dan setiap perubahannya. Hal ini termasuk PRP(s) baik
operasionaal PRP(s) maupun HACCP Plan.

81
Clause 7 SUPPORT
8.2 Pre Requisite Program
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara PRPs untuk
membantu pengendalian :
Kemungkinan kemunculan bahaya melalui lingkungan kerja
Kontaminasi Biologi, Kimia dan Fisika ermasuk kontaminasi silang
Tingkat bahaya dalam produk dan peralatan prosesnya

PRP Harus :
• Sesuai dengan kebutuhan organisasi, ukuran dan jenis operasi dari produk yang
diproduksi atau ditangani untuk menjaga lingkungan higienis di seluruh rantai
makanan
• Dapat diterapkan pada seluruh sistem produksi, keseluruhan / hanya sebagian
• Mempertimbangkan Regulasi terkait Keamanan Pangan
• Disetujui oleh Tim Keamanan Pangan

82
Clause 7 SUPPORT
8.2 Pre Requisite Program
Penjelasan:
Dalam memilih dan atau menetapkan PRPs, organisasi harus memperhatikan
dan menggunakan informasi yang sesuai.

• Persyaratan perundangan dan peraturan,


• Persyaratan pelanggan,
• Petunjuk resmi,
• Prinsip Codex*,
• Codes of practice,
• Standar internasional, nasional atau sektoral

83
Clause 7 SUPPORT
8.2 Pre Requisite Program
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk membuat PRP meliputi :
a) pembangunan dan tata letak bangunan dan utilitas
b) lay-out dari tempat, termasuk ruang kerja dan fasilitas karyawan
c) pasokan udara, air, energi dan utilitas lainnya
d) pengendalian hama, pembuangan limbah dan pembuangan limbah dan layanan
pendukung
e) kesesuaian peralatan dan aksesibilitasnya untuk pembersihan, pemeliharaan
dan pencegahan & pemeliharaan
f) proses persetujuan dan jaminan pemasok (misalnya bahan mentah, bahan,
bahan kimia & pengemasan)
g) penerimaan bahan yang masuk, penyimpanan, transportasidan penanganan
produk
h) Tindakan pencegahan kontaminasi silang
i) pembersihan dan desinfektan
j) kebersihan pribadi
k) informasi produk / kesadaran konsumen
l) Hal lainnya yang sesuai.
Clause 7 SUPPORT
8.3 Tracebility

Penjelasan:

mengharuskan Organisasi untuk :


Identifikasi status produk sepanjang realisasi produk (Status OK, NG,
Pending)
Identifikasi untuk menghindari kesalahan pengambilan part (Jenis
Produk/Services, No. Model, No. Part, Labelling/Barcode, No Kontainer,
tanggal terima)
Mampu telusur – di mana produk/services dikeluarkan atau diterima
Serial No
Date-Code
Batch No
Memelihara Informasi Terdokumentasi
Dapat menjawab sumber bahan baku , Pemeriksaan status/uji
Personel, Proses, Record/Catatan lain
Clause 7 SUPPORT
8.5 Emergency preparedness and response

Penjelasan:

• Penetapan Team dalam pengendalian keadaan darurat

• Pembuatan Rencana Tanggap darurat

• Pembuatan Emergency Layour (Gambar lokasi yang menunjukkan tempat-


tempat yang berbahaya, lokasi peralatan darurat dan pusat komando)

• Lakukan Latihan keadaan darurat mengenai pengujian tanda bahaya ,


evakuasi , penggunaan alat keselamatan dan pengujian alat kebakaran.
1. Api
2. Banjir
3. Kecelakaan
4. Kontaminasi
5. Lainnya ...
Clause 7 SUPPORT
8.5 Emergency preparedness and response
Clause 7 SUPPORT
8.5 Emergency preparedness and response

PELATIHAN EPPR
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.2 Hazard analysis
8.5.3 Validation of control measure(s) & combination(s) of control
measure(s)
8.5.4 Hazard control plan (HACCP/OPRP plan)

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara PRPs untuk
membantu pengendalian :
Kemungkinan kemunculan bahaya melalui lingkungan kerja
Kontaminasi Biologi, Kimia dan Fisika ermasuk kontaminasi silang
Tingkat bahaya dalam produk dan peralatan prosesnya
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.1.1 Characteristics of raw materials, ingredients and product contact materials
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Mengidentifikasi secara terdokumentasi Seluruh bahan baku, bahan ramuan, material
kontak dengan produk sebagai bahan analisis bahaya, seperti :
• Karakteristik biologi, kimia dan fisika
• Komposisi formula ramuan, termasuk additive dll
• Asal bahan
• Metode produksi
• Kemasan dan metode pengiriman
• Kondisi penyimpanan dan shelf life
• Persiapan dan atau penanganan sebelum digunakan
• Kriteria keterterimaan / Spesifikasi material yang dibeli

Organisasi harus mengidentifikasi persyaratan perundangan yang berhubungan dengan hal


diatas. Keterkinian dokumen harus dijaga.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.1.2 Characteristics of end products
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Mengidentifikasi secara terdokumentasi Karakteristik produk akhir harus dijelaskan
terdokumen sebagai bahan analisis bahaya, seperti :

• Nama produk atau identitas sejenis


• Komposisi
• Karakteristik biologi, kimia dan fisika
• Kondisi simpan dan shelf life
• Kemasan
• Labeling (keamanan dan instruksi penanganan, persiapan dan penggunaan)
• Metode distribusi

Organisasi harus mengidentifikasi persyaratan perundangan yang berhubungan dengan hal


diatas. Keterkinian dokumen harus dijaga.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.1.3 Intended use
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Mengidentifikasi secara terdokumentasi : Target penggunaan, penanganan produk akhir,
mishandling dan ketidaktepatan penggunaan yang mungkin terjadi

Kelompok pengguna dan bila sesuai kelompok pemakai harus diidentifikasikan untuk setiap
produknya, terutama yang telah diketahui rentan terhadap bahan pangan harus
diperhatikan.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.1.4 Flow diagrams and description of processes
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
Mengidentifikasi secara terdokumentasi : Diagram alir untuk setiap kategori produk-
proses dalam FSMS dan menjadi dasar evaluasi kemungkinan terjadinya, peningkatan
atau kemunculan bahaya kemanan pangan.
1. Urutan dan interaksi seluruh langkah dalam operasi
2. Proses yang dilakukan di luar
3. Saat bahan baku, ramuan, Intermediate product masuk ke dalam proses
4. Saat reworking / recycling
5. Saat produk akhir, Intermediate product, produk sampingan dilepas atau dibuang
6. Deskripsi langkah proses dan pengendalian

• keakuratan diagram alir harus di verifikasi dengan cara pemeriksaan ke lokasi.


• Pengendalian saat ini, parameter proses dan atau pengetatan yang dilakukan atau
prosedur yang berpengaruh harus dijelaskan terdokumen sebagai bahan analisis
bahaya.
• Persyaratan eksternal (baik legal maupun dari pelanggan) yang berdampak bagi
pemilihan dan pengetatan pengendalian harus dijelaskan.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.1 Preliminary steps to enable hazard analysis
8.5.1.4 Flow diagrams and description of processes
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk : Mengidentifikasi secara terdokumentasi
• Pengendalian saat ini
• parameter proses dan atau pemeriksaan yang dilakukan
• prosedur yang berpengaruh
• Persyaratan eksternal (baik legal maupun dari pelanggan) yang berdampak bagi
pemilihan dan pengetatan pengendalian harus dijelaskan.

sebagai bahan analisis bahaya.

Sesuai dengan rencana verifikasi tim food safety harus memverifikasi keakuratan
diagram alir dan deskripsi proses dengan cara pemeriksaan ke lokasi.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.2 Hazard analysis
8.5.1.4 Flow diagrams and description of processes
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
1. Melakukan Identifikasi bahaya dan penetapan tingkat keterterimaan
Identifikasi bahaya harus memperhatikan :
• Langkah-langkah awal dan lanjutan operasional
• Peralatan proses,utilitas / jasa dan lingkungan, dan
• Kaitan awal dan lanjutan dalam rantai makanan

2. Melakukan Penilaian bahaya harus dilakukan untuk menentukan setiap bahaya


teridentifikasi apakah dihilangkan atau dikurangi ketingkat sesuai dan apakah pengendalian
diperlukan untuk mencapai hal tersebut.
• Setiap bahaya pangan harus dievaluasi sesuai dengan keseriusan dan kemungkinan
dari kemunculannya. Penjelasan metode yang digunakan dan hasilnya harus direkam.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.2 Hazard analysis
8.5.1.4 Flow diagrams and description of processes
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk : Menentukan Tindakan Pengendalian

Berdasarkan kemampuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi sampai


ketingkkat yang sesuai dan harus ditinjau efektifitasnya.

Pengendalian harus dikategorikan sebagai PRPs atau HACCP Plan

Pengendalian dinilai mengikuti :


• Dampak terhadap keamanan pangan
• Kemungkinan pemantauan (termasuk koreksinya)
• Tempat dalam sistem terkait pengendalian lain
• Kemungkinan kegagalan fungsi pengendalian atau variasi proses penting
• Keseriusan kegagalan fungsi
• Efek sinergi
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.3 Validation of control measure(s) and combination(s) of control
measure(s)
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk merencanakan dan menerapkan proses yang
dibutuhkan guna memvalidasi pengendalian yang dilakukan, memverifikasi dan
meningkatkan sistem manajemen keamanan pangan.

Organisasi harus melakukan validasi, bahwa :


• Pemilihan pengendalian telah sesuai
• Pengendalian efektif sesuai (dalam kombinasinya) sehingga mencapai hasil
produk akhir aman
• Bila ditemukan hasil yang tidak sesuai maka perlu dilakukan modifikasi dan
pemeriksaan ulang
• Modifikasi dapat termasuk perubahan dalam pengendalian (parameter proses,
pengetatan atau kombinasinya) dalam material, teknologi fabrikasi, karateristik
produk akhir, metode distribusi dan atau target penggunaan produk.
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.4 Hazard control plan (HACCP/OPRP plan)
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk menetapkan
1 . Operasional PRPs Plan
• Bahaya untuk dikendalikan oleh program
• Pengendalian yang dilakukan
• Prosedur pemantauan yang mendemonstrasikan penerapan
• Koreksi dan tindakan perbaikan bila terjadi ketidaksesuaian
• Tanggung jawab dan wewenang
• Rekaman pemantauan

2 . HACCP Plan termasuk informasi (dari CCP)


• Bahaya untuk dikendalikan pada CCP
• Pengendalian yang dilakukan
• Batas Kritis
• Prosedur pemantauan
• Koreksi dan tindakan perbaikan bila batas terlewati
• Tanggung jawab dan wewenang
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.4 Hazard control plan (HACCP/OPRP plan)
mengharuskan Organisasi untuk menetapkan Batas kritis :
• untuk kebutuhan pemantauan pada setiap CCP
• untuk memastikan tingkat keterterimaan produk akhir tidak melewati batas.

mengharuskan Organisasi untuk melakukan Pemantauan Operasional


PRPs / HACCP Plan pada setiap CCP sehingga terkendali
jadwal pengukuran dan pengamatan terhadap batas kritis
penyusunan prosedur, Instruksi dan rekaman yang mencakup :
Pengukuran atau pengamatan sesuai waktu
Alat ukur yang digunakan
Metode kalibrasi yang digunakan
Frekuensi pemantauan
Tanggung jawab dan wewenang pemantauan & evaluasinya
Persyaratan rekaman dan metodenya
Clause 7 SUPPORT 8.5 Hazard Control
8.5.4 Hazard control plan (HACCP/OPRP plan)
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk menetapkan Ketentuan terkait Tindakan bila
hasil melewati batas kritis

• Koreksi dan tindakan perbaikan terencana harus dilakukan jika hasil melewati batas
kritis

• tindakan tersebut harus memastikan penyebab ketidaksesuaian diidentifikasi dan


parameter yang dikendalikan pada CCP dapat terkendali dan tidak berulang.

• Untuk memastikan produk tidak aman agar tidak dilepas sebelum dievaluasi.
Clause 7 SUPPORT
8.6 Updating the information specifying the PRPs and the
hazard control plan
Penjelasan:
Mengikuti penetapan PRPs operasional dan atau HACCP Plan, mengharuskan
Organisasi untuk memperbaharui Informasi berikut :
• Karakteristik produk
• Target penggunaan
• Diagram alir
• Langkah proses
• Pengendalian

Bila diperlukan, HACCP Plan, prosedur dan instruksi yang menjelaskan PRPs
harus diperbaiki
Clause 7 SUPPORT
8.7 Control of Monitoring and Measuring Plan

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

Mengidentifikasi semua alat ukur


Memastikan bahwa alat ukur mampu melakukan
pengukuran yang dibutuhkan
Melakukan Kalibrasi dan verifikasi peralatan
pengukuran untuk memastikan bahwa pengukuran valid
dan sesuai terhadap standar nasional atau
internasional.
Clause 7 SUPPORT
8.7 Control of Monitoring and Measuring Plan
Clause 7 SUPPORT
8.8 Verification related to PRPs and the hazard Control Plan

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk menetapkan Rencana verifikasi (tujuan,
metode, frekuensi dan tanggung jawab)
Aktivitas verifikasi harus mengkonfimasi :
• Adanya penerapan PRPs
• Masukan dari analisis bahaya yang selalu di update
• Adanya penerapan HACCP Plan yang efektif
• Tingkat bahaya berada di dalam interval aman
• Pengendalain lain yang diterapkan efektif diterapkan
Hasil verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan harus disimpan dan
dikomunikasikan masukan bagi analisis hasil efktivitasnya

Bila verifikasi dengan pengukuran sample produk akhir, dan


ditemukan hasil yang tidak sesuai maka lot produk tersebut dianggap
sebagai produk tidak aman
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk menetapkan Ketentuan terkait :
• Identifikasi dan penilaian dampak produk akhir untuk menetapkan
pelanggan yang sesuai
• Tinjauan terhadap tindakan dilakukan
• Sistem Pengendalian Ketidaksesuaian

Jika batas kontrol CCP terlampaui atau pada PRP ditemukan berada di luar
kendali maka produk yang terkena harus dikendalikan yaitu :
 8.9.2 Tindakan korektif
 8.9.3 Koreksi
 8.9.4 Penanganan produk yang berpotensi tidak aman
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
8.9.2 Tindakan Perbaikan

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

mengidentifikasi dan proses pengendalian produk yang tidak sesuai dengan


persyaratan
Tindakan korektif harus diambil berdasarkan sifat ketidaksesuaian dan dampaknya
Juga berlaku untuk ketidaksesuaian setelah pengiriman produk atau masa Garansi

Record/Catatan terkait tindakan yang diambil, termasuk konsesi apa pun yang
diperoleh, dan pada orang atau otoritas yang membuat keputusan tentang, berurusan
dengan ketidaksesuaian
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
8.9.3 Koreksi

Penjelasan:

Koreksi (Tindakan langsung) dimulai ketika Batas Akhir CCP atau PPD / PRP Operasional
Produk Akhir kurang memenuhi

 Identifikasi dan penilaian produk akhiryang terlampaui Batas kris CCP dan PRP
Operasional untuk menetapkan penanganan yang sesuai
 Tinjauan terhadap koreksi
 Semua lot produk yang tidak sesuai harus dilakukan koreksi sampai lot dievaluasi

JIka produk masih dalam proses produksi dan melampaui Batas akhir PPD / PRP
Operasional dinyatakan berpotensi tidak aman
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
8.9.3 Penanganan produk yang berpotensi tidak aman

Penjelasan:
Organisasi harus melakukan penanganan terhadap Produk yang
berpotensi tidak aman :
Bahaya dapat direduksi sampai pada tingkat yang dapat diterima
Bahaya dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diterima sebelum
masuk dalam rantai pangan
Semua lot produk yang tidak sesuai harus dikendaliakan sampai
lot dievaluasi

JIka produk yang dinyatakan berpotensi tidak aman sudah berada diluar
pengendalian organisasi maka selanjutnya ditetapkan sebagi produk tidak aman
HARUS menginformasikan kepada pihak terkait dan melakukan penarikan
produk
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
8.9.4 Penanganan produk yang berpotensi tidak aman

8.9.4.2 Evaluasi Pelepasan


Penjelasan:
Produk yang dinyatakan berpotensi tidak aman dilepas apabila
Ada bukti dari sistem pemantauan tindakan pengendalian efektif
Ada bukti bahwa komnbinasi pengendalian memenuhi kriteria keberterimaan
Ada hasil pengambilan contoh / analisa /verifikasi memenuhi tingkat bahaya
keamanan pangan yang dapat diterima

8.9.4.3 Disposisi
Penjelasan:
Produk yang dinyatakan berpotensi tidak aman harus diberikan DISPOSISI terkait :
proses ulang atau proses lanjutan untuk memastikan penyebab ketidaksesuaian
dapat dihilangkan atau direduksi hingga tingakt yang dapat diterima
menghancurkan atau membuang sebagai limbah
Clause 7 SUPPORT
8.9 Control of Product and Process non conformities
8.9.5 Withdrawal/recall
Penjelasan:
• Top managment harus menunjuk personel yang berwenang untuk :
memutuskan dan melakukan penarikan
• Harus ada Ketentuan terkait :
 Pemberitahuan kepada pihak terkait
 Penanganan penarikan (baik stock maPenyebab jangkauan dan hasil penarikan
harus direkam dan dilaporkan kepada top management sebagai masukan
dalam tinjauan manajemen.maupun yang diluar)
 Urut-urutan tindakan yang diambil

• Penarikan produk harus dilakukan dengan aman dan sampai dimusnahkan


digunakan untuk hal lain, konsesi, diproses ulang sampai kondisi aman.

• Organisasi harus melakukan verifikasi dan merekam efektifitas program


penarikan melalui penggunaan teknik yang sesuai.
Pasal 9:
EVALUASI KINERJA
9 Performance evaluation
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation
9.1.2 Analysis and evaluation

9.2. Internal audit


9.3 Management review CHECK
9 Performance evaluation
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

menentukan apa yang perlu dipantau dan diukur, metode pemantauan,


pengukuran, analisis dan evaluasi, sebagaimana berlaku, untuk memastikan
hasil yang valid
hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisa dan dievaluasi
Menyimpan informasi didokumentasikan tepat sebagai hasil bukti

113
9 Performance evaluation
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation
9.1.2 Analysis and evaluation

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

Membuat Informasi dari pemantauan dan pengukuran data yang sesuai harus
dianalisis dan dievaluasi

Output dari ini harus digunakan untuk:


 menunjukkan kesesuaian
 Menilai kepuasan pelanggan, kinerja proses dan penyedia eksternal
 Menilai efektivitas sistem manajemen food safety
 Menunjukkan pembelajaran yang telah berhasil dilaksanakan
 Tentukan peluang perlunya perbaikan dalam sistem manajemen food safety
 Hasil analisis dan evaluasi juga akan digunakan sebagai masukan untuk tinjauan
manajemen

114
9 Performance evaluation
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation
9.1.2 Analysis and evaluation

DIES REPAIR STATUS


600 Actual
487
500 410 Target
384
400 350
304 305
267
300 215 214
200
100
0
Jan Feb Mar April May June July Aug Sep Oct Nov Dec

Pareto Dies Problem (sept)


120 110 120%
96
100 85 100%
80 62 80%
60 60% Aanalisa untuk pembelajaran
37 apa saja yang telah berhasil
40 40%
20 11 9 20% dilaksanakan
0
0 0% Digunakan untuk
Penetuan peluang perlunya
Dies perbaikan dalam sistem
% manajemen
sebagai masukan untuk
tinjauan manajemen
116

9 Performance evaluation
9.2 Internal audit (9.2.1 & 9.2.2)
1 Menetapkan program internal audit sesuai interval
Menyusun agenda yang telah ditentukan untuk memeriksa apakah
internal audit tahunan
• FSMS dijalankan sesuai persyaratan ISO
3 2 9001:2015, persyaratan produk/jasa atau
Revisi
Tidak Manajemen persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan,
setuju?
kebijakan dan tujuan food safety
Ya • Dipelihara dan diimplementasikan secara efektif
4
Membentuk team audit

Menyusun detail 5
jadwal audit • kriteria audit dan ruang lingkup audit harus
jelas
Distribusi jadwal ke 6 • auditor dan pelaksanaan audit harus objectif
bagian terkait
dan tidak berpihak
9
Meeting penetapan Fix Timbul masalah • hasil audit tersebut dilaporkan kepada
7 eksternal/internal
Schedule Audit manajemen
10
• koreksi dan tindakan perbaikan yang tepat
Terbitkan SPK audit
Persiapan Audit
tambahan harus dilakukan tanpa ditunda
8
• menyimpan informasi didokumentasikan
Pelaksanaan Audit sebagai bukti pelaksanaan program audit
11 dan hasil audit .
A
9 Performance evaluation
9.3 Management Review
Data yang dipersiapkan untuk pelaksanaan
Tinjauan Manajemen:adalah :
Hasil Audit (internal dan eksternal audit)
Feedback dari customer
Kumpulkan Raw Data Performa proses
Kesesuaian produk
dll (lihat persyaratan pasal 9.3.2)
Management
Review
Preparation Lakukan Analisis Summary Report dibuat untuk melihat:
- Trend Data (Membaik/Memburuk)
- Mempermudah Analisis & menetapkan Action to
do

Buat Summary
Report
118

9 Performance evaluation
9.3 Management Review
Pembahasan meliputi summary report
dan status action plan sebelumnya
Pembahasan dilakukan oleh
Management penanggung jawab setiap divisi/
bagian. (tentang kualitas kinerja,
Review Execution
termasuk tren dan indikator)
Meeting Pembahasan

Output dari tinjauan manajemen berupa keputusan


dan tindakan yang terkait dengan
 Peningkatan keefektifan dari FSMS dan
prosesnya
 Peningkatan produk terkait dengan
Management persyaratan customer
Review Output  Kebutuhan sumber daya

Buat Resume Hasil


Output Harus mempertimbangkan efektivitas
Management Review tindakan yang diambil untuk penanganan risiko
dan peluang dan kesempatan baru yang potensial
untuk perbaikan terus-menerus
9 Performance evaluation
9.3 Management Review
Manajemen Review Sebaiknya Berdasarkan laporan pencapaian Performa, bukan
berdasarkan laporan aktifitas

Laporan
pencapaian

Analisa

Rencana
perbaikan/
Program
improvement
Pasal 10:
PERBAIKAN
ACTION

10 PENINGKATAN

10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan


10.3 Peningkatan
10 Improvement
10.1 nonconformity and corrective action

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

Mengidentifikasi Peluang untuk peningkatan


Menentukan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dilaksanakan

Termasuk Di dalamnya:
Meningkatkan proses untuk mencegah ketidaksesuaian
Meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan yang diketahui
dan diprediksi
Meningkatkan hasil sistem manajemen food safety
10 Improvement
10.1 nonconformity and corrective action
• Melakukan tindakan untuk
• Menghilangkan potensi
menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian sehingga
ketidaksesuaian sehingga kasus
masalah tidak terjadi
yang sama tidak terulang
Tindakan Pencegahan
(Preventive Action) Tindakan Perbaikan
(Corrective Action)

Waktu

“Potensi” Problem Problem

HACCO Problem
Management Resiko, Solving
Budgeting, marketing
research/ statistik
10 Improvement
10.1 nonconformity and corrective action

Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :

Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk menghilangkan penyebab dari


ketidaksesuaian, agar hal itu tidak terjadi atau terjadi di tempat lain, dengan
cara:
Meninjau ketidaksesuaian
Menentukan penyebab ketidaksesuaian
Menentukan apakah ketidaksesuaian serupa ada, dan melaksanakan dan tindakan
yang diperlukan
Meninjau efektifitas tindakan korektif yang diambil dan membuat perubahan jika
perlu
10 Improvement
10.2 Continual improvement
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk :
terus meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas FSMS
mempertimbangkan output dari analysys dan evaluasi, dan output dari
manajemen review, untuk mengkonfirmasi apakah ada bidang kinerja yang
kurang atau peluang yang perlu ditangani sebagai bagian dari perbaikan
berkelanjutan

peningkatan secara berkesinambungan,


melalui penggunaan
• Kebijakan food safety
• Sasaran food safety
• Hasil Audit
• Analisis Data
Continuous Improvement vs • Tindakan korektif
Corrective Action • Tinjauan Manajemen
• Hasil Verifikasi
• Hasil Validasi
10 Improvement
10.2 Continual improvement
Penjelasan:
mengharuskan Organisasi untuk : mengevaluasi SMKP secara periodik, bila
perlu meninjau analisa bahaya dan pengendaliannya (PRPs dan HACCP Plan)

Evaluasi dan aktifitas perubahan harus berdasarkan :


Masukan dari komunikasi internal – eksternal
Masukan dari informasi tentang kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas FSMS
Keluaran dari analisis hasil aktifitas verifikasi
Keluaran dari tinjauan manajemen

Aktifitas perubahan sistem harus direkam dan dilaporkan,


serta sebagai masukan tinjauan manajemen
Terima Kasih
lind.saraswati@gmail.com
PHONE / SMS : 081281869775
WA : 082125626959

Anda mungkin juga menyukai