1. UU No. 4 tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular. 2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. 4. UU No. 32 tahun 2004 ttg Pemerintah Daerah. 5. PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah kepada Propinsi sebagai Daerah Otonom 6. PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan 7. Permenkes No. 180 / 1985 ttg Makanan Kedaluwarsa 8. Permenkes No. 826 / 1987 ttg Makanan Iradiasi.
9. Permenkes No. 722 / 1988 ttg Bahan Tambahan Makanan 10.Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan atas Permenkes No. Permenkes No. 722 tahun 1988 11.Kepmenkes No. 715/2003 ttg Persyaratan HS Jasaboga 12.Kepmenkes No. 942/2003 ttg Pedoman Persyaratan HS Makanan Jajanan 13.Kepmenkes No. 1098/2003 ttg Persyaratan HS Rumah Makan dan Restoran 13.
US Regulation 1974-LACF-HACCP Indonesian Canned Fish, exported to USA 1978- DEPKES mengadopsi GMP CPMB QMP-HACCP, Canada 1991 PMMT (IQMP)HACCP bagi eksportir hasil perikanan. MODUL V, 1994: HACCP dan pedoman pemnerapannya. DG Fisheries-Approved Country by EU Council 1994 PMMT (HACCP). CAC/RCP1-1969-Rev 3-1998 SNI 01-4852-1998: HACCP dan Penerapannya. PP 28/2003 GMP: wajib CAC/RCP1-1969-Rev 4-2003 SNI
ISO 22000
Effective and efficient Food Safety Management System
PANGAN SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR/HIDUP MANUSIA Stock/supply management Resources management Sustainability
Security Logistic
Production management Quantiity
Effortability
Processing/ marketing
Quality
Safety
Food-born hazards
Could occur Food additives
Retail
Food storages Distribution
Food Industries
Efisiensi biaya
Mengurangi pemborosan sumber daya dengan memusatkan faktor-faktor yang relevan (Cost effectiveness and efficiency) Penolakan lebih sedikit
Quality System
Sertifikasi Manajeman Mutu Internasional (ISO, dsb.) Penerapan manajemen keamanan pangan berdasarkan prinsip HACCP
PIRAMIDA HACCP
Total Manage ment Commit ment
HACCP
Biological Chemical Physical Hazards Education and Training
Personal Hygiene
Pest Control
HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis terhadap bahaya (hazard) & penentuan upaya pengendalian yang efektif. Sistem HACCP yang lengkap didasarkan pada tujuh prinsip.
Prinsip HACCP & Definisi 1. Melakukan identifikasi bahaya, mengevaluasi risiko, & menentukan tindakan pengontrolan risiko) 2. Menentukan critical control point (CCP) Bahaya (hazard): agens biologi, kimia, fisik, atau faktor yangg berpotensi untuk menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan. CCP: tahapan, dimana kontrol dapat dilakukan, yang penting untuk mencegah atau menghilangkan bahaya keamanan makanan atau untuk menguranginya sampai ke tingkat yang dapat diterima.
3. Menetapkan batas-batas Batas-batas kritis (critical limit): kritis pad a setiap CCP. kriteria untuk memisahkan keadaan yang bisa diterima (akseptabilitas) & yang tidak bisa diterima (unakseptabilitas). 4. Menetapkan prosedur pemantauan Pemantauan: Tindakan terencana untuk melakukan serangkaian observasi atau pengukuran parameter guna mengkaji apakah CCP masih terkontrol.
Prinsip HACCP & Definisi 5. Menetapkan tindakan korektif. 6. Menetapkan prosedur verifikasi. Tindakan korektif: Tindakan yang akan diambil jika hasil pemantauan CCP menunjukkan hilangnya kontrol. Verifikasi: Penerapan metode, prosedur atau tes disamping penerapannya dalam pemantauan untuk menentukan kepatuhan terhadap rencana HACCP & atau apakah rencana HACCP itu perlu diubah.
16
Bahaya/Risiko
Bila Jumlah (Zat Biologis, Kimia ,Fisik) Melampaui Batas Yang Dapat Diterima Menyebabkan Kerusakan MAKANAN Sehingga Berpotensi Menyebabkan GANGGUAN KESEHATAN / PENYAKIT
Biologis Bahan mentah
Kimia
kontaminasi pd
Fisik
Produk jadi
Pelatihan HACCP
18
6. 7.
8.
9. 10.
Unggas & produk unggas Daging sapi & produk daging sapi Daging babi & produk daging babi Ikan & produk ikan Salad campuran (telur, tuna) & sayuran lalapan Lauk pauk lainnya Susu & produk susu (kcl. Es cream) Puding & krim Es cream & permen Bahan kering
1. MAKANAN RAWAN TERCEMAR MAKANAN YANG MUDAH TERCEMAR OLEH: FISIK, KIMIA, ATAU MIKROBA 2. PERISHABLE FOOD MAKANAN YANG MUDAH RUSAK KARENA: - KADAR PROTEIN TINGGI - KANDUNGAN AIR BEBAS YANG TINGGI 3. HIGH RISK POTENTIAL FOOD MAKANAN YG BERPOTENSI RISIKO TINGGI - SECARA ALAMI TERCEMAR - TERCEMAR BUATAN 4. SPESIFIC FOOD ANALISIS UNTUK SETIAP PRODUK MAKANAN
Jumat, 04 Januari 2013 20
BAHAYA MIKROBIOLOGIS
Bahan Pangan
Daging dan produk daging
Organisme Patogen
Salmonella S. aureus Y. enterocolitica C. perfringens C. botulinum
Unggas unggas
dan
produk Salmonella
C. botulinum
Sayur-sayuran
Mikotoksin
Mikroba penghasil
Aflatoksin
Aspergillus flavus
Patulin
Okratoksin A Zearalenon Fumonisin Botulinin
Penicillium claviforme
Aspergillus ochraceus Fusarium sp. Fusarium moniliforme Clostridium botulinum
OCLOCK 12.00 12.20 12.40 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Bakteri Berbahaya
BAHAYA KIMIA
Kelompok
Terbentuk secara alami
Contoh
Aflatoksin, okratoksin, zearalenon Histamin Amatoksin, palotoksin Toksin paralitik, toksin diare, neurotoksin, toksin amnestik Pestisida, fungisida, pupuk, insektisida, aldrin, antibiotik, hormon pertumbuhan, fertilizer Pb, Zn, As, Hg, Sianida Pewarna (amarant, methanil yellow, rhodamin B) Lubrikan, sanitizer, pelapis Nitrit, formalin, boraks
Bahan kimia pertanian Logam/benda berbahaya Bahan tambahan (terlarang atau melebihi batas) Bahan bangunan & sanitasi, Pengawet
Toksikan Ciguatera Toksin kerang : paralitik, neirutoksin, diareik, amnesik Alkaloid pirolizidin
Histamin
HCN Asam jengkolat
Bakteri pembusuk
Ikan, keju
Singkong, gadung Jengkol
Mimosin
Solanin Eteris
Petai china/lamtoro
Kentang Cabe
release agents non-nutritive sweeteners nutrient supplements nutritive sweeteners oxidising and reducing agents pH control agents propellants and gases sequestrants solvents and vehicles stabilisers and thickeners surface-active agents texturizers
nitrosamines
ethyl carbamate (urethane)
chloropropanols
ion-exchange resins, filter aids enzyme preparations microorganisms solvents, lubricants, release agents specific function additives
utensils working surfaces equipment
BAHAYA FISIK
Karakteristik bahaya
0 (tidak ada bahaya) (+) (++) (+++) (++++) (+++++) A+ (kategori khusus)
Keterangan
TIDAK mengandung bahaya A s.d. F Mengandung SATU bahaya B s.d. F Mengandung DUA bahaya B s.d. F Mengandung TIGA bahaya B s.d. F Mengandung EMPAT bahaya B s.d. F Mengandung LIMA bahaya B s.d. F Kategori resiko paling tinggi (semua makanan yang mengandung BAHAYA A, baik DENGAN/TANPA bahaya B - F
Titik,
tahapan
atau
prosedur
dapat
dimana
dicegah,
pengendalian dapat dilakukan dan bahaya keamanan makanan dieliminir atau dikurangi hingga mencapai tingkat yang dapat diterima
Temperatur Sterilisasi : 118 - 122 oC Waktu Cooking : 20 - 25 Menit pH : 6.0 - 6.5 Moisture atau Aw : 0.8 - 0.85 Kadar gula : 20 - 24 % Temperatur penyimpanan : 0 - 4 oC
Kondisi/konsekuensi
Terjadi bahaya bagi kesehatan
Contoh
Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pd makanan & Ditemukan mikroba patogen pada makanan
Kemungkinan bahaya dapat meningkat / Pemanasan yang kurang berkembang Suhu pendinginan yang kurang Sarana penyajian-Disrtb-Konsm <<<
Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin kesehatan Pencatat suhu rusak Pencatat waktu rusak H-S alat, ruang, tenaga <<<
mentah
tidak
memenuhi Residu pestisida pada sayuran/ buah, Logam berat pada ikan, Formalin ayam/mie basah/tahu basah, Boraks bakso / mie, angka kuman, Adanya mikroba patogen, Angka asam pd minyak & produknya, Gas NH3 & H2S pada hewani, Mikotoksin (a.l. bm kering) & racun alami
MONITORING (Pemantauan)
What (Apa) : Merupakan objek pengukuran atau pengawasan untuk memastikan apakah titik kendali kritis beroperasi didalam kisaran batas kritis. Contoh : Temperatur strerilisasi How (Bagaimana) : Merupakan cara/metoda pengukuran (batas kritis kuantitatif) secara fisika atau kimia. Memerlukan waktu dan akurasi yang benar/nyata. Contoh : Menggunakan thermometer When/Frequency (Kapan) : Rentang waktu atau frekuensi (berkelanjutan atau berjeda). Contoh : frekuensi/ durasi tiap 15 menit Who (Siapa) : Orang kompeten dan terlatih untuk melakukan pekerjaan tersebut. Contoh: operator
Tingkat risiko
Makanan berisiko tinggi
Makanan dapat diproses/diolah, tetapi penyimpangan harus dikoreksi dalam waktu singkat Pemantauan khusus diperlukan sampai semua penyimpangan dikoreksi Makanan dapat diolah (diteruskan), penyimpangan harus dikoreksi / diperbaiki jika waktu memungkinkan. Pengawasan rutin harus dilakukan untuk menjamin status resiko tidak berubah menjadi resiko sedang atau tinggi.
PRINSIP 6 VERIFIKASI
Memeriksa efektivitas dari
Sistem HACCP
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penetapan jadwal verifikasi Pemeriksaan kembali rencana HACCP Pemeriksaan catatan HACCP Pemeriksaan penyimpangan CCP & prosedur perbaikannya Pengamatan visual selama produksi mengendalikan CCP Pengambilan contoh / sampel dan analisa secara acak Membuat kesesuaian rencana HACCP
47
DESKRIPSI PRODUK
IDENTIFIKASI RENCANA PENGGUNAAN
PENYUSUNAN BAGAN ALIR
KONFIRMASI BAGAN ALIR DI LAPANG PENETAPAN BAHAYA DAN PENETAPAN DOKUMENTASI DAN PENGENDALIAN