Anda di halaman 1dari 55

WEBINAR K3

Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja

dr. Abdul Halim Harahap (Praktisi Kesehatan)


Minggu, 11 Oktober 2020
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
di Tempat Kerja

P3K di Tempat Kerja


01 Upaya memberikan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang berada di tempat
kerja yang mengalami sakit/cidera di tempat
kerja.

Petugas P3K di Tempat Kerja


02 Pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/
pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk
melaksanakan P3K di tempat kerja

Fasilitas P3K di Tempat Kerja


03 Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di
tempat kerja
Peraturan Perundangan
Terkait P3K di Tempat Kerja
❑ Undang-undang No. 1 tahun 1970

❑ Permennakertrans No. Per.03/Men/1982

❑ Undang-Undang No.13 Tahun 2003

❑ Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008

❑ Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009

❑ Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Pasal 531
Maksud Dan Tujuan
P3K dimaksudkan :
❑ Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.

P3K diberikan untuk :


❑ Menyelamatkan nyawa korban
❑ Meringankan penderitaan korban
❑ Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
❑ Mempertahankan daya tahan korban
❑ Menunjang Penyembuhan
❑ Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Program P3K di Tempat Kerja
1. Komitmen dan 2. Identifikasi dan
Kebijakan Evaluasi Potensi
Bahaya

3. Diklat Petugas 4. Penyediaan Fasilitas P3K

5. Pelaksanaan P3K 6. Pemeliharaan

7. Pelaporan 8. Evaluasi
P3K di Tempat Kerja
1. Pengusaha wajib menyediakan petugas
P3K dan Fasilitas P3K di tempat kerja
2. Pengurus wajib melaksanakan P3K di
tempat kerja
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
01 Ruang P3K

02 Kotak P3K dan isi

03 Alat evakuasi dan alat tranportasi

Fasilitas tambahan berupa APD dan/atau


04 peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus
Persyaratan Kotak P3K
Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;

Tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang


dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat
kerja;

Isi kotak P3K


ISI KOTAK P3K
No. Isi Kotak A Kotak B Kotak C
1 Kasa steril terbungkus 20 40 40
Kotak A, 25
2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6 orang pekerja
3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6 atau kurang
4 Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5 Plester Cepat 10 15 20
6 Kapas (25 gram) 1 2 3 Kotak C, 100 Kotak B, 50
orang orang
7 Kain segitiga/mittela 2 4 6 pekerja atau
pekerja atau
8 Gunting 1 1 1 kurang kurang
9 Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4
11 Masker 2 4 6
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastik bersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml larutan Saline) 1 1 1
17 Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18 Alkohol 70% 1 1 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20 Buku catatan 1 1 1
21 Daftar isi kotak 1 1 1
ISI KOTAK P3K
JUMLAH DAN TIPE KOTAK P3K
Jumlah Pekerja Tipe Kotak P3K Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja

< 25 A 1 Kotak A
26 – 50 A/B 1 Kotak B atau 2 Kotak A
51 - 100 A/B/C 1 Kotak C atau,
2 Kotak B atau,
4 Kotak A atau,
1 Kotak B dan 2 Kotak A
Setiap 100 A/B/C 1 Kotak C atau,
2 Kotak B atau,
4 Kotak A atau,
1 Kotak B dan 2 Kotak A

Catatan:
• 1 kotak B setara dengan 2 kotak A
• 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Petugas P3K

Tempat Kerja Jumlah Pekerja Jumlah Petugas

25 - 150 1 orang
Dengan Potensi
Bahaya Rendah 1 orang untuk setiap
> 150 150 orang atau kurang

≤ 100 1 orang
Dengan Potensi
Bahaya Tinggi 1 orang untuk setiap
> 100 100 orang atau kurang
Petugas P3K di Tempat Kerja
• Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Instansi
yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan
setempat
• Syarat mendapatkan lisensi :
– Bekerja pada perusahaan bersangkutan
– Sehat jasmani dan rohani
– Bersedia ditunjuk menjadi Petugas P3K
– Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar
dibidang P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan
• Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja /
buruh dan potensi bahaya.
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyediaan Fasilitas

Sifat Pekerjaan Jumlah Bahan/Sumber Bahaya

Pelayanan Kesehatan Terdekat Lokasi Tempat Kerja

Jenis Industri Jumlah Pekerja

Shift Kerja Ukuran dan Lay out Perusahaan


PENDAHULUAN
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan
di tempat kerja mengandung resiko untuk
terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai
dengan berat).

Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya


kecelakaan tidak terjadi. Selain itu,keterampilan
melakukan tindakan pertolongan pertama tetap
diperlukan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
Prinsip-Prinsip Dasar

1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang


yang terluka, terutama bila luka-lukanya
terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian
dengan keras atau kekerasan lain.
(Pindahkan atau ubah posisi penderita
hanya apabila tindakan anda adalah untuk
menyelamatkan dari bahaya lain).
Prinsip-Prinsip Dasar

2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita


mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka
bakar atau kejutan (SYOK).

3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita


yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat
memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan
kesulitan bernapas bagi penderita.

4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang


mengalami luka parah.
1. Penderita Syok / Terkejut
Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak :

- Warna kulit pucat atau kebiruan


- Tubuhnya dingin dan berkeringat
- Perasaan mual, kepala ringan, atau melayang
- Nafasnya cepat/dangkal atau dalam namun terputus-
putus
- Nadi yang cepat dan lemah
- Korban diam dan beraksi lambat
1. Lanjutan Penderita Syok / Terkejut

Penanganan :

1. Usahakan untuk membaringkan dan


menempatkan kakinya pada posisi yang
lebih tinggi daripada kepala, kecuali
apabila terdapat luka di kepalanya.

2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi


jangan sampai terlalu panas untuknya.

3. Berikan minuman gula kepada


penderita apabila penderita dalam
keadaan benar-benar sadar
2. Tersedak Makanan

Heimlich Maneuver
Backblow Maneuver
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan. kepalkan tangan anda dan tekan kepala
ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas
pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi
beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita
(Heimlich Maneuver).
2. Lanjutan Tersedak Makanan
3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata

Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam


matanya untuk menghilangkan bahan kimianya,
kemudian kompreslah dengan kain kasa steril dan
segera ke dokter.

Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan


ujung saputangan bersih. Namun jika masih terasa
tidak enak segeralah ke dokter. Jangan sekali-kali
mengusap mata yang terkena bahan kimia atau
serangga dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga
Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul, kompreslah
segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan
serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan
dokter.
5. Keracunan
Racun tertelan, berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa) anak 100 cc,
dewasa 250 cc. Dan segera bawa ke dokter. Jika racun bersifat korosif
jangan dimuntahkan.

Racun mengenai mata, lakukan irigasi dengan air steril kurang lebih 15
menit.

Racun mengenai kulit, basahi kulit dengan air mengalir

Racun mengenai saluran nafas, atau inhalasi, pindahkan ke ruangan


terbuka dan segar. Longgarkan pakaian, berikan oksigen jika ada. Jangan
memberi nafas buatan dari mulut ke mulut.
6. Luka Bakar

Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang terbakar,


jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang.
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
7. Luka lecet/gores/tersayat

Cucilah dengan air dan tutuplah luka


dengan plester atau band aid. Namun
jika luka gores/robek terlalu besar,
harus segera ditangani dokter.
8. Perdarahan
Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka.
Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya
untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti.

Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti,


mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di
dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat
lain. Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang
• Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir
melakukannya.
• Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati
dalam posisi terbaring di atas alas keras.
• Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah
bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
• Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna
menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan dokter.
9. Patah Tulang
Pembidaian adalah tindakan memfixasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera
, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
Berikut adalah cara melakukan pembidaian sebagai pertolongan pertama pada korban patah
tulang:
- Lepaskan pakaian yang menutupi area tubuh yang dicurigai mengalami patah tulang.
- Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian tanpa memindahkan bagian tubuh yang
patah.
- Rekatkan area patah tulang dengan penggaris atau tongkat sebagai bidai.
- Apabila tidak ada perban gulung, Anda bisa melilit atau membebat bidai dengan
kertas koran atau sepotong pakaian.
10. Terkilir
Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk
mencegah pembengkakan. Dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression,
Elevation) lalu segera meminta pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk
lutut yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika ditangani oleh yang
kurang professional, akan berakibat buruk di kemudian hari.
Tujuan akhir kesehatan &
keselamatan kerja adalah :

Produktivitas tenaga kerja yang tinggi


sehingga perusahaan dapat bekerja
efisien.
Hak setiap orang untuk memperoleh
derajat kesehatan yang optimal
GOLDEN TIME
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah suatu tindakan gawat
darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk
dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian
biologis

Tidak
mendapatkan
KEMATIAN
O2 dalam 3-9
menit
Tubuh tidak pernah memiliki cadangan/ simpanan OKSIGEN
OKSIGEN harus selalu di suplai terus menerus.
Airway/ jalan nafas, harus dipertahankan BEBAS

1 2 3

Jika jalan nafas Jika oksigen paru Jika oksigen darah


tersumbat habis habis

2-3 menit kemudian 2-3 menit kemudian 2-3 menit kemudian


oksigen paru habis oksigen darah habis jantung berhenti
Henti Nafas Henti Jantung

1. Mencegah berhentinya sirkulasi/pernafasan

2. Memberikan bantuan external terhadap sirkulasi dan ventilasi pada


korban yang mengalami henti jantung/henti nafas
LANGKAH-LANGKAH RJP
D • Danger Pastikan keamanan

R • Response Cek respon pasien

S • Shout Call EMS Minta bantuan, aktifkan EMS

C • Circulation
Cek nadi, cek nafas
Kompresi 30 x/i

A • Airway
Bebaskan jalan Nafas

B • Breathing Beri bantuan Nafas 2x


1. Danger

Pastikan Keamanan →

01 Keamanan Penolong

02 Keamanan Pasien

03 Keamanan Lingkungan
2. Response
A • Alert
V • Verbal
P • Pain
U • Unresponsive

Menilai Respon Pasien


Tepuk bahu dan teriak “Bangun Pak/Bu!” atau
“Buka mata Pak/Bu!”

Hati-hati kemungkinan trauma leher !!!


3. Shout Call EMS

Bila korban tidak sadar,


minta bantuan!
Pastikan ada tidaknya nadi karotis
1. Raba nadi karotis, 2-3 cm di samping
trakhea
2. Jika tidak ada nadi
• Mulai lakukan siklus 30 kompresi
dan 2 ventilasi
3. Jika ada nadi
• Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10-12
x/mnt)
4. Circulation
4. Circulation
Teknik Kompresi Jantung

Teknik memberikan tekanan


dada (kompresi jantung):
• Tentukan dasar tulang dada
dengan cara menelusuri
tulang iga bagian bawah
sampai tepat di pertemuaan
iga kiri dan kanan.
• Letakkan telapak tangan 2 jari
di atas titik tersebut lalu
tindihkan telapak tangan yang
lain di atasnya.
• Dengan posisi lengan lurus
(vertikal) berikan tekanan
pada dada secukupnya (4-5
cm) ke bawah.
• Lepaskan tekanan untuk
memberi kesempatan dada
mengembang.
POSISI TANGAN YANG BENAR
4. CIRCULATION

Dengan posisi badan tegak lurus, penolong mengkompresi dada lurus ke bawah secara teratur
dengan kecepatan 100-120x/menit
Kedalaman adekuat:
Kedalaman Rasio Kecepatan
Dewasa 2”-2,4” 30:2 (1 atau 2 Penolong) 100-120x/menit
(5-6 cm)
2” (5 cm)
43
Anak 30:2 (1 penolong) 100-120 x/menit
15:2 (2 penolong)
Bayi 1,5” (4 cm) 30:2 (1 penolong) 100-120x/menit
15:2 (2 penolong)
4. CIRCULATION
Kompresi jantung pada dewasa, anak dan bayi

Dewasa Anak-anak Bayi


(anak >8 thn) (1- 8 thn) (< 1 thn)
5. AIRWAY

Terdiri dari 2 tahap:

1. Membuka jalan napas

2. Membersihkan jalan napas


5. AIRWAY
01 03
Jaw Thrust
Head Tilt, Chin Lift
Jika diduga adanya trauma
pada leher

02 04
Head Tilt, Chin Lift Jaw Thrust
Jika diduga adanya trauma
pada leher
6. BREATHING
Tujuan:
Memeriksa apakah ada nafas, bila tidak, segera
memberikan nafas buatan

Teknik:
Look : Lihat pergerakan dada dan perut
Listen : Dengarkan suara nafas
Feel : Rasakan hembusan nafas
6. BREATHING
Teknik pemberian nafas buatan:

Melalui mulut, hidung atau kedua-nya


Pencet hidung korban diantara jari telunjuk dan ibu
jari sambil telapak tangan menahan dahi agar
tertengadah

Tangan sebelah tetap mengangkat dagu ke depan.


Tarik nafas dalam buka mulut lebar, lalu letakkan
menutupi seluruh mulut korban, lalu hembuskan
nafas sampai terlihat dada korban mengembang.
6. BREATHING

1. Mulut ke mulut
2. Mulut ke hidung
3. Mulut ke sungkup
4. Dengan Kantung Pernafasan
EVALUASI
Sesudah 5 siklus → evaluasi
1. Jika tidak ada nadi karotis, lakukan
kembali kompresi dan ventilasi 30 : 2.
2. Jika nadi teraba dan napas tidak ada,
berikan bantuan napas sebanyak
10x/menit dan monitor nadi setiap 2
menit.
3. Jika nadi teraba dan napas ada, beri
posisi mantap (recovery position)
Waspada terhadap kemungkinan pasien
mengalami henti napas kembali, jika
terjadi segera terlentangkan pasien dan
lakukan napas buatan kembali.
POSISI PEMULIHAN
(RECOVERY POSITION)
TUJUAN:
• Membebaskan jalan nafas korban yang tidak
sadar
• Melindungi jalan nafas dari benda asing
seperti muntahan pada korban tidak sadar.

TEKNIK:
• Berlututlah di samping korban
• Lengan yang terjauh membuat sudut dengan
tubuh korban. Letakkan lengan terdekat
(satunya ) di atas dada korban
• Bengkokkan lutut terdekat, lalu gulingkan
korban menjauh dari anda, topangkan tangan
pada rahang agar jalan napas tetap terbuka.
ROSC
KOMPLIKASI RJP
Akibat Bantuan Napas Akibat Kompresi

Inflasi gaster Fraktur iga

Regurgitasi Pneumothorak

Hemothoraks

Kontusio Paru

Laserasi hati & limpa

Emboli lemak
RJP DIHENTIKAN BILA:

Sirkulasi & Penolong


Ventilasi Spontan kelelahan

STOP
DNR (Do Not
Tanda Kematian
Resuscitation)
Semoga Pandemi Covid-19,
cepat berlalu.. Amiin YRA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai