METODE PENELITIAN
2. Sampel
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka dalam penelitian ini
penulis merasa perlu untuk mengambil sampel dari populasi yang telah
ditentukan. Menurut Arikunto (2010:174) jika kita hanya akan meneliti sebagian
populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sifat dari sampel
sendiri harus representatif yaitu dapat mewakili populasi yang diteliti. Sudjana
(1992:167) mengungkapkan bahwa pengambilan sebagian dari populasi
berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa
perhitungan kerepresentatifannya, dapat digolongkan ke dalam sampling
seadanya.
𝑁
𝑛=
𝑁. 𝑑 2 + 1
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
d : tingkat kesalahan
Untuk mengetahui sampel dari data populasi sebanyak 864 adalah dengan
cara sebagai berikut:
864
𝑛=
864. (0,05)2 + 1
864
=
3.16
= 273.4 dibulatkan menjadi 273 siswa
Dengan taraf kesalahan 5% siswa dan siswi kelas VIII dan IX di SMP
Negeri 6 Bandung dengan populasi 864 didapatkan sampel yaitu sebesar 273
siswa. Teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh dengan cara cluster
sampling dengan mengambil beberapa kelas secara acak di SMP Negeri 6
Bandung yang terdiri dari 27 kelas. Kemudian peneliti mengambil masing-masing
3 kelas dari setiap tingkat secara acak, sehingga jumlah kelas yang diambil adalah
9 kelas.
B. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat
menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena
itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan
penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam
sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Arikunto (2006:160) bahwa
’metode penelitian merupakan cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
penelitian’.
2 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini diperlukan agar dalam proses penelitian
dapat dilaksanakan lebih terstruktur dan sistematis, sehingga dalam
pelaksanaannya sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Menurut Gay (1996)
Menentukan Masalah
Merumuskan Masalah
Populasi Sampel
Pengambilan Kesimpulan
Gambar 3.1
Langkah-Langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat ukur merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan penelitian, karena tanpa instrument penelitian atau alat
ukur penulis tidak akan bisa mendapatkan data yang diharapkan dari suatu obyek
atau subyek yang akan diteliti. Sugiyono (2009:148) mengungkapkan bahwa
”...alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”.
Sedangkan menurut Arikunto (2010:192), “instrumen adalah alat pada waktu
peneliti menggunakan metode”. Jadi ketika seorang peneliti ingin mendapatkan
data yang diperlukan dari obyek atau subyek yang akan diteliti maka diperlukan
instrumen penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa
angket atau kuesioner sebagai instrument penelitian atau alat ukur dalam
memperoleh data. Penulis menggunakan instrument penelitian kuesioner atau
angket karena didasari oleh pengertian kuesioner atau angket itu sendiri yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) yang mengungkapkan bahwa “kuesioner
atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui”. Disini penulis menggunakan kuesioner atau angket
tertutup. Yang dimaksud dengan kuesioner atau angket tertutup yaitu pertanyaan
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Idikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut
selanjutnya dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut.
Sedangkan penilaian dari alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan
skala Guttman untuk angket pemahaman peraturan permainan, mengenai hal ini
Sugiyono (2012:139) mengatakan:
Skala Guttman digunakan dalam penelitian bila peneliti ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di
tanyakan. Skala dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaiu “ya-
tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “ positif-negatif” dan lain-
lain
Untuk secara teknisnya nanti angket disebarkan kepada siswa yang telah
ditentukan sebagai sampel (responden), angket tersebut berisi pernyataan-
pernyataan mengenai kepercayaan diri siswa. Siswa hanya diminta untuk
memberikan tanda checklist () pada kolom yang telah tersedia yaitu kolom Ya
dan Tidak
Terdapat skor di masing-masing alternatif jawaban pada angket, yaitu dari
skor satu dan nol. Terdapat pernyataan positif dan negatif dalam angket tersebut.
Untuk skor pada pernyataan positif adalah jika responden menjawab benar maka
pemberian skor 1 dan apabila salah diberi skor 0.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini mencangkup prilaku merokok dan
faktor-faktor yang melatarbelakangi prilaku merokok yaitu sikap, psikososial, dan
informasi.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Merokok pada
Siswa SMP Negeri 6 Bandung.
Variabel Definisi Cara Alat
No Hasil Ukur Skala
Penelitian Operasional Ukur Ukur
1 Perilaku Perokok mempunyai kriteria Survey Kuesioner Ya Ordinal
merokok/tidak khusus, Dina Octrafida M. Tidak
merokok pada (2010) menuliskan kriteria
siswa SMP perokok mengacu pada
Negeri 6 definisi WHO dan Depkes
Bandung (2008). Kriteria tersebut
adalah individu yang
merokok setiap hari untuk
jangka waktu minimal 6
bulan selama hidupnya dan
masih merokok saat survey
dilakukan. Secara tidak
langsung bukan perokok
adalah mereka yang tidak
merokok atau merokok
setiap hari tetapi kurang dari
6 bulan.
Kebiasaan merokok pada
siswa di lingkungan terbuka
atau tertutup.
sebagai berikut:
∑𝑥
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan :
∑𝑥 = Jumlah skor
𝑛 = Jumlah sampel
d. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pertanyaan yang bernomor ganjil
dengan butir-butir pertanyaan yang bernomor genap dengan menggunakan
rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 } . {𝑁∑𝑦 2 − (∑𝑦)2 }
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi
xy : jumlah perkalian antara skor x dan skor y
𝑥2 : jumlah skor x yang dikuadratkan
2.𝑟𝑥𝑦
𝑟𝑖𝑖 =
1+ 𝑟𝑥𝑦
Keterangan :
𝑟𝑖𝑖 : Koefisien yang dicari
2. 𝑟𝑥𝑦 : Dua kali koefisien korelasi
1 + 𝑟𝑥𝑦 : Satu tambah koefisein korelasi
Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan
menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half) dengan rumus
tersebut seperti yang tertera diatas karena pengujian ini dilakukan dengan cara
mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua
bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap
untuk instrumen pengetahauan tentang bahaya rokok. Lalu jumlah dari masing-
masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali dengan menggunakan rumus
korelasi product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan
kedalam rumus Spearman Brown.
Berdasarkan skor data ganjil dan genap tersebut selanjutnya skor total
ganjil dan genap tersebut dikorelasikan. Setelah dihitung untuk instrumen tentang
faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku siswa merokok didapat koefisien
korelasi 0,80. Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukan ke dalam rumus
Spearman Browen. Jadi setelah dihitung reliabilitas faktor-faktor yang
melatarbelakangi siswa merokok adalah 0,88. Berdasarkan uji coba instrumen
dinyatakan sudah valid dan realibel, maka instrumen ini dapat digunakan untuk
pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
n xy x y
rxy
n x 2
x n y 2 y
2 2
Keterangan rumus :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi
𝑛 : Jumlah responden
∑𝑋𝑌 : Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
∑𝑋 2 : Jumlah skor X dikuadratkan
∑𝑌 2 : Jumlah skor Y dikuadratkan
2. Setelah diketahui nilai koefisiennya, kemudian dicari interpretasi terhadap
koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Nilai koefisien korelasi
dikonsultasikan pada pedoman interpretasi koefisien korelasi (Arikunto,
2010) seperti tabel berikut :
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
X
x
n
Keterangan :
X = Skor rata-rata yang dicari
X = Skor
= “sigma” berarti jumlah
n = Jumlah sampel
Keterangan :
S = Simpangan baku
X = skor
X = Nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
Keterangan :
P = presentase
∑𝑋₁ = jumlah skor actual atau pengamatan
∑𝑋𝑛 = jumlah skor ideal atau pengharapan
100% = bilangan tetap