Anda di halaman 1dari 2

Naskah Teatrikalisasi Puisi

SIDIK JARI TELANJANG

Karya : Arteri

Sang Garuda lupa, bagaimana tuk terbang


Apa Garuda sudah terlalu hina ?
Hanya bertengger didinding pengajaran
Sebagai penghias romantisme pendidikan

Ini kenyataan, dimana anjing menggonggong


Minta air liurnya dikembalikan
Bukan khayalan dimana babi minta najisnya dihalalkan

Tanah ini sudah lupa ia subur karena mayat siapa


Ibu pertiwi sudah dikutuk, oleh ibunya sendiri
Lihat…
Pemuda Indonesia sudah jadi patung di negeri demokrasi
Hanya mampu melihat, tak mampu berbuat
Kapan kalian akan bergerak ? Apakah menunggu dilaknat

Duh Gusti..
Kami hanya ingin menjadi bangsa yang besar
Tapi mengapa ? Kau mengabulkannya dengan sangat sukar
Kami hanya ingin melestarikan budaya
Tapi mengapa Kau malah menjadikan kami babu dibawah cakrawala

Sebuah tradisi cuma bagai tempe basi


Yang harus dibuang tanpa dikenang
Milik Negara lain lebih bagus, lebih pantas dan lebih maknyus

Apa budaya ini hanya milik nenek moyang ?


Hingga terlalu jijik untuk kita sandang
Mau berapa buah Doly lagi ditutup agar kalian sadar
Budaya ini hanya sebatas lipstik
Merah merona ketika ada pesta
Tapi hitam kelam ketika pesta itu telah usai

Tuhan.. Budaya kami sudah kiamat


Sebelum gunung-gunung kau terbangkan dan kau angkat
Kami sudah lelah Kau beri kado sebuah bncana
Bencana moral ini lebih sakit dari gempa bumi
Siapa yang harus disalahkan ?
Apakah kami atau sang raja?
Permaisuri ? atau para antek-anteknya?

Sidik jari yang menjadi pembeda kini telanjang


Kita yang membuatnya tanpa pakaian
Beri kami sehelai kafan
Untuk menutupi sidik jari kami yang telanjang
Indonesia bukan wayang, hanya bisa digerakkan seorang dalang

Hey kamu! Iya kamu!


Yang berpakaian putih abu-abu
Ini tanggung jawab kita, tanggung jawab untuk bersatu
Menampakkan sidik jari kita ke muka dunia
Buat mereka tertunduk malu akan kehebatan budaya kita
Hunuslah keris kita dan tancapkan dengan tegas dihati kita
Bahwa kita adalah anak muda pewaris budaya INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai