Disusun Oleh :
4. Nurdiyanto (116185)
Kelompok 5
3B
Selain itu kami memohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah
ini,karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah yang akan
datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB1
1.3Tujuan 7
1.4 Manfaat 7
BAB2
BAB 6 Perhitungan 27
BAB 7 Kesimpulan 33
DAFTAR PUSTAKA 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk dapat mengetahui proses apa saja yang diperlukan dalam pengolahan
limbah tekstil dan untuk mengendalikan kualitas effluent limbah dari hasil industri
tekstil PT. Sukun Tekstil agar tidak mencemari lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
pada jenis dan karakteristik limbah.
2.2.1 ZEOLIT
2.2.3 FITOREMEDIASI
Istilah fitoremediasi, berasal dari bahasa Inggris yakni phytoremediation; kata
ini tersusun atas kata phyton (bahasa Yunani= tumbuhan) dan remediation (bahasa Latin
= remedium) yang berarti menyembuhkan. Istilah ini relatif baru, sekitar tahun 1991.
Saat ini, istilah fitoremediasi digunakan secara luas pada berbagai bidang ( US EPA’S,
2000).
Fitoremidiasi merupakan metode remidiasi yang mengandalikan peran
tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, mentransformasi bahan pencemar baik
senyawa organic maupun anorganik.Pemanfaatan tumbuhan sebagai agensia pemulihan
lingkungan tercemar harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Laju akumulasi harus tinggi
2. Kemampuan mengakumulasi bahan pencemar harus tinggi
3. Mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat
4. Tingkat pertumbuhannya tinggi
5. Produksi biomassa tinggi
6. Tahan hama dan penyakit.
Menurut Glick R. Bernard, 2003, menyatakan bahwa keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan fitoremediasi dibandingkan metode lainnya adalah :
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.
Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan
2.3.5 FENOL
Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari buangan industri
yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu senyawa ini
BAB III
KARAKTERISTIK LIMBAH TEKSTIL
DESAIN IPAL
1. Screening/Penyaringan
Screening/ penyaringan merupakan unit operasi yang dijumpai pertama dalam
pengolahan air limbah. Air limbah yang dihasilkan oleh unit-unit penghasil limbah
pertama kali mengalir ke saluran pipa penyaringan.Dari inlet ini, saluran pipa
penyaringan mulai berfungsi menyaring bahan-bahan kasar seperti plastik, kertas,
kayu untuk tidak masuk ke unit pengolahan selanjutnya. Saluran pipa penyaring ini
memiliki fungsi diantaranya adalah:
Menghindari kerusakan peralatan dalam unit pengolahan lainnya.
Mengurangi beban proses pengolahan keseluruhan dan untuk
meningkatkan keefektifan pengolahan pada masing-masing unit.
Mengurangi kontaminasi pada jalur pengolahan.Bahan-bahan kasar yang
tersangkut/tersaring diangkut secara manual dan dibuang sebagai sampah.
6. Bak outlet
Hasil limbah yang keluar dari bak eceng gondok yang terakhir nilai BOD, COD
serta kandungan fenolnya berkurang sesuai dengan baku mutu lingkungan. Penurunan
BOD, COD dan fenol tiap bak berkisar 80 %. Pada bak eceng gondok yang terakhir
dilakukan uji biologis dengan menggunakan ikan nila yang mampu bertahan hidup
dalam bak tersebut. Maka pada bak outlet telah memenuhi baku mutu. Namun sebelum
dibuang langsung ke lingkungan dilakukan pengujian kembali.
Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2
4. pH
pH merupakan derajat keasaman suatu air limbah , dimana nilai nya menunjukan
karakteristik suatu limbah tersebut . Prinsip pengukurannya adalah dengan mencelupkan
elektroda gelas pada pH meter, dimana elektrod gelas tersebut akan mengukur jumlah
ion H+ dalam sampel.
5. Fenol
Fenol merupakan senyawa organik yang bersifat toksik. Senyawa ini merupakan
polutan yang bersifat persisten di dalam air. Kontaminasi fenol di lingkungan dapat
berasal dari udara dan air buangan proses produksi, penggunaan, dan pembuangan
produk-produk yang mengandung fenol. Limbah industri yang banyak mengandung
fenol diantaranya, industri kimia, petrokimia, farmasi, tekstil, dan baja (Rocha et al.
2007). Menurut Shetty et al. (2007), konsentrasi fenol yang terdapat dalam limbah
tersebut sangat bervariasi dengan kisaran 10-3000 mg/L.
Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari buangan industri
yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu senyawa ini
dapat memberikan efek yang buruk terhadap manusia, antara lain berupa kerusakan hati
dan ginjal, penurunan tekanan darah, pelemahan deta kjantung, hingga kematian.
Senyawa ini dapat dikatakan aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara
BAB V
Layout Industri
1. Bak penampung
Diketahui :
V =Qxt 14,86 m3
V =
7,43 m3
x 2 hari
r =
√ 3,14 x 1,5 m
h ari = 1,78 m
V = 14,86 m3` d =2xr
V = π r2 t = 2 x 1,78 m
2. Bak Ekualisasi
Diketahui :
V =Qxt 7,43 m3
=
7,43 m3
x 1hari
r =
√ 3,14 x 1 m
h ari = 1,54 m
= 7,43 m3 d =2xr
V = π r2 t = 2 x 1,54 m
3. Tabung ZEOLIT
Tinggi :1m
Diameter : 0,6 m
= 546840 gram
= 546,84 kg
Efisiensi pengolahan
1. COD (80%)
Inlet : 3150 mg/L
Maka, COD outlet = 3150 mg/L x 80% = 2520 mg/L
= 3150 mg/L – 2520 mg/L = 630 mg/L
2. TSS (71%)
Inlet : 204 mg/L
Maka, TSS outlet = 204 mg/L x 71% = 144,8 mg/L
= 204 mg/L – 144,8 mg/L = 95,2 mg/L
3. Fenol (82%)
Inlet : 241 mg/L
Maka, Fenol outlet = 241 mg/L x 82% = 197,6 mg/L
= 241 mg/L – 197,6 mg/L = 73,4 mg/L
4. Bak Penetralan
Diketahui :
V =Qxt
7,43 m3
= x 1h ari
h ari
= 7,43 m3
7,43 m3 =pmx2mx1m
7,43 m3
Panjang =
2m
= 3,72 m
Diketahui :
V =Qxt = 7,43 m3
Efisiensi pengolahan
Bak 1
1. COD (58%)
Inlet : 630 mg/L
Maka, COD outlet = 630 mg/L x 58% = 365,4 mg/L
= 630 mg/L – 365,4 mg/L = 264,6 mg/L
2. Fenol (87%)
Inlet : 73,4 mg/L
Maka, Fenol outlet = 73,4 mg/L x 87% = 63,9 mg/L
= 73,4 mg/L – 63,9 mg/L = 9,5 mg/L
Bak 2
1. COD (58%)
Inlet : 264,6 mg/L
Maka, COD outlet = 264,6 mg/L x 58% = 153,5 mg/L
= 264,6 mg/L – 153,5 mg/L = 111,1 mg/L
2. Fenol (87%)
Inlet : 9,5 mg/L
Maka, Fenol outlet = 9,5 mg/L x 87% = 8,3 mg/L
= 9,5 mg/L – 8,3 mg/L = 1,2 mg/L
Bak 3
1. COD (58%)
Inlet : 111,1 mg/L
Maka, COD outlet = 111,1 mg/L x 58% = 64,4 mg/L
= 111,1 mg/L – 64,4 mg/L = 46,7 mg/L
2. Fenol (87%)
Inlet : 1,2 mg/L
Maka, Fenol outlet = 1,2 mg/L x 87% = 1,04 mg/L
= 1,2 mg/L – 1,04 mg/L = 0,16 mg/L
6. Outlet
Diketahui :
V =Qxt
= 7,43 m3
7,43 m3
Panjang =
3m2
= 2,48m
Standar
baku Standar baku
Outlet proses pengolahan pada bak (mg/l) mutu mutu (Perda
Para- (KLH 2004)
meter 1995)
Penam Ekuali Netral Bak Eceng Gondok
zeolit
pung sasi isasi 1 2 3
COD 3150 - 630 - 264,6 111,1 46,7 250 100
BOD 30 - - - - - - 85 50
TSS 204 - 95,2 - - - - 60 100
pH 4,86 - 6 7 - - - 6-9 6-9
Cr
0 - - - - - - 2 0,5
total
Fenol 241 - 73,4 - 9,5 1,2 0,16 1 0,5
Keterangan :
Perda Propinsi Jawa TengahNo 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah Tekstil.
KESIMPULAN
Dalam pengolahan limbah cair tekstil digunakan serangkaian proses pengolahan yaitu
proses ekualisasi, absorbsi, netralisasi, dan fitoremediasi (Eceng Gondok)
Dari hasil pengolahan yang telah dilakukan, limbah cair tekstil yang dihasilkan telah
memenuhi baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-
51/MENLH/10/1995 dan Perda Propinsi Jawa Tengah No 10 Tahun 2004 tentang
Baku Mutu Limbah Tekstil sehingga dapat dibuang ke badan air penerima (sungai).
DAFTAR PUSTAKA