Anda di halaman 1dari 63

LCA

Sumber paparan:
Life Cycle Assessment (LCA)

• Life Cycle Analysis atau Life Cycle Assessment


(LCA) muncul sebagai respons terhadap
meningkatnya kekhawatiran tentang dampak
lingkungan dari produk dan layanan yang
dikonsumsi oleh masyarakat.
• Penilaian Daur Hidup atau Life Cycle
Assessment (LCA) berdasarkan SNI ISO
14040:2016 dan SNI ISO 14044:2017
merupakan kompilasi dan evaluasi masukan,
keluaran dan dampak lingkungan potensial
dari sistem produk di seluruh daur hidupnya.
LCA : cradle to grave
• LCA merupakan pendekatan dari hulu ke hilir atau
cradle to grave untuk menilai suatu sistem produk
secara kuantitatif.
• LCA adalah metode untuk mengevaluasi dampak
lingkungan dari produk atau layanan selama siklus
hidupnya, dari bahan baku hingga pembuangan
akhir.
• LCA melibatkan pengumpulan dan analisis data
terkait emisi, konsumsi energi, limbah, dan sumber
daya alam yang digunakan selama seluruh siklus
hidup produk atau layanan.
• LCA bertujuan untuk membantu perusahaan atau
organisasi mengidentifikasi potensi perbaikan dan
pengurangan dampak lingkungan, dan mengambil
keputusan yang lebih berkelanjutan.
Manfaat Penerapan LCA
• Mengidentifikasi dampak lingkungan
produk atau layanan
• Mengurangi biaya produksi
• Meningkatkan efisiensi produksi dan
penggunaan sumber daya
• Memenuhi persyaratan peraturan
lingkungan
• Meningkatkan citra perusahaan
• Membantu pengambilan keputusan
bisnis dan investasi
Langkah Pengerjaan LCA
1) Definisikan tujuan dan lingkup studi LCA
2) Kumpulkan data dan informasi tentang produk atau
layanan yang akan dinilai
• Identifikasi siklus hidup produk atau layanan
3) Evaluasi dampak lingkungan setiap tahap dalam siklus
hidup menggunakan metode LCA
4) Analisis dan interpretasi hasil LCA
• Lakukan penilaian kesalahan dan ketidakpastian
• Buat laporan LCA dan sampaikan hasilnya
• Gunakan hasil LCA untuk mengembangkan perbaikan
dalam siklus hidup produk atau layanan
Langkah 1: Definisikan tujuan dan lingkup studi LCA
1) Tentukan produk atau layanan yang akan dinilai: membatasi lingkup studi LCA dan membantu Anda mengumpulkan
data dan informasi yang relevan.

2) Identifikasi tujuan LCA: Identifikasi tujuan LCA yang spesifik. Apakah tujuan Anda melakukan LCA untuk menilai
dampak lingkungan dari produk atau layanan? Ataukah untuk mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan efisiensi
atau mengurangi biaya produksi?

3) Tentukan fungsi utama produk atau layanan: Fungsi utama dari produk atau layanan merupakan kriteria untuk
menentukan batasan dalam siklus hidup produk atau layanan.

4) Batasi lingkup LCA: Batasi lingkup LCA sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia. Perhatikan faktor-faktor
seperti lokasi geografis, jenis sumber daya, jenis limbah, dan faktor-faktor lain yang relevan.

5) Tetapkan batasan waktu: Tetapkan batasan waktu yang spesifik dalam siklus hidup produk atau layanan, apakah hanya
pada tahap produksi, atau selama pemakaian dan pengolahan limbah.

6) Tentukan asumsi dan batasan: Tentukan asumsi dan batasan yang akan digunakan dalam LCA, termasuk asumsi
tentang sumber daya dan energi yang digunakan, data awal yang digunakan, dan data yang tidak termasuk dalam studi
LCA.
Langkah 2: Kumpulkan data dan informasi tentang produk atau layanan yang akan dinilai

1) Wawancara dengan pihak terkait: Wawancara dengan pihak terkait, seperti produsen, distributor, atau pengguna
produk atau layanan. Dalam wawancara ini, Anda dapat meminta informasi tentang bahan baku, proses produksi,
energi yang digunakan, dan limbah yang dihasilkan.

2) Tinjauan literatur: Tinjau literatur tentang produk atau layanan, termasuk literatur yang diterbitkan, laporan
perusahaan, dan sumber daya internet. Banyak informasi dapat diperoleh dari literatur seperti komposisi bahan, energi
yang digunakan, limbah yang dihasilkan, dan penggunaan produk atau layanan.

3) Observasi langsung: Lakukan observasi langsung pada produk atau layanan, seperti mengunjungi situs produksi atau
penggunaan produk atau layanan. Observasi langsung ini akan memberikan gambaran lebih detail tentang tahapan-
tahapan produksi, penggunaan, dan pembuangan produk atau layanan.

4) Konsultasi dengan ahli: Konsultasi dengan ahli tentang produk atau layanan, seperti ahli di bidang kimia, teknik
lingkungan, atau manajemen limbah. Ahli ini dapat memberikan informasi yang lebih spesifik tentang tahapan produksi
dan penggunaan, serta mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dari produk atau layanan.

5) Menggunakan database LCA: Gunakan database LCA yang tersedia untuk produk atau layanan yang serupa. Database
LCA menyediakan data dan informasi yang relevan, seperti informasi tentang sumber daya, emisi, dan limbah yang
dihasilkan selama tahapan produksi dan penggunaan.
Langkah 3: Identifikasi siklus hidup produk atau layanan
1) Identifikasi bahan baku: Identifikasi bahan baku yang digunakan dalam
produk atau layanan. Tahapan ini meliputi penggalian, pengolahan,
pengangkutan, dan distribusi bahan baku.
2) Produksi: Identifikasi tahapan produksi produk atau layanan, seperti
pengolahan, pemasangan, dan kemasan produk. Identifikasi energi dan
sumber daya yang digunakan selama tahap produksi.
3) Penggunaan: Identifikasi tahapan penggunaan produk atau layanan, termasuk
energi dan sumber daya yang digunakan selama penggunaan. Tahap ini juga
mencakup perawatan produk atau layanan dan penggantian bagian yang
rusak.
4) Pemrosesan akhir: Identifikasi tahapan pemrosesan akhir produk atau
layanan, seperti pengolahan limbah atau daur ulang produk.
5) Transportasi dan distribusi: Identifikasi tahapan transportasi dan distribusi
produk atau layanan, termasuk pengiriman dan distribusi ke konsumen.
6) Pengemasan: Identifikasi tahapan pengemasan produk atau layanan, seperti
pembungkusan, pemberian label, dan pengiriman.
Database siklus hidup
• Database siklus hidup (Life Cycle Inventory or LCI Database) adalah kumpulan
data yang menyediakan informasi mengenai input dan output dari setiap tahap
siklus hidup produk atau layanan, dari produksi bahan baku hingga penggunaan
dan akhir hidup. Informasi yang terdapat dalam LCI Database mencakup data
teknis, ekonomi, dan lingkungan yang berkaitan dengan siklus hidup produk atau
layanan.

• LCI Database digunakan dalam analisis LCA sebagai sumber data untuk
menghitung dampak lingkungan dari setiap tahap siklus hidup produk atau
layanan. Dalam analisis LCA, penggunaan LCI Database dapat membantu untuk
mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data
inventarisasi, serta meningkatkan kualitas dan validitas analisis.
Database siklus hidup
• LCI Database terdiri dari berbagai macam jenis data, seperti data bahan baku, energi, dan
transportasi, serta informasi tentang emisi dan limbah yang dihasilkan selama siklus
hidup produk atau layanan. Data dalam LCI Database dapat bervariasi tergantung pada
produk atau layanan yang dinilai dan wilayah geografis tempat produk atau layanan
tersebut diproduksi. Oleh karena itu, penting untuk memilih LCI Database yang sesuai
dengan tujuan dan lingkup studi LCA yang sedang dilakukan.
• Beberapa contoh LCI Database yang terkenal adalah Ecoinvent, GaBi, dan SimaPro.
• LCI Database ini biasanya dikelola oleh lembaga independen atau asosiasi yang terkait
dengan analisis siklus hidup, seperti European Platform on Life Cycle Assessment (EPLCA)
dan American Center for Life Cycle Assessment (ACLCA). Namun, di beberapa negara,
pemerintah juga menyediakan LCI Database nasional untuk digunakan oleh publik.
Database Ecoinvent
• Ecoinvent adalah salah satu database siklus hidup (LCA) paling umum dan paling luas digunakan di dunia.
Database ini menyediakan data lengkap tentang siklus hidup bahan dan produk, termasuk data tentang
penggunaan energi, emisi, dan dampak lingkungan lainnya. Data tersebut dapat digunakan untuk
menghitung dampak lingkungan dari suatu produk atau layanan dalam berbagai kategori, seperti emisi gas
rumah kaca, polusi air, dan polusi udara.
• Ecoinvent dirancang untuk digunakan oleh profesional LCA, peneliti, dan perusahaan yang ingin
mengevaluasi dampak lingkungan dari produk dan layanan mereka. Database ini mencakup sekitar 15.000
entri data yang meliputi informasi tentang material, proses produksi, energi, dan transportasi, yang
dikumpulkan dari berbagai industri dan daerah geografis. Ecoinvent terus diperbarui dan diperluas dengan
data terbaru dan mempertahankan standar kualitas data yang tinggi.
• Data yang tersedia di dalam ecoinvent mencakup banyak jenis produk, termasuk material bangunan,
kendaraan, dan produk elektronik. Data tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan dalam siklus hidup produk atau layanan dan memperkirakan dampak dari perubahan
desain atau strategi produksi. Selain itu, data ecoinvent juga dapat digunakan untuk membandingkan
dampak lingkungan dari produk dan layanan yang berbeda, membantu pengambil keputusan dalam memilih
alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Database GaBi
• GaBi menyediakan akses ke berbagai jenis data siklus hidup (Life Cycle Inventory
atau LCI data) yang tersimpan dalam database GaBi.
• Database ini berisi informasi tentang input dan output dari berbagai tahap siklus
hidup produk atau layanan, termasuk data tentang energi, bahan baku, limbah,
emisi, dan banyak lagi. Data ini dapat disesuaikan dengan spesifikasi produk atau
layanan yang sedang dinilai.
• Selain itu, GaBi juga menyediakan berbagai macam alat analisis, seperti analisis
ketersediaan sumber daya, analisis biaya siklus hidup, dan analisis dampak sosial.
• Dengan menggunakan GaBi, pengguna dapat menghasilkan laporan LCA yang
rinci dan dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan pengambilan
kebijakan atau strategi bisnis.
Database SimaPro
• Basis Data SimaPro (SimaPro Database atau SPD) berisi data siklus hidup yang komprehensif dari berbagai
jenis produk dan layanan di seluruh dunia.
• Basis Data SimaPro mencakup data dari berbagai sumber, termasuk data pemerintah, data industri, data
riset, dan data organisasi internasional. Data-data ini mencakup berbagai jenis informasi, seperti emisi gas
rumah kaca, penggunaan air dan energi, serta penggunaan bahan baku.
• Basis Data SimaPro dibagi menjadi beberapa kategori, yang mencakup produk dan layanan di berbagai sektor
industri, seperti energi, transportasi, makanan, produk kimia, produk kertas, dan banyak lagi. Setiap kategori
ini terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan entri data yang berbeda.
• Dalam penggunaannya, Basis Data SimaPro memungkinkan pengguna untuk memilih data siklus hidup yang
sesuai dengan produk atau layanan yang sedang dinilai. Pengguna dapat memasukkan informasi tentang
produk atau layanan ke dalam perangkat lunak SimaPro, dan memilih data siklus hidup yang paling sesuai
dari Basis Data SimaPro. Data tersebut dapat digunakan untuk melakukan analisis LCA yang akurat dan rinci.
• SimaPro juga memungkinkan pengguna untuk mengimpor data LCA dari sumber data lainnya, seperti
database GaBi atau Ecoinvent. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memilih basis data yang paling sesuai
untuk kebutuhan analisis LCA mereka.
Database OpenLCA
• OpenLCA adalah perangkat lunak sumber terbuka (open-source) yang digunakan untuk melakukan analisis
siklus hidup (LCA). Salah satu fitur utama OpenLCA adalah Basis Data OpenLCA, yang merupakan kumpulan
data siklus hidup dari berbagai produk dan layanan di seluruh dunia.
• Basis Data OpenLCA mencakup data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti data pemerintah, data
industri, data riset, dan data organisasi internasional. Data-data tersebut mencakup berbagai jenis informasi,
seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan air dan energi, serta penggunaan bahan baku.
• Basis Data OpenLCA terdiri dari beberapa kategori, yang mencakup produk dan layanan di berbagai sektor
industri, seperti energi, transportasi, makanan, produk kimia, produk kertas, dan masih banyak lagi. Setiap
kategori ini terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan entri data yang berbeda.
• Dalam penggunaannya, Basis Data OpenLCA memungkinkan pengguna untuk memilih data siklus hidup yang
sesuai dengan produk atau layanan yang sedang dinilai. Pengguna dapat memasukkan informasi tentang
produk atau layanan ke dalam perangkat lunak OpenLCA, dan memilih data siklus hidup yang paling sesuai
dari Basis Data OpenLCA. Data tersebut dapat digunakan untuk melakukan analisis LCA yang akurat dan rinci.
• Selain itu, Basis Data OpenLCA juga memungkinkan pengguna untuk menambahkan data siklus hidup yang
mereka buat sendiri. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memasukkan data yang spesifik dan sesuai
dengan produk atau layanan yang sedang mereka nilai. Data tersebut dapat dikumpulkan dari sumber
informasi internal organisasi, seperti data produksi atau konsumsi energi di pabrik.
Contoh Tabel Data
Langkah 4: Evaluasi dampak lingkungan setiap tahap
dalam siklus hidup menggunakan metode LCA

• Dampak lingkungan dari setiap tahap siklus hidup dapat dinilai dengan menggunakan metode
penilaian seperti analisis inventarisasi, analisis karakterisasi, dan analisis toksikologi.
• Analisis inventarisasi melibatkan pengukuran jumlah dan jenis sumber daya yang digunakan,
limbah yang dihasilkan, dan emisi yang dilepaskan.
• Analisis karakterisasi melibatkan penentuan dampak lingkungan dari sumber daya yang digunakan,
limbah yang dihasilkan, dan emisi yang dilepaskan.
• Analisis toksikologi melibatkan penilaian dampak kesehatan manusia dari zat kimia tertentu yang
dilepaskan selama setiap tahap siklus hidup.
Analisis inventarisasi
• Analisis inventarisasi adalah salah satu metode penilaian dalam LCA yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya yang digunakan, limbah yang
dihasilkan, dan emisi yang dilepaskan selama setiap tahap siklus hidup produk
atau layanan.
• Analisis inventarisasi melibatkan pengumpulan data dan informasi terperinci
tentang seluruh tahap siklus hidup, yaitu mulai dari ekstraksi bahan baku,
produksi, distribusi, penggunaan, dan pembuangan akhir.
• Dalam analisis inventarisasi, unit fungsional dipilih terlebih dahulu, yaitu satuan
yang digunakan untuk mengukur performa produk atau layanan. Misalnya, unit
fungsional untuk kemasan plastik dapat berupa satuan berat atau satuan volume.
Kemudian, sumber daya dan emisi yang dihasilkan selama siklus hidup produk
atau layanan dihitung dalam satuan yang sama dengan unit fungsional.
Contoh Analisis Inventarisasi
Studi kasus produksi 1 kg kertas, data:
• Pengambilan bahan baku (pulp kayu): 1,5 m3
• Penggunaan air: 200 liter
• Penggunaan energi listrik: 2,5 kWh
• Emisi gas rumah kaca dari energi listrik: 1,5 kg CO2-eq
• Emisi limbah cair dari produksi: 1 kg COD (Chemical Oxygen Demand)

Langkah 1: Identifikasi dan pengukuran input sumber daya. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi dan pengukuran input
sumber daya yang diperlukan dalam produksi kertas. Beberapa input sumber daya yang perlu diidentifikasi dan diukur adalah
bahan baku, energi, dan air. Berikut adalah pengukuran input sumber daya pada studi kasus produksi 1 kg kertas:
• Bahan baku (pulp kayu): 1,5 m3
• Energi listrik: 2,5 kWh
• Air: 200 liter
Contoh Analisis Inventarisasi
Langkah 2:
Identifikasi dan pengukuran output produk serta limbah. Pada tahap ini, dilakukan
identifikasi dan pengukuran output produk serta limbah yang dihasilkan dalam
produksi kertas. Beberapa output produk serta limbah yang perlu diidentifikasi dan
diukur adalah kertas yang dihasilkan, emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi,
dan limbah cair dari produksi. Berikut adalah pengukuran output produk serta
limbah pada studi kasus produksi 1 kg kertas:
• Kertas yang dihasilkan: 1 kg
• Emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi: 1,5 kg CO2-eq
• Limbah cair dari produksi: 1 kg COD
Contoh Analisis Inventarisasi
Langkah 3:
Perhitungan inventarisasi. Setelah dilakukan identifikasi dan pengukuran input sumber daya, output produk, serta limbah
yang dihasilkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan inventarisasi. Inventarisasi dilakukan dengan cara
menghitung jumlah input sumber daya dan output produk serta limbah pada setiap tahap siklus hidup produk atau layanan.
Berikut adalah perhitungan inventarisasi pada studi kasus produksi 1 kg kertas:
• Tahap pengambilan bahan baku:
• Bahan baku (pulp kayu): 1,5 m3
• Tahap produksi:
• Energi listrik: 2,5 kWh
• Air: 200 liter
• Kertas yang dihasilkan: 1 kg
• Emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi: 1,5 kg CO2-eq
• Limbah cair dari produksi: 1 kg COD
Contoh Analisis Inventarisasi
Langkah 4: Kesimpulan
Dari analisis inventarisasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa produksi 1 kg kertas
membutuhkan input sumber daya sebesar 1,5 m3 pulp kayu, 2,5 kWh energi listrik, dan 200 liter air.
Output produk yang dihasilkan adalah 1 kg kertas, emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi
sebesar 1,5 kg CO2-eq, dan limbah cair dari produksi sebesar 1 kg COD.
Data yang dihasilkan dari analisis inventarisasi dapat digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan
tahapan berikutnya dalam LCA, yaitu analisis pengaruh terhadap lingkungan (LCIA).
Analisis pengaruh terhadap lingkungan akan memberikan gambaran tentang dampak lingkungan
yang dihasilkan oleh produk atau layanan pada setiap tahap siklus hidupnya, sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk atau
layanan yang dihasilkan.
Analisis karakterisasi
• Analisis karakterisasi adalah salah satu tahapan dalam LCA yang menggabungkan
informasi dari analisis inventarisasi dengan data-data lainnya yang berkaitan dengan
dampak lingkungan dari setiap tahap siklus hidup produk atau layanan.
• Tujuan dari analisis karakterisasi adalah untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari
penggunaan sumber daya dan emisi yang dihasilkan selama siklus hidup produk atau
layanan.
• Analisis karakterisasi melibatkan identifikasi dan penilaian dampak lingkungan dari setiap
kategori kegiatan yang diidentifikasi dalam analisis inventarisasi, seperti penggunaan
energi fosil, emisi gas rumah kaca, dan penggunaan air. Metode yang digunakan dalam
analisis karakterisasi melibatkan pilihan kategori indikator dampak lingkungan, seperti
perubahan iklim, penurunan kualitas air, dan degradasi lahan, serta pembobotan dan
pengukuran dampak lingkungan pada masing-masing indikator.
Analisis karakterisasi
• Dalam analisis karakterisasi, dampak lingkungan yang dihasilkan selama siklus
hidup produk atau layanan dihitung dan ditentukan menggunakan metode
penilaian dampak lingkungan yang dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
metode midpoint, metode endpoint, dan metode impact pathway.
• Metode midpoint mengukur dampak langsung dari sumber daya dan emisi yang dihasilkan
selama siklus hidup produk atau layanan pada suatu indikator lingkungan tertentu, seperti
kualitas air atau udara.
• Metode endpoint mengukur dampak dari suatu sumber daya atau emisi pada suatu indikator
lingkungan yang lebih luas, seperti kesehatan manusia atau keseimbangan ekosistem.
• Metode impact pathway menghubungkan sumber daya dan emisi dengan dampak lingkungan
akhir pada suatu skala yang lebih luas, seperti kerusakan ekosistem atau kesehatan manusia.
Contoh indikator midpoint dan endpoint
Analisis toksikologi
• Analisis toksikologi dalam LCA merupakan bagian dari penilaian dampak lingkungan pada tahap kategori "toksisitas".
Analisis toksikologi bertujuan untuk mengevaluasi risiko toksik dari zat kimia dalam produk atau layanan, dan dampaknya
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam analisis toksikologi dalam
LCA antara lain:
• Identifikasi zat kimia: Langkah pertama adalah mengidentifikasi zat kimia yang terkait dengan produk atau layanan
yang akan dinilai. Informasi ini dapat ditemukan dalam data inventaris dan data karakterisasi.
• Evaluasi toksikologi zat kimia: Langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat toksisitas dari masing-masing zat
kimia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data toksikologi dari lembaga terpercaya, seperti EPA,
ATSDR, atau European Chemicals Agency.
• Menghitung risiko toksikologi: Selanjutnya, risiko toksikologi dari masing-masing zat kimia dihitung dengan
memperhitungkan tingkat eksposur manusia dan tingkat toksisitasnya. Ini dilakukan dengan menggunakan data
ekspose dan karakterisasi.
• Menentukan dampak toksikologi: Terakhir, dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari masing-masing zat kimia
dianalisis dan diestimasi. Hasil ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko toksikologi produk atau layanan,
dan memberikan rekomendasi untuk meminimalkan dampaknya.
Contoh analisis toksikologi (1)
• Analisis toksikologi merupakan salah satu tahap dalam Life Cycle Impact Assessment (LCIA) yang
bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari bahan kimia berbahaya yang terkandung
dalam produk atau layanan yang dihasilkan.
• Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko kesehatan dan lingkungan
yang dihasilkan oleh bahan kimia berbahaya.
• Berikut adalah contoh analisis toksikologi dalam penilaian LCIA, dengan studi kasus pewarna
tekstil, serta perhitungan dan data yang diasumsikan.
• Contoh Data:
• Pewarna tekstil: 1 kg
• Bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam pewarna: 10 mg/kg
• Risiko kesehatan akibat paparan bahan kimia berbahaya: 1,0E-06 DALY/kg
Contoh Analisis toksikologi (2)
• Identifikasi bahan kimia berbahaya, Pada tahap ini, dilakukan identifikasi bahan
kimia berbahaya yang terkandung dalam produk atau layanan yang sedang
diukur. Pada studi kasus pewarna tekstil, bahan kimia berbahaya yang
diidentifikasi adalah zat pewarna tertentu yang mengandung 10 mg/kg zat
berbahaya.
• Penilaian risiko kesehatan dan lingkungan, Pada tahap ini, dilakukan penilaian
risiko kesehatan dan lingkungan yang dihasilkan oleh bahan kimia berbahaya yang
terkandung dalam produk atau layanan yang sedang diukur. Penilaian risiko
kesehatan dilakukan dengan menghitung Disability Adjusted Life Years (DALY)
yang dihasilkan oleh paparan bahan kimia berbahaya. DALY adalah satuan yang
digunakan untuk mengukur beban penyakit yang dihitung dengan mengalikan
lamanya hidup yang hilang akibat kematian dini dan lamanya hidup yang hilang
akibat keterbatasan aktivitas atau kondisi kesehatan.
Contoh analisis toksikologi (3)
• Perhitungan risiko kesehatan yang dihasilkan pada studi kasus pewarna tekstil adalah sebagai berikut:
• DALY per kg bahan kimia berbahaya: 10 mg/kg x 1,0E-06 DALY/kg = 1E-08 DALY/kg
• DALY untuk 1 kg pewarna tekstil: 1 kg x 1E-08 DALY/kg = 1E-08 DALY
• Kesimpulan. Dari analisis toksikologi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan 1 kg pewarna
tekstil menghasilkan risiko kesehatan sebesar 1E-08 DALY akibat paparan bahan kimia berbahaya yang
terkandung dalam pewarna. Dampak lingkungan dari penggunaan pewarna tekstil dapat dihitung dengan
menggunakan metode LCIA lainnya.
• Hasil dari analisis toksikologi dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak kesehatan dan lingkungan
dari produk atau layanan yang dihasilkan. Dengan mengetahui risiko kesehatan dan lingkungan yang
dihasilkan oleh produk atau layanan, perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak
lingkungan dan kesehatan yang dihasilkan. Misalnya, dengan mengganti bahan kimia berbahaya yang
terkandung dalam produksi dengan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan atau dengan
memperbaiki proses produksi untuk mengurangi limbah berbahaya.
Metode Penilaian Dampak dari Lembaga
• Metode ReCiPe (H) atau "Hierarchist“, Metode ini didasarkan pada kategori dampak lingkungan hierarkis. Dampak
lingkungan yang dihitung pada setiap tahap siklus hidup produk atau layanan dikelompokkan ke dalam kategori hierarkis
yang lebih umum. Metode ReCiPe (H) terdiri dari empat kategori dampak lingkungan, yaitu human health, ecosystem
quality, resources, dan climate change.
• Metode CML atau "Center for Environmental Science in Leiden“, Metode ini mengukur dampak lingkungan pada tiga
kategori dampak lingkungan, yaitu penggunaan sumber daya alam, penggunaan energi, dan emisi ke atmosfer. Metode ini
juga menggunakan normalisasi dan pembobotan untuk memberikan bobot pada dampak lingkungan pada setiap tahap
siklus hidup produk atau layanan.
• Metode Eco-Indicator 99, Metode ini mengukur dampak lingkungan pada empat kategori dampak lingkungan, yaitu
human health, ecosystem quality, resources, dan climate change. Metode ini juga menggunakan normalisasi dan
pembobotan untuk memberikan bobot pada dampak lingkungan pada setiap tahap siklus hidup produk atau layanan.
• Metode EPS atau "Environmental Priority Strategies“, Metode ini mengukur dampak lingkungan pada lima kategori
dampak lingkungan, yaitu penggunaan sumber daya alam, penggunaan energi, efek rumah kaca, polusi udara, dan polusi
air. Metode ini juga menggunakan normalisasi dan pembobotan untuk memberikan bobot pada dampak lingkungan pada
setiap tahap siklus hidup produk atau layanan.
Tahapan
Perhitungan
LCIA
• Klasifikasi, Klasifikasi LCIA adalah proses pengelompokan parameter dari Life Cycle Inventory (LCI) menjadi kategori
dampak lingkungan. Kategori dampak lingkungan yang dihasilkan dapat berupa kategori ekologi, kategori kesehatan
manusia, kategori sumber daya, dan sebagainya.

• Karakterisasi, Karakterisasi LCIA adalah proses menghubungkan parameter dari LCI ke kategori dampak lingkungan yang
sudah diklasifikasikan. Parameter-parameter ini kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan faktor karakterisasi, yang
mengukur besarnya dampak lingkungan yang dihasilkan dari suatu parameter terhadap kategori dampak lingkungan.

• Normalisasi, Normalisasi LCIA adalah proses penghitungan dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup produk atau
layanan terhadap masing-masing kategori dampak lingkungan. Normalisasi dilakukan untuk memperhitungkan bobot atau
pentingnya masing-masing kategori dampak lingkungan terhadap lingkungan secara keseluruhan.

• Weighting, Weighting LCIA adalah proses memberikan bobot pada setiap kategori dampak lingkungan yang terhitung
dalam normalisasi, untuk menghasilkan nilai yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan oleh pengambil keputusan.
Bobot tersebut dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.
Tahapan LCIA: Klasifikasi
• Klasifikasi, Klasifikasi LCIA adalah proses pengelompokan parameter dari Life
Cycle Inventory (LCI) menjadi kategori dampak lingkungan. Kategori dampak
lingkungan yang dihasilkan dapat berupa kategori ekologi, kategori kesehatan
manusia, kategori sumber daya, dan sebagainya.
• Contoh klasifikasi LCIA dapat dilakukan pada kategori sumber daya, yaitu
penggunaan sumber daya alam selama siklus hidup produk atau layanan. Salah
satu metode klasifikasi yang umum digunakan adalah metode CML (Centre of
Environmental Science Leiden University).
Tahapan LCIA: Klasifikasi (2)
• Contoh Studi kasus: Evaluasi dampak • Klasifikasi LCIA:
lingkungan dari produksi 1 kg kertas dengan • Penggunaan lahan: 2,2 m2
menggunakan metode CML. • Penggunaan energi fosil: 3,5 MJ
• Penggunaan air: 700 liter
• Emisi CO2: 0,5 kg CO2-eq
• Contoh Data:
• Emisi NOx: 2 g NO2-eq
• Pengambilan bahan baku (pulp kayu): 1,5 m3
• Emisi SOx: 0,5 g SO2-eq
• Penggunaan air: 200 liter
• Emisi CH4: 2 g CH4-eq
• Penggunaan energi listrik: 2,5 kWh
• Emisi limbah cair: 1 kg COD
• Emisi gas rumah kaca dari energi listrik: 1,5 kg
CO2-eq
• Emisi limbah cair dari produksi: 1 kg COD
(Chemical Oxygen Demand)
Tahapan LCIA: Karakterisasi
• Karakterisasi, Karakterisasi LCIA adalah proses menghubungkan parameter dari LCI ke kategori
dampak lingkungan yang sudah diklasifikasikan. Parameter-parameter ini kemudian
dikarakterisasi dengan menggunakan faktor karakterisasi, yang mengukur besarnya dampak
lingkungan yang dihasilkan dari suatu parameter terhadap kategori dampak lingkungan.

• Contoh Karakterisasi LCIA:


• Penggunaan lahan: 2,2 m2 x 1,1 kg CO2-eq/m2 = 2,42 kg CO2-eq
• Penggunaan energi fosil: 3,5 MJ x 0,08 kg CO2-eq/MJ = 0,28 kg CO2-eq
• Penggunaan air: 700 liter x 0,00005 kg PO4-eq/liter = 0,035 kg PO4-eq
• Emisi CO2: 0,5 kg CO2-eq
• Emisi NOx: 2 g NO2-eq x 190 kg CO2-eq/kg NO2 = 0,38 kg CO2-eq
• Emisi SOx: 0,5 g SO2-eq x 9,9 kg CO2-eq/kg SO2 = 0,005 kg CO2-eq
• Emisi CH4: 2 g CH4-eq x 34 kg CO2-eq/kg CH4 = 0,068 kg CO2-eq
• Emisi limbah cair: 1 kg COD x 0,1 kg C2H4O2-eq/kg COD = 0,1 kg C2H4O2-eq
Tahapan LCIA: Normalisasi
• Normalisasi, Normalisasi LCIA adalah proses penghitungan dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup
produk atau layanan terhadap masing-masing kategori dampak lingkungan. Normalisasi dilakukan untuk
memperhitungkan bobot atau pentingnya masing-masing kategori dampak lingkungan terhadap lingkungan
secara keseluruhan.

• Contoh Normalisasi LCIA:


• Penggunaan lahan: 2,42 kg CO2-eq x 1,3 = 3,14 kg CO2-eq
• Penggunaan energi fosil: 0,28 kg CO2-eq x 1,5 = 0,42 kg CO2-eq
• Penggunaan air: 0,035 kg PO4-eq x 100 = 3,5 PO4-eq
• Emisi CO2: 0,5 kg CO2-eq x 1 = 0,5 kg CO2-eq
• Emisi NOx: 0,38 kg CO2-eq x 4 = 1,52 kg CO2-eq
• Emisi SOx: 0,005 kg CO2-eq
• Emisi CH4: 0,068 kg CO2-eq
• Emisi limbah cair: 0,1 kg C2H4O2-eq
Tahapan LCIA: Pembobotan
• Pembobotan, pembobotan (weighting) LCIA adalah proses
memberikan bobot pada setiap kategori dampak
lingkungan yang terhitung dalam normalisasi, untuk
menghasilkan nilai yang lebih mudah dipahami dan
diinterpretasikan oleh pengambil keputusan. Bobot
tersebut dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.

• Contoh Normalisasi LCIA: • Contoh Pembobotan LCIA:


• Penggunaan lahan: 3,14 kg CO2-eq • Penggunaan lahan: 23%
• Penggunaan energi fosil: 0,42 kg CO2-eq • Penggunaan energi fosil: 3%
• Penggunaan air: 3,5 PO4-eq • Penggunaan air: 29%
• Emisi CO2: 0,5 kg CO2-eq • Emisi CO2: 4%
• Emisi NOx: 1,52 kg CO2-eq • Emisi NOx: 12%
• Emisi SOx: 0,005 kg CO2-eq • Emisi SOx: 0%
• Emisi CH4: 0,068 kg CO2-eq • Emisi CH4: 1%
• Emisi limbah cair: 0,1 kg C2H4O2-eq • Emisi limbah cair: 28%
Tahapan Pembobotan
1) Identifikasi faktor penting, Identifikasi faktor penting dilakukan untuk
menentukan bobot yang akan diberikan pada masing-masing kategori dampak
lingkungan. Faktor penting ini dapat didasarkan pada pertimbangan kebijakan,
kondisi lingkungan lokal, atau prioritas strategis.
2) Penentuan persentase pembobot, Setelah faktor penting telah diidentifikasi,
pembobotan dilakukan dengan menentukan persentase pembobot untuk
masing-masing kategori dampak lingkungan. Persentase pembobot dapat
ditentukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan konsensus
ahli, analisis multikriteria, atau metode pembobotan lainnya.
3) Perhitungan bobot absolut, Bobot absolut adalah bobot yang dihitung
berdasarkan persentase pembobot dari masing-masing kategori dampak
lingkungan dan hasil normalisasi LCIA. Bobot absolut dapat dihitung dengan
rumus:
Bobot absolut = Persentase pembobot x Normalisasi LCIA
Tahapan Pembobotan
Pada studi kasus produksi 1 kg kertas, maka perhitungan bobot absolut dapat
dilakukan sebagai berikut:
• Penggunaan lahan: 23% x 3,14 kg CO2-eq = 0,7232 kg CO2-eq
• Penggunaan energi fosil: 3% x 0,42 kg CO2-eq= 0,0126 kg CO2-eq
• Penggunaan air: 29% x 3,5 PO4-eq = 1,015 PO4-eq
• Emisi CO2: 4% x 0,5 kg CO2-eq = 0,02 kg CO2-eq
• Emisi NOx: 12% x 1,52 kg CO2-eq = 0,1824 kg CO2-eq
• Emisi SOx: 0% x 0,005 kg CO2-eq = 0 kg CO2-eq
• Emisi CH4: 1% x 0,068 kg CO2-eq = 0,00068 kg CO2-eq
• Emisi limbah cair: 28% x 0,1 kg C2H4O2-eq = 0,028 kg C2H4O2-eq
Tahapan Pembobotan
• Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa bobot absolut untuk
masing-masing kategori dampak lingkungan telah diperoleh.
• Kategori dampak lingkungan dengan bobot absolut terbesar adalah
penggunaan air (1,015 PO4-eq), diikuti oleh emisi limbah cair (0,028
kg C2H4O2-eq) dan penggunaan lahan (0,7232 kg CO2-eq).
• Dampak lingkungan lainnya seperti emisi NOx (0,1824 kg CO2-eq),
emisi CO2 (0,02 kg CO2-eq), penggunaan energi fosil (0,0126 kg CO2-
eq), dan emisi CH4 (0,00068 kg CO2-eq) memiliki dampak yang lebih
kecil pada lingkungan.
Interpretasi Bobot
• Interpretasi bobot dilakukan dengan menggabungkan bobot absolut dari masing-masing kategori dampak
lingkungan untuk mendapatkan nilai total dampak lingkungan.
• Interpretasi bobot dapat digunakan untuk membandingkan dampak lingkungan antar produk atau layanan, atau
untuk membuat keputusan yang berdasarkan pada dampak lingkungan yang dihasilkan.
• Dalam studi kasus produksi 1 kg kertas, maka total dampak lingkungan dapat dihitung dengan menjumlahkan bobot
absolut dari masing-masing kategori dampak lingkungan, yaitu: Total dampak lingkungan = 0,7232 kg CO2-eq +
0,0126 kg CO2-eq + 1,015 PO4-eq + 0,02 kg CO2-eq + 0,1824 kg CO2-eq + 0 kg CO2-eq + 0,00068 kg CO2-eq + 0,028
kg C2H4O2-eq
• Dari perhitungan di atas, maka total dampak lingkungan dari produksi 1 kg kertas dengan menggunakan metode
CML adalah sebesar 1,96288 kg CO2-eq + 1,015 PO4-eq + 0,028 kg C2H4O2-eq.
• Interpretasi hasil ini menunjukkan bahwa produksi kertas memberikan dampak lingkungan yang signifikan terhadap
penggunaan air dan penggunaan lahan, sehingga upaya pengurangan dampak lingkungan pada kategori ini perlu
dilakukan dalam upaya meningkatkan keberlanjutan produksi kertas.
Tahapan LCIA: Interpretasi
• Interpretasi, Interpretasi LCIA adalah proses • Berdasarkan pembobotan LCIA di atas, dapat dilihat bahwa
menginterpretasikan hasil LCIA agar dapat dijadikan dasar kategori dampak lingkungan terbesar pada studi kasus
untuk pengambilan keputusan. Interpretasi melibatkan produksi 1 kg kertas adalah penggunaan air (29%), diikuti
analisis terhadap hasil LCIA dan melihat dampak lingkungan oleh penggunaan lahan (23%) dan emisi limbah cair (28%).
dari siklus hidup produk atau layanan secara keseluruhan. Dampak lingkungan lainnya seperti emisi CO2 (4%),
penggunaan energi fosil (3%), emisi NOx (12%), dan emisi
• Contoh Pembobotan LCIA:
CH4 (1%) memiliki dampak yang lebih kecil pada
• Penggunaan lahan: 23%
lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya
• Penggunaan energi fosil: 3% meningkatkan keberlanjutan produksi kertas, fokus pada
• Penggunaan air: 29% pengurangan penggunaan air dan limbah cair dapat
• Emisi CO2: 4% memberikan manfaat yang lebih besar bagi lingkungan.

• Emisi NOx: 12%


• Emisi SOx: 0%
• Emisi CH4: 1%
• Emisi limbah cair: 28%
Tahapan LCIA: Interpretasi
Tahapan Interpretasi:
• Identifikasi dampak lingkungan, Identifikasi dampak lingkungan dilakukan untuk mengetahui dampak yang terjadi pada
setiap tahap siklus hidup produk atau layanan. Dampak lingkungan dapat berupa emisi gas rumah kaca, penggunaan
energi, penggunaan sumber daya alam, dan lain sebagainya.
• Interpretasi dampak lingkungan, Interpretasi dampak lingkungan dilakukan dengan menjumlahkan nilai normalisasi LCIA
pada setiap kategori dampak lingkungan untuk mendapatkan total dampak lingkungan. Hasil interpretasi dapat digunakan
untuk membandingkan dampak lingkungan antar produk atau layanan, atau untuk membuat keputusan yang berdasarkan
pada dampak lingkungan yang dihasilkan.
• Pada studi kasus produksi 1 kg kertas dengan menggunakan metode CML, maka total dampak lingkungan dapat
dihitung dengan menjumlahkan nilai normalisasi LCIA dari masing-masing kategori dampak lingkungan, maka total
dampak lingkungan dari produksi 1 kg kertas dengan menggunakan metode CML adalah sebesar 8,305 PO4-eq +
5,535 kg CO2-eq + 0,1 kg C2H4O2-eq.
• Interpretasi hasil ini menunjukkan bahwa produksi kertas memberikan dampak lingkungan yang signifikan terhadap
penggunaan air (3,5 PO4-eq) dan penggunaan lahan (3,14 kg CO2-eq), serta emisi NOx (1,52 kg CO2-eq).
• Dampak lingkungan lainnya seperti emisi CO2 (0,5 kg CO2-eq), penggunaan energi fosil (0,42 kg CO2-eq), emisi CH4
(0,068 kg CO2-eq), dan emisi SOx (0,005 kg CO2-eq) memiliki dampak yang lebih kecil pada lingkungan.
Tahapan LCIA: Interpretasi
• Analisis dampak lingkungan. Analisis dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang terjadi
pada setiap tahap siklus hidup produk atau layanan. Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan dampak lingkungan
antar produk atau layanan, atau dengan memperhatikan dampak lingkungan pada tahap-tahap siklus hidup yang berbeda.
• Pada studi kasus produksi 1 kg kertas, dampak lingkungan terbesar pada tahap siklus hidup pengambilan bahan baku
adalah penggunaan lahan (3,14 kg CO2-eq), sedangkan dampak lingkungan terbesar pada tahap siklus hidup produksi
adalah penggunaan air (3,5 PO4-eq) dan emisi NOx (1,52 kg CO2-eq). Hal ini menunjukkan bahwa upaya
pengurangan dampak lingkungan pada kategori ini perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan keberlanjutan
produksi kertas.
4. Interpretasi kesimpulan, Interpretasi kesimpulan dilakukan dengan menyimpulkan hasil analisis dampak lingkungan dan
memberikan rekomendasi untuk tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan. Interpretasi
kesimpulan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang berdasarkan pada dampak lingkungan yang dihasilkan.
• Dalam studi kasus produksi 1 kg kertas, dampak lingkungan yang terbesar adalah penggunaan air dan penggunaan
lahan. Oleh karena itu, upaya pengurangan dampak lingkungan pada kategori ini perlu dilakukan dalam upaya
meningkatkan keberlanjutan produksi kertas.
• Beberapa rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan adalah penggunaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan,
penggunaan teknologi produksi yang lebih efisien, serta pengurangan penggunaan air dan limbah cair dalam proses
produksi. Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan sumber energi yang lebih bersih,
seperti energi terbarukan, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahap penggunaan energi.
Software LCA
1. SimaPro: software LCA komersial yang sering digunakan dalam industri. Menyediakan
database yang luas dan beragam, serta memiliki fitur analisis yang lengkap.
2. OpenLCA: software LCA open-source yang gratis dan mudah digunakan. Dilengkapi
dengan database yang dapat diunduh dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
3. Gabi: software LCA berbayar yang dapat digunakan untuk analisis siklus hidup produk
dan juga pilihan kebijakan energi.
4. Umberto: software LCA komersial yang menyediakan fitur untuk mengintegrasikan LCA
dengan analisis ekonomi dan teknologi.
5. Brightway2: software LCA open-source yang dikembangkan dengan menggunakan
bahasa pemrograman Python. Menyediakan berbagai fitur dan fleksibilitas yang tinggi,
namun memerlukan pengetahuan dasar pemrograman.
Output GaBi
Output GaBi
Output SimaPro
Output SimaPro
Output OpenLCA
Output OpenLCA
Dampak Lingkungan
Metode analisis siklus hidup

1. ReCiPe (Recomended Characterization Factors) adalah metode analisis LCA yang


direkomendasikan oleh Uni Eropa dan fokus pada dampak kesehatan dan lingkungan
dari produk atau layanan. Metode ini mencakup sejumlah besar faktor karakterisasi
yang mencakup dampak seperti perubahan iklim, polusi udara, penipisan lapisan ozon,
pencemaran air, dan lain-lain.
2. CML (Centre for Environmental Science, Leiden University) adalah metode analisis LCA
yang dikembangkan di Universitas Leiden, Belanda. Metode ini juga fokus pada dampak
lingkungan dan mencakup faktor karakterisasi seperti emisi gas rumah kaca,
penggunaan energi fosil, dan penggunaan lahan.
3. IMPACT (Integrated Assessment of Pollution) adalah metode analisis LCA yang lebih luas
dan mencakup dampak kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Metode ini mencakup
faktor karakterisasi seperti efek kesehatan manusia, penipisan sumber daya alam, dan
biaya ekonomi.
Metode analisis siklus hidup

• Berikut adalah contoh perbandingan hasil analisis siklus hidup (LCA) dengan
menggunakan tiga metode berbeda di openLCA untuk sebuah produk, dengan
asumsi produk tersebut adalah kertas 80gsm ukuran A4 yang diproduksi di Eropa
dan dikirim ke konsumen di Amerika Serikat:
• ReCiPe: Dalam metode ReCiPe, dampak produk dihitung berdasarkan faktor
karakterisasi. Hasil analisis LCA menunjukkan bahwa produk kertas tersebut
memiliki dampak lingkungan yang signifikan pada kategori perubahan iklim
(sekitar 0,62 kg CO2-eq) dan dampak toksisitas air (sekitar 0,00036 kg 1,4-DB-
eq). Selain itu, produk tersebut juga berkontribusi terhadap perubahan
asamitas (sekitar 0,00022 kg SO2-eq), eutrofikasi (sekitar 0,00005 kg PO4-eq),
dan banyak kategori lainnya.
Metode analisis siklus hidup
• CML: Dalam metode CML, analisis LCA menunjukkan bahwa penggunaan energi selama
proses produksi kertas menjadi faktor terbesar yang menyumbang dampak lingkungan.
Total dampak lingkungan produk kertas tersebut adalah sekitar 4,4 kg CO2-eq. Selain itu,
proses produksi juga menyebabkan penggunaan sumber daya fosil dan emisi polutan
seperti SOx dan NOx.

• IMPACT: Dalam metode IMPACT, analisis LCA melibatkan faktor dampak kesehatan
manusia dan lingkungan, serta biaya ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa produk
kertas tersebut menyebabkan dampak yang signifikan pada kesehatan manusia akibat
paparan emisi partikulat (sekitar 1,7x10^-10 DALY/kg). Selain itu, dampak lingkungan
terbesar terjadi pada kategori penipisan sumber daya alam (sekitar 0,9 PTU/kg), diikuti
oleh kategori perubahan iklim dan eutrofikasi. Biaya ekonomi dari dampak tersebut juga
dihitung dan diperkirakan mencapai sekitar 1,4 EUR/kg.
Analisis Isu Penting
Contoh rekomendasi LCA
• Peningkatan efisiensi energi: Jika analisis LCA menunjukkan bahwa penggunaan energi adalah faktor penting dalam dampak
lingkungan produk atau layanan, rekomendasi yang dapat diambil adalah meningkatkan efisiensi energi. Ini dapat dilakukan
dengan mengadopsi teknologi baru atau perangkat yang lebih efisien, atau mengoptimalkan penggunaan energi selama siklus
hidup produk atau layanan.
• Penggunaan bahan baku yang berkelanjutan: Jika analisis LCA menunjukkan bahwa dampak lingkungan produk atau layanan
disebabkan oleh penggunaan bahan baku yang tidak berkelanjutan, rekomendasi yang dapat diambil adalah mengadopsi bahan
baku yang lebih berkelanjutan. Ini dapat dilakukan dengan mengganti bahan baku yang berbahaya atau sulit didaur ulang dengan
bahan baku yang lebih ramah lingkungan, atau dengan mengembangkan program daur ulang yang lebih efektif.
• Perbaikan manajemen limbah: Jika analisis LCA menunjukkan bahwa dampak lingkungan produk atau layanan disebabkan oleh
pembuangan limbah yang tidak tepat, rekomendasi yang dapat diambil adalah memperbaiki manajemen limbah. Ini dapat
dilakukan dengan mengembangkan program daur ulang yang lebih efektif, atau dengan mengoptimalkan sistem pengolahan
limbah.
• Peningkatan manajemen rantai pasok: Jika analisis LCA menunjukkan bahwa dampak lingkungan produk atau layanan disebabkan
oleh aktivitas di sepanjang rantai pasok, rekomendasi yang dapat diambil adalah meningkatkan manajemen rantai pasok. Ini dapat
dilakukan dengan memperbaiki kinerja pemasok, mengadopsi praktik produksi yang lebih ramah lingkungan, atau mengoptimalkan
transportasi dan distribusi.

Anda mungkin juga menyukai