HIRADC adalah singkatan dari Hazard Indentification and Risk Assesment Determining Control.
Definisi dari HIRADC adalah metode penilaian risiko dari suatu pekerjaan yang ada di suatu
perusahaan sehingga bisa memperoleh gambaran prioritas pekerjaan mana dulu yang harus kita
kendalikan bahayanya. Hal ini bersinggungan dengan pembiayaan, yang mana biaya untuk K3 dalam
suatu perusahaan biasanya terbatas. Oleh karena itu, sebagai ahli K3 kita harus tahu mana yang harus
jadi prioritas yang mana biasanya memiliki risiko tertinggi.
Memahami apa itu HIRADC sebenarnya hampir mirip dengan JSA. Adapun JSA adalah Job Safety
Analysis. Definisi dari JSA adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan bahaya dan
risiko dari suatu pekerjaan yang diberi penjelasan secara mendetail step per step pekerjaannya.
Akan tetapi, dalam JSA kita tidak menemukan perhitungan nilai risikonya.
JSA sering dipakai untuk mengetahui dan memberitahu pada pekerja dan karyawan terkait dari bahaya
setiap langkah pekerjaan. Persamaan dengan HIRADC adalah pada kolom penulisan per langkah
pekerjaan yang ada bahaya dan risikonya. Akan tetapi, di HIRADC terdapat kolom perhitungan dari
tingkat kepasrahan dan nilai risikonya.
Memahami pertanyaan apa itu HIRADC, kita harus tahu tujuan masing-masing istilah ini. Untuk JSA
sendiri bertujuan untuk memberikan gambaran bahaya dari risiko langkah per langkah dari suatu
pekerjaan. HIRADC bertujuan untuk menilai risiko dari semua pekerjaan yang ada.
Jantung dari ilmu K3 adalah pengidentifikasian bahaya. Oleh karena itu, baik JSA dan HIRADC adalah
poin yang harus diketahui oleh seorang ahli K3 di suatu perusahaan. Baik HIRADC maupun JSA perlu
dievaluasi dan dibuat perbaikan secara berkala. Mengapa? Karena bisa saja ada faktor penilaian yanh
sudah tidak relevan dengan kondisi pekerjaan. Oleh karena itu, HIRADC dan JSA harus selalu direvisi
untuk perbaikan.
Penerapan yang maksimal dari JSA dan HIRADC ini bisa diprint lalu dipajang pada setiap titik
pekerjaan yang relevan dengan bahaya. Dengan begitu, pekerja dan karyawan bisa memahami apa yang
ditulis pada form JSA HIRADC sehingga mereka tahu kondisi bahayanya. Dengan begitu, kecelakaan
kerja bisa dicegah sedini mungkin.
Menyambung pertanyaan apa itu HIRADC, mungkin ada pertanyaan lain terkait dengan hal ini. Siapa
orang yang menyusun HIRADC/ JSA? Banyak orang yang salah bahwa pengurusan HIRADC dan JSA
dilakukan oleh ahli K3 tapi itu salah.
HIRADC dan JSA disusun oleh ahli K3, Engineer, Logistik dan bagian teknik atau produksi.
Dengan begitu tidak hanya dilakukan oleh ahli K3 saja. Mereka yang menyusun HIRADC harus
duduk berdampingan lalu berdiskusi secara mendalam tentang banyaknya proses pekerjaan yang
produksi.
HIRADC adalah perwujudan dari PP No 50 Tahun 2012 tentang SMK3. HIRADC terfokuskan pada
aspek perencanaan yang mana perusahaan harus mengidentifikasi bahaya, menilai risiko serta
menentukan pengendalian bahaya. HIRADC sendiri adalah persyaratan dari OHSAS 18001.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kedua apa perbedaan mendasar dan kegunaannya kita harus tahu
dulu definisi masing masing biar ngak bingung dan semakin kesasar.
JSA singkatan dari Job Safety Analysis (Analisis Keselamatan Pekerjaan) atau ditempat lain bisa
disebut Job Handling Analysis, Job Safety an Enviroment Analysis, Job Hazard Breakdown, Job
or Task Risk Assessment ; suatu dokumen yang memberikan pedoman dalam mengidentifikasi
secara jelas bahaya-bahaya dan insiden potensial berkaitan dengan setiap langkah
tugas/pekerjaan, dan mengembangkan solusi untuk menghilangkan, mengurangi dan
mengontrol bahaya/risiko dan insiden.
HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control) merupakan proses
mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin dalam
perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut.
Dari define diatas pun sebetunya sudah jelas apa itu JSA dan apa Itu HIRADC dan tahu perbedaannya
salah satunya adalah antara lain :
JSA
• Yang dinilai adalah langkah langkah setiap pekerjaan yang akan dilakukan dari mulai sampai selesai
• Penilaian disini adalah “Person” atau orangnya
• Langkah untuk pengendaliannya sifatnya ke personal tersebut (yang melakukan Pekerjaan)
• Karena pengendalian lebih ke personalnya makan rata rata JSA fokusnya pengendalian bahaya lebih
ke APD dan alat keselamatan.
• Titik permasalahan atau fokus pada JSA adalah untuk mengurangi dampak dari Unsafe Act
HIRADC
• Yang dinilai adalah Bahaya atau Risk dari suatu pekerjaan
• Faktor yang dinilai adalah kekerapannya (probability) dan Dampak dari bahaya tersebut
(consequence/severity)
Yang dinilai untuk diturunkan bukan ke personalnya tapi lebih ke bahaya yang ditimbulkan sampai
batas yang bisa diterima oleh perusahaan tersebut
• Metode pengendalian lebih menyeluruh termasuk Hirarki control, Mitigasi, prosedur kerja,
Dari uraian diatas sudah bisa memberi gambaran tentang apa itu JSA dan apa itu Hiradc, dalam JSA
Kunci Utama adalah pembuatan Task Analisis atau membuat langkah langkah kerjanya dulu mulai dari
persiapan sampai dengan selesai selesai di analisa setiap langkah pekerjaan potensi bahaya yang timbul
apa terhadap pekerja dan apa tindakan pencegahannya supaya tidak terjadi setelah.
Jadi jangan langsung dikomunikasikan dulu ke pekerja namun harus di check kembali apakah semua
langkah pengendaliannya sudah benar benar di siapkan dengan baik dan sudah sesuai dengan kondisi
lapangan yang ada baru setelah itu di komunikasikan dan dilakukan pekerjaan.
Jadi suatu JSA akan sangat berbeda walau sama jenis pekerjaanya contoh JSA pemasangan lampu di
workshop belum tentu semua sama di setiap area pekerjaan karena potensi yang ada di lapangan tentu
tidak sama belum tentu di semua workshop areanya bebas rintangan tentu ada yang banyak material
atau mesin mesin atau mungkin juga area workhopnya banyak tempat kosongnya berbeda kan walau
sama jenis pekerjaannya.
Makanya kadang miris sekali kalau ada yang minta contoh atau copy paste JSA dari tempat lain yang
sama jenis pekerjaanya bukankah bahaya yang ditimbulkan berbeda? Belum tentu langkah pekerjaan di
perusahaan A (misalnya) ada di perusahaan B dan belum tentu juga bahaya yang ada sama.
Penekanan JSA Adalah untuk menganalisa setiap langkah kerja , keefektifan dari sebuah JSA adalah
pada penentuan dari langkah kerja tersebut JIKA kita salah dalam menentukan atau ada yang kurang
dalam membuat langkah kerja maka akan beresiko terhadap kegagalan JSA ketika diterapkan
dilapangan.
Documen JSA tidak akan membuat KITA selamat dari kecelakaan kerja tapi pelaksanan dan control
selama proses pekerjaan tersebut yang menentukan KITA selamat.
Ngomong tentang Hiradc yang dibahas lebih luas lagi karena kita menilai kekerapan dari bahaya
tersebut terjadi kemudian dampaknya bagaimana setelah itu baru diturunkan atau dikendalikan sampai
batas yang diterima oleh suatu perusahaan tersebut Ingat Bahaya atau Risk tidak akan bisa di
HILANGKAN hanya bisa diturunkan atau dikendalikan.
Konten [Tampil]
Kali ini kami akan menjawab rasa penasaran banyak orang khususnya yang baru masuk dunia K3LH
tentang apa itu HIRADC. Banyak orang yang salah bahwa menganggap HIRADC ini sama dengan
JSA. Akan tetapi sebenarnya keduanya sangat berbeda. Nah apa saja perbedaannya?
Pengertian HIRADC
HIRADC adalah singkatan dari Hazard Indentification and Risk Assesment Determining Control.
Definisi dari HIRADC adalah metode penilaian risiko dari suatu pekerjaan yang ada di suatu
perusahaan sehingga bisa memperoleh gambaran prioritas pekerjaan mana dulu yang harus kita
kendalikan bahayanya. Hal ini bersinggungan dengan pembiayaan, yang mana biaya untuk K3 dalam
suatu perusahaan biasanya terbatas. Oleh karena itu, sebagai ahli K3 kita harus tahu mana yang harus
jadi prioritas yang mana biasanya memiliki risiko tertinggi.
Memahami apa itu HIRADC sebenarnya hampir mirip dengan JSA. Adapun JSA adalah Job Safety
Analysis. Definisi dari JSA adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan bahaya dan
risiko dari suatu pekerjaan yang diberi penjelasan secara mendetail step per step pekerjaannya.
Akan tetapi, dalam JSA kita tidak menemukan perhitungan nilai risikonya.
JSA sering dipakai untuk mengetahui dan memberitahu pada pekerja dan karyawan terkait dari bahaya
setiap langkah pekerjaan. Persamaan dengan HIRADC adalah pada kolom penulisan per langkah
pekerjaan yang ada bahaya dan risikonya. Akan tetapi, di HIRADC terdapat kolom perhitungan dari
tingkat kepasrahan dan nilai risikonya.
Tujuan HIRADC dan JSA
Memahami pertanyaan apa itu HIRADC, kita harus tahu tujuan masing-masing istilah ini. Untuk JSA
sendiri bertujuan untuk memberikan gambaran bahaya dari risiko langkah per langkah dari suatu
pekerjaan. HIRADC bertujuan untuk menilai risiko dari semua pekerjaan yang ada.
Jantung dari ilmu K3 adalah pengidentifikasian bahaya. Oleh karena itu, baik JSA dan HIRADC adalah
poin yang harus diketahui oleh seorang ahli K3 di suatu perusahaan. Baik HIRADC maupun JSA perlu
dievaluasi dan dibuat perbaikan secara berkala. Mengapa? Karena bisa saja ada faktor penilaian yanh
sudah tidak relevan dengan kondisi pekerjaan. Oleh karena itu, HIRADC dan JSA harus selalu direvisi
untuk perbaikan.
Penerapan yang maksimal dari JSA dan HIRADC ini bisa diprint lalu dipajang pada setiap titik
pekerjaan yang relevan dengan bahaya. Dengan begitu, pekerja dan karyawan bisa memahami apa yang
ditulis pada form JSA HIRADC sehingga mereka tahu kondisi bahayanya. Dengan begitu, kecelakaan
kerja bisa dicegah sedini mungkin.
Menyambung pertanyaan apa itu HIRADC, mungkin ada pertanyaan lain terkait dengan hal ini. Siapa
orang yang menyusun HIRADC/ JSA? Banyak orang yang salah bahwa pengurusan HIRADC dan JSA
dilakukan oleh ahli K3 tapi itu salah.
HIRADC dan JSA disusun oleh ahli K3, Engineer, Logistik dan bagian teknik atau produksi.
Dengan begitu tidak hanya dilakukan oleh ahli K3 saja. Mereka yang menyusun HIRADC harus
duduk berdampingan lalu berdiskusi secara mendalam tentang banyaknya proses pekerjaan yang
produksi.
HIRADC adalah perwujudan dari PP No 50 Tahun 2012 tentang SMK3. HIRADC terfokuskan pada
aspek perencanaan yang mana perusahaan harus mengidentifikasi bahaya, menilai risiko serta
menentukan pengendalian bahaya. HIRADC sendiri adalah persyaratan dari OHSAS 18001.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kedua apa perbedaan mendasar dan kegunaannya kita harus tahu
dulu definisi masing masing biar ngak bingung dan semakin kesasar.
JSA singkatan dari Job Safety Analysis (Analisis Keselamatan Pekerjaan) atau ditempat lain bisa
disebut Job Handling Analysis, Job Safety an Enviroment Analysis, Job Hazard Breakdown, Job
or Task Risk Assessment ; suatu dokumen yang memberikan pedoman dalam mengidentifikasi
secara jelas bahaya-bahaya dan insiden potensial berkaitan dengan setiap langkah
tugas/pekerjaan, dan mengembangkan solusi untuk menghilangkan, mengurangi dan
mengontrol bahaya/risiko dan insiden.
HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control) merupakan proses
mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin dalam
perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut.
Dari define diatas pun sebetunya sudah jelas apa itu JSA dan apa Itu HIRADC dan tahu perbedaannya
salah satunya adalah antara lain :
JSA
• Yang dinilai adalah langkah langkah setiap pekerjaan yang akan dilakukan dari mulai sampai selesai
• Penilaian disini adalah “Person” atau orangnya
• Langkah untuk pengendaliannya sifatnya ke personal tersebut (yang melakukan Pekerjaan)
• Karena pengendalian lebih ke personalnya makan rata rata JSA fokusnya pengendalian bahaya lebih
ke APD dan alat keselamatan.
• Titik permasalahan atau fokus pada JSA adalah untuk mengurangi dampak dari Unsafe Act
HIRADC
• Yang dinilai adalah Bahaya atau Risk dari suatu pekerjaan
• Faktor yang dinilai adalah kekerapannya (probability) dan Dampak dari bahaya tersebut
(consequence/severity)
• Yang dinilai untuk diturunkan bukan ke personalnya tapi lebih ke bahaya yang ditimbulkan sampai
batas yang bisa diterima oleh perusahaan tersebut
• Metode pengendalian lebih menyeluruh termasuk Hirarki control, Mitigasi, prosedur kerja,
Dari uraian diatas sudah bisa memberi gambaran tentang apa itu JSA dan apa itu Hiradc, dalam JSA
Kunci Utama adalah pembuatan Task Analisis atau membuat langkah langkah kerjanya dulu mulai dari
persiapan sampai dengan selesai selesai di analisa setiap langkah pekerjaan potensi bahaya yang timbul
apa terhadap pekerja dan apa tindakan pencegahannya supaya tidak terjadi setelah.
Jadi jangan langsung dikomunikasikan dulu ke pekerja namun harus di check kembali apakah semua
langkah pengendaliannya sudah benar benar di siapkan dengan baik dan sudah sesuai dengan kondisi
lapangan yang ada baru setelah itu di komunikasikan dan dilakukan pekerjaan.
Jadi suatu JSA akan sangat berbeda walau sama jenis pekerjaanya contoh JSA pemasangan lampu di
workshop belum tentu semua sama di setiap area pekerjaan karena potensi yang ada di lapangan tentu
tidak sama belum tentu di semua workshop areanya bebas rintangan tentu ada yang banyak material
atau mesin mesin atau mungkin juga area workhopnya banyak tempat kosongnya berbeda kan walau
sama jenis pekerjaannya.
Makanya kadang miris sekali kalau ada yang minta contoh atau copy paste JSA dari tempat lain yang
sama jenis pekerjaanya bukankah bahaya yang ditimbulkan berbeda? Belum tentu langkah pekerjaan di
perusahaan A (misalnya) ada di perusahaan B dan belum tentu juga bahaya yang ada sama.
Penekanan JSA Adalah untuk menganalisa setiap langkah kerja , keefektifan dari sebuah JSA adalah
pada penentuan dari langkah kerja tersebut JIKA kita salah dalam menentukan atau ada yang kurang
dalam membuat langkah kerja maka akan beresiko terhadap kegagalan JSA ketika diterapkan
dilapangan.
Documen JSA tidak akan membuat KITA selamat dari kecelakaan kerja tapi pelaksanan dan control
selama proses pekerjaan tersebut yang menentukan KITA selamat.
Ngomong tentang Hiradc yang dibahas lebih luas lagi karena kita menilai kekerapan dari bahaya
tersebut terjadi kemudian dampaknya bagaimana setelah itu baru diturunkan atau dikendalikan sampai
batas yang diterima oleh suatu perusahaan tersebut Ingat Bahaya atau Risk tidak akan bisa di
HILANGKAN hanya bisa diturunkan atau dikendalikan.
Batas penerimaan ini (acceptable RISK) juga berbeda beda tergantung dari perusahaan masiang masing
kebijaksanaanya bgmn apakah sudah mau menerima resiko yang sudah dikendalikan ataukan masih
butuh lebih mendalam lagi untuk pengendaliannya. Tugas SO tentunya untuk mencari pengendalian
yang effektif sesuai yang dikehendaki oleh perusahaan.
Dari sifatnya juga begitu kalau HIRADC itu sifatnya Living Documen artinya dokumen yang dinamis
yang di edit atau revisi setiap saat misalnya karena ada perubahan regulasi atau peraturan, ada tindakan
pencegahan yang lebih effektif.
Sedangkan JSA sifatnya hanya “untuk satu pekerjaan” setelah itu selesai. Kalu ada kelanjutan dari
pekerjaan selama tidak ada perubahan langkah kerja tidak akan diperbaharui.
Dalam HIRADC yang perlu dipahami adalah perbedaan antara Hazard (bahaya) dengan Risk (resiko)
karena dua komponen itu yang akan “diotak atik” Hazard atau Bahaya dalam definisinya adalah “ A
thing or a condition that may expose a person to a risk or occupational disease atau bisa juga
Something that the potential to cause harm to people, property or the environment
Atau kalau dibahasakan ke bahasa yang lebih sederhana Sebuah kondisi yang dapat menyebabkan
seseorang terkena risiko atau penyakit akibat kerja ATAU Sesuatu yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi orang, properti atau lingkungan
Sedangkan Risk (resiko) adalah A chance of injury or occupational disease atau bisa juga The
chance or probability of that hazard causing harm or damage to people, property or the
environment. Sebuah kemungkinan cedera atau penyakit akibat kerja
ATAU Peluang atau probabilitas bahaya yang menyebabkan kerugian atau kerusakan orang,
properti atau lingkungan.
Ilustrasi sederhana begini sebuah tangga untuk bekerja Adalah Alat yang BERBAHAYA untuk suatu
pekerjaan di ketinggian RESIKO dari tangga tersebut adalah Jatuh dari ketinggian. Nah dari sini bisa
jelaskan perbedaan di keduanya? Ingat HIRADC yang dipelajari Seberapa besar kemungkinan terjadi
(probability) dan seberapa sering atau seberapa besar dampak yang ditimbulkan (Frekuensi)
Identifikasi bahaya disini mencakup dari kegiatan rutin, non rutin, kegiatan seluruh personal, fasilitas di
tempat kerja.
Kalau dalam JSA diatas penekanan dalam pengendaliannya di Unsafe Act atau personalnya di
HIRADC pengendalian resiko disini adalah dengan Hirarki Kontrol, peraturan dan persyaratan k3,
Katagori resiko (resiko rendah, sedang atau tinggi.
Dalam penentuan pengendalian pun juga perlu diperhatikan bagaimana hal tersebut terjadi, dimana,
berapa banyak , berapa lama dll. Pertanyaannya Bagaimana kita memanajemen suatu Resiko? Salah
satunya adalah membatasi dampak yang ditimbulkan atau menguraingnya caranya bagaimana? Kita
bisa dengan cara menghitung dari resiko tersebut (dalam bentuk angka) atau yang biasa disebut
Quantitative atau Qualitative yang berdasarkan dari pengalaman, pendapat, atau dari sebuah penelitian.
Ingat RESIKO tidak mungkin bisa dihilangkan kita hanya bisa menurunkan atau menguranginya
sampai batas level yang dikehendaki (Acceptable risk) Semoga penjelasan di atas bisa sedikit
membuka wawasan kita tentang perbedaan JSA dan HIRADC.
Perbedaan Penggunaan JSA dan HIRADC
HIRADC adalah metode dalam pengendalian BAHAYA sedangkan JSA adalah TOOLS UNTUK
MENGENDALIKAN BAHAYA saya kasih ilustrasi biar lebih gampang. Misalnya kita Pergi dari kota
A ke Kota B nah dari disepakati lbh cepat dan efisien memakai kendaraan kecil (metode) nah dari sini
kita memakai kendaraan kecil terserah mau pakai inova, strada, ertiga, kijang, atau kombinasi
keduanya. Nah kalau di pembahasaan kita hiradc adalah metode untuk pengendalian bahaya toolsnya
bisa memakai JSA, WHAT IF, HAZOP, HACID, IK, DLL
Serta HIRADC sendiri merupakan tools berupa dokumen untuk mendukung adanya Risk Management.
Dari HIRADC itulah semua langkah2 pengendalian ditentukan sesuai dengan bahaya risiko dari setiap
aktifitas detail yg dilakukan. Termasuk didalamnya adalah tinjauan adanya existing control
Memahami Jenis-Jenis Bahaya K3
Pengertian Bahaya K3
Menurut OHSAS 18001:2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan
faktor yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain
(pemasok, kontraktor, tamu, dan pengunjung) di tempat kerja.
Oleh sebab itu, implementasi K3—termasuk adanya ahli K3 di tempat kerja—merupakan salah satu
upaya untuk mencegah terjadinya bahaya K3 sehingga tetap menjamin hak pekerja untuk mendapat
perlindungan bagi kesehatan dan keselamatan kerja sesuai yang termaktub dalam UU Ketenagakerjaan.
Adapun masih menurut OHSAS 18001:2007, bahaya atau hazard K3 merupakan sumber, situasi
maupun aktivitas, yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat
kerja (PAK).
Definisi ini pun tak jauh berbeda sebagaimana yang dimaksud bahaya dalam ISO 45001, yakni sumber
yang dapat menyebabkan cedera dan penyakit akibat kerja.
Undang-Undang (UU) Pasal 86, UU No. 13 Tahun 2003. Aturan tersebut menjelaskan tentang
betapa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Seorang Ahli K3 di perusahaan bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi bahaya. OSHA
sebagai organisasi keselamatan kerja di Amerika, mengelompokkan bahaya menjadi lima
kategori untuk mempermudah identifikasinya.
Tiga kategori pertama, yaitu Materials (bahan), Equipment (peralatan), dan Environment (lingkungan)
mewakili kondisi berbahaya. Kondisi berbahaya yang secara langsung dapat terlihat dampaknya dan
hanya sebagian kecil dari semua kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
Kategori keempat, People (orang) menggambarkan perilaku karyawan. Perilaku karyawan yang dapat
menyebabkan kecelakaan di tempat kerja dan persentasenya lebih tinggi daripada 3 kategori
sebelumnya.
Kategori kelima, System (sistem), mengidentifikasi kelemahan sistem manajemen keselamatan yang
diterapkan. Penerapan sistem manajemen keselamatan yang buruk dapat menjadi akar penyebab yang
berkontribusi pada sebagian besar kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
Mari kita tinjau lima kategori ini:
1. Materials.
Bahan: cairan, padatan dan gas yang bisa berbahaya bagi karyawan.
Bahan kimia cair dan padat (seperti asam, basa, pelarut, bahan peledak, dll) dapat membahayakan.
Bahan baku (padatan seperti logam, kayu, dan plastik) yang digunakan untuk kegiatan produksi
biasanya dibeli dalam jumlah besar. Hal tersebut dapat menyebabkan cedera atau kematian
Gas, seperti hidrogen sulfida dan metana, dapat sangat berbahaya jika mengalami kebocoran dan
terpapar ke atmosfer.
2. Equipment
Peralatan: mesin dan alat yang digunakan untuk memproduksi atau mengolah barang.
Peralatan yang dapat membahayakan jika tidak dijaga dengan baik. Jika pekerja berada di sekitar
peralatan yang bergerak dapat menyebabkan cedera bahkan kematian.
Kurangnya pemeliharaan dapat menyebabkan peralatan tidak berfungsi secara baik.
Alat yang tidak dalam kondisi kerja yang baik, kemudian tidak diperbaiki dengan sempurna, dan tidak
digunakan untuk tujuan yang benar dapat menimbulkan kecelakaan.
3. Environment
Lingkungan: area umum tempat karyawan bekerja.
Desain fasilitas yang buruk, udara yang kotor, suhu yang tidak tepat dan/atau kebisingan dapat
menyebabkan stres.
Jika area di tempat kerja Anda terlalu panas, dingin, berdebu, kotor, berantakan atau basah, maka harus
mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan kondisi tersebut yang dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja.
Kebisingan ekstrem dapat merusak pendengaran, harus diminimalisir.
Tempat kerja yang dirancang secara tidak tepat, dapat berkontribusi pada lingkungan yang tidak aman.
4. People
Orang-orang: karyawan, manajer, dan supervisor di tempat kerja.
Perilaku karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri, tidak mematuhi peraturan dan
mengambil jalan pintas saat bekerja termasuk perilaku yang tidak aman.
Karyawan yang bekerja dalam kondisi kelelahan, tidak fokus, atau bekerja secara terburu-buru, lambat
laun akan menyebabkan kondisi berbahaya.
5. System
Sistem: Penerapan sistem manajemen keselamatan yang buruk dapat menjadi akar penyebab yang
berkontribusi pada sebagian besar kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
Manajemen mungkin secara tidak sengaja memberikan contoh perilaku yang tidak aman dan
menyebabkan karyawan tidak patuh terhadap peraturan. Hal seperti ini seharusnya dapat dihindari jika
menerapkan sistem manajemen K3 dan karyawan yang tidak patuh diberikan sanksi dengan tegas oleh
Ahli K3.
Selain itu, program, kebijakan, proses, prosedur, praktik, dan aturan keselamatan yang kurang
sempurna (entah tertulis dan tidak tertulis) dapat mengakibatkan cedera, sakit, bahkan kematian di
tempat kerja.