Perikanan C/ Kelompok 3:
Alvis Diandra Putra 230110180125
Ade Irma Suryani 230110180139
Mahesa Asrafka U 230110180146
Fitriani Dyah R 230110180152
Aginta Primana T 230110180157
Alifa Nadia Rahmani 230110180158
M. Badai Putra S 230110180162
Haya Yumna A 230110180168
Roja Fadhlur R 230110180172
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................... 4
II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Vessel Monitoring System ................................................. 5
2.2 Fungsi Vessel Monitoring System ........................................................ 6
2.3 Jenis-jenis Vessel Monitoring System ................................................. 8
2.4 Prinsip Penggunaan Vessel Monitoring System ................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia terdiri atas 17.502 buah pulau, dan garis pantai sepanjang
81.000 km dengan Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2, yang terdiri
dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta perairan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia
dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang strategis.
Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat
keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak
mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 1994).
Beragamnya potensi Kelauatan, dan luasnya perairan laut Indonesia
mendatangkan kejahatan. Akibat kejahatan tersebut, Indonesia diperkirakan
mengalami kerugian hingga 19 triliun rupiah pertahun. Bila dipersentase maka 22
persen kerugian akibat kejahatan di laut Dunia terjadi di Indonesia. Melihat
kenyataan ini, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan pengawasan dan
pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan. Arah kebijakan ini tentunya
diupayakan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
secara bertanggung jawab, agar setiap potensi kelautan yang dimiliki bisa
dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Kementrian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2003 telah melakukan
pengawasan penangkapan ikan dengan menggunakan Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan atau yang disebut dengan Vessel Monitoring System (VMS). System ini
merupakan salah satu program pengawasan yang dilakukan dalam menjaga
sumberdaya kelatan dan perikanan. Program ini menjadi komponen pelaksanaan
Monitoring Controlling and Surveillance (MCS) dalam memerangi Illegal
Unreported and Uregulated (IUU) fishing. Dalam pelaksanaannya VMS bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sumberdaya ikan melalui
pengendalian dan pemantauan terhadap kapal perikanan, meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pengelolaan usaha perikanan serta memperoleh data dan informasi
kegiatan kapal perikanan dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan. Oleh karena itu, di mata kuliah Navigasi
mempelajari mengenai VMS.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Vessel Monitoring System (VMS)
2. Untuk mengetahui fungsi dari Vessel Monitoring System (VMS)
3. Untuk mengetahui jenis- jenis dari Vessel Monitoring System (VMS)
4. Untuk mengetahui prinsip penggunaan Vessel Monitoring System (VMS)
5. Untuk mengetahui jurnal/artikel yang membahas mengenai Vessel
Monitoring System (VMS)
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar
1. Skema Jaringan VMS.
Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) atau sering disebut VMS adalah
salah satu sistem pengawasan kapal perikanan dengan menggunakan peralatan yang
telah ditentukan untuk mengetahui pergerakan dan aktifitas kapal perikanan. Sejak
tahun 2003, SPKP telah diterapkan dengan memasang alat pemancar atau
transmitter pada kapal-kapal perikanan berukuran di atas 30 GT.
Berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 42/PERMEN-KP/2015 tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan
disebutkan bahwa setiap kapal perikanan berukuran lebih dari 30 GT yang
beroperasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPPNRI) dan di laut lepas wajib memasang transmiter SPKP.
Berdasarkan peraturan menteri kelautan dan perikanan Nomor
PER.05/MEN/2007, penyelenggaraan sistem pemantauan kapal perikanan/Vessel
Monitoring System (VMS) bertujuan untuk:
1) Meningkatkan efektivitas pengelolaan sumberdaya ikan melalui
pengendalian dan pemantauan terhadap kapal perikanan;
2) Meningkatkan efektivitas pengelolaan usaha perikanan yang dilakukan oleh
perusahaan perikanan;
3) Meningkatkan ketaatan kapal perikanan yang melakukan kegiatan
penangkapan dan/atau pengangkutan ikan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4) Memperoleh data dan informasi tentang kegiatan kapal perikanan dalam
rangka pengelolaan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 2009. Cultured
Aquatic Spesies Information Programme, Oreochromis niloticus
(Linnaeus,1758).
FAO. 1998. Technical Guidelines for Rensponsible Fisheries - Fishing Operaions
- 1 Suppl. 1 - 1. Vessel Monitoring Systems. Roma
Hadinata, Y. 2010. Pelaksanaan Vessel Monitoring System (VMS) di Indonesia.
Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian
Bogor
Kusuma, L.P.A.S.C. (2009). VMS dalam pengelolaan sumberdaya perikanan:
Konsep dan penggunaannya. VMS dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan. Jakarta: Pusat Riset Teknologi Kelautan. Pp. 35-47.
Gallaher, R. 2002. Fishing vessel monitoring: The what, why, and how. Paper
presented in: Sub-Regional Fisheries Commission Workshop on Vessel
Monitoring System. Saly, Senegal.
Kusuma, L.P.A.S.C. 2009. VMS dalam pengelolaan sumberdaya perikanan:
Konsep dan penggunaannya. VMS dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan. Jakarta: Pusat Riset Teknologi Kelautan. Pp. 35-47.
Nugroho, H. Agus, S. Rudhy A. 2013. Integrasi Sistem Elektronik Log Book
Penangkapan Ikan (Elpi) dengan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (Vms)
untuk Pembangunan Perikanan Berkelanjutan. Jurnal Kelautan Nasional.
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan
Perikanan. Vol. 8, No. 3.
Republik Indonesia. 2012. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor
PER.50/MEN/2012 tentang rencana aksi nasional pencegahan dan
penanggulangan illegal, unreported, and unregulated fishing tahun 2012-
2016. Jakarta.