Anda di halaman 1dari 26

Pedoman Teknis

Penilaian Rumah Sehat


DEPARTEMEN KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR
SURABAYA
2012
Kata Pengantar

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok


manusia, disamping kebutuhan pokok manusia,
disamping kebutuhan sandang dan pangan. Oleh
karena itu, rumah haruslah sehat dan nyaman agar
penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan
produktivitas.

Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak


memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko
sumber penularan berbagai jenis penyakit, khususnya
penyakit yang berbasis lingkungan.

Sejalan dengan otonomi daerah, penyehatan


perumahan sepenuhnya merupakan tanggung jawab
d a e ra h s e d a n g ka n D e p a r te m e n ke s e h ata n
menyiapkan pedoman dan standart dari aspek
kesehatan. Oleh karena itu untuk melakukan
pembinaan, monitoring dan evaluasi rumah sehat
Departemen Kesehatan telah berupaya menyusun
Pedoman Operasional Penilaian Rumah Sehat.

Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat ini disusun


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan, dan merupakan
penyempurnaan dari (empat belas) variabel rumah
sehat yang telah dikembangkan dalam Susenas (Survei
Sosial Ekonomi Kesehatan), dengan menambahkan
penilaian pada aspek perilaku penghuni rumah.

Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap


kelompok Komponen Rumah, Sarana Sanitasi dan
Perilaku Penghuni. Hal ini dimaksudkan agar penghuni
mampu meningkatkan mutu hunian sekaligus
meningkatkan mutu hunian sekaligus meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Dengan diterbitkan pedoman Teknis Penilaian


Rumah Sehat ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pengelola program baik ditingkat Pusat
maupun Daerah dalam melaksanakan kegiatan
penilaian rumah sehat, pengawasan dan penyuluhan
kesehatan lingkungan didaerah masing – masing,
untuk mewujudkan indonesia sehat 2010.

A.n. DIREKTUR JENDRAL PPM & PL


Sekretaris Direktorat Jenderal

Dr. Syafii Achmad, MPH


NIP.140086897
PEDOMAN TEKNIS
PENILAIAN RUMAH SEHAT

I. LATAR BELAKANG

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok


manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan.
Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan
makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga
merupakan pengembangan kehidupan dan tempat
berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya dirumah. Rumah sehat dan
nyaman merupakan sumber inspirasi penghuninya
untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkan
produktivitasnya.

Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak


memnuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko
sumber penularan berbagai jenis penyakit. Penyakit
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan tuberkulosis
yang erat kaitannya dengan kondisi sanitasi
perumahan, berturut – turut merupakan penyabab
kematian nomor 2 dan 3 di indonesia (SKRT, 1995).
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang
tidak memenuhi syarat dapat menjadi faktor resiko
terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare
merupakan penyebab kematian no. 4, sedangkan keca
– cingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja &
dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah.
Disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa
oleh vektor seperti : DBD, Malaria, Pes dan filariasis.

Faktor – faktor risoko lingkungan pada bangunan


rumah yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit
m a u p u n ke c e l a ka a n a nta ra l a i n ve nt i l a s i ,
pencahayaan, kepadatan hunian ruang tiur,
kelembaban ruang, kualitas udara ruang, binatang
penular penyakit, air bersih, limbah rumah tangga,
sampah serta perilaku penghuni dalam rumah.
Upaya pengendalian faktor risiko yang mempengaruhi
timbulnya ancaman dan melindungi keluarga dari
dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah
tinggal yang tidak sehat, telah diatur dalam Kepmenkes
RI No. 829/ Menkes/ SK/ VII/ 1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan.

Sejalan dengan otonomi daerah UU no. 22 tahun


1999 tentang Pemerintah Daerah dan PP 25 tahun
2001 tentang Kewenangan Pemerintah & Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka
Penyelenggaraa penye-hatan perumahan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab daerah, sedangkan
Departemen Kesehatan menyiapkan antara lain
Pedoman dan standard. Oleh karena itu untuk
melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi
rumah sehat diperlukan adanya pedoman Teknis
penilaian rumah sehat.
II. TUJUAN

1. Umum
Mengatur tatalaksana penilaian rumah dalam
rangka peningkatan kondisi perumahan yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Khusus
a. Diperolehnya gambaran prosentase
keluarga yang menghuni rumahsehat.
b. Diketahuinya gambaran potensi resiko
penyakit akibat kondisi rumah tidak
sehat.
c. Tersusunnya rekomendasi bagi pihak –
pihak terkait dalam upaya perbaikan
huniannya dalam menuju rumah sehat.

II. SASARAN

Sasaran pedomah teknis penilaian rumah sehat


adalah plaksanaan yang melakukan penilaian rumah
disuatu wilayah, meliputi :
1. Petugas Sanitasi Puskesmas.
2. Petugas Sanitasi Kabupaten/ Kota.
3. Petugas dari program lain atau sektor terkait
ya n g m e ny e l e n g ga ra ka n p e ny e h a t a n
perumahan ditingkat Kecamatan, Kabupaten/
Kota, Propinsi dan Pusat.
III. KRITERIA RUMAH SEHAT

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila


memnuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisisngan yang
mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain
privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antara anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memnuhi persyaratan pencegahan penularan
penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air besih, pengelola tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi
yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya
jatuh tergelincir.
V. PARAMETER RUMAH YANG DINILAI

Lingkungan penilaian rumah sehat dilakukan


terhadap kelompok Komponen rumah, Saran, S a n i t a s i
dan Perilaku penghuni, sebagai berikut :

1. Kelompok Komponen rumah, meliputi :


a) Langit – langit
b) Dinding
c) Lantai
d) Jendela kamar tidur
e) Jendela ruang keluarga & ruang tamu
f) Ventilasi
g) Sarana pembuangan asap dapur
h) pencahayaan

2. Kelompok Sarana Sanitasi, meliputi :


a) Sarana Air Bersih
b) Sarana Pembuangan Kotoran
c) Sarana Pembuangan Air limbah
d) Sarana Pembuangan Sampah

3. Kelompok Perilaku Penghuni


a) Membuka jendela kamar tidur
b) Membuka jendela ruang keluarga
c) Membersihkan rumah dan halaman
d) Membuang tinja bayi dan balita dijamban
e) Membuang sampah pada tempat sampah
VI. CARA PENILAIAN RUMAH
1. Penilaian rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum
yang memenuhi kriteria sehat dan bobo pada
kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan
perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memnuhi kriteria sehat pada
masing – masing parameter adlah sebagai berikut :

1) Nilai minimum dari kelompok komponen


rumah adalah :
a. Langit – langit =2
b. Dinding =2
c. Lantai =2
d. Jendela kamar tidur =1
e. Jendela ruang keluarga =1
f. Ventilasi =1
g. Sarana pembuangan asap dapur =2
h. Pencahayaan =2

2) Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi


adalah :
a. Sarana air bersih =3
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
b. Jamban (sarana pembuangan = 2
kotoran)
c. Sarana pembuangan air =2
Limbah (SPAL)
d. Sarana pembuangan sampah = 2
3) Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum
karena perilaku sangat berperan untuk
mencapai rumah sehat.

2. Pemberian Nilai
1) Komponen rumah
a. Langit – langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, kotoran dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan
Kecelakaan
b. Dinding
1 = Bukan tembok (terbuat dari
anyaman bambu atau ilalang)
2 = Semi permanen/stengah tembok/
pasanganbata atau batu yang tidak
Diplester/ papan yang tidak
kedap air
3 = Permanen (tembok, pasangan batu
bata atau batu yang diplester),
papan kedap air.
c. Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/ Anyaman bambu yang
dekat dengan tanah/ plesteran
yang retak/ berdebu.
2 = Diplester/ ubin/ keramik/ papan/
rumah panggung
d. Jendela kamar tidur
0 = Tidak ada
1 = Ada

e. Jendela ruang keluarga


0 = Tidak ada
1 = Ada

f. Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10 % luas
lantai.
2 = Ada, luas ventilasi ≥ 10 % luas
lantai

g. Sarana pembangunan asap dapur


0 = Tidak ada
1 = Ada, luas lubang ventilasi/ asap
dapur ≤10 % dari luas lantai dapur.
2 = Ada, dengan lubang ventilasi > 10%
luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna atau ada exhaust
fan atau ada peralatan lain yang
sejenis)

h. Pencahayaan
0 = Tidak terang, tidak bisa
dipergunakan untuk membaca
1 = Kurang terang, sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan
Normal.
2 = Terang dan tidak silau sehingga
d a p a t d i p e r g u n a ka n u n t u k
membaca dengan Normal.

2) Sarana Sanitasi.
a. Sarana Air Bersih (SGL/ SPT/ PP/ KU)
0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
2 = Ada, milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
3 = Ada, bukan milik sendri dan
memnuhi syarat kesehatan
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan
b. Jamban (Sarana Pembuangan Kotoran)
0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada
tutup, disalurkan kesungai/ kolam
2 = Ada, bukan leher angsa ad tutup
(leher angsa), disalurkan ke
sungai/kolam.
3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup,
Septic tank
4 = Ada, leher angsa, Septic tank

c. Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )


0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak
teratur di halaman rumah
1 = Ada, diresapkan mencemari
sumber air (jarak dengan sumber
air < 10 m)
2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3 = A d a , d i re s a p ka n d a n t i d a k
mencemar sumber air (jarak
dengan sumber air > 10 m)
4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih
lanjut

d. Sarana Pembuangan Sampah


(Tempat Sampah)
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak
ada tutup
2 = Ada, kedap air dan tidak bertutup
3 = Ada, kedap air dan bertutup

1) Perilaku Penghuni
a. Membuka jendela kamar tidur
0 = Tidak pernah dibuka
0 = Kadang-kadang
1 = Setiap hari dibuka

b. Membuka jendela ruang keluarga


0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka

c. Membersihkan rumah dan halaman


0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari

d. Membuang tinja bayi dan balita


ke jamban
0 = Dibuang ke sungai / kebun/ kolam/
sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari dibuang ke jamban

d. Membuang sampah pada


tempat sampah
0 = Dibuang ke sungai / kebun/ kolam/
sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat
sampah
1. = Setiap hari dibuang ke tempat
sampah
Untuk penjelasan selanjutnya dapat kami uraikan
sebagai berikut :
Hasil penilaian rumah didapat :
1) Rumah sehat = 1.068 – 1200
2) Rumah tidak sehat = < 1.068

3. Pembobotan
Pembobotan terhadap kelompok rumah kelompok
sarana sanitasi clan kelompok perilaku penghuni
berdasarkan Teori Blum , dimana diinterpretasikan
terhadap :
? Lingkungan = 45 %
? Perilaku = 35 %
? Pelayanan Kesehatan = 15 %
? Keturunan = 5%
Dalam hal rumah sehat prosentase Pelayanan
Kesehatan clan Keturunan diabaikan, Sedangkan
untuk penilaian Lingkungan & Perilaku dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pads
masing-masing indikator :
1) Bobot komponen rumah = 31
( 25/80 x 100 % = 31,25 )
2) Bobot sarana sanitasi = 25
( 20/80 x 100 % = 25)
3) Bobot perilaku penghuni = 44
( 35/80 x 100% = 43,75)
VII. LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN

1. Persiapan
Sebelum melakukan penilaian perlu dipersiap
kan :
a. Jumlah sampel
Penilaian rumah sehat dapat dilakukan antara
lain dengan survei cepat atau dengan cara
sejenis.
Jumlah sampel adalah sesuai dengan kaidah
survei. Pada keadaan yang tidak memungkin-
kan untuk melaksanakan survei secara
menyeluruh dapat dilakukan secara terbatas
dengan mengambil sampel yang mewakili
kondisi rumah di suatu wilayah
b. Sasaran Survei
Sasaran survei adalah rumah-rumah yang
berpenghuni pada suatu wilayah.
c. Bahan dan alat
Sebelum melakukan survei perlu dipersiapkan
formulir penilaian rumah sesuai dengan Jumlah
rumah yang akan disurvei/ dinilai, termasuk alat
tulis.
d. Waktu
Penilaian rumah sehat dapat dilakukan setahun
1 ka li. Sed a n gka n p em b in a a n u nt u k
meningkatkan kondisi rumah dapat dilakukan
minimal 3 ( tiga ) bulan sekali.
2. Pelaksanaan
Penilaian rumah dilakukan oleh tenaga yang
terlatih baik dari sektor kesehatan maupun
sektor lain, melalui observasi / pengamatan
langsung ke rumah sasaran dengan bimbingan
dari Sanitarian Puskesmas atau Petugas
Kesehatan Lingkungan Kabupaten/Kota.
Apabila di lapangan, petugas penilai
menemukan keluarga yang menempati rumah
yang kurang sehat dapat secara langsung
melakukan penyuluhan untuk memotivasi
masyarakat untuk meningkatkan kondisi
rumahnya atau dapat berkoordinasi dalam
pembinaan dengan PKK setempat (kader
wisma).

3. Pengolahan Data dan Analisa Data


Petugas sanitasi kecamatan melakukan tabulasi
data hasil pengumpulan data di lapangan. Hasil
tabulasi dari masing-masing wilayah di suatu
kecamatan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk dianalisa berdasarkan
kriteria penilaian sehingga didapatkan
ga m b a ra n ko n d i s i r u m a h d i t i n g ka t
Kabupaten/kota. Secara parsial sanitarian
puskesmas dapat melakukan analisa hasil
penilaian rumah dan dapat ditindak lanjuti
sebagai bahan rekomendasi kepada Camat.
4. Rekomendasi dan tindak lanjut
a. Tingkat Kecamatan
Di tingkat kecamatan pihak puskesmas
memberikan rekomendasi kepada Camat
atau sektor terkait yang berkepentingan
tentang persentase keluarga yang
menempati rumah sehat sebagai masukan
tentang gambaran faktor risiko untuk
intervensi lebih lanjut sebagai upaya
penyehatan perumahan di wilayahnya.
b. Tingkat Kabupaten/Kota
Penyajian hasil penilaian rumah tingkat
kabupaten/kota clan rekomendasi untuk
upaya peningkatan penyehatan
perumahan yang telah didiskusikan dengan
l i nta s s e k to r te r ka i t c l a n s e ge ra
disampaikan kepada Bupati/Walikota.
Upaya peningkatan penyehatan
perumahan, antara lain :
- Pengendalian faktor lingkungan
(misalnya perbaikan SAB, jamban,
pengendalian vektor, pembuangan
sampah)
- Perbaikan komponen rumah ( misalnya
perbaikan ventilasi, lantai, genteng kaca)
- Penyuluhan penyehatan perumahan
(misalnya PHBS, perbaikan lingkungan)
- Pemberdayaan masyarakat dalam
perbaikan perumahan.
VIII. PENUTUP
Buku pedoman ini diharapkan berguna bagi
petugas atau sektor lain untuk meningkatkan
salah satu kegiatan penyehatan perumahan.
Buku ini masih dapat dikembangkan sesuai
dengan situasi dan kondisi masing — masing
daerah.
FORMULIS PENILAIAN SEHAT
NAMA KK : ALAMAT KK :
1. ................................................................. 1. ................................................................. DESA : ........................
2. ................................................................. 2. .................................................................
3. ................................................................. 3. ................................................................. KECAMATAN : ........................
4. ................................................................. 4. ................................................................. KABUPATEN/KOTA : ........................
5. ................................................................. 5. .................................................................
6. ................................................................. 6. ................................................................. PROPINSI : ........................
7. ................................................................. 7. .................................................................
8. ................................................................. 8. ................................................................. NAMA PETUGAS : ........................
9. ................................................................. 9. .................................................................
10 ................................................................. 10 ................................................................. TANGGAL : ........................

NO. KOMPONEN HASIL PENILAIAN


RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT (NO. KK)
DINILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I KOMPONEN
RUMAH 31

1. Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan 1
dan rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak 2
rawan kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 1
anyaman bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah 2
tembok/pasangan bata atau batu
yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air
C. Permanen (tembok/pasangan 3
batu bata yang dipleseter)
papan kedap air
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat 1
dengan tanah/pleseteran yang
retak dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan 2
(rumah panggung)
4. Jendela kamar a. Tidak ada 0
tidur b. Ada 1
5. Jendela ruang a. Tidak ada 0
keluarga b. Ada 1
6. Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, luas ventilasi permanen 1
<10% dari luas lantai
c. Ada, luas ventilasi permanen 2
>10% dari luas lantai
7. Lubang asap a. Tidak ada 0
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur <10% 1
dari luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi >10% dari 2
luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna) atau ada
exhaust fan ada peralatan lain
yang sejenis
8. Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat 0
dipergunakan untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang 1
jelas untuk membaca dengan
normal
c. Terang dan tidak silau sehingga, 2
dapat dipergunakan untuk
membaca dengan normal

II. SARANA 25
SANITASI

1. Sarana Air a. Tidak ada 0


Bersih (SGL/ b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
SPT/PP/KU/ memenuhi syarat kesehatan
PAH)
c. Ada, milik sendiri dan tidak 2
memenuhi syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan 3
memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi 4
syarat kesehatan
2. Jamban a. Tidak ada 0
(Sarana b. Ada, bukan leher angsa, tidak 1
pembuangan ada tutup, disalurkan ke sungai/
kotoran) kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada 2
tutup (leher angsa), disalurkan
ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa ada 3
tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4
3. Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang 0
Pembuangan tidak teratur di halaman rumah
Air Limbah
b. Ada, diresapkan tetapi 1
(SPAL) mencemari sumber air (jarak
dengan dumber air <10m)
c. Ada, disalurkan ke selokan 2
terbuka
d. Ada, diresapkan dan tidak 3
mencemari sumber air (jarak
dengan dumber air >10m)
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah
lebih lanjut
4. Sarana a. Tidak ada 0
pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air 1
sarana dan tidak ada penutup
(tempat
sampah) c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup 3
III. PERILAKU
PENGHUNI
1. Membuka a. Tidak pernah dibuka 0
jendela kamar b. Kadang-kadang 1
tidur c. Setiap hari dibuka 2
2. Membuka a. Tidak pernah dibuka 0
jendela ruang b. Kadang-kadang 1
keluarga
c. Setiap hari dibuka 2
3. Membersihkan a. Tidak pernah 0
rumah dan b. Kadang-kadang 1
halaman
c. Setiap hari 2
4. Membuang a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam/ 0
tinja bayi dan sembarangan
balita ke b. Kadang-kadang ke jamban 1
jamban
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam/ 0
5. Membuang sembarangan
sampah pada b. Kadang-kadang dibuang 1
tampat ke tempat sampah
sampah
c. Setiap hari dibuang 2
ke tempat sampah

TOTAL HASIL PENILAIAN

CARA MENGHITUNG HASIL PENILAIAN = Nilai x bobot

Anda mungkin juga menyukai