Anda di halaman 1dari 12

Rumus/cara perhitungan Jumlah balita diare yang diobati sesuai standar dibagi seluruh balita diare

dikali 100
Kepadatan penduduk dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya diare di masyarakat,
dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak baik. Hal ini diperkuat melalui penelitian yang dilakukan
oleh Margarethy (2020) yang menyatakan bahwa kepadatan penduduk berpengaruh terhadap
kenaikan kasus diare. Berdasarkan hasil analisis secara spasial mengindikasikan adanya hubungan
antara kepadatan penduduk dengan kejadian diare (Amalia, 2012)

1. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dalam penelitian ini merupakan


rasio banyaknya penduduk (jiwa) per luas wilayah (km 2).

Distribusi spasial kepadatan penduduk digambarkan

berdasarkan klasifikasi dari Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2016. Klasifikasi

yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR tersebut adalah

rendah untuk daerah dengan kepadatan penduduk < 15.000

jiwa/km2, sedang apabila kepadatan penduduk antara

15.000-20.000 jiwa/km2, dan tinggi apabila kepadatan

penduduk >20.000 jiwa/km2 (Kementerian PUPR RI,

2016).

2. Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan dalam penelitian ini merupakan

persentase jumlah penduduk yang memiliki rerata

pengeluaran per bulan berada dibawah garis kemiskinan

berdasarkan hasil SUSENAS pada Bulan September 2017-

2020. Distribusi spasial kemiskinan digambarkan

berdasarkan klasifikasi dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2011.

Klasifikasi tersebut adalah rendah untuk persentase

kemiskinan < 5%, sedang untuk persentase kemiskinan 5-

10%, dan tinggi untuk persentase kemiskinan >11%

(TNP2K, 2011).

Selanjutnya, Hasil Penilaian Rumah Sehat = Nilai × Bobot, dimana (a) Rumah masuk dalam
kategori sehat apabila skor = 1068 – 1200; dan (b) Rumah tidak sehat apabila skor = < 1068
(Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Indikatoryangdigunakanuntukmenilairumah
kondisi rumah serta lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, merupakan
faktor resiko dan sumber penularan berbagai jenis penyakit .Penyediaan air bersih
dan sanitasi lingkunganyang tidak memenuhi syarat dapat menjadi faktor resiko
terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan penyebab kematian no. 4
sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktivitas kerja dan kecerdasan
anak sekolah menurun

KRITERIA RUMAH SEHAT

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria


sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cuup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antara penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebeas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan
garis sepadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan
kecelakaan didalam rumah.

I. INDIKATOR RUMAH YANG DINILAI

Lingkup penilaian rumah dilakukan terhadap kelompok higiene rumah, sarana


sanitasi dan perilaku penghuni rumah sebagai berikut :

A. Kelompok Higiene Rumah, meliputi :

1. Langit-langit.
2. Dinding.
3. Lantai.
4. Jendela kamar tidur.
5. Jendela ruang keluarga & ruang tamu.
6. Ventilasi.
7. Sarana pembuangan asap dapur.
8. Pencahayaan.

B. Kelompok Sarana Sanitasi, meliputi :

1. Sarana Air Bersih.


2. Sarana Pembuangan Kotoran.
3. Sarana Pembuangan Air Limbah.
4. Sarana Pembuangan Sampah.

C. Kelompok Perilaku Penghuni

1. Membuka Jendela Kamar Tidur.


2. Membuka jendela ruang keluarga.
3. Membersihkan rumah dan halaman.
4. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban.
5. Membuang sampah pada tempat sampah.
II. CARA PENILAIAN RUMAH

A. Penilaian Rumah.

Dalam penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi


kriteria sehat dan besaran bobot pada kelompok higiene rumah, sarana
sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing
parameter adalah sebagai berikut :

1. Nilai minimum dari kelompok higiene rumah adalah :


a. Langit-langit =2
b. Dinding =2
c. Lantai =2
d. Jendela kamar tidur =1
e. Jendela ruang keluarga= 1
f. Ventilasi =1
g. Sarana pembuangan asap dapur =2
h. Pencahayaan =2

2. Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :


a. Sarana air bersih =3
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
b. Jamban =2
(Sarana pembuangan kotoran)
c. SPAL =2
d. Sarana pembuangan sampah = 2

3. Perilaku

Untuk perilaku penghuni dikenakan nilai maksimum karena perilaku


sangat berperan untuk mencapai rumah sehat.

B. Pemberian Nilai.

1. Komponen rumah

a. Langit-langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, otor dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
b. Dinding
1 = Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu /ilalang)
2 = Semi permanen/setengah tembok pasangan bata atau
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
3 = Permanen (tembok, pasangan batu bata atau batu yang
diplester), papan kedap air.

c. Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/Anyaman bambu yang dekat dengan tanah/ ples-
Teran yang retak/berdebu.
2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung.
ran yang retak/berdebu.

d. Jendela kamar tidur


0 = Tidak ada
1 = Ada

e. Jendela ruang keluarga


0 = Tidak ada
1 = Ada

f. Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai.
2 = Ada, luas ventilasi >10% luas lantai.

g. Sarana pembuangan asap dapur


0 = Tidak ada
1 = Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur < 10% dari luas
lantai dapur.
2 = Ada, dengan lubang ventilasi > 10% luas antai dapur
(asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

h. Pencahayaan
1 = Tidak terang, tidak bisa digunakan untuk membaca.
2 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca
dengan normal.
3 = Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan normal.

2. Sarana sanitasi

a. Sarana Air Bersih (SGL/SPT/PP/KU)


0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan.
2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.
3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan.
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

b. Jamban (Sarana Pembuangan Kotoran)


0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke
sungai atau kolam.
2 = Ada, bukan leher angsa, ada tutup (leher angsa)
disalurkan ke sungai/kolam.
3 = Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank.
4 = Ada, leher angsa, septic tank.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)


0 = Tidak ada, sehingga tergenang di dalam atau diluar
halaman rumah.
1 = Ada, diresapkan mencemari sumber air (jarak dengan
sumber air < 10 m).
2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka.
3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air > 10 m).
4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk
diolah lebih lanjut.

d. Sarana Pembuangan Sampah (Tempat Sampah)


0 = Tidak ada.
1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup.
2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup.
3 = Ada, kedap air dan tertutup.

3. Perilaku penghuni

a. Membuka jendela kamar tidur


0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka

b. Membuka jendela ruang keluarga


0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka

c. Membersihkan rumah dan halaman


0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari

d. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban


0 = Dibuang ke sungai/kebun/kolam/sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari selalu dibuang ke jamban

e. Membuang sampah pada tempat sampah


0 = Dibuang ke sungai/kebun/kolam/sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah
2 = Setiap hari selalu dibuang ke tempat sampah

Penentuan kriteria rumah:

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah


merupakan perkalian antara nilai dengan bobot.

Hasil penilaian rumah didapat :

1) Rumah Sehat = 1.068 – 1200


2) Rumah Tidak Sehat = < 1.068

C. Pembobotan.
Pembobotan terhadap kelompok higiene rumah, kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku penghuni berdasarkan Teori Blum, yang
diinteroretasikan terhadap :

1. Lingkungan = 45 %
2. Perilaku = 35 %
3. Pelayanan Kesehatan = 15 %
4. Keturunan = 5%

Dalam hal rumah sehat prosentase Pelayanan Kesehatan dan Keturunan


diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan
sebagai berikut :

Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator


:

1) Bobobt higiene rumah = 31


( 25/80 x 100% = 31,25)

2) Bobot sarana sanitasi = 25


( 20/80 x 100% = 25 )

3) Bobot perilaku penghuni = 44


( 35/80 x 100% = 43,75

Anda mungkin juga menyukai