PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/1992 Bab III pasal 5 ayat I yang berbunyi Setiap warga
Negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang
layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.1
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang penting bagi kehidupan setiap
manusia. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar
namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah sehat yang layak dihuni. Rumah
sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga
memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.2
Di Indonesia terutama di pedesaan, banyak rumah yang belum memenuhi syaratsyarat rumah sehat. Persentase rumah sehat merupakan salah satu indikator rumah untuk
menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat.
Di dalam program kesehatan lingkungan, keadaan rumah sangat berhubungan dengan kondisi
ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi, atau kebiasaan, geografi dan kondisi lokal. Selain itu
terdapat indikator lain, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, keluarga
dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, dan tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM).2,3
Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah
dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan saranan sanitasi dasar,
pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.
Pembangunan sarana saitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah
kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang biasanya
ditangani secara lintas sektor.3
Puskesmas Borobudur sebagai pemberi pelayanan kesehatan primer bagi 20 desa di
Kecamatan Borobudur yang berada dalam wilayah kerjanya juga telah melakukan upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya dalam hal rumah sehat. Di
tingkat puskesmas Borobudur pencapaian rumah sehat berdasarkan hasil SPM bulan Januari
September 2014 sebesar 122% telah mencapai target yang telah ditetapkan Dinkes yaitu
70%
Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan Jumat, tanggal 14 November
2014 di Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, wilayah Puskesmas Borobudur pada 30 rumah
yang disurvey terdapat 27 rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat. Sehingga
cakupan rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat sebanyak 13 % (kurang dari target).
Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat di DusunBanjaran I, Desa Karanganyar
diperlukan intervensi oleh berbagai pihak yang terkait dengan masalah ini. Namun menurut
Standard Pelayanan Minimal (SPM) di wilayah Puskesmas Borobudur pada bulan Januari
September 2014, didapatkan cakupan presentase rumah sehat di wilayah kerjanya hanya
mencapai 13,33% dengan pencapaian 19,04 % hal tersebut masih terbawah target yang
ditetapkan Dinkes yaitu 70 %.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan data Puskesmas Borobudur pada bulan Januari - September 2014
ditemukan cakupan rumah sehat warga di Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang yang tidak mencapai target. Untuk itu akan dibahas faktor
faktor apakah yang menyebabkan rendahnya Cakupan rumah sehat? Apa saja alternative
pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah yang ditemukan? Apa saja
kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi penyebab kurangnya cakupan rumah sehat di Dusun Banjaran I, Desa
Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang dan memberikan solusi
kesehatan lingkungan di dusun tersebut
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui data umum Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang.
b) Mengetahui persentase rumah yang sudah dan belum memenuhi kriteria
rumah sehat di Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang.
c) Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun
Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah
1.
2.
No.
Komponen Rumah
Kriteria
Bobot
31
Jumlah Persen
langit ?
b.Semi
permanen/
tembok
tidak
diplester
c.Permanen dan kedap air
3
Apakah
kasa nyamuk
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
jendela b.Ada
kamar tidur?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
ruang b.Ada
keluarga ?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
ventilasi ?
lubang b.Ada
asap dapur ?
c.Ada dan berfungsi dengan baik
Apakah rumah anda a.Tidak terang, tidak dapat digunakan
mempunyai
untuk membaca
terasa sakit
c.Terang, enak untuk membaca dan
tidak silau
No.
1
Sarana Sanitasi
Apakah
jenis
Kriteria
Bobot
25
Jumlah
Persen
a. Sumur gali
b. Sumur pompa tangan
c. PDAM
yang digunakan di
rumah anda?
2
Apakah
memiliki
Air Bersih ?
Ada,
milik
sendiri
tapi
tidak
memenuhi syarat
c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi
syarat
5
Apakah
mempunyai
jamban keluarga ?
SPAL
Pembuangan
Limbah) ?
5
tempat Sampah
No.
Perilaku
Kriteria
Bobot
Jumlah
Persen
Penghuni
25
1
Apakah
anda
sering membuka
2
jendela ?
Apakah
anda
sering menyapu
dan
a. Seminggu
b. Tiap 3 hari
c. Setiap hari
mengepel
rumah
Dimanakah anda
3
membuang tinja
Bagaimana cara
anda mengelolah
a. Ke sungai/kebun/kolam
b. Ke WC/Jamban
a. Dibuang ke sungai/kebun
b. Ke TPS/Petugas sampah
c. Dimanfaatkan/daur ulang
sampah ?
No.
1
Komponen
Kriteria
jumlah
keluarga
2.
anda?
Apakah
dirumah a.ada
Lalat ?
Apakah di rumah a.ada
anda
Kecoa?
Apakah di rumah a.ada
anda
Persen
anggota
Jumlah
Bobot
19
Nyamuk ?
Apakah
KETERANGAN
Bila skor dari
Nilai Rumah
: 229-1388
a.Rumah Sehat
:1008-1388
b.Kurang Sehat
: 614-1007
c.Tidak Sehat
: 229-613
Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential Envirinment dari WHO (1947) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istirahat
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan
kamar mandi
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya
dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular
f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi
Kriteria rumah sehat yang dikutip dari Winslow antara lain:1
1. Harus dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Harus dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut American Public Health
Asociation (APHA), yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dasar fisik
Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara
atau dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah
bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari
temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar
22C - 30C sudah cukup segar.
b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas
cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api
lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa
silau.
W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan
terpelihara kebersihannya.
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti
berikut: 2
a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik
tidak digunakan lagi, karena jika saat musim hujan akan lembab sehingga
dapat menimbulkan gangguan atau penyakit terhadap penghuninya. Oleh
karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen,
keramik, teraso dan lain-lain. Untuk mencegah masuknya air ke dalam
rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.
b. Dinding yaitu untuk di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan
sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara dan untuk di kamar mandi
dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan. Fungsi dinding
selain sebagai pendukung atau penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk
melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin, juga
melindungi dari pengaruh panas.
c. Langit-langit
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
d. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang
bermain anak.
Banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya tergantung kepada jumlah penghuni.
Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan menuntut jumlah ruangan yang banyak
terutama ruang tidur. Pada umumnya jumlah ruangan dalam suatu rumah disesuaikan dengan
fungsi ruangan tersebut, seperti:
a. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur)
Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur
ini biasanya digunakan untuk ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di tempat
yang cukup tenang. Sebaiknya ruang tidur mendapat cukup sinar matahari,
agar terhindar dari penyakit saluran pernafasan, maka luas ruang tidur
minimal 9 m2 untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk
11
dengan bagian luar rumah. Bila tidak, ruang atau kamar mandi dan jamban
ini harus dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan udara
dari kamar mandi dan jamban tersebut keluar, sehingga tidak mencemari
ruangan lain. Selain itu kebersihannya harus selalu terjaga. Jamban harus
berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dipergunakan untuk lebih dari 7
orang.
g. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan
lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk
memperbaiki rumah (tangga, dan lainlain).
h. Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau buatan,
yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan.
Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
menyilaukan. 2
4. Kualitas udara
Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: 2
a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C
b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.Ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena
ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk udara
yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari
dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang (cross
ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.
13
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi,
siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi
syarat kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. 2
Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan
menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain:
a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup
tanpa oksigen dalam udara.
b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.
c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan
mulut.
d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh
penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.
Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang
baik, yaitu ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana udara
masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu.
Proses terjadinya aliran udara ialah karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang
panas lebih ringan dari pada udara yang dingin. Ventilasi buatan, ialah ventilasi
berupa alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust
ventilation) dan air condition. 2
6. Binatang penular penyakit
Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang.
7. Air 2
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air
minum sesuai perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah 2
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran
terhadap permukaan tanah, serta air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
14
Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun.
11. Atap
Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,
panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti:
debu, asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena
bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan.
II.I.4 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai jumlah kriteria yang ada, dengan range
sesuai blanko SSD1. Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok
sarana sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori H.L. Blum, yang
diinterprestasikan terhadap:
1. Lingkungan (45%)
2. Perilaku (35%)
3. Pelayanan Kesehatan (15%)
4. Keturunan (5%)
Minimum proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat berdasarkan Jateng 2010
adalah:
1.
Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, pintu, jendela kamar tidur, jendela
ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2.
Sarana sanitasi: sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana
pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.
3.
4.
Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor dan
dijumlahkan skornya. Bila skor dari 1008-1388 maka termasuk kategori rumah sehat.
Jika skor dari 614-1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor dari 229-613.
II.1.5 Sarana Sanitasi Rumah
15
Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan
perumahan sehat adalah sebagai berikut:
a. Sarana air bersih dan air minum
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak sesuai
Peraturan
Menteri Kesehatan
No.416/MENKES/PER/IX/1990
(Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1990). Air minum adalah air yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dan berasal dari penyediaan air
minum sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). 3
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi
penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih antara lain (a) jarak antara sumber
air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air
limbah) minimal 10 meter, (b) pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan
tanah dibuat kedap air dengan pembuatan cincin dan bibir sumur, (c) penampungan
air hujan pelindung air, perpipaan atau kran atau sumur gali terjaga kebersihannya
dan dipelihara rutin.
Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi sebagai air minum,
antara lain:4
Syarat fisik
Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, jernih
dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa
nyaman.
Syarat kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi kesehatan.
Syarat bakteriologis
Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Sebagai petunjuk bahwa
air telah dicemari oleh faeces manusia adalah adanya E.coli karena bakteri ini
selalu terdapat dalam faeces manusia baik yang sakit, maupun orang sehat
serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.
16
Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari,
terutama jika sulit ditemukan air bersih.
c. Jamban/kakus
Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk melepaskan
hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus atau jamban ialah:4
Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang
lain, terlindung dari panas atau hujan, serta terjamin privacy-nya. Dalam
kehidupan sehari-hari, syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan
sendiri untuk kakus di rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan.
Bangunan kakus memiliki lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang
kuat, syarat ini yang terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus model
cemplung.
Menyediakan alat pembersih seperti air atau kertas yang cukup, sehingga dapat
segera dipakai setelah membuang kotoran.
Jenis-jenis kakus atau jamban dilihat dari bangunan jamban yang didirikan,
tempat penampungan, pemusnahan kotoran dan penyaluran air kotor, seperti:
17
o Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dekat dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan kakus.
Kakus ini dibuat dengan menggali lubang ke dalam tanah dengan diameter
80-120 cm sedalam 2,5-8 meter. Lama pemakaiannya antara 5-15 tahun.
Pada kakus ini harus diperhatikan jangan diberi desinfektan karena
mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh, untuk
mencegah bertelurnya nyamuk, tiap minggu diberi minyak tanah, agar
tidak terlalu bau diberi kapur barus.
o Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun di atas
empang, sungai atau rawa. Kakus model ini kotorannya tersebar begitu
saja, yang biasanya kotoran tersebut langsung dimakan ikan, atau ada
yang dikumpul memakai saluran khusus yang kemudian diberi pembatas
seperti bambu, kayu dan lain sebagainya yang ditanam melingkar ditengah
empang, sungai atau rawa.
o Kakus dengan angsa trine ialah, kakus dimana leher lubang kloset
berbentuk lengkungan, dengan demikian akan selalu terisi air yang
penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-binatang kecil.
Kakus model ini biasanya dilengkapi dengan lubang atau sumur
penampung/sumur resapan yang disebut septi tank. Kakus model ini
adalah yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
d. Tempat Sampah
18
untuk
menjabarkan
materi
atau
suatu
objek
dalam
suatu
komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.
19
e. Sintesis (Sinthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang
baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut
berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria
yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang
isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%
c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
II.3 Perilaku
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala yang tampak pada organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup
termasuk dari manusia. Hereditar atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar
atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya.
Sedangkan faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. 5
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal
dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun
aktif (disertai tindakan). 5
20
Pengukuran perilaku dapat dilakuykan dengan wawancara dan angket yang tentang isi
materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden
a.Perilaku baik bila skor 81%-100%
b. Perilaku cukup bila skor 65%-80%
c. Perilaku kurang bila skor < 60%
Pengukuran perilaku dapat dilakukan
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek. Respon ini dibedakan menjadi 2 (dua): 6
5. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang memerima stimulus
tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
6. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut
overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) misal, seorang ibu memeriksa
kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh
sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
21
maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai
tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
a. Dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, petugas klinik sanitasi melakukan langkah-langkah
kegiatan terhadap penderita/pasien dan klien.
1) Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
2) Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita
yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta diagnosis
penyakitnya ke dalam buku register.
4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga, penderita
tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga
berkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada buku Pedoman Teknis
Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik
Sanitasi di Puskesmas.
5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan
dengan kejadian penyakit yang diderita.
6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang
jadwal kunjungan lapangan.
b.
Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien atau
keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan
lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas).
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat
sesuai dengan jenis penyakitnya.
3) Memberitahu atau menginformasikan
kedatangan
kepada
perangkat
24
1. Identifikasi Masalah
6.Monitoring dan
evaluasi
5. Penentuan rencana
penerapan
4. Penetapan
pemecahan masalah
terpilih
3. Menentukan alternatif
pemecahan masalah
INPUT
MAN
MONEY
METHODE
MACHINE
MATERIAL
MASALAH
MASALAH
P1
P2
P3
LINGKUNGAN
Identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah
PROSES
PROSES
Fungsi
Manajemen
(P1, P2, P3 )
Dan
Manajemen
Mutu
OUTPUT
Cakupan
Kegiatan
dan Mutu
OUTCOM
E
IMPACT
25
LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Social budaya
Social Ekonomi
Kebijakan
26
Importancy
1 = Tidak penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
Vulnerability
1 = Tidak sensitif
2 = Kurang sensitif
3 = Cukup sensitif
4 = Sensitif
5 = Sangat sensitif
Cost
1 = Sangat murah
2 = Murah
3 = Cukup murah
4 = mahal
5 = sangat mahal
27
BAB III
ANALISIS MASALAH
Dalam pelaksanaan kegiatan programnya, Puskesmas Borobudur masih memiliki
beberapa cakupan kegiatan yang belum mencapai target Dinas Kesehatan (Din.Kes)
Kabupaten Magelang. Hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari penyebab dan
upaya penyelesaiannya.
Tabel 2. Cakupan rumah sehat wilayah Puskesmas Borobudur tahun 2014
No
Keterangan
Rumah dan
Jumlah
Terdata
15664
Yang
Yang
Diperiksa
Pencapaian
6372
Tercapai
Target
3832
Target
%
Perhitungan
Skor
36,1
21,7
Sarana Sehat
Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan tanggal 14 November 2014 di
Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar yang merupakan salah satu desa pada wilayah
Puskesmas Borobudur.
Bulan Januari - September 2014
Indikator
Target
Sasaran
Sasaran bulan
Rumah sehat
(%)
70
(1tahun)
30
berjalan
22,5
Cakupan
Pencapaian
Kegiatan Persen (%)
3
13,33 %
19,04 %
SMD Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar didapatkan 3 rumah yang memenuhi syarat
rumah sehat. Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat agar sesuai dengan target
Dinkes 2014 yaitu sebesar 70% maka dapat dilakukan pemecahan masalah pada beberapa
rumah/KK sehingga dapat meningkatkan indikator rumah sehat dengan penghitungan sebagai
berikut:
Jumlah cakupan rumah dengan yang memenuhi syarat rumah sehat di Dusun
Banjaran I, Desa Karanganyar adalah:
Besar cakupan =
X 100
3
X 100%
30
10 %
Dari hasil didapatkan besar cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat sanitasi di
Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar periode Januari September 2014 lebih rendah dari
target Dinkes 2014 yaitu 70% sebesar 10 %.
Jumlah pencapaian rumah sehat yang memenuhi syarat di Dusun Banjaran I, Desa
Karanganyar periode Januari - September 2014 adalah:
Pencapaian
Besar Cakupan
X 100
10
X: 100 %
70
= 14,2 %
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan skor pencapaian rumah sehat di Dusun
Banjaran I, Desa Karanganyar di bawah 100 % sehingga menjadi masalah.
Data hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi didapatkan hasilnya sebagai berikut :
1. Komponen Rumah
29
Kriteria
langit ?
Jumlah
24
4
2
Persen (%)
80 %
13.33 %
6.67 %
10
20
33.3 %
66.7 %
0%
1
21
6
3.33 %
70 %
20 %
6.67 %
30
0
0
100 %
0%
0%
28
2
93.33 %
6.67 %
29
1
96.67 %
3.33 %
2
13
15
0
6.67 %
43.33 %
50 %
0%
20
10
0
66.67 %
33.33%
0%
0%
25
83.33 %
b.Semi
permanen/
tembok
tidak
diplester
c.Permanen dan kedap air
3
Apakah
kasa nyamuk
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
kamar tidur?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
jendela b.Ada
ruang b.Ada
keluarga ?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
ventilasi ?
lubang b.Ada
asap dapur ?
c.Ada dan berfungsi dengan baik
Apakah rumah anda a.Tidak terang, tidak dapat digunakan
mempunyai
untuk membaca
30
terasa sakit
16.67%
Kriteria
d. Sumur gali
e. Sumur pompa tangan
f. PDAM
Jumlah
23
0
7
Persen (%)
76.67 %
0%
23.33%
0
2
0%
6.67 %
23
76.67 %
16.67 %
7
11
12
23.33 %
36.67 %
40 %
21
9
70,00%
30,00%
0%
26
4
0
86,67%
13,33%
0%
yang digunakan di
rumah anda?
2
Apakah
memiliki
Air Bersih ?
syarat
c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi
syarat
Apakah
mempunyai
jamban keluarga ?
SPAL
Pembuangan
Limbah) ?
5
tempat sampah ?
31
Perilaku Penghuni
Apakah anda sering
membuka jendela ?
dan
mengepel rumah?
Dimanakah
anda
membuang tinja?
Bagaimana
anda
cara
mengelola
Jumlah
7
13
10
8
5
17
Persen(%)
23,33%
43,33%
33,33%
26,66%
16,66%
56,66%
c. Ke sungai/kebun/kolam
d. Ke WC/Jamban
9
21
30%
70%
d. Dibuang ke sungai/kebun
e. Ke TPS/Petugas sampah
f. Dimanfaatkan/daur ulang
30
0
0
100%
0%
0%
d.
e.
f.
d.
e.
f.
Kriteria
Tidak pernah dibuka
Kadang-kadang
Setiap hari dibuka
Seminggu
Tiap 3 hari
Setiap hari
sampah ?
Tabel 8. Rekapitulasi kuesioner kemungkinan lain
No.
1
Komponen
Kriteria
Berapa
luas
rumah a.<8 m2 per orang
anda?
b.>8 m2 per orang
Berapa jumlah anggota
2.
keluarga anda?
Apakah dirumah anda a.ada
terdapat tikus ?
b.tidak ada
Apakah di rumah anda a.>5 ekor
terdapat lalat ?
b.<5 ekor
Apakah di rumah anda a.ada
terdapat kecoa?
b.tidak ada
Apakah di rumah anda a.ada
terdapat nyamuk ?
b.tidak ada
Apakah anda memiliki a.menyatu dengan rumah
kandang ternak ?
Jumlah
17
13
Persen(%)
56,67%
43,33%
30
0
100%
0%
26
4
86,67%
13,33%
27
3
90,00%
10,00%
30
0
100%
0%
9
14
7
30,00%
46,67%
23,33%
Rekapitulasi Total
Jumlah Kepala keluarga
30 KK
Persentase
100 %
32
Rumah Sehat
Rumah Kurang Sehat
Rumah Tidak Sehat
3 KK
21 KK
6 KK
10 %
70 %
20 %
Dari tabel diatas disimpulkan 90 % rata-rata rumah yang tidak memiliki kriteria rumah sehat
yang terdapat di desa Karanganyar, dusun Banjaran I.
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
INPUT
Man : Petugas kesling
1. Kerangka Teori
Money : Dana operational
Puskesmas
Method : Inspeksi rumah
dengan instrument
Machine : blanko inspeksi
Material : alat transportasi
33
PROSES
P1:Perencanaan jadwal
inspeksi dan penyuluhan
rumah sehat
P2:Pelaksanaan penjadwalan
program inspeksi rumah
LINGKUNGAN
Warga atau yang
dianggap KK,
pengetahuan, perilaku,
dana
Kerangka Konsep
34
BAB V
METODE PENELITIAN
5.1 Jenis data yang diambil
Survei dilakukan di Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang. Dalam survei ini dilakukan pendataan rumah yang ada di Dusun
Banjaran I, Desa Karanganyar secara langsung.
Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian dilakukan kunjungan
rumah warga untuk dilakukan pendataan. Responden yang diambil sebanyak 30 KK.
Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas
Borobudur dan laporan bulanan bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Borobudur.
35
Data yang diperoleh dianalisis melalui pendekatan sistem, dengan melihat fungsi
manajemen yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, materi,
machine. Proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu dan
output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah
untuk mengidentifikasi permasalahan. Selanjutnya dianalisis masalah dengan mencari
kemungkinan penyebab melalui pendekatan sistem. Selanjutnya dilakukan konfirmasi
penyebab masalah dengan wawancara langsung kepada petugas kesehatan terkait yaitu
koordinator kesehatan lingkungan . Langkah selanjutnya menentukan alternative pemecahan
masalah kemudian penetapan pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan berdasarkan
masalah yang terpilih dan membuat plan of action (POA) dan rencana kegiatan kemudian
dijadwalkan dalam sebuah Gant Chart.
5.2 Batasan Judul
Penulis memilih judul Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Sehat Dusun Banjaran
I, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Evaluasi
Manajemen Program, Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur, Periode
Januari September 2014 dengan batasan pengertian judul sebagai berikut:
a) Rencana
Rencana adalah proses pemikiran ke depan
b) Peningkatan
Peningkatan adalah proses meningkatkan
c) Cakupan
Adalah batasan suatu masalah
d) Rumah Sehat
Adalah suatu rumah untuk tempat tinggal permanen, berfungsi sebagai tempat
untuk bermukim, beristirahat, berekreasi, dan sebagai tempat berlindung dari
pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan
bebas dari penularan penyakit.
e) Dusun Banjaran I
36
Adalah salah satu dusun dari 4 dusun yang terletak di Desa Karanganyar.
f) Desa Karanganyar
Desa Karanganyar merupakan salah satu desa dari 20 desa yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Borobudur.
g) Kecamatan Borobudur
Kecamatan Borobudur adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten
Magelang.
h) Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa
Tengah.
i) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,
atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas
permasalahan yang ditemukan.
j) Manajemen
Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan penggunaan
secara efektif untuk mencapai sasaran
k) Program Kesehatan lingkungan
Adalah salah satu program puskesmas Salaman yang bertujuan untuk mengatasi
masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang
dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat
dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan luar puskesmas.
l) Puskesmas Borobudur
Puskesmas Borobudur adalah salah satu puskesmas di wilayah kabupaten
Magelang
m) Periode Januari September 2014
Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai
cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat
5.3 Definisi Operasional
37
Sasaran adalah warga dan rumah di daerah Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah rumah yang memenuhi
syarat rumah sehat dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa di Dusun Banjaran I,
Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
Penduduk Dusun Banjaran I memiliki pengetahuan yang kurang tentang rumah sehat.
Perilaku penduduk Dusun Banjaran I yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah
cara membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam.
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi Kriteria rumah sehat berdasarkan Jateng
2010 memenuhi komponen rumah, sarana sanitasi, perilaku dan komponen lain-lain.
Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor dan
dijumlahkan skornya. Bila skor dari 1008-1388 maka termasuk kategori rumah sehat.
Jika skor dari 614-1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor dari 229-613.
Lingkup lokasi
Lingkup waktu
Lingkup sasaran
d.
e.
Lingkup metode
Lingkup materi
Kriteria inklusi
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Banjaran I,
Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang yang memiliki
rumah tidak sehat yang bersedia diwawancarai dan berada di tempat
Kriteria ekslusi
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Banjaran I,
Desa Karanganyar, yang memiliki rumah tidak sehat yang tidak mau diwawancara
saat dilakukan survei.
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Banjaran I,
Desa Karanganyar, yang memiliki rumah sehat.
BAB VI
HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Geografis
1. Letak Wilayah
Desa Karanganyar secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, terletak di arah Barat Kabupaten Magelang, terdiri dari 4 dusun
dan terdiri dari 12 RT dan 4 RW, nama-nama dusun tersebut adalah Banjaran I, Banjaran
II, Ngadiwinatan I dan Ngadiwinatan II.
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Karanganyar dibatasi oleh :
39
Sebelah Utara
: Desa Karangrejo
Sebelah Selatan
: Desa Giritengah
Sebelah Barat
: Desa Ngadiharjo
Sebelah Timur
: Desa Tanjungsari
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Karanganyar adalah 152.525 Ha
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Karanganyar tahun 2011 adalah 1.662 jiwa. Laki-laki
berjumlah 862 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 800. KK Miskin (RTM)
berjumlah 377 KK.
2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Karanganyar menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Karanganyar menurut jenis kelamin tahun 2011
Jumlah
Penduduk
Banjaran I
Banjaran 2
Ngadiwinatan 1
Ngadiwinatan 2
286
151
165
172
298
162
180
181
821
Total
Kepala
584
313
345
354
1595
Keluarga
175
78
150
105
508
738
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Karanganyar, tahun 2011)
Banjaran 1
Banjaran 2
Ngadiwinata 1
Ngadiwinata 2
0-1
Balita
1-3
3-5
Apras
6
6
7
4
23
16
15
18
15
64
13
11
14
9
47
7
4
8
2
21
Pra
Lansia
Usila
lansia
66
63
83
42
254
22
19
42
21
104
23
9
50
20
102
Mata Pencaharian
Petani Sendiri
613
Buruh Tani
85
Pengangkutan
Pedagang
167
Industri
27
PNS
196
Lainnya
564
Jumlah
1652
Jumlah
Belum tamat SD
203
60
486
492
Tamat SLTA
391
20
Total
1652
(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Karanganyar, tahun 2011)
3. Sarana Kesehatan
Puskesmas induk
: 1 buah
Puskesmas pembantu
Borobudur)
Polindes
: 1 buah (Bumiharjo)
41
PKD
Bidan desa
Posyandu Lansia
: 66 tempat
Posyandu
: 118 tempat
: 27 orang
UKS
: 67 unit
4. Fasilitas Umum
Taman Kanak-kanak
: 1 tempat
: 1 tempat
MI Swasta
: 1 tempat
Masjid
: 4 tempat
Musholla
: 9 tempat
42
b. Luas Wilayah
43
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Dusun Banjaran I tahun 2008 berdasarkan data statistik
Kantor Desa Karanganyar adalah 584 jiwa.
2. Data Penduduk
Pembagian penduduk Dusun Banjaran I berdasarkan jenis kelamin, umur,
mata pencaharian, dan jumlah kepala keluarga menurut tingkat pendidikan tidak
diketahui karena tidak didapatkan data pada tingkat dusun. Sehingga data yang
digunakan adalah data berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 07
November 2014 terhadap 129 kepala keluarga.
Tabel 5. Jumlah penduduk Dusun Banjaran I menurut jenis kelamin
PENDUDUK
Laki-Laki
194
Perempuan
184
TOTAL
378
(Sumber : Data Hasil Survey tanggal 07 November 2014 terhadap 129 Kepala
Keluarga)
Tabel 6. Jumlah penduduk Dusun Banjaran I menurut umur
RANGE USIA
0-1 tahun
1-5 tahun
5-6 tahun
7-15 tahun
16-21 tahun
22-59 tahun
> 60 tahun
Total
JUMLAH
12
20
8
57
42
209
30
378
(Sumber : Data Hasil Survey tanggal 07 November 2014 terhadap 129 Kepala
Keluarga)
Tabel 7. Jumlah penduduk Dusun Banjaran I menurut mata pencaharian
MATA PENCAHARIAN
Wiraswasta
Buruh
Petani
PNS
Lain-Lain
Total
JUMLAH
25
48
9
3
4
89
(Sumber : Data Hasil Survey tanggal 07 November 2014 terhadap 129 Kepala
Keluarga)
44
JUMLAH
183
45
49
9
40
326
SD
SLTP
SLTA
AK atau PT
Tidak Sekolah
Total
(Sumber : Data Hasil Survey tanggal 07 November 2014 terhadap 129 Kepala
Keluarga)
pengetahuan
responden tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan dengan jawaban iya diberi nilai 1
(satu), sedangkan untuk jawaban tidak diberi nilai 0 (nol). Nilai dari jawaban setiap
responden dijumlahkan, kemudian
45
Pertanyaan
Jawaban
Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap
a. Iya
b. Tidak
dapur?
2.
3.
4.
5.
6.
rumah?
Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat dari
7.
8.
9.
a. Iya
b. Tidak
a. Iya
b. Tidak
a. Iya
b. Tidak
a. Iya
b. Tidak
a. Iya
b. Tidak
a.
b.
a.
b.
Iya
Tidak
Iya
Tidak
a. Iya
b. Tidak
46
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Nama KK
Sudalgi
Ismono
Marsudi
Kemis
Rinto
Suliman
Asroni
Ari Sulis
Suyanto
Nurhamid
Kamah
Rochmat
Muhtaroji
Hamdani
Jumadi
Pariman
Fatmul Kiro
Sumardi
Muhadi
Hadi Pamiro
Abdul Karim
Ahmadi
Amin
Amin Riyadi
Romadhon
Kiryanto
Suparno
Sudarno
Sarmadi
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
5
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
6
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
7
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Nilai
9
9
5
9
9
9
5
9
5
5
9
9
9
5
9
9
5
5
9
9
5
6
9
9
5
9
9
5
9
Presentase
100 %
100 %
55,55 %
100 %
100 %
100 %
55,55 %
100 %
55,55 %
55,55 %
100 %
100 %
100 %
55,55 %
100 %
100 %
55,55 %
55,55%
100 %
100 %
55,55%
66,66 %
100 %
100 %
55,55 %
100 %
100 %
55,55 %
100 %
Kategori
Baik
Baik
Kurang
Baik
Baik
Baik
Kurang
Baik
Kurang
Kurang
Baik
Baik
Baik
Kurang
Baik
Baik
Kurang
Kurang
Baik
Baik
Kurang
Cukup
Baik
Baik
Kurang
Baik
Baik
Kurang
Baik
30
Jumadi
55,55 %
Kurang
Jumlah Responden
18
1
11
Persen (%)
60 %
3.33 %
36.66 %
Dari tabel diatas sekitar 36.66 % penduduk Dusun Banjaran I Kecamatan Borobudur
memiliki pengetahuan kurang tentang rumah sehat.
Tabel 11. Kuesioner Perilaku Hidup Sehat
47
No.
1
Perilaku Penghuni
Kriteria
Membuka
Jendela a. Tidak pernah dibuka
kamar tidur
3
4
Menyapu
b. Kadang-kadang
c.Setiap hari dibuka
dan a.Seminggu
mengepel rumah
b.Tiap 3 hari
c.Setiap hari
a.Ke sungai/kebun/kolam
Pengelolaan sampah
b.Ke WC/Jamban
a.Dibuang ke sungai/kebun
b.Ke TPS/Petugas sampah
Jumlah
7
13
10
Persen(%)
23,33%
43,33%
33,33%
8
5
17
26,66%
16,66%
56,66%
9
21
30%
70%
30
0
0
100%
0%
0%
c.Dimanfaatkan/daur ulang
Dari tabel diatas perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara
membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam 100%.
48
2.
Pertanyan
Kenapa
anda
Jawaban
tidak a. Kurang Biaya
b. Keadaan tempat tinggal/
menerapkan hal tersebut (yang
geografi
terdapat dalam kuesioner
c. Kurang mengerti tentang
pengetahuan tentang rumah
rumah sehat
sehat)
dalam
kehidupan
sehari-hari?
Apakah anda tahu bahwa a. Ya
b. Tidak
permasalahan di atas dapat
Jumlah
30
0
Persen
100 %
0%
0%
26
4
86,66 %
13,33 %
27
90 %
10 %
4.
sebutkan a. <2x/tahun
b. 2-3x/tahun
c. >3x/tahun
3
3
0
0
10%
0%
0%
Dari tabel di atas penyebab lain yang paling tinggi adalah kurangnya biaya (100%)
BAB VII
PEMBAHASAN
VII.1 KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
49
Berdasarkan hasil survei pengamatan, questioner dan wawancara yang telah dilakukan
di Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
didapatkan penyebab masalahnya sebagai berikut:
- Sebesar 90 % rata-rata rumah yang tidak memiliki kriteria rumah sehat yang terdapat di
Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar.
- Sebesar 36,66 % penduduk Dusun Banjaran I, Desa Karanganyar Kecamatan Borobudur
memiliki pengetahuan kurang tentang rumah sehat.
- Sebesar 100 % perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara
membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam
- Penyebab lain yang paling tinggi adalah kurangnya biaya
VII.2 ANALISIS PENYEBAB MASALAH BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM
Tabel 13. Penyebab Masalah dari faktor input
Input
MAN
(tenaga Kerja)
Kelebihan
Tersedia satu petugas kesehatan
Belum
Kekurangan
optimalnya
promosi
lingkungan
kesehatan
petugas
dalam
Adanya
bantuan
operasional
di
puskesmas
yang
rumah sehat)
Melakukan
pengamatan
dan
untuk dilakukan
langsung
kepada
dan
syarat-syaratnya
pendataan berlangsung
Material
(Perlengkapan)
saat
penyuluhan
Tersedianya blanko kuesioner untuk Kurangnya
media
promosi
rumah sehat
Kelebihan
Perencanaan
pemeriksaan
rumah sehat sudah ada
Terdapatnya
jadwal
Kekurangan
Belum adanya jadwal tertulis tentang
perencanaan
pelaksanaan
untuk
sehat
sudah
dilaksanakan
Pelaksanaan
pengendalian)
penyuluhan
kurang
berkelanjutan
Kurangnya evaluasi dari kegiatan
yang dilakukan
yang dilakukan
Warga
dusun
kooperatif
saat
melakukan pendataan
cukup
petugas
syarat kesehatan
Kurangnya kesadaran masyarakat
51
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Terbatasnya dana masyarakat untuk
merenovasi rumah
52
Input
Machine
Kurangnya media promosi (poster, leaflet,
pamflet) tentang rumah sehat
Money
Material
Man
Method
Belum ada penyuluhan secara berkala tentang
rumah yang memenuhi syarat kesehatan
P1
Belum adanya jadwal tertulis
tentang perencanaan
pelaksanaan pengawasan
rumah sehat
PROSE
S
P2
Kurangnya pendataan
terhadap setiap rumah
oleh tenaga kesehatan
akibat kurangnya tenaga
petugas kesehatan
Pelaksanaan penyuluhan
kurang berkelanjutan
P3
Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang
dilakukan
Lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah
sehat
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak
yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat
kesehatan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku
hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah
53
BAB VIII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
VIII.1 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar penyebab masalah yang paling mungkin pada petugas
kesehatan setempat, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibentuk alternatif
pemecahan penyebab masalah.
Tabel 15. Pemecahan Masalah
Masalah
1. Kurangnya pengetahuan
mengenai rumah sehat
54
penyuluhan
56
tidak
langsung
berkesinambungan
dan
MIV
I
5
V
4
C
2
C
50
Prioritas
I
secara
berkala
hidup
memberikan
sehat
motivasi
sekaligus
kepada
cara
2.
hidup
yang
baik
dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengumpulkan iuran bulanan dari 3
12
VI
35
II
27
III
13,5
18
IV
VII
dusun
untuk
umum
dengan
tujuan
kerjasama
lintas
(bekerjasama
dengan
petugas
Melakukan
pembinaan
pembentukan
kader
dan 3
kesehatan
sehat
dan
penyuluhan
Rapat
evaluasi
antara
petugas 4
Pemecahan Masalah
Bentuk Kegiatan
59
dan
pendekatan
untuk
ke
tokoh
mensosialisasikan
ke
5.
penyediaan
air
bersih,
saluran
rumah sehat
Pembuatan pamflet,
leaflet
dan
60
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan hasil dari tujuan
Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan Jumat, tanggal 14
November 2014
agar
meningkatkan
program
penyuluhan
langsung
yang
diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Putra Prabu. Rumah Sehat. 2009. Diunduh tanggal 20 November 2014. Available at:
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/
2. Subdhi Febrillah. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 20 November 2014. Available
at: http://www.scribd.com/doc/22740907/febrillah-subdhi-makalah-rumah-sehat-untukdownload-lihat-description-di-bawah
3. Keputusan
Mentri
Kesehatan
RI
No.829.Menkes
SK/VII/2009/01/03/rumah-
6. Ulfansyam. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 22 November 2014. Available at:
http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/21-rumahsehat.html
7. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Borobudur 2014 Periode Januari-September
2014
8. Hartoyo. Handout instrument analisa penyebab untuk pemecahan masalah. Magelang,
2012.
9. Hartoyo. Handout: Manajemen Pelayanan/ Maanajemen Program di Puskesmas.
Magelang. 2012
10. Hartoyo. Handout: Penentuan prioritas pemecahan masalah. Magelang 2012.
11. Saifudin.2000. Tempat tinggal Sehat, Air Bersih dan Sehat Lingkungan Bersih dan
Sehat: Jawa tengah
12. Notoadmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005
LAMPIRAN
Data hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi didapatkan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 3. Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah
No.
Komponen Rumah
Kriteria
Bobot
31
Jumlah Persen
langit ?
b.Semi
permanen/
tembok
tidak
diplester
c.Permanen dan kedap air
63
Apakah
kasa nyamuk
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
kamar tidur?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
ruang b.Ada
keluarga ?
Apakah rumah anda a.Tidak ada
mempunyai
ventilasi ?
jendela b.Ada
lubang b.Ada
asap dapur ?
c.Ada dan berfungsi dengan baik
Apakah rumah anda a.Tidak terang, tidak dapat digunakan
mempunyai
untuk membaca
terasa sakit
c.Terang, enak untuk membaca dan
tidak silau
1. Sarana Sanitasi
Tabel 4. Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi
No.
Sarana Sanitasi
Kriteria
Bobot
25
Jumlah
Persen
64
Apakah
jenis
g. Sumur gali
h. Sumur pompa tangan
i. PDAM
yang digunakan di
rumah anda?
2
Apakah
memiliki
Sarana b.
Air Bersih ?
Ada,
milik
sendiri
tapi
tidak
memenuhi syarat
c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi
syarat
Apakah
mempunyai
jamban keluarga ?
SPAL
Pembuangan
Limbah) ?
5
tempat Sampah
2. Perilaku Penghuni
Tabel 5. Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni
No.
Perilaku
Kriteria
Bobot Jumlah
Persen
Penghuni
25
1
Apakah
anda
sering membuka
2
jendela ?
Apakah
anda
sering menyapu
dan
mengepel
rumah
Dimanakah anda
3
4
membuang tinja
Bagaimana cara
anda mengelolah
e. Ke sungai/kebun/kolam
f. Ke WC/Jamban
g. Dibuang ke sungai/kebun
h. Ke TPS/Petugas sampah
i. Dimanfaatkan/daur ulang
sampah ?
Komponen
Kriteria
2.
anda?
Apakah
dirumah a.ada
Lalat ?
Apakah di rumah a.ada
anda
Kecoa?
Apakah di rumah a.ada
anda
Persen
jumlah
anggota
Jumlah
Bobot
19
Nyamuk ?
Apakah
KETERANGAN
Bila skor dari
66
Nilai Rumah
: 229-1388
a.Rumah Sehat
:1008-1388
b.Kurang Sehat
: 614-1007
c.Tidak Sehat
: 229-613.
7.
8.
9.
Pertanyaan
Jawaban
Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap a.Iya
b.Tidak
dapur?
Menurut anda perlukah mempunyai jamban di a.Iya
b.Tidak
dalam rumah dan alirkan ke septic tank?
Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di a.Iya
b.Tidak
kamar dan di ruang keluarga?
Menurut anda perlukah memiliki tempat sampah a.Iya
b.Tidak
yang kedap air dan tertutup?
Menurut anda apakah penting langit-langit di a.Iya
b.Tidak
dalam rumah?
Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat a.Iya
b.Tidak
dari bahan yang kedap air (Diplester/ubin/
keramik)?
Menurut anda
apakah
perlu
dibuat
ruang a.Iya
b.Tidak
Nilai
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
keluarga?
Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di a.Iya
b.Tidak
rumah?
1
0
1
0
Perilaku Penghuni
Kriteria
Membuka
Jendela a. Tidak pernah dibuka
kamar tidur
Menyapu
mengepel rumah
Jumlah
Persen(%)
b. Kadang-kadang
c.Setiap hari dibuka
dan a.Seminggu
b.Tiap 3 hari
67
3
4
c.Setiap hari
a.Ke sungai/kebun/kolam
Pengelolaan sampah
b.Ke WC/Jamban
a.Dibuang ke sungai/kebun
b.Ke TPS/Petugas sampah
c.Dimanfaatkan/daur ulang
Pertanyan
Kenapa
anda
Jawaban
Jumlah
tidak d. Kurang Biaya
e. Keadaan tempat tinggal/
menerapkan hal tersebut
geografi
(yang
terdapat
dalam
f. Kurang mengerti tentang
kuesioner
pengetahuan
rumah sehat
tentang rumah sehat) dalam
2.
kehidupan sehari-hari?
Apakah anda tahu bahwa c. Ya
d. Tidak
permasalahan di atas dapat
Persen
4.
68
69
Tabel 18.
No
1
Plan Of Action
Kegiatan
Tujuan
Penyuluhan Menambah
mengenai
Sasaran
Seluruh
Pelaksana
warga, Petugas
Banjaran I
lingkunga
motivasi kepada
n,
masyarakat agar
dokter
selalu
muda
Waktu
Lokasi
Desember
Dana
kader, tiap
ar
Metode
Tolak
Penyuluhan
keberhasilan
Meningkatnya
langsung
pengetahuan dan
atau kesehatan
kesadaran
6 rumah
bulan
menerapkan
Ukur
masyarakat akan
Kepala
pentingnya
dusun
rumah sehat
Banjaran I
baik
Meningkatkan
Rapat
koordinasi
lintas
promkes,
desa, Kepala
dan puskesmas
program terkait
program
serta
kinerja petugas
Bidan
rapat
Desember
Aula
Dana
Pertemuan
operasiona berkala
petugas
dan
seterusnya
promkes,
petugas
disesuaika
puskesmas petugas
kesling
dengan
dengan
kesling, kader
promkes,
koordinasi
jadwal
dan
kader
bulanan
kegiatan
untuk
kesling
kegiatan
kunjungan
penialaian
70
sekaligus
sosialisasi
pembinaan
Meningkatkan
Setiap 3
Bantuan
Pertemuan
Tolak ukur
dan
peran kader
Banjaran I Desa
Karangany kesehatan
bulan 1
operasiona berkala
Proses
pembentukan
dan tokoh
Karanganyar
ar
lingkunga
kali dalam
antara
Adanya
kader
masyarakat
yang tidak
n & kader
setahun
kesehatan
petugas
koordinasi
kesehatan
dalam
memenuhi
Dimulai
kesling,
dengan petugas
lingkungan
bulan
kader dan
kesling, dan
Desember
masyarakat
kader
2014
setempat
untuk
penilaian
sekaligus
kader dalam
sosialisasi
melakukan
rumah sehat
sosialisasi
Rapat
rumah sehat
Proses:
Rapat
Untuk
1 bulan
Dana
koordinasi
mengoptimalka
kesehatan
kesehatan
sekali
Operasion
Terselenggarany
bulanan
lingkunga
dimulai
al
a rapat yang
bulan
Puskesmas
membahas data
pendataan
Borobudur
71
pelayanan
4
sehat
Desember
kesehatan
Borobudur
cakupan rumah
2014
sehat
Hasil:
Meningkatnya
kerjasama antara
Puskesmas
Borobudur dan
pihak pelayanan
kesehatan untuk
meningkatkan
pendataan
cakupan rumah
Pembinaan
Memberikan
kader
wawasan
secara
rumah
berkala
terhadap kader
sehat
dan
mengoptimalka
Kader
Petugas
Desember
kesling
tiap
bulan
Pembinaan
sehat
Meningkatnya
pengetahuan
tentang
kader
kesehatan
rumah sehat
tentang
yang
lebih optimal
n peran kader
72
Pembuatan
Untuk
Petugas kesling,
Puskesmas Petugas
Dimulai
Dana
Diskusi,
jadwal oleh
mengetahui
kader
, balai
kesling,
bulan
operasiona Tanya
sanitarian
sasaran
desa
kader
Desember
mengenai
penyuluhan,
Karangany
2014
puskesmas
pelaksanaa
Tersusun
ar
jadwal kegiatan
pengawasa
n rumah
sistematis
jawab
Tolak ukur
proses
Terlaksananya
kegiatan
pembuatan
jadwal kegiatan
Tolak ukur hasil
sehat dan
Tersusun jadwal
penyuluhan
kegiatan yang
pentingnya
baik dan
rumah
sistematis, serta
sehat
mengetahui
sasaran
penyuluhan
6.
Pemberian
Memotivasi
usulan
desa, Kesling,
untuk
pengumpul
untuk
an
iuran menghimpun
bulanan
dana
Seluruh
warga, Petugas
Desember
Rumah
Bantuan
Diskusi
Terkumpulnya
Operasion
dana
untuk
Dusun
al
membangun
masyarakat
dokter
setiap
Banjaran
kesehatan
rumah
Dusun Banjaran I
muda
bulan
I,
dan
berkurangnya
desa
Karangany
jumlah
sehat
rumah
73
dari
pembangunan
masyarakat
jamban umum
di
kepada
yang
Banjaran I
layak,
ar
bersih
pembangun
saluran
dan
an jamban pembuangan
umum yang
layak,
penyediaan
air
bersih,
saluran
pembuanga
n
limbah,
dan tempat
sampah
umum
74
7.
Pembuatan
Meningkatkan
Seluruh
dan
pengetahuan
operasiona dan
pengetahuan dan
pembagian
masyarakat
seterusnya
penjelasan
kesadaran
media
kader,
tiap
kesehatan
poster,
masyarakat akan
promosi
sehat
dokter
bulan
mengenai
pasif
secara
warga, Petugas
muda
Desember
Rumah
dusun
6 Banjaran I
Bantuan
Pembagian
Meningkatnya
rumah sehat
rumah
sehat
75
Desember
2014
Kegiatan
1
76
Lantai tanah
77
Sumur gali
78
Rumah Sehat
Memiliki langit-langit
79