Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Poltekes Kemenkes
Bengkulu merupakan institute pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan
pembelajarandengan visi “Menghasilkan tenaga sanitarian yang kompeten ,
mandiri, dan unggul dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan tahun
2020”. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan
hal yang essensian di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar
terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Kegiatan Praktek Belajar lapangan di Jurusan Kesehatan Lingkungan
merupakan kegiatan belajar mengajar yang dirancang untuk memberikan
pengalaman dan kesempatan belajar bagi peserta didik di tengah-tengah
kehidupan masyarakat sekaligus turut membantu memecahkan masalah mereka
berdasarkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik tataran diploma III
Salah satu Peraktek Belajar Lapangan (PBL) yang akan dilaksanakan
adalah PBL untuk mencapai kompetensi mata kuliah Sanitasi Permukiman, yang
dilaksanakan dengan pendekatan Ilmiah dan partisipatif yang dirancang untuk
memberikan pengalaman dan kesempatan belajar bagi peserta didik di lapangan
praktik sesungguhnya.
Praktek Belajar Lapangan (PBL) Sanitasi Permukiman, dilaksanakan untuk
memenuhi capaian kompetensi mata kuliah Sanitasi Permukiman, Mata kuliah
Sanitasi Permukiman melakukan kajian tentang tujuan, ruang lingkup sanitasi
permukiman, penemuan kasus penyakit akibat permukiman tidak sehat, praktik
pengambilan dan pemeriksaan sampel lingkungan permukiman, praktik
pengukuran sanitasi permukiman, survey sarana sanitasi permukiman,
pelayanan sanitasi permukiman, dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengadaan dan pemeliharaan sarana sanitasi permukiman.
Selama kegiatan praktik mahasiswa akan melakukan identifikasi dan
analisis sanitasi permukiman, serta memberikan saran pengendalian terhadap
setiap permasalahan yang disusun berdasarkan konsep permukiman yang sehat
dan memenuhi syarat sehingga pesertadidik dapat kompeten dan unggul
melakukan peran mandiri dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti PBL ini diharapkan mahasiswa mendapatkan
pengalaman nyata sehingga mampu melakukan inspeksi sanitasi kawasan
permukiman, tempat-tempat umum dan pariwisata.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan PBL mahasiswa diharapkan mampu:
a. Membuat perencanaan pemantauan, pengelolaan serta pemberdayaan
masyarakat terhadap ruang lingkup sanitasi permukiman.
b. Menyusun laporan hasil perencanaan pemantauan dan pengelolaan
terhadap ruang lingkup sanitasi permukiman.
BAB II

HASIL DAN PENGUMPULAN DATA

A. Gambaran umum lokasi praktek


1. Gambaran umum singkat
a. Gambaran umum puskesmas betungan
UPTD Puskesmas Betungan merupakan salah satu Puskesmas
Perawatan yang ada di Kota Bengkulu. Puskesmas betungan terletek di
Jalan Depati Payung Negara Km 16,5. Puskesmas Perawatan Betungan
berada di wilayah kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang terletak antara
2o sampai 5o LS dan 101o sampai 104o BT dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengn Kelurahan Sukarami
2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Babatan Kabupaten
Bengkulu Selatan
3. Sebelah timur dengan daerah Air Sebakul
4. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Kandang
Luas wilayah kerja Puskesmas Perawatan Betungan 19,21 km2
yang meliputi dua kelurahan yaitu kelurahan Betungan dan Kelurahan
Pekan Sabtu. Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Perawatan
Betungan adalah dataran tinggi. Keadaan jalan antara dua kelurahan
sangat baik dan merupakan salah satu jalan lintas Bengkulu-Lampung.
Penduduk dalam wilaya Puskesmas Betungan pada tahun 2016
berjumlah 11.596 jiwa yang terdiri dari Kelurahan Betungan dan Pekan
Sabtu.
2. Dasar hukum
a. Peraturan Menteri Kesehatan no.44 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas.
b. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di
Puskesmas.
c. Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
d. Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan.
e. Peraturan Mentri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.
3. Program Kerja
Kesehatan lingkungan merupakan cakupan dari tempat pengolahan
makanan, dimana dalam setahun diadakan 6 kali monitoring, pengawasan
dan monitoring IS SGL rumah tangga diadakan 4 kali dalam setahun,
pendataan damiu diadakan setahun sekali, pemantauan kualitas air minum
diadakan setiap bulan, dan penyuluhan pemicu STBM (Sanitsi Berbasis
Masyarakat) diadakan 3 kali dalam setahun.
Program Kesehatan Lingkungan merupakan program pokok yang ada di
Puskesmas Betungan yang memantau kegiatan Kesehatan Lingkungan di
wilayah Puskesmas Betungan, kegiatan Kesehatan Lingkungan adalah
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Rumah Sehat
b. Pemeriksaan Sumur Gali
c. Pemeriksaan TPM
d. Pemeriksaan Penjualan Air Minum
e. Pemeriksaan Kebersihan Lingkungan
f. dan lain-lain.
B. Hasil Pengamatan, Pemantauan, Pengukuran, dan Pemeriksaan

Dari hasil yang kami proleh mendapatkan sebanyak 80 rumah sehat pada
wilaya uptd puskesmas betungan biasanya 1 rumah di huni 5 orang anggota
keluarga. dari hasil ini kami memdapatkan 20 rumah yang mempunyai kasus
penyakit berbasis lingkungan. Dan 60 rumah yang memenuhi persyaratan rumah
sehat (terlampir). Ada beberapa rumah yang mempunyai kasus penyakit
berbasis lingkungan yaitu:
No. Penyakit Jumlah Nama Pasien Alamat Is Katagor
pasien i
1. Malaria 4 orang 1. Rizky wahyudi Jl. Betungan rt 13

2. DBD 4 orang 1. Baity jananti Kel. Pekan sabtu rt 13


2. Bayu Kel. Betungan rt 19
3. Ispa 4 orang 1. Daslaili Kel. Betungan rt 12
2. Randi Kel. Betungan rt 12
3. Haryanto Kel. Betungan rt 12
4. Rini Kel. Betungan rt 12

4. Penyakit 4 orang 1. Subaida Kel. Betungan rt 21


kulit 2. Fitriani
3. Nina
5. TB paru 4 orang 1. Selamet Kel. Betungan rt 6
2. Kel. Betungan rt 13

Dari kasus yang kami analisis di upt puskesmas betungan ada 6 macam kasus yang
berbasis lingkungan yaitu: Malaria,DBD, Ispa, Penyakit kulit, TB paru. Setelah kami
lakukan inspeksi sanitasi rumah sehat terhadap rumah-rumah pasien yang terkena
penyakit, ternyata rumah pasien itu tidak memenuhi syarat rumah sehat menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan
BAB III

PEMBAHASAN

A. Identifikasi masalah kesehatan lingkungan


Hasil Dugaan/Analisis Kasus yang kami lakukan dari wawancara terhadap
pasien di klinik sanitasi UPTD Puskesmas Perawatan Betungan sampai
kunjungan lapangan di rumah pasien sebagai berikut :
1. ISPA
a. Daslaili
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit ispa adalah tidak adanya
fiber/plastic tembus cahaya sehingga keadaan rumah penderita gelap dan
ventilasi rumah kurang dari 10%, sehingga kurangnya cahaya matahari
masuk ke dalam rumah
b. Randi
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit ispa adalah prilaku atau
kebiasaan penderita setiap kali batuk tidak pernah menutup mulut dan
membuang dahak di sembarang tempat.
c. Haryanto
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit ISPA penyebab pasien
mengalami penyakit ini adalah karena perilaku pasien yang sering buang
dahak di sembarang tempat, ventilasi kurang dari 10% dan pintu jarang
dibuka sehingga terhambatnya sirkulasi udara masuk kedalam rumah
d. Rini
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit ISPA penyebab pasien
mengalami penyakit ini adalah karena perilaku pasien yang sering buang
dahak di sembarang tempat, ventilasi kurang dari 10% dan pintu jarang
dibukak sehingga terhambatnya sirkulasi udara masuk kedalam rumah

2. Malaria
a. Risky Wahyudi
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit malaria, penyebab pasien
mengalami penyakit ini dikarenakan faktor lingkungan. Banyaknya semak-
semak yang rimbun disekitar rumah sehingga dapat menimbulkan tempat
persembunyian/perkembang biakan nyamuk, ventilasi rumah pasien tidak
dipasang kawat kasa kemungkinan dapat menimbulkan nyamuk masuk
kedalam rumah dan kebisaan dan kebisaan pasien yang sering
menggantung pakaian yang dapat menyebabkankan factor terjadinya
penyakit malaria.
b. Rini
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit malaria, penyebab pasien
mengalami penyakit ini dikarenakan faktor lingkungan, disekitar rumah
selokan air yang biasa menjadi tempat perindukan nyamuk, ventilasi tidak
dipasangnya kawat kasa yang dapat mencegah masuknya nyamuk
kedalam rumah
c. Hartoni
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit malaria, penyebab pasien
mengalami penyakit ini dikarenakan ventilasi yang tidak dipasangnya
kawat kasa yang dapat mencegah nyamuk masuk kedalam rumah dan
kebiasaan penderita keluar rumah tidak menggunakan baju lengan
panjang dan tidak menggunakan repellent untuk menghindari gigitan
nyamuk.
d. Misna
Analisis pada pasien yang mengalami penyakit malaria, penyebab pasien
mengalami penyakit ini dikarenakan factor lingkungan, ventilasi rumah
tidak di pasang kawat kasa yang dapat mencegah masuknya nyamuk
kedalam rumah, kebiasaan pasien dan keluarga menggantung pakaaian
yang dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk.

3. DBD
a. Baity jananti
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit DBD,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan faktor lingkungan
yaitu ditemukannya barang bekas seperti kaleng di sekitar rumah yang
dapat menampung air hujan yang dapat menyebabkan perindukan
nyamuk aedes aegepty, ventilasi yang tidak dipasang kawat kasa dapat
mencegah nyamuk masuk kedalam rumah,serta kebiasaan pasien dan
keluarga menggantung pakaian didalam rumah dan dapat menyebabkan
tempat persembunyian nyamuk
b. Eva
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit DBD,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan kurangnya cahaya
matahari yang masuk kedalam rumah, ventilasi tidak di pasang kawat
kasa yang dapat mencegah nyamuk masuk kedalam rumah dan keluarga
juga memelihara burung dalam sangkar di dalam rumah yang dapat
menimbulkan jentik nyamuk.
c. Dian
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit DBD,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan faktor perilaku,
kebisaan menggantung pakaian yang bias jadi tempas bersarang nya
nyamuk, dan ada nya aliran air selokan yang tidak lancar yang bisa
menjadi tempat perindukan nyamuk.
d. Berlian
Dugaan dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit DBD,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan ventilasi yang tidak
dipasang kawat kasa, serta kurang nya sinar matahari yang masuk
kedalam rumah.
4. Penyakit kulit
a. Subaida
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit kulit,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan pola penggunaan
handuk mandi yang sama-sama dan mandi menggunakan sabun sama-
sama bisa menjadi fakrot terjadinya penyakit kulit.
b. Fitriani
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit kulit
(gatal-gatal), penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan faktor
perilaku pasien dan keluarga dalam penggunaan handuk secara bersama-
sama, ketika sehabis mandi handuk jarang dijemur dan penggunaan
sabun secara bersama bisa menjadi penyebab terkenanya penyakit kulit.
c. Nina
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit kulit,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan kluarga dan pasien
kurang nya memperhatikan kebersihan yaitu pola pemakaian handuk
kluarga pasien yang kadang-kadang memkai yang sendiri dan kadang-
kadang memakai yang lain serta penggunaan sabun secara bersama-
sama.
d. Hendra
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit kulit,
penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan handuk yang
digunakan jarang dicuci, penggunaan handuk tidak sendiri-sendiri dan
penggunaan sabun secara bersama .
5. TB Paru
a. Selamet
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit TB
Paru, penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan di dalam
rumah pasien dalam keadaan gelap, serta kamar yang tidak memiliki
ventilasi sehingga serkulasi kurangnya sirkulasi udara yang masuk
kedalam rumah, ketika batuk tidak menutup mulut dan buang dahak di
sembarang tempat.
b. Zalzali
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit TB
paru, penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan faktor prilaku
penderita ketika batuk tidak menutup mulut dan membuang ludah di
sembarang tempat, serta hygiene sanitasi peralatan makanan yang tidak
dipisah antara penderita dengan anggota keluarga lainnya, karna bisa
menyebabkan menularnya penyakit melalui alat makan.
c. Erwanto
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit TB
paru, penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarenakan lubang
ventilasi kurang dari 10% sehingga kurangnya sirkulasi udara masuk
kedalam rumah, dan kebiasaan penderita membuang ludah di sembarang
tempat, karna itu bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit tb paru.
d. Yahuni
Analisis dan hasil kunjungan pada pasien yang mengalami penyakit TB
Paru, penyebab pasien mengalami penyakit ini dikarnakan sirkulasi udara
di rumah pasien tidak baik karena jendela pada rumah pasien jarang
dibuka serta perilaku pasien ketika batuk tidak menutup mulut dan buang
ludah disembarang tempat.
B. Perencanaan kegiatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah
a. ISPA
Cara mencegah penyakit ISPA yang terjadi pada beberapa pasien di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Perawatan Betungan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut.
1. Lingkungan,lokasi rumah, dan perilaku
a. Memperbaiki lubang ventilasi
b. Membuka pintu/jendela di pagi hari
c. Membuat ventilasi tambahan
d. Menutup mulut saat batuk
e. Membuang dahak pada tempatnya
f. Alat makan antara pasien dengan keluarga dipisah
g. Menjaga kebersihan
2. Malaria
Cara mencegah penyakit Malari yang terjadi pada beberapa pasien di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Perawatan Betungan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut.
1. Lingkungan, lokasi rumah dan perilaku
a. Memasang kawat kasa pada ventilasi
b. Membersihkan selokan di sekitar rumah agar terhindar akan
adanya jentik nyamuk
c. Selalu membersihkan semak belukar disekitar rumah agar tidak
menjadi tempat perkembang biakan nyamuk
d. Menggunakan kelambu saat istirahat malam hari
e. Menggunakan jaket atau baju berlengan panjang saat keluar
rumah
3. DBD
Cara mencegah penyakit I DBD yang terjadi pada beberapa pasien di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Perawatan Betungan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut.
1. Lingkungan, lokasi rumah dan perilaku
a. Memasang kawat kasa pada ventilasi
b. Sebelum tidur disemprot dahulu atau menggunakan pelindung
diri (obat anti nyamuk bakar/coil, obat antinyamuk elektrik, obat
anti nyamuk oles) atau memakai kelambu
c. Menimbun/mengubur barang bekas seperti kaleng,ban, botol,
plastik bekas, lubang pohon, lain-lain yang dapat menampung air
d. Melipat pakaian yang bergelantungan
e. Rutin menguras bak mandi, bak WC, dan tempat penampungan
air lainya
f. Merawat tanaman dalam pot air dengan baik
g. Menaburkan bubuk abate pada bak penampungan air
h. Air minum/mandian burung harus di pelihara dan dibersikan
terus
4. Penyakit kulit
Cara mencegah penyakit kulit yang terjadi pada beberapa pasien di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Perawatan Betungan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut.
1. Lingkungan, lokasi rumah dan perilaku
a. Menggunakan air yang terhindar dari sumber pencemar
b. Tidak menggunakan sabung secara bersamaan
c. Tidak menggunakan handuk secara bersamaan
d. Potong pendek kuku jari tangan
5. TB Paru
Cara mencegah penyakit TB Paru yang terjadi pada beberapa pasien di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jalan Perawatan Betungan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut.
1. Lingkungan, lokasi rumah dan perilaku
a. Selalu membuka pintu/jendela di pagi hari
b. Memperbaiki/menambah lubang hawa atau lubang angin (ventilasi),
agar sirkulasi dalam rumah lancar
c. Tidur terpisah antara pasien dengan anggota keluarga
d. Membuang dahak pada tempatnya
e. Menutup mulut bila batuk
f. Penggunaan alat makan harus dipisah antara pasien dengan
anggota kluarga
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Sanitasi permukiman di daerah sekitar UPTD puskesmas perawatan betungan
kebanyakan telah memenuhi syarat rumah sehat sekitar 80% menurut
Permenkes 829 berdasarkan formulir insfeksi sanitasi rumah sehat yang telah
kami lakukan dan sekitar 30% rumah sehat yang tidak memenuhi syarat yang
nilainya kurang dari 1068, ada beberapa penyakit yang kami temukan yaitu:
penyakit ISPA, malaria, DBD, TB paru dan penyakit kulit.

Anda mungkin juga menyukai