Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok

puskesmas yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu

menompang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia

juga untuk merubah, menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur yang tidak

baik dari lingkungan dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan

penduduk,untuk itu perintah berusaha mengadakan fasilitas sarana-sarana

kesehatan semaksimal mungkin. Salah satu program kesehatan lingkungan yang

sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat adalah cakupan rumah

memenuhi syarat kesehatan (laporan tahunan,2021)

Demikian pula tujuan pembangunan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan sedaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujudnya derajat

kesehatan setinggi-tinggi nya.

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) merupakan

pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang merajuk pada

penyedian sarana dan pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia, yang dapat
menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia baik fisik maupun

mental.

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No.829/Menkes/Sk/1999

menjelaskan rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia dan biologik di dalam rumah,

di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau

masyarakat memproleh derajat kesehatan yang optimal. Prasarana kesehatan

lingkungan juga termasuk kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingkungn permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah ketentuan

teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan

masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

Secara nasional persentase rumah tangga yang menempati rumah layak

huni sebesar 59,54 %, provinsi dengan presentase tertinggi rumah tangga yang

menempati rumah layak huni yaitu di Yogyakarta 86,19 %, Bali 77,05 % dan

Kalimantan Timur (70,80 % ), sedangkan di Sumatra Barat persentase rumah

tangga yang menempati rumah layak huni menurut provinsi tahun 2020 yaitu

56,87% (Profil Kesehatan Indonesia).

Berdasarkan persentase rumah sehat menurut wilayah kerja Puskesmas

Pagambiran sebesar 80,9 % sedangkan target yang harus dicapai 100% .

Presentase rumah sehat tertinggi yang memenuhi syarat yaitu Pagambiran Ampalu

88,0 % , Pampangan 80,5 %, Batuang Taba 83 %, kampuang jua 71,8 %, Gates

65,8 %.
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf

kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan

mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Lingkungan fisik rumah

yang kurang memenuhi syarat merupakan salah satu faktor risiko Pneumonia,

sanitasi rumah dan penyedin air bersih yang buruk dapat menyebabkan terkena

diare. Penyakit berbasis lingkungan yang merupakan penyebab utama kematian di

Indonesia.(Aditia, 2013).

Berdasarkan permasalahan terjadi diatas maka penulis tertarik untuk

menulis penelitian yang berjudul “ cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat

kesehatan”

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui program pengawasan cakupan rumah

sehat yang memenuhi syarat kesehatan Puskesmas Pagambiran

kota padang.

2. Tujuan khusus

1. Diketahui perencanaan program pengawasan cakupan

rumah sehat yang memenuhi syarat kesehatan di

Puskesmas Pagambiran Kota Padang.

2. Diketahui pengawasan, pengendalian dan penilaian

program pengawasan cakupan rumah sehat yang

memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Pagambiran

Kota Padang.
C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan, pengalaman dan

pembelajaran di bagian peminatan Kesehatan

Lingkungan dalam hal program cakupan rumah sehat

yang memenuhi syarat Kesehatan.

b. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah di

terima di perkulihan dengan kenyataan di lapangan.

c. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan

dalam lingkungan kerja di masa datang.

2. Bagi STIKes Alifah Padang

a. Sebagai wadah untuk membina dan meningkatkan

kerja sama antara Instasi Kesehatan khususnya pada

Puskesmas Pagambiran Kota Padang

b. Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah

diterapkan di STIKes Alifah Padang

3. Bagi Puskesmas Pagambiran

a. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi

Puskesmas Pagambiran Kota Padang mengenai

pelaksanaan program cakupan rumah sehat yang

memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Pagambiran.


b. Serta untuk meningkatkan dan memperluas jaringan

kerjasama antara Instansi STIKes Alifah Padang

dengan Puskesmas Pagambiran Kota Padang.

D. Ruang Lingkup

Pelakasanaan kegiatan magang dimulai dari tanggal 7 Maret- 2

April 2022 di Puskesmas Pagambiran. Ruang lingkup magang terdiri

dari gambaran program pengawasan cakupan rumah sehat yang

memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas Pagambiran terkait P1

(Perencanaan), P2 (Pelaksanaan dan penggerakan), P3 (Pemantauan,

pengendalian, dan evaluasi) serta melakukan identifikasi terhadap

cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat Kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Rumah

1. Pengertian Sanitasi Rumah

Pengertian sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang

ditunjukan terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat merupakan

mata rantai penularan penyakit.sedangkan pendapat lain sanitasi

merupakan usaha-usaha pengawasan yang ada di lingkungan fisik,

mental dan kesejateraan sosial.

2. Pengertian Rumah Sehat

Rumah sehat adalah proposi rumah yang memenuhi kriteria

dan rumah layak huni serta mendukung terciptanya rumah yang sehat.

Menurut BPS yang di publikasikan melalui indikator perumahan dan

kesehatan lingkungan, defenisi rumah layak huni memenuhi standar

kesehatan dan syarat sehat minimum, komponen rumah dan sarana ada

tiga komponen sanitasi yaitu (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yaitu minimum yang

memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter minimum dari

kelompok komponen rumah adalah langit-langit, jendela, kamar tidur,

jendela, ruangan keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur

dan pencahayaan. Minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah

sarana air bersih, jamban (sarana pembuang kotoran) sarana pembuang

air limbah (SPAL) dan sarana pembuang sampah. Perilaku sanitsi


rumah adalah usaha Kesehatan Masyarakat yang menitik beratkan

pada pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan (Aditia,

2013).

3. Syarat Rumah Sehat

Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian

rumah sehat (Yulianti et al., 2021) :

a. Memenuhi kebutuhan psikologis anatara lain privacy

yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota

keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus

untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-masing

penghuni.

b. Bahan bangunan terbuat dari bahan yang dapat menjadi

tumbuh kembang mikrooganisme pathogen.

c. Memenuhi kebutuhahan fisiologis meliputi kebutuhan

terhadap suhu dalam rumah yang optimal, pencahayaan

yang optimal, ventilasi yang memenuhi persyaratan dan

tersedianya ruang yang optimal untuk bermain anak.

Suhu ruangan dalam rumah yang ideal yaitu berkisar

antara 18-20ºC, dan suhu tersebut sangat dipengaruhi

oleh udara luar, pergerakan udara, dan kelembaban

udara dalam ruangan.

d. Tersedia sarana penyedian air bersih,karena air sangat

penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh


manusia sebagian besar terdiri dari air. dengan kapasitas

minimal 60 liter/orang/hari.

e. Saluran air limbah diserapkan dan tidak mencemari

sumber air.

4. Sarana sanitasi rumah

Rumah disamping merupakan lingkungan fisik manusia yaitu

sebagai tempat tinggal, juga dapat merupakan tempat penyebabnya

penyakit, hal ini akan terjadi bila kriteria rmah sehat belum terpenuhi.

Menurut angka statistik kematian dan kesakitan yang paling tinggi

terjadi pada orang-orang yang menempati rumah yang tidak memenuhi

syarat dan terletak pada tempat yang tidak saniter.

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/ Menkes/

SK/ VII/ 1999 sarana sanitasi rumah sehat meliputi beberapa

komponen pokok antara :

a. Penyediaan sarana air bersih, semua sarana yang

dipakai sebagai sarana air bersih bagi penghuni rumah

yang dipakai sehari-hari yang memenuhi syarat

kesehatan. Syarat air bersih yaitu persyaratan fisik

antara lain tidak berbau,tidak berwarna dan tidak

berasa. Syarat kimia untuk air bersih adalah derajat

penyimpanan (pH) antara 6, 5,9,2 dan tidak boleh ada

zat kimia berbahaya (beracun), syarat bakteriologis


anatra lain tidak ada bakteri/ virus kuman patogen

dalam udara.

b. Jamban keluarga/ jamban sehat

Jamban adalah merupakan tempat pembuangan kotoran

manusia baik tinja mauun udara seni. Kotoran manusia

(fases) adalah sumber penyebaran berbagai macam

penyakit seperti tifus, disentri, kolera, bermacam-

macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita). Jamban

keluarga bermanfaat untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran

manusia. Syarat jamban sehat ada 10 anatara lain :

1. Tidak mengotori permukaan tanah di

sekeliling jamban.

2. Tidak mengotori air permukaan di

sekitarnya

3. Tidak terjangkau oleh serangga terutama

lalat, kecoa dan binatang-binatang

lainnya.

4. Mudah dibersihkan.

5. Tidak menimbulkan bau.

6. Mudah digunakan.

7. Tersedia alat pembersih.

8. Aman digunakan.
9. Lubang penutup kotoran tertutup.

10. Leher angsa harus bersih dan terawat

dengan baik.

c. Tempat sampah

Hubungan sampah dengan kesehatan dapat

menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Efek

langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak

langsung dengan sampah, sedangkan efek tidak

langsung berupa penyakit bawaan vektor yang

berkembang biak dalam sampah. Penyakit bawaan

sangat luas dan dapat berupa penyakit menular, tidak

menular.

Yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan

sampah adalah :

1. Tersedianya tempat pengumpulan

sampah didalam rumah yang terbuat dari

bahan yang kedap air dan tertutup.

2. Sampah diangkat ke tempat

penampumgan sementara minimum 1

minggu sekali.

3. Sampah bekas bahan beracun (pestisida,

pupuk, lusetisida) ditanam di tempat

yang aman dan jauh dari sumber air.


d. Saluran Pembuang Air Limbah

Saluran pembuangan air limbah adalah suatu bangunan

yang digunakan untuk membuang air buangan tempat cuci,

dapur, kamar mandi dan lain-lain bukan dari jamban atau

peturusan, dengan persyaratan :

1. Tidak menimbulkan becek atau

pemandangan yang tidak

menyenangkan.

2. Tidak menimbulkan bau,

3. Tidak mencemari sumber air bersih

(jarak dengan sumber air bersih

minimal 10 meter).

4. Tidak menimbulkan genangan air

yang dapat untuk bersarang nya

nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai