A. Latar Belakang
Mata ajaran ini memberi kesempatan mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta dengan bobot 3 SKS atau 14 kali pertemuan @ 8 jam
kegiatan di lapangan atau Pusat Kesehatan Masyarakat/Tempat Pelayanan
Kesehatan.
Praktik Klinik Sanitasi meliputi aktivitas memberi pelayanan kepada individu
secara langsung yang meminta Konsultasi Sanitasi Lingkungan, pembelian sanitizer
(anti septik, desinfektan, insektisida, racun tikus, repellent, abate, alat pelindung diri)
dan memberi pelayanan yang tidak berhubungan langsung dengan individu seperti
pemberantasan vektor penyakit, penyehatan air bersih, sterilisasi udara ruang,
desinfeksi air bak mandi, rodent trapping, dekontaminasi lainnya di tempat tinggal
rumah pasien yang pulang dari Puskesmas untuk memberti pelayanan kesehatan
pencegahan Diare, DHF, ISPA, Malaria, Flu Burung, Toksoplasmosis, Keputihan,
penyakit Kulit dan lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, yaitu secara
kuratif dan rehabilitatif, selain itu juga dilaksanakan upaya preventif dengan cara
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Beberapa factor yang berpengaruh
terhadap kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.
Menurut Hendrik L.Blum, 1974 ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
yaitu factor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan.
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
LINGKUNGAN
•FSISIK PELY.KESEHATAN,
PSIKOSOSI PENCEGAHAN,
•* SOSIO KULTURAL
OKOMATIK PENGOBATAN,
• PENDIDIKAN SEHAT REHABILITASI
•* PEKERJAAN
C. Kompetensi Praktikum
1. Di Dalam gedung Pukesmas
a. Persiapan
(1) Menyiapkan poster klinik sanitasi tentang mekanisme pelayanan
sanitasi lingkungan, brosur tentang pencegahan penyakit berbasis
lingkungan, alat tindakan sanitasi.
(2) Menyiapkan persediaan Sanitizer, timbangan, gelas ukur, kemasan
plastik dan botol, label cara pemakaian sanitizer
(3) Buku pencatatan/pelayanan kunjungan yang lazim digunakan di
Puskesmas
b. Pelaksanaan
(1) Pelayanan Konseling Sanitasi Lingkungan, aktivitas meliputi :
D. Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing
1. Haryono, SKM, Mkes
2. Sri Haryati, SST, MSi
E. Penilaian
1. Tidak mengikuti, nilai E
2. Ikut kegiatan tapi tidak faham teori dan tidak mempraktikan sesuai kasus di
Puskesmas, nilai D
3. Ikut kegiatan, faham teori, tapi tidak mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas,
nilai C
4. Ikut kegiatan, faham teori, mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas tapi kurang
memadai, nilai B
5. Ikut kegiatan, faham teori, mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas secara
memadai, nilai A
F. Biaya
1. Sewa Puskesmas
2. Bahan tiap kelompok Puskesmas terlampir
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1, 2 catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap dengan
diagnosa akhir utama GEA (Gastro Enteritis Akut)
b. Konsultasi keadaan sumber air rumah pasien dari catatan nama pasien,
kepala keluarga dan alamat tempat tinggal
c. Menyiapkan bahan kaporit 60% chlorine diffuser, bottol sampel, cell lem
lalat, minyak cengkeh, baygon cair, hand sprayer, formulir kunjungan
rumah
d. Kunjungan rumah pertama
(1) Mengukur density lalat dengan umpan sirup pada lem lalat selama 15
menit di dapur
(2) Mengambil sampel air sumber air dengan botol sampel steril
(3) Mengukur volume dan pH air
(4) Klorinasi dengan klorin Diffuser waktu pergantian 30 hari
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur density lalat dng
umpan sirup pada lem lalat
selama 15 menit ditempat
hinggsp lalat
b. Mengambil sampel MPN E.
Coli dgn botol sampel steril
dengan pemberat
c. Mengukur pH air sumur
d. Melakukan klorinasi dengan
klorin diffuser dari klorin
sesuai volume air sumur/bak
dgn waktu kontak terukur
e. Mengambil sampel air sumur
untuk MPN E. Coli setelah
klorinasi
f. Mengukur density kecoa dgn
umpan pelet pada lem lalat
selama 24 jam di lemari
makan dan dapur
g. Kunjungan pertama selesai
2. Kunjungan Ke dua
a. Melaporkan hasil kepadatan
lalat, MPN E. Coli, kecoa
b.Penyemprotan Residual
Spraying dengan Baygon
sesuai label
c. Penyemprotan kecoa resi-
dual spraiying dng baygon
sesuai label, umpan sirup
d. Pemberian minyak cengkeh
di lemari makan
e. Penyemprotan dgn minyak
cengkeh
3. Kunjungan ke tiga
a.Menyampaikan hasil pe-
nyemprotan lalat, kecoa dan
klorinasi MPN E.Coli
b.Mengukur kepuasan dgn
kuesioner
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur Ovitrap index,
dengan 100 tabung Ovitrap
tiap rumah selama max 5
hari.
b. Pemberian minyak sereh
kepada anak Balita
2. Kunjungan Ke dua
a. Memasang Ovitrap index
b. Abatisasi
c. Penyemprotan ruang dgn
luas tertentu dgn aerosol
Baygon dari 10 gr/27 m3
(50 dtk/ kamar)
3. Kunjungan ke tiga
a. Menyampaikan hasil
b. Mengukur kepuasan dgn
kuesioner
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Penyedotan debu permuka
an kamar pasien dengan
vacuum cleaner, tiap ruang
satu kantong penampung
debu
b. Mengumpulkan debu dalam
kantong sampel
c. Penyemprotan 4% Benzyl
benzoat dari 97 % keseluruh
permukaan kamar pasien
2. Kunjungan Ke dua
a. Penyedotan debu permuka
an kamar pasien untuk
pemeriksaan tungau debu
di laboratorium
b. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Pengambilan sampel Tuberculosis
udara dengan media Lowen Stein
(LJ). Lima tabung di ruang tidur
pasien (waktu kontak 10, 20, 20,
40 mnt) dgn kontrol lalu ditutup
dengan kapas campur parapin
b. Penyemprotan tempat penam pungan
sputum dgn NAOCl2 dari 16 %
c. Penyemprotan udara ruang dengan
propylen glycol 4% dari presentasi
yang tersedia dengan pelarut air (
50 dtk)
d. Setelah waktu kontak 1 jam
dilakukan pengambilan tuber colusa
udara dengan media Johnson
Louwenstein
2. Kunjungan Ke dua
a. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur density nyamuk
dewasa di ruangan yang paling
banyak menurut penghuni
dengan permuka n di atas kain
putih lalu di aerosol baygon.
Hitung jumlah nyamuk yang mati
b. Penyemprotan residual spray pada
dinding kamar dengan baygon
2. Kunjungan Ke dua
a. Pengukuran kepadatan nyamuk
dewasa
b. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner
I. DATA UMUM
NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
PRINSIP PELAYANAN
PROSES PELAYANAN
B. R : Rumuskan permasalahan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah sekresi / ludah dibuang di tempat
khusus
2 Apakah rumah saudara sering dibersihkan
debunya dengan alat penyedot debu?
3 Apakah di rumah saudara terdapat ventilasi
dengan luas min 10% dari lantai ?
4 Apakah menutup mulut jika batuk / bersin ?
5 Apakah barang-barang yang terkena
percikan sekresi didesinfeksi ?
6 Apakah rumah saudara luasnya kurang dari
8 m2/ orang atau sebelum sakit pergi ke
tempat yang padat orang?
dengan rumah atau buat cerobong asap atau lubang keluar asap di
masker.
berdesakan
...……………………………………………………………
…………………………………………………………………………
E. P : Pelaksanaan tindakan
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….......
F. I : Informasikan perkembangan
Hari / Tanggal :
I. DATA UMUM
NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
PRINSIP PELAYANAN
PROSES PELAYANAN
B. R : Rumuskan permasalahan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah di rumah saudara ada lalat?
2 Apakah saudara cuci tangan dengan
antiseptic setelah BAB, sebelum makan,
sebelum menyiapkan makanan ?
3 Apakah sumber air yang saudara pakai
terlindungi? Jika menggunakan SGL
diplester dan jarak dengan septic tank
minimal 10m, jika menggunakan mata air
maka menggunakan mata air terlindung
4 Apakah makanan minuman ditutup rapat?
5 Apakah alat-alat makan dan masak dicuci
dengan desinfektan?
6 Apakah saudara BAB di jamban dan tinja
tidak tercecer ?
lalat.
antiseptic di toilet.
…..…………………………………………………………
…………………………………………………………………………
E. P : Pelaksanaan tindakan
............………………………………………………………………..……………
……………………………………………………………
F. I : Informasikan perkembangan
………………………………………………………………………..
Hari / Tanggal :
Jam :
NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
WAKTU KONSELING : ………… s/d …………..
Jawaban Jumlah %
Pertanyaan Jawaban seharusnya
benar skor skor
Definisi diare A. BAB sering (lebih dari 3 hari )
B. Kandungan air berlebih (tinja encer) 2
Gejala diare A. Demam
B. Sakit perut
C. Kadang sampai dehidrasi 4
D. Kadang disertai muntah
Penyebab A. Bakteri
diare B. Virus
C. Parasit 5
D. Protozoa
E. Alergi makanan
Cara A. Melalui lalat
penularan B. Melalui tangan yang terkontaminasi
C. Melalui air yang tercemar
D. Melalui makanan minuman yang tercemar
E. Melalui alat-alat yang terkontaminasi 6
F. Membuang tinja tidak saniter
Cara A. Memberantas lalat
pencegahan B. Mencuci tangan setelah BAB, sebelum
makan, sebelum menyiapkan makanan
dengan antiseptic
C. Perlindungan air
D. Menutup makanan minuman 6
E. Desinfeksi alat-alat yang terkontaminasi
F. Membuang tinja secara saniter
JUMLAH 23
1. Definisi ISPA :
c. Melibatkan sinus
d. Melibatkan faring
2. Gejala ISPA
b. Beringus (rhinorhea)
c. Batuk
d. Sakit kepala
e. Sakit tenggorokan
3. Penyebab ISPA
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
4. Cara Penularan
f. Kepadatan hunian
5. Cara pencegahan
1. Definisi diare
2. Gejala diare
a. Demam
b. Sakit perut
3. Penyebab diare
a. Bakteri
b. Virus
c. Parasit
d. Protozoa
e. Alergi makanan
4. Cara penularan
a. Melalui lalat
5. Cara pencegahan
a. Memberantas lalat
dengan antiseptic
c. Perlindungan air
1. Jika saudara memilih membuang secret/ludah di tempat khusus maka wadah harus
clener pada tempat tempat yang banyak debu seperti pada karpet, kasur, kursi
sofa dll
b. Pembersihan debu maka pelaksanaanya adalah dengan kain lap basah pada
permukaan yang kedap air seperti meja, kursi kayu, lantai dan barang-barang
lainnya. Sedang pada barang yang meresap air seperti kasur, karpet, kursi sofa
cara dipukul-pukul
a. Membuat ventilasi maka pelaksananya adalah luas ventilasi dibuat minimal 10%
dari luas lantai dan di pasang pada dinding yang berhubungan langsung dengan
luar ruangan
b. Memfungsikan jendela yaitu dengan jendela di buka tiap hari terutama waktu
memasak.
c. Menyediakan lubang keluar asap dengan cara genteng diatas tungku dibuka atau
8m2/orang
sampah pada tempat sampah yang tertutup, tiap hari sampah dibuang ke TPS
a. merubah perilaku cuci tangan setelah BAB, sebelum makan dan menyiapkan
mencuci tidak memakai sabun maka zat-zat najis yang terkandung masih ada.
b. Menyediakan sabun di kamar mandi dan tempat cuci tangan seperti wastafel
sample air dengan botol sample stiril kemudian diperiksakan ke laboratorium. Jika
hasilnya MPN E coli tidak 0/100ml maka perlu clorinasi dengan bahan kaporit 60%
mengambil sumber air yang terdekat dengan catatan tidak berdekatan dengan
misalnya dengan tudung saji. Makanan yang berada pada suhu kamar sebaiknya
b. Merebus, pelaksanaanya adalah dengan alat- alat dicuci terlebih dahulu kemudian
6. Jika karena membuang tinja tidak saniter, tindakannya adalah membuang tinja
leher angsa yang berseptik tank atau jamban cemplung yang bertutup dengan
OLEH :
HARYONO, SKM, M.Kes
SRI HARYANTI, SST, M.Si
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi
kebutuhan air tersebut ada berbagai jenis fasilitas penyediaan air bersih serperti perpipaan baik
yang berasal dari sumur gali, sumur bor maupun mata air. Air yang dimanfaatkan oleh
maysrakat di beberapa daerah mengandung kadar Fe yang cukup tinggi sehingga menimbulkan
berbagai gangguan seperti air berbau besi, berwarna kekuningan, di lantai dan kamar mandi
menimbulkan kerak, dan juga menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat yang
mengkonsumsinya. Kandungan Fe di bumi sekitar 6.22 %, di tanah sekitar 0.5 – 4.3%, di
sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah sekitar 0.1 – 10 mg/l, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air
minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada airtanah kandunganzat besi bervariasi mulai dan 0,01
mg/l sampai dengan + 25 mg/l.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut,
sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang
sulit larut pada pH 6 sampai 8 (kelarutan hanya di bawah beberapa mg/l), bahkan dapat menjadi
ferihidroksida Fe(OH)3.
Konsentrasi besi dalam air minum dibatasi maksimum 0.3 mg/l (sesuai Kepmenkes RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002), hal ini berdasarkan alasan masalah warna, rasa serta timbulnya
kerak yang menempel pada sistem perpipaan. Manusia dan mahluk hidup lainnya dalam kadar
tertentu memerlukan zat besi sebagai nutrient tetapi untuk kadar yang berlebihan perlu
dihindari. Garam ferro misalnya (FeSO4) dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 mg/L dapat
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum. Dengan dasar ini standar air minum WHO
untuk Eropa menetapkan kadar besi dalam air minum maksium 0.1 mg/l sedangkan USEPA
menetapkan kadar maksimum dalam air yaitu 0.3 mg/l.
Di dalam air minum besi (Fe) dapat berpengaruh seperti tersebut dibawah ini :
1. Menimbulkan penyumbatan pada pipa.
2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat
meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami
degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.
42 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
3. Besi sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/l, akan memberikan
suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.
4. Keberadaan besi dapat memberikan kenampakan keruh dan berwarna pada air dan
meninggalkan noda pada pakaian yang dicuci dengan menggunakan air ini, oleh karena itu
sangat tidak diharapkan pada industri kertas, pencelupan/textil dan pabrik minuman.
5. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan
disebabkan oleh besi).
6. Endapan logam ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air
secara individu (sumur).
7. Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan
penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan
hilangnya kapasitas pertukaran ion.
8. Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan besi yang
terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit
atau kenaikan tekanan di dalam pipa/sistem distribusi, sehingga akan terbawa ke
konsumen.
9. Fe2+ juga menimbulkan corrosive yang disebabkan oleh bakteri
golonganCrenothric dan Clonothrix.
Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar diserap (10-15%). Besi juga
merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah
merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Kelebihan zat besi (Fe) bisa
menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian
mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies,
sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit
kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver,
masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan
iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras
kepala, strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.
Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika kekurangan
besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat
43 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
dalam serum protein yang disebut dengan “transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe)
dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim
seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan
menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat
diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru. Kekurangan besi
(Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering
terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi
(Fe) menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahr, aga,
kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung
serta terasa dingin pada tangan dan kaki.
Ion besi Merupakan zat yang berpotensi sebagai racun. Keracunan besi mengakibatkan
terjadinya abnormalitas genetis pada kromosom. Kelebihan besidapat mengakibatkan
kegagalan dalam metabolisme besi (hemochromatosis).
b. Bahan
c. Filter Reaktif
Cara Pembuatan Filter Reaktif :
1. Siapkan bahan ( zeolit, resin, arang aktif, ferrolit) masing-masing sebanyak 250 ml
2. Cuci sampai bersih zeolit dan arang aktif
3. Jemur zeolit dan arang aktif dibawah sinar matahari sampai kering
4. Ambil catridge media dengan volume 1000 ml
5. Masukkan ke dalam catridge media secara berurutan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Arang aktif sebanyak 250 ml
b. Resin sebanyak 250 ml
c. Zeolit sebanyak 250 ml
d. Ferrolit sebanyak 250 ml
Diantara media tersebut diberi sekat dakron tipis agar bahan tidak bercampur.
6. Tutup catridge media dengan penutupnya
7. Pasang sil untuk menghindari kebocoran
8. Masukkan catridge media yang sudah berisi bahan filter ke dalam housing filter
9. Tutup housing filter dengan penutupnya
Air bersih sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup termasuk manusia. Ketersediaan
merupakan kebutuhan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
air tersebut ada berbagai jenis fasilitas penyediaan air bersih serperti perpipaan baik yang
Air sumur di beberapa daerah mengandung kesadahan yang cukup tinggi sehingga
berbaya bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Indicator dari air yang
kesadahannya tinggi salah satunya adalah kalau direbus akan timbul endapan pada dasar
panic dan kerak pada dinding panci. Endapan ini kalau merupakan partikel logam yang
bersifat persisten didalam tubuh manusia, sehingga ketika air yang me ngandung endapan
masuk dalam tubuh akan mengendap di dalam saluran urinoar yaitu didalam ginjal, yang
mengakibatkan batu ginjal bahkan dapat mengakibatkan gagal ginjal. Penggunaan air
aspek kesehatan, karena dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan gangguan
ginjal (Asmadi, dkk., 2011). Penggunaan air sadah yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh
terhadap aspek teknis dan aspek ekonomi yang sangat merugikan masyarakat, diantaranya
dapat menimbulkan karatan pada alat-alat yang terbuat dari besi, sabun menjadi sulit
(Fardiaz, 1992).
Permasalahan kesadahan air sumur di daerah Jimbung Kalikotes harus diatasi agar
masyarakat terhindar dari resiko terkenda gangguan ginjal karenamengkonsumsi air sadah,
yang tergolong kesadahan tinggi. Menurut Fair (1961) dalam Budiono (2013), berdasarkan
kadar kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam 4 (empat)
kelompok yaitu: 1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air <15 mg/l disebut sangat lunak ; 2. Kadar
CaCO3 terdapat dalam air 15-60 mg/l disebut lunak; 3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 61-
120 mg/l disebut Medium; 4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 121-180 mg/l disebut sadah; 5.
Kadar CaCO3 terdapat dalam air >180 mg/l ke atas disebut sangat sadah.
Sumur gali yang dipakai oleh masyarakat merupakan sumur dangkal secara
bakteriologis tidak memenuhi syarat, bahakan bila musim hujan ada beberapa sumur warga
yang kelihatan keruh karena rembesan dari air tanah. Selama ini pengolahan air yang
dilaksanakan di Jimbung dengan di rebus sampai mendidih, namun air yang sudah direbus
tersebut terdapat endapan putih yang apabila diminum dapat menimbulkan endapan di ginjal
Hal ini dapat diatasi dengan penyaringa air sadah dengan menggunakan filter yang
mengandung resin sebagai ion excange. Karena merupakan ion exchange yang dapat
meurunkan kesadahan, dengan penyaringan menggunakan filter yang terbuat dari zeolit,
resin, klorin dan arang aktif maka kandungan kesadahan yang berlebihan yang menimbulkan
endapan di dalam ginjal akan berkurang bahkan hilang sama sekali, dan kandungan coliform
Kesadahan pada air dapat dihilangkan. Metode yang dapat digunakan untuk
dan dalam air terbentuk endapan CaCO3 yang tidak terlarut (Mubarak, 2009). Proses
Mengendap
Mengendap
2. Penambahan Kapur
Penambahan kapur pada air yang sifat kesadahannya sementara dapat mengabsorbsi CO2
dan mengendapkan CaCO3 yang tidak terlarut. Caranya, kapur seberat 1 ons dimasukan ke
dalam setiap 700 galon air untuk setiap derajat kesadahan air (14,25 ppm) (Chandra, 2006).
(Chandra, 2007):
Permutit. Natrium permutit merupakan persenyawaan kompleks dari natrium, aluminium, dan
silica. Pada proses permuttit akan terjadi pertukaran kation Na dengan Ca dan Mg di dalam
air (Chandra, 2009). Misalnya dengan menggunakan resin dan air hujan.
a. Zeolit
dengan kation natrium, kalium, dan barium. Zeolit memiliki struktur molekul yang unik,
yang atom silicon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam
b. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuasrsa dan feldspar. Pasir
kuarsa juga sering digunakan untuk pengolahan air kotor menjadi air bersih.(Kusnaedi,
2010 )
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang penuh dengan karbon dioksida (𝐶𝑂2 )
g. Cartridge Spun merupakan media untuk menyaring polutan atau kotoran. Biasanya
berukuran 1, 3, 5 mikron.
h. Karbon aktif adalah produk olahan dari arang batok kelapa, kelapa sawit atau batu
bara berfungsi untuk penyerap bau, menghilangkan warna kuning dan unsur yang
4. Resin
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama
oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau
segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Resin dipakai
orang terutama sebagai bahan pernis, perekat, pelapis makanan (agar mengilat), bahan
campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik
olahan. Menghilangkan kandungan kapur, kalsium dan magnesium, pada air tanah atau air
gunung yang masih memiliki kesadahan yang tinggi. Pada proses yang sama dengan
menggunakan resin kation, kalsium yang ada dalam air tersebut pun akan hilang. Sehingga
air tersebut memiliki kesadahan yang rendah untuk dapat digunakan keperluan sehari-hari.
Dengan menggunakan resin kation tingkatan kesadahan pada air menjadi menurun, karena
kesadahan tinggi pada air akan menyebabkan fungsi air menjadi terganggu. Ketika pada saat
pencucian seperti mencuci baju dengan menggunakan detergen atau sabun, pada saat tingkat
6. Arang Aktif
Kegunaan karbon aktif dalam filter air jelas dapat dirasakan oleh masyarakat di kota besar,
khususnya yang sudah menggunakan penyaring air baik sederhana maupun berteknologi.
Beberapa manfaat yang diberikan oleh karbon aktif untuk penyaring dan penjernih air adalah
:
f. Menyerap bau
Air sumur berbau biasanya akan diantisipasi dengan karbon aktif atau arang aktif.
Bahan ini digunakan dalam sejumlah produk penyaring air.
g. Menjernihkan
Air yang keruh juga bisa ditanggulangi dengan menggunakan karbon aktif.Yakni
dengan memanfaatkan pori-pori besar untuk menyerap sedimentasi atau endapan yang
terkandung di dalam air.
h. Mengambil klorin
Klorin dalam air bisa terserap dalam karbon aktif. Maka dari itu, cara ini dipercaya
aman untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.
i. Menciptakan rasa segar untuk air
Air yang terasa hambar dan tidak enak bisa diatasi dengan karbon aktif. Dalam hal ini,
karbon aktif dapat memberikan rasa segar untuk air.
j. Bahan yang tidak bisa diserap
a. Alat
1) Kran Air
2) Catrid Media
3) Housing Filter
4) Pipa ukuran ¾ inci
b. Bahan
1) Arang Aktif
1) Zeolit
Gambar: Zeolit
k. Filter Reaktif
Cara Pembuatan Filter Reaktif :
1. Siapkan bahan (zeolit, resin, arang aktif)
2. Cuci sampai bersih zeolit dan arang aktif
3. Jemur zeolit dan arang aktif dibawah sinar matahari sampai kering
4. Ambil catridge media dengan volume 500 ml
5. Masukkan ke dalam catridge media secara berurutan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Resin sebanyak 300 ml
b. Zeolit sebanyak 100 ml
c. Arang aktif sebanyak 100 ml
Diantara media tersebut diberi sekat dakron tipis agar bahan tidak bercampur.
10. Tutup catridge media dengan penutupnya
11. Pasang sil catride media untuk menghindari kebocoran
12. Masukkan catridge media yang sudah berisi bahan filter ke dalam housing filter
13. Buat dua tabung yang filter dan di pasang secara paralel
14. Tutup housing filter dengan penutupnya