Anda di halaman 1dari 62

PEDOMAN

PRAKTIK KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS

A. Latar Belakang
Mata ajaran ini memberi kesempatan mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta dengan bobot 3 SKS atau 14 kali pertemuan @ 8 jam
kegiatan di lapangan atau Pusat Kesehatan Masyarakat/Tempat Pelayanan
Kesehatan.
Praktik Klinik Sanitasi meliputi aktivitas memberi pelayanan kepada individu
secara langsung yang meminta Konsultasi Sanitasi Lingkungan, pembelian sanitizer
(anti septik, desinfektan, insektisida, racun tikus, repellent, abate, alat pelindung diri)
dan memberi pelayanan yang tidak berhubungan langsung dengan individu seperti
pemberantasan vektor penyakit, penyehatan air bersih, sterilisasi udara ruang,
desinfeksi air bak mandi, rodent trapping, dekontaminasi lainnya di tempat tinggal
rumah pasien yang pulang dari Puskesmas untuk memberti pelayanan kesehatan
pencegahan Diare, DHF, ISPA, Malaria, Flu Burung, Toksoplasmosis, Keputihan,
penyakit Kulit dan lainnya.

Kesehatan merupakan suatu masalah yang penting bagi kehidupan manusia,


karena kesehatan ini menjadi dasar pembangunan terutama pembangunan manusia
seutuhnya. Berpijak pada hal ini maka pemerintah secara terus menerus
mngupayakan agar derajat kesehatan masyarakat tercapai seoptimal mungkin ,
bahkan telah banyak pembangun sarana kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta baik berbentuk poliklinik maupun rumah sakit.

Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, yaitu secara
kuratif dan rehabilitatif, selain itu juga dilaksanakan upaya preventif dengan cara
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Beberapa factor yang berpengaruh
terhadap kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.
Menurut Hendrik L.Blum, 1974 ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
yaitu factor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan.
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

LINGKUNGAN
•FSISIK PELY.KESEHATAN,
PSIKOSOSI PENCEGAHAN,
•* SOSIO KULTURAL
OKOMATIK PENGOBATAN,
• PENDIDIKAN SEHAT REHABILITASI
•* PEKERJAAN

Lingkungan merupakan factor yang paling besar pengaruhnya terhadap


derajat kesehatan terutama penyakit berbasis lingkungan yaitu penyakit Diare, DBD,
TBC, Hepatitis , Flu/ Fluburung, Malaria, Toksoplasma, Vaginitis , ISPA / ASMA,,
sedangkan factor keturunan merupakan factor yang paling kecil pengaruhnya
terhadap derjat kesehatan. Status kesehatan dapat tercapai secara optimal,
bilamana ke empat factor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal. Dalam upaya menciptakan kondisi optimal ke empat factor tersebut maka
munculah ide Klinik Sanitasi. Klinik sanitasi selain dapat mengoptimalkan
pelayanan sutau unit pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit / Puskesmas), juga dapat
sebagai ajang promosi bagi Rumah Sakit kepada masyarakat tentang kompentensi
RS maupun PHBS, meningkatkan kredibelitas unit pelayanan kesehatan tersebut .
Dengan adanya Klinik Sanitasi di Rumah Sakit maka tingkat kepercayaan terhadap
RS tersebut akan meningkat karena masyarakat merasa di perhatikan meskipun
telah pasca pengobatan dari Rumah Sakit, dengan demikian inkam rumah sakit
akan meningkat pula. Mengingat saat ini persaingan yang cukup kompetitif maka
perlu ada terobosan baru strategi untuk menarik minat masyarakat untuk berobat
maka perlu di kembangkan pelayanan yang paripurna yaitu salah satunya dengan
melaksanakan program KLINIK SANITASI.

2 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


B. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dalam program klinik sanitasi adalah sebagai
berikut :

1. Keluarga kontak serumah pasien Poliklinik


2. Keluarga kontak serumah pasien dari sarana kesehatan yang bekerja sama
dengan poliklinik.
3. Masyarakat yang membutuhkan jasa kOnsultasi klinik sanitasi, untuk
menyelesaikan / memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
B. Tujuan Praktik
1. Mahasiswa mampu membuat rencana penyelenggaraan Klinik Sanitasi
Puskesmas
2. Mahasiswa mampu menambah pelayanan kesehatan yang sudah ada
sebelumnya dengan melaksanakan protap penyehatan rumah pasien penyakit
Diare, ISPA, TBC, Malaria, DHF, Flu Burung,Toksoplasma, Keputihan
3. Mahasiswa mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi klien
seperti perbaikan kualiats air sadah, Fe tinggi, Mn tinggi, Keruh, berbau,
kepadatan lalat tinggi dll

C. Kompetensi Praktikum
1. Di Dalam gedung Pukesmas
a. Persiapan
(1) Menyiapkan poster klinik sanitasi tentang mekanisme pelayanan
sanitasi lingkungan, brosur tentang pencegahan penyakit berbasis
lingkungan, alat tindakan sanitasi.
(2) Menyiapkan persediaan Sanitizer, timbangan, gelas ukur, kemasan
plastik dan botol, label cara pemakaian sanitizer
(3) Buku pencatatan/pelayanan kunjungan yang lazim digunakan di
Puskesmas
b. Pelaksanaan
(1) Pelayanan Konseling Sanitasi Lingkungan, aktivitas meliputi :

3 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


(a) Pemasaran Klinik Sanitasi dengan memasang poster klinik
sanitasi di ruang tunggu pasien,
(b) Memberi konseling kepada individu yang datang di ruang klinik
sanitasi dengan menggunakan brosur
(c ) Melayani permintaan pembelian sanitizer dalam kemasan
lengkap label cara pemakaian sesuai dosis yang telah ditetapkan
dalam konseling
(d) Melayani permintaan kunjungan rumah untuk perbaikan sanitasi
lingkungan di tempat tinggal pasien
(2) Melaksanakan Registrasi, pelaporan status kesehatan lingkungan
pengunjung

2. Di luar gedung Puskesmas


a. Persiapan
(1) Mengumpulkan kartu rekam medis dari ruang rawat inap baik berupa
rekam medis, catatan rujukan dokter, hasil laboratorium untuk
mengetahui jenis penyakit berbasis lingkungan, nama dan alamat
penderita yang tertulis di rekam medis
(2) Menyiapkan alat sanitizer, untuk sampling dan testing contoh uji
lingkungan dan tindakan sanitasi
b. Pelaksanaan
(1) Kunjungan rumah pasien sesuai nama/alamat yang tertulis di rekam
medis
(2) Pelaksanakan tindakan sanitasi di rumah pasien sesuai prosedur kerja
tetap yang telah disusun sebelumnya.
(3) Pencatatan dan pelaporan
(4) Pembuatan rencana usaha penyelenggaraan sanitasi Puskesmas sesuai
hasil kegiatan praktik selama  14 hari @ 8 jam, untuk program
tahunan
(5) Loka Karya Puskesms tentang klinik sanitasi

4 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


(6) Proses pemasaran jasa sanitasi lingkungan diawali dengan pelayanan
gratis, penentuan tarif, pelayanan percobaan pembelian dan pembelian
ulang

D. Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing
1. Haryono, SKM, Mkes
2. Sri Haryati, SST, MSi

E. Penilaian
1. Tidak mengikuti, nilai E
2. Ikut kegiatan tapi tidak faham teori dan tidak mempraktikan sesuai kasus di
Puskesmas, nilai D
3. Ikut kegiatan, faham teori, tapi tidak mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas,
nilai C
4. Ikut kegiatan, faham teori, mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas tapi kurang
memadai, nilai B
5. Ikut kegiatan, faham teori, mempraktikan sesuai kasus di Puskesmas secara
memadai, nilai A

F. Biaya
1. Sewa Puskesmas
2. Bahan tiap kelompok Puskesmas terlampir

G. Protap Penyehatan Rumah Pasien Diare


1. Pengertian

5 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Penyehatan rumah pasien Diare adalah perbaikan kualitas air dari
cemaran E.Coli dengan pemberian klorinasi Ca(OCl)2 0,2 ppm,
pemberantasan lalat dapur dengan residual spray propoksur 10 gram/liter
pada dinding dapur dan prepelen cengkeh pada lemari makan pada saat
kunjungan rumah pasien diare.
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis 1, 2 serta catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap
3. Tujuan
a. Menyehatkan air dari cemaran E. Coli sampai diperoleh MPN E. Coli
0/100 ml
b. Menurunkan density lalat dapur sampai <8 ekor/flygril/30 menit
c. Menurunkan density kecoa sampai 2 ekor/plate/24 jam

4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1, 2 catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap dengan
diagnosa akhir utama GEA (Gastro Enteritis Akut)
b. Konsultasi keadaan sumber air rumah pasien dari catatan nama pasien,
kepala keluarga dan alamat tempat tinggal
c. Menyiapkan bahan kaporit 60% chlorine diffuser, bottol sampel, cell lem
lalat, minyak cengkeh, baygon cair, hand sprayer, formulir kunjungan
rumah
d. Kunjungan rumah pertama
(1) Mengukur density lalat dengan umpan sirup pada lem lalat selama 15
menit di dapur
(2) Mengambil sampel air sumber air dengan botol sampel steril
(3) Mengukur volume dan pH air
(4) Klorinasi dengan klorin Diffuser waktu pergantian 30 hari

Volume air x 0,2 ppm (dosis)


Kebutuhan Ca(OCl)2 = ---------------------------------------
6 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
% Ca(Ocl)2
(5) Mengukur density kecoa dengan umpan pelet pada lem lalat di lemari
makan dan dapur selama 24 jam
e. Kunjungan rumah ke dua
(1) Melaporkan hasil kepadatan lalat, kecoa MPN E. Coli kepada keluarga
pasien
(2) Melaksanakan residual spray propoxsur 1% seminggu sekali
Propoxur baygon tersedia 4 gram/liter
Propoxur baygon dibutuhkan 1% atau 10 gram/liter
Rumus formulasi insektisida
25 x y
X = -----------
C
x = Kebutuhan pestisida
c = Konsentrasi propoxur residu 4 gr/liter
y = Dosis 10 gram/liter
25 x 10 gram / liter
x = ------------------------- = 62.5 gram
4 gram / liter
(3) Pemberian usapan minyak cengkeh di lemari makanan tiap 20 hari
sekali
(4) Mengukur kepadatan lalat/kecoa dan MPN E. Coli air
f. Kunjungan rumah ke tiga
(1) Menyampaikan hasil penyehatan rumah menurut penurunan MPN E.
Coli, density lalat dan kecoa
(2) Menetapkan hasil penyehatan yang sudah tidak perlu tindakan
penyehatan maupun yang perlu penyehatan ulang
(3) Mengamati keluhan keluarga pasien
(4) Pelaporan hasil sesuai dengan formulir kunjungan rumah
H. Protap Penyehatan Rumah Pasien Dengue Haemorogic Fever (DHF)
1. Pengertian
7 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Penyehatan rumah pasien DHF adalah perbaikan kualitas lingkungan rumah
pasien dengan aerosol transflutrin 0,04% dan siflutrin 0,025% dosis 10
gram/feet3, abatisasi bak air dan repellen minyak sere anak Balita pada waktu
kunjungan rumah pasien.
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis 1, 2 serta catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap
3. Tujuan
Menurunkan ovitrap index rumah pasien DHF sampai 0%
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1, 2 catatan medis dokter, bila ragu-ragu konsultasi
dengan perawat bangsal
b. Konsultasi jumlah kamar rumah pasien, jumlah bak air dan ada tidaknya
anak Balita.
c. Menyiapkan bahan baygon aerosol, abate, minyak sereh
d. Kunjungan rumah pertama
(1) Memang ovitrap dalam dan luar rumah sebanyak 100 buah selama-
lamanya 5 hari
e. Kunjungan rumah ke dua
(1) Menghitung ovitrap index positif telur aedes aegypti
(2) Abatisasi bak air sesuai petunjuk label
(3) Penyemprotan aerosol baygon dosis 10 gram/27 m3 waktu
penyemprotan 50 detik
(4) Pemasangan ovitrap index 5 hari
f. Kunjungan rumah ke tiga
(1) Menyampaikan hasil ovitrap index dan menetapkan lanjut/tidak
penyemprotan aerosol
(2) Pelaporan kunjungan rumah sesuai formulir dan mengamati keluhan
keluarga pasien hasil sesuai dengan formulir kunjungan rumah

I. Protap Penyehatan Rumah Pasien ISPA


1. Pengertian
8 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Penyehatan rumah pasien ISPA adalah perbaikan kualitas lingkungan rumah
pasien dengan cara pemberantasan tungau debu rumah menggunakan residual
spray benzyl benzoat 4% pada waktu kunjungan rumah.
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis 1, 2 dan catatan rujukan dokter ke bangsal keperawatan
3. Tujuan
Menurunkan kepadatan tungau debu rumah sampai serendah-rendahnya
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1, 2 catatan rujukan dokter yang diagnosa akhir utama
asma atau ISPA.
b. Konsultasi dengan keluarga pasien tentang luas kamar pasien.
c. Menyiapkan bahan benzyl benzoat 4% dari 25% yang tersedia
V1N1 = V2N2
(V1)25% = (1000 ml)(4%)
0,25 V1 = 40 ml
40 ml x 100
V1 = ----------------
25
V1 160 ml (benzyl benzoat) + 840 ml air
Larutan benzyl benzoat = 160 ml + 840 ml air
Dosis = 2,5 ml/detik
= 75 ml larutan/27 m3
d. Kunjungan rumah pertama
(1) Penyedotan debu permukaan kamar dengan vacum cleaner, tiap ruang
satu kantong debu
(2) Pemeriksaan tungau debu rumah dari tiap kantong dengan metode
Voorhorst
(3) Penyemprotan benzyl benzoat 4% diseluruh permukaan kamar
e. Kunjungan rumah ke dua
(1) Penyedotan debu rumah dan pemeriksaan tungau debu rumah

9 |P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


(2) Penyampaian hasil density tungau debu rumah dan penetapan lanjut/
tindakannya penyemprotan residual spray
(3) Pelaporan sesuai formulir kunjungan rumah
J. Protap Penyehatan Rumah Pasien TBC
1. Pengertian
Penyehatan rumah pasien TBC adalah perbaikan kualitas lingkungan rumah
pasien TBC dikamarnya dengan penyemprotan Na(OCl)2 3 ppm ditempat
penampungan sputum dan penyemprotan propylen glycol 4% di udara kamar
pada waktu kunjungan rumah
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis 1, 2 dan catatan rujukan dokter ke bangsal rawat inap beserta data
laboratorium
3. Tujuan
Menurunkan cemaran Tuberculosa di udara kamar pasien TBC dengan
desinfektan propylen glycol
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1, 2 dan catatan rujukan dokter, dan bila masih ragu
konsultasi petugas laboratorium.
b. Konsultasi alamat pasien dan luas kamar pasien.
c. Menyiapkan Na(OCl)2 3 ppm dari Na(OCl)2 16% seperti pada klorinasi
d. Menyiapkan propylen glycol 4% dari 98% tersedia
e. Menyiapkan media Leuwen Stein Jensen steril 10 tabung reaksi
f. Kunjungan rumah pertama
(1) Pengambilan sampel Tuberkulosa udara dengan metoda Settledown
plate media Leuwen Stein di ruang tidur pasien dengan waktu kontak
10, 20, 30, 40 menit dan 1 kontrol lalu tutup kapas steril campur
parapin
(2) Penyemprotan Na(OCl)2 3 ppm di tempat penampungan sputum tiap
12 jam sekali
(3) Space Spraying propylen glycol 4% di udara kamar dengan waktu
kontak 1 jam
10 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
(4) Setelah waktu kontak pengambilan tuberkulosa udara lagi dengan
Leuwen Stein
e. Kunjungan rumah ke dua
(1) Penyampaian hasil
(2) Pelaporan sesuai formulir

K. Protap Penyehatan Rumah Pasien Malaria


1. Pengertian
Penyehatan rumah pasien malaria adalah perbaikan kualitas lingkungan rumah
dengan residual spray propoksur 3% pada dinding kamar setinggi 3 meter agar
bebas dari gangguan anopheles
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis 1 dan 2 catatan rujukan dokter ke bangsal perarawat inap pasien
3. Tujuan
Menurunkan kepadatan nyamuk anopheles betina dewasa di kamar pasien
malaria.
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari RM 1dan 2 dari perawat bangsal
b. Penyiapan larutan propoksur 3% dari 4% yang tersedia
c. Kunjungan rumah pertama
(1) Mengukur density nyamuk dewasa dengan aerosol baygon dan
menghitung jumlah nyamuk yang mati di atas kain putih
(2) Penyemprotan residual spray propoksur 3% setiap 2 minggu
d. Kunjungan rumah pasien ke dua
(1) Mengukur kepadatan nyamuk
(2) Penyampaian hasil dan pelaporan

L. Protap Penyehatan Rumah Tersangka Hepatitis/ Flu Burung/Flu Influenza


1. Pengeratian
11 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Penyehatan rumah pasien hapatitis/ Flu Burung/ Flu Influenza adalah perbaikan
lingkungan permukaan dan udara kamar pasien dengan pengabutan Dipotassium
Peroxodisulphate 1 % dosis 10 gr per 1000 feet M3 udara dengan waktu kontak 2 jam
2. Dasar Kegiatan
Temuan kasus tersangka Flu Burung/ Hapatitis C/ Flu Influenza dari kegiatan Puskesmas/
BKIA
3. Tujuan
a. Menyehatkan udara/ permukaan lingkungan kamar yang terkontaminasi
virus/bakteri/ jamur
b. Menurunkan cemaran bakteri/virus/ jamur diudara kamar dengan indikator seatle
down plate serendah rendahnya
4. Uraian Kegiatan
a. Penyaringan register pasien puskesmas yang dinyatakan oleh dokter hepatitis/ Flu
Burung/ Flu Influenza
b. Persiapan alat/ bahan/ kerja desinfeksi
c. Kunjungan rumah pertama
(1) Pengukuran angka kuman/ jamur udara ruang dengan metode Seatle Down Plate
agar count atau dektose agar
(2) Tutup ruangan denga plastil
(3) Gunakan alat pelindung diri sepatu, sarung tangan panjang, masker muka, topi
(4) Larutkan Virkon 1 sachet dalam 50 liter air bersih
(5) Masukan larutan virkon dalam mesin pengkabutan/ cold fooger secukupnya lalu
hidupkan selama 3 menit tiap 1000 feet m3 ruangan
(6) Tutup pintu kamar selama 2 jam
(7) Setelah 2 jam buka kamar lalu ukur angka kuman/ jamur dengan metode seatle
down plate
(8) Laporkan hasil penurunan angka kuman/ jamur

M. Protap Penyehatan Air Kamar Mandi Penderita Vaginitis


1. Pengertian
12 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Penyehatan air kamar mandi penderita Vaginitis adalah pengambilan sampel air
bak mandi, pemeriksaan candida, desinfeksi air bak mandi yang mengandung
candida untuk mencegah adanya sumber infeksi bagi orang yang menggunakan
air tersebut.
Umumnya air kamar mandi penderita vaginitis mengandung Candida 55%,
wanita mempunyai resiko 12,5 kali menderita dibanding yang menggunakan
kamar mandi tidak mengandung candida
2. Dasar Kegiatan
Rekam medis, catatan dokter dengan keluhan keputihan ( fluor albus)
3. Tujuan
Membebaskan candida air bak mandi rumah penderita vaginitis
4. Uraian Kegiatan
a. Mempelajari kartu Rekam Media
b. Cairan vagina diambil dari seorang penderita vaginitis yang datang
memeriksakan diri ke Puskesmas /laboratorium
c. Cara pengambilan dengan memasukan lidi kapas steril kedalam liang
senggama dan di oleskan keseluruh dinding luang senggama lalu lidi kapas
steril yang telah mengandung cairan vagina dimasukan dalam tabung swab
berisi larutan garam foal untuk dibuat suspensi
d. Setiap penderita vaginitis diharuskan membawa air yang berasal dari bak
mandi menggunakan jarum suntik steril sebanyak 10 ml
e. Sampel air dipindah dalam tabung sentrifugasi steril dan disumbat kapas
steril
f. Setiap sampel di pusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 3.000 rpm
g. Supernatan dibuang menggunakan pipet steril dan disisakan 1 cc sebagai
endapan
h. Endapan dikocok hingga homogen dan dibiakkan dalam 4 tabung agar
sabouraud dekstrose (SDA) 2 tabung dan 2 tabung SDA + larutan tablet
chlorin 0,5 gram dalam 1,5 liter air

13 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


i. Semua biakkan di eramkan dalam suhu kamar dan catat bila ada
pertumbuhan khamir candida. Biakkan tumbuhan ditetapkan positif
candida. Umur biakkan sampai 10 hari.
j. Air bak mandi yang positif sesuai cairan vagina, disinfeksi dengan tablet
chlorin
k. volume air (liter)
Jumlah tablet chlorin 0,5 gram = --------------------------
1,5 liter
Waktu kontak 30 menit

14 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DIARE

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur density lalat dng
umpan sirup pada lem lalat
selama 15 menit ditempat
hinggsp lalat
b. Mengambil sampel MPN E.
Coli dgn botol sampel steril
dengan pemberat
c. Mengukur pH air sumur
d. Melakukan klorinasi dengan
klorin diffuser dari klorin
sesuai volume air sumur/bak
dgn waktu kontak terukur
e. Mengambil sampel air sumur
untuk MPN E. Coli setelah
klorinasi
f. Mengukur density kecoa dgn
umpan pelet pada lem lalat
selama 24 jam di lemari
makan dan dapur
g. Kunjungan pertama selesai
2. Kunjungan Ke dua
a. Melaporkan hasil kepadatan
lalat, MPN E. Coli, kecoa
b.Penyemprotan Residual
Spraying dengan Baygon
sesuai label
c. Penyemprotan kecoa resi-
dual spraiying dng baygon
sesuai label, umpan sirup
d. Pemberian minyak cengkeh
di lemari makan
e. Penyemprotan dgn minyak
cengkeh
3. Kunjungan ke tiga
a.Menyampaikan hasil pe-
nyemprotan lalat, kecoa dan
klorinasi MPN E.Coli
b.Mengukur kepuasan dgn
kuesioner

15 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DHF

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur Ovitrap index,
dengan 100 tabung Ovitrap
tiap rumah selama max 5
hari.
b. Pemberian minyak sereh
kepada anak Balita
2. Kunjungan Ke dua
a. Memasang Ovitrap index
b. Abatisasi
c. Penyemprotan ruang dgn
luas tertentu dgn aerosol
Baygon dari 10 gr/27 m3
(50 dtk/ kamar)
3. Kunjungan ke tiga
a. Menyampaikan hasil
b. Mengukur kepuasan dgn
kuesioner

16 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PASIEN ISPA

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Penyedotan debu permuka
an kamar pasien dengan
vacuum cleaner, tiap ruang
satu kantong penampung
debu
b. Mengumpulkan debu dalam
kantong sampel
c. Penyemprotan 4% Benzyl
benzoat dari 97 % keseluruh
permukaan kamar pasien
2. Kunjungan Ke dua
a. Penyedotan debu permuka
an kamar pasien untuk
pemeriksaan tungau debu
di laboratorium
b. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner

17 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PASIEN TBC

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Pengambilan sampel Tuberculosis
udara dengan media Lowen Stein
(LJ). Lima tabung di ruang tidur
pasien (waktu kontak 10, 20, 20,
40 mnt) dgn kontrol lalu ditutup
dengan kapas campur parapin
b. Penyemprotan tempat penam pungan
sputum dgn NAOCl2 dari 16 %
c. Penyemprotan udara ruang dengan
propylen glycol 4% dari presentasi
yang tersedia dengan pelarut air (
50 dtk)
d. Setelah waktu kontak 1 jam
dilakukan pengambilan tuber colusa
udara dengan media Johnson
Louwenstein
2. Kunjungan Ke dua
a. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner

18 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PASIEN MALARIA

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nama KK :
Alamat :
No. Tgl Jenis Kegiatan Pelaksana TTd Hasil Jml Kepuasan
Penghuni Bahan
1. Kunjungan Pertama
a. Mengukur density nyamuk
dewasa di ruangan yang paling
banyak menurut penghuni
dengan permuka n di atas kain
putih lalu di aerosol baygon.
Hitung jumlah nyamuk yang mati
b. Penyemprotan residual spray pada
dinding kamar dengan baygon
2. Kunjungan Ke dua
a. Pengukuran kepadatan nyamuk
dewasa
b. Menyampaikan hasil
c. Pengukuran kepuasan dgn
kuesioner

19 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


ISPA

I. DATA UMUM

NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :

PRINSIP PELAYANAN

Petugas konseling Pasien / klien

S: Salami dengan tulus dan sopan Merespon / Tidak merespon


E: Empati Marah / Sedih / Diam
N: Nyatakan respon positif Merespon / Tidak merespon
Klinik sanitasi bertujuan untuk
melacak tempat tinggal pasien
tentang lingkungan dan perilaku
yang menyebabkan ISPA
Y: Yakinkan siap menolong Yakin / Tidak yakin
Kami membantu yang
berhubungan dengan ISPA,
keadaan rumah dan perilaku
yang menyebabkan ISPA
U: Utamakan gagasan klien Tahu / Tidak tahu
Apakah pasien / klien mengetahui
kalau ada klinik sanitasi ?
M: Menyatakan terima kasih Merespon / Tidak merespon

20 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 1 (lanjutan)

II. KONSELING TENTANG ISPA

PROSES PELAYANAN

A. T : Tanyakan sakit apa


Saudara sakit apa ?

B. R : Rumuskan permasalahan

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah sekresi / ludah dibuang di tempat
khusus
2 Apakah rumah saudara sering dibersihkan
debunya dengan alat penyedot debu?
3 Apakah di rumah saudara terdapat ventilasi
dengan luas min 10% dari lantai ?
4 Apakah menutup mulut jika batuk / bersin ?
5 Apakah barang-barang yang terkena
percikan sekresi didesinfeksi ?
6 Apakah rumah saudara luasnya kurang dari
8 m2/ orang atau sebelum sakit pergi ke
tempat yang padat orang?

C. A : Ambil rencana tidak lanjut

Rencana tindak lanjut sesuai permasalahan yang ada:

1. Jika karena sekresi terinfeksi yang dibuang sembarangan maka

tindakannya adalah buang sekresi di paidon, di plastic, di wadah yang

tertutup, wadah khusus + desinfeksi natrium hipoclorit 5ppm.

2. Jika karena dirumah banyak debu maka tindakannya adalah

penyedotan debu dengan vacum cleaner, pembersihan, pembersihan

kuman diudara dengan propylene glycol 4%

3. Jika karena pencemaran udara di rumah maka tindakannya adalah buat

ventilasi minimal 10% luas lantai, memfungsikan jendela, dapur dipisah

dengan rumah atau buat cerobong asap atau lubang keluar asap di

dapur, tidak menggunakan kayu bakar untuk memasak.

21 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


4. Jika karena kontak langsung dengan mulut maka tindakannya adalah

jangan mencium penderita, jika batuk/ bersin tutup mulut, memakai

masker.

5. Jika karena barang-barang yang tercemar maka tindakannya adalah

desinfeksi barang-barang, singkirkan atau buang barang-barang yang

tercemar, lantai dipel menggunakan desinfektan.

6. Jika karena kepadatan hunian maka tindakannya adalah hindari tidur

berdesakan, hindari barak-barak, hindari naik transportasi yang

berdesakan

D. M : Melibatkan klien / pasien

Dari rencana tindak lanjut diatas maka saudara memilih tindakan

...……………………………………………………………

…………………………………………………………………………

E. P : Pelaksanaan tindakan

Dari pilihan saudara maka pelaksanaan tindakannya adalah

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………….......

F. I : Informasikan perkembangan

Dari permasalahan yang ada pada saudara maka keadaan yang

seharusnya adalah …...……………………………………


Lampiran 1 (lanjutan)
……………………………………………………..…………………

G. L : Lanjutkan pelayanan (Jika pasien bersedia tindakan sanitasi)

Janji kunjungan rumah

Hari / Tanggal :

22 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 2
Jam :

PANDUAN KONSELING TENTANG DIARE

I. DATA UMUM

NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :

PRINSIP PELAYANAN

Petugas konseling Pasien / klien

S: Salami dengan tulus dan sopan Merespon / Tidak merespon

E: Empati Marah / Sedih / Diam

N: Nyatakan respon positif Merespon / Tidak merespon

Klinik sanitasi bertujuan untuk


melacak tempat tinggal pasien
tentang lingkungan dan perilaku
yang menyebabkan diare

Y: Yakinkan siap menolong Yakin / Tidak yakin

Kami membantu yang


berhubungan dengan diare,
keadaan rumah dan perilaku
yang menyebabkan diare

U: Utamakan gagasan klien Tahu / Tidak tahu

Apakah pasien/ klien mengetahui


kalau ada klinik sanitasi ?

M: Menyatakan terima kasih Merespon / Tidak merespon

23 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


24 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Lampiran 2 (lanjutan)

II. KONSELING TENTANG DIARE

PROSES PELAYANAN

A. T : Tanyakan sakit apa


Saudara sakit apa ?

B. R : Rumuskan permasalahan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah di rumah saudara ada lalat?
2 Apakah saudara cuci tangan dengan
antiseptic setelah BAB, sebelum makan,
sebelum menyiapkan makanan ?
3 Apakah sumber air yang saudara pakai
terlindungi? Jika menggunakan SGL
diplester dan jarak dengan septic tank
minimal 10m, jika menggunakan mata air
maka menggunakan mata air terlindung
4 Apakah makanan minuman ditutup rapat?
5 Apakah alat-alat makan dan masak dicuci
dengan desinfektan?
6 Apakah saudara BAB di jamban dan tinja
tidak tercecer ?

C. A : Ambil rencana tidak lanjut

Rencana tindak lanjut sesuai permasalahan yang ada

1. Jika karena rumah saudara ada lalat maka tindakannya adalah

memberantas lalat dengan lem lalat, meniadakan tempat perindukan

lalat.

2. Jika karena tidak cuci tangan dengan antiseptic,sabun maka

tindakannya adalah dengan merubah perilaku cuci tangan setelah BAB,

sebelum makan dan menyiapkan makan, menyediakan sabun di kamar

mandi dan tempat cuci tangan seperti wastafel, menyediakan tissue

antiseptic di toilet.

25 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 2 (lanjutan)

3. Jika karena air yang tercemar maka tindakannya adalah dengan

mengambil sample air dan clorinasi dengan clor tablet, kaporit,

mengambil air dari sumber lain yang tidak tercemar.

4. Jika karena makanan minuman tercemar maka tindakannya adalah

dengan menutup rapat makanan minuman, makanan di simpan dalam

lemari,makanan disimpan di kulkas.

5. Jika karena alat – alat (barang) yang terkontaminasi maka tindakannya

adalah mencuci alat-alat dengan sabun, desinfektan,dan merebus.

6. Jika karena membuang tinja tidak saniter maka tindakannya adalah

membuang tinja dimana serangga tidak dapat mejangkaunya.

Membuang di WC leher angsa, cemplung, cubluk.

D. M : Melibatkan klien / pasien

Dari rencana tindak lanjut diatas maka saudara memilih tindakan

…..…………………………………………………………

…………………………………………………………………………

E. P : Pelaksanaan tindakan

Dari pilihan saudara maka pelaksanaan tindakannya adalah….

............………………………………………………………………..……………

……………………………………………………………

26 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 2 (lanjutan)

F. I : Informasikan perkembangan

Dari permasalahan yang ada pada saudara maka keadaan yang

seharusnya adalah …………………………………………...

………………………………………………………………………..

G. L : Lanjutkan pelayanan (Jika bersedia dilakukan tindakan sanitasi)

Janji kunjungan rumah

Hari / Tanggal :

Jam :

27 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 3

KUISIONER TENTANG ISPA


NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
WAKTU KONSELING : ………… s/d …………..
I. PENGUKURAN SKOR PENGETAHUAN SEBELUM KONSELING
Jawaban Jumlah %
Pertanyaan Jawaban seharusnya
benar benar Skor
Definisi a. Penyakit infeksi akut
ISPA b. Melibatkan saluran pernafasan hidung
c. Melibatkan sinus 5
d. Melibatkan faring
e. Dapat berlangsung 14 hari
Gejala a. Badan pegal-pegal (myalgia)
ISPA b. Beringus (rhinorhea)
c. Batuk 5
d. Sakit kepala
e. Sakit tenggorokan
Penyebab a. Bakteri
ISPA b. Virus 3
c. Jamur
Cara a. Melalui sekresi saluran nafas terinfeksi
Penularan yang dibuang sembarangan
b. Melalui udara yang tercampur dengan
debu
c. Melalui udara yang tercemar asap dapur
d. Kontak langsung dengan mulut 6
e. Kontak tidak langsung melalui barang-
barang terkontaminasi
f. Kepadatan hunian
Cara a. Membuang sekresi / ludah ke tempat
pencegahan khusus
b. Penyedotan atau pembersihan debu di
ruang-ruang
c. Menyediakan ventilasi min 10% luas
lantai 6
d. Hindari kontak langsung
e. Desinfeksi barang-barang
terkontaminasi
f. Menghindari kepadatan hunian
JUMLAH 25

28 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


II. PENGUKURAN SKOR PENGETAHUAN SESUDAH KONSELING
Jawaban Jumlah %
Pertanyaan Jawaban seharusnya
benar benar Skor
Definisi A. Penyakit infeksi akut
ISPA B. Melibatkan saluran pernafasan
hidung 5
C. Melibatkan sinus
D. Melibatkan faring
E. Dapat berlangsung 14 hari
Gejala ISPA A. Badan pegal-pegal (myalgia)
B. Beringus (rhinorhea)
C. Batuk 5
D. Sakit kepala
E. Sakit tenggorokan
Penyebab A. Bakteri
ISPA B. Virus 3
C. Jamur
Cara A. Melalui sekresi saluran nafas
Penularan terinfeksi yang dibuang
sebarangan
B. Melalui udara yang tercampur
dengan debu
C. Melalui udara yang tercemar 6
asap dapur
D. Kontak langsung dengan mulut
E. Kontak tidak langsung melalui
barang-barang terkontaminasi
F. Kepadatan hunian
Cara A. Membuang sekresi / ludah ke
pencegahan tempat khusus
B. Penyedotan atau pembersihan
debu di ruang-ruang
C. Menyediakan ventilasi min 10%
luas lantai 6
D. Hindari kontak langsung
E. Desinfeksi barang-barang
terkontaminasi
F. Menghindari kepadatan hunian
JUMLAH 25

29 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 4

KUISIONER TENTANG DIARE

NAMA :
KK :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :
WAKTU KONSELING : ………… s/d …………..

I. PENGUKURAN SKOR PENGETAHUAN SEBELUM KONSELING


Jawaban Jumlah %
Pertanyaan Jawaban seharusnya
benar skor skor
Definisi diare a. BAB sering (lebih dari 3 hari )
b. Kandungan air berlebih (tinja encer) 2
Gejala diare a. Demam
b. Sakit perut
c. Kadang sampai dehidrasi 4
d. Kadang disertai muntah
Penyebab a. Bakteri
diare b. Virus
c. Parasit 5
d. Protozoa
e. Alergi makanan
Cara a. Melalui lalat
penularan b. Melalui tangan yang terkontaminasi
c. Melalui air yang tercemar
d. Melalui makanan minuman yang tercemar
e. Melalui alat-alat yang terkontaminasi 6
f. Membuang tinja tidak saniter
Cara a. Memberantas lalat
pencegahan b. Mencuci tangan setelah BAB, sebelum
makan, sebelum menyiapkan makanan
dengan antiseptic
c. Perlindungan air
d. Menutup makanan minuman 6
e. Desinfeksi alat-alat yang terkontaminasi
f. Membuang tinja secara saniter
g.
JUMLAH 23

30 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 4 (lanjutan)

II. PENGUKURAN SKOR PENGETAHUAN SESUDAH KONSELING

Jawaban Jumlah %
Pertanyaan Jawaban seharusnya
benar skor skor
Definisi diare A. BAB sering (lebih dari 3 hari )
B. Kandungan air berlebih (tinja encer) 2
Gejala diare A. Demam
B. Sakit perut
C. Kadang sampai dehidrasi 4
D. Kadang disertai muntah
Penyebab A. Bakteri
diare B. Virus
C. Parasit 5
D. Protozoa
E. Alergi makanan
Cara A. Melalui lalat
penularan B. Melalui tangan yang terkontaminasi
C. Melalui air yang tercemar
D. Melalui makanan minuman yang tercemar
E. Melalui alat-alat yang terkontaminasi 6
F. Membuang tinja tidak saniter
Cara A. Memberantas lalat
pencegahan B. Mencuci tangan setelah BAB, sebelum
makan, sebelum menyiapkan makanan
dengan antiseptic
C. Perlindungan air
D. Menutup makanan minuman 6
E. Desinfeksi alat-alat yang terkontaminasi
F. Membuang tinja secara saniter
JUMLAH 23

31 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 5

MATERI TENTANG ISPA

1. Definisi ISPA :

a. Penyakit infeksi akut

b. Melibatkan saluran pernafasan hidung

c. Melibatkan sinus

d. Melibatkan faring

e. Dapat berlangsung 14 hari

2. Gejala ISPA

a. Badan pegal-pegal (myalgia)

b. Beringus (rhinorhea)

c. Batuk

d. Sakit kepala

e. Sakit tenggorokan

3. Penyebab ISPA

a. Bakteri

b. Virus

c. Jamur

4. Cara Penularan

a. Melalui sekresi saluran nafas terinfeksi yang dibuang sembarangan

b. Melalui udara yang tercampur dengan debu

c. Melalui udara yang tercemar asap dapur

d. Kontak langsung dengan mulut

e. Kontak tidak langsung melalui barang-barang terkontaminasi

f. Kepadatan hunian

32 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 5 (lanjutan)

5. Cara pencegahan

a. Membuang sekresi / ludah ke tempat khusus (paidon)

b. Penyedotan atau pembersihan debu

c. Menyediakan ventilasi min 10% luas lantai

d. Hindari kontak langsung

e. Desinfeksi barang-barang terkontaminasi

f. Menghindari kepadatan hunian

33 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 6

MATERI TENTANG DIARE

1. Definisi diare

a. BAB sering ( lebih dari 3 hari )

b. Kandungan air berlebih (encer)

2. Gejala diare

a. Demam

b. Sakit perut

c. Kadang sampai dehidrasi

d. Kadang disertai muntah

3. Penyebab diare

a. Bakteri

b. Virus

c. Parasit

d. Protozoa

e. Alergi makanan

4. Cara penularan

a. Melalui lalat

b. Melalui tangan yang terkontaminasi

c. Melalui air yang tercemar

e. Melalui makanan minuman yang tercemar

f. Melalui alat-alat yang terkontaminasi

g. Membuang tinja tidak saniter

34 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 6 (lanjutan)

5. Cara pencegahan

a. Memberantas lalat

b. Mencuci tangan setelah BAB, sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan

dengan antiseptic

c. Perlindungan air

d. Menutup makanan minuman

e. Desinfeksi alat-alat yang terkontaminasi

f. Membuang tinja secara saniter

35 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


36 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Lampiran 7

MATERI PELAKSANAAN TINDAKAN ISPA

1. Jika saudara memilih membuang secret/ludah di tempat khusus maka wadah harus

tertutup rapat, tiap hari secret/ludah di buang di jamban

2. Jika rumah banyak debu, saudara memilih

a. Penyedotan debu maka pelaksanaanya adalah dengan menggunakan vacuum

clener pada tempat tempat yang banyak debu seperti pada karpet, kasur, kursi

sofa dll

b. Pembersihan debu maka pelaksanaanya adalah dengan kain lap basah pada

permukaan yang kedap air seperti meja, kursi kayu, lantai dan barang-barang

lainnya. Sedang pada barang yang meresap air seperti kasur, karpet, kursi sofa

hendaknya di jemur dan di hilangkan debunya minimal 1 minggu sekali dengan

cara dipukul-pukul

c. Pemberantasan tungau maka pelaksanaannya adalah dengan penyemprotan

menggunakan residual benzyl benzoate 4 % dengan 75 ml/27 m 3.

3. Jika karena pencemaran asap di rumah, saudara memilih

a. Membuat ventilasi maka pelaksananya adalah luas ventilasi dibuat minimal 10%

dari luas lantai dan di pasang pada dinding yang berhubungan langsung dengan

luar ruangan

b. Memfungsikan jendela yaitu dengan jendela di buka tiap hari terutama waktu

memasak.

c. Menyediakan lubang keluar asap dengan cara genteng diatas tungku dibuka atau

ditinggikan dibanding dengan genteng lainnya

37 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


d. Mengganti kayu bakar dengan gas atau bahan bakar lainnya seperti minyak tanah

untuk kompor sehingga menghasilkan asap yang sangat sedikit

4. Jika karena kontak langsung, saudara memilih

a. Tidak mencium bayi,anak-anak, orang dewasa selama sakit ISPA

b. Jika batuk / bersin tutup mulut atau memakai masker

5. Jika karena barang-barang terkontaminasi, saudara memilih

a. Desinfeksi barang-barang terkontaminasi pelaksananya adalah dengan

menyemprot menggunakan desinfektan seperti firkon atau mencuci barang-

barang dengan desinfektan seperti bayclean.

b. Menyingkirkan barang-barang pelaksananya adalah semua barang terkontaminasi

dikemas dalam plastic kemudian disingkirkan

6. Jika karena kepadatan hunian, saudara memilih

a. Menghindari tidur berdesakan pelaksanannya adalah membuat ruangan min

8m2/orang

b. Menghindari transportasi dengan kendaraan umum pelaksananya adalah dengan

menggunakan transportasi pribadi atau tidak melakukan perjalanan pada jam

anak sekolah berangkat

38 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Lampiran 8

MATERI PELAKSANAAN TINDAKAN DIARE

1. Jika karena banyak lalat, saudara memilih :

a. Memberantas lalat maka pelaksanaannya adalah dengan residual spray

propoksur 10gr/l pada dinding dapur atau menggunakan lem lalat

b. Meniadakan tempat perindukan lalat maka pelaksanaannya adalah membuang

sampah pada tempat sampah yang tertutup, tiap hari sampah dibuang ke TPS

atau menimbun sampah

2. Jika karena tidak cuci tangan dengan antiseptic, saudara memilih :

a. merubah perilaku cuci tangan setelah BAB, sebelum makan dan menyiapkan

makan,pelaksanaanya memicu rasa jijik, memicu rasa berdosa karena jika

mencuci tidak memakai sabun maka zat-zat najis yang terkandung masih ada.

b. Menyediakan sabun di kamar mandi dan tempat cuci tangan seperti wastafel

pelaksanaanya adalah dengan menyediakan sabun di tempat khusus yang mudah

terlihat dan dijangkau.

c. Menyediakan tissue antiseptic di toilet, pelaksanaanya adalah dengan

menempatkan tissue antiseptic yang mudah terlihat dan terjangkau.

3. Jika karena air yang tercemar, saudara memilih :

a. Mengambil sample air dan clorinasi, pelaksananya adalah petugas mengambil

sample air dengan botol sample stiril kemudian diperiksakan ke laboratorium. Jika

hasilnya MPN E coli tidak 0/100ml maka perlu clorinasi dengan bahan kaporit 60%

dengan chlorine diffuser dengan perhitungan :

Kebutuhan Ca(OCl)2 = Volume air x 0,2 ppm


% Ca(OCl)2
39 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
b. Mengambil air dari sumber lain yang tidak tercemar, pelaksanaanya adalah

mengambil sumber air yang terdekat dengan catatan tidak berdekatan dengan

pembuangan sampah dan pembuangan tinja (minimal 10 m dari septiktank)

4. Jika karena makanan minuman tercemar saudara memilih :

a. Menutup rapat makanan minuman,pelaksanaanya adalah dengan menutup rapat

misalnya dengan tudung saji. Makanan yang berada pada suhu kamar sebaiknya

dipanaskan setiap 6 jam sekali.

b. Makanan di simpan dalam lemari, pelaksanaanya adalah pemberian usapan

minyak cengkeh di lemari makanan tiap 20 hari sekali

5. Jika karena alat – alat (barang) yang terkontaminasi saudara memilih :

a. Mencuci alat-alat dengan sabun, pelaksananya adalah dengan mencuci

menggunakan air yang mengalir.

b. Merebus, pelaksanaanya adalah dengan alat- alat dicuci terlebih dahulu kemudian

direbus sampai 100°C.

6. Jika karena membuang tinja tidak saniter, tindakannya adalah membuang tinja

dimana serangga tidak dapat menangkaunya pelaksanananya adalah BAB di jamban

leher angsa yang berseptik tank atau jamban cemplung yang bertutup dengan

memperhatikan tinja sampai tidak tercecer.

40 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


PANDUAN PEMBUATAN FILTER REAKTIF

UNTUK PERBAIKAN KULAITAS AIR DENGAN Fe, Mn, KERUH


DAN BAU

OLEH :
HARYONO, SKM, M.Kes
SRI HARYANTI, SST, M.Si

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
41 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
TAHUN 2024

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi
kebutuhan air tersebut ada berbagai jenis fasilitas penyediaan air bersih serperti perpipaan baik
yang berasal dari sumur gali, sumur bor maupun mata air. Air yang dimanfaatkan oleh
maysrakat di beberapa daerah mengandung kadar Fe yang cukup tinggi sehingga menimbulkan
berbagai gangguan seperti air berbau besi, berwarna kekuningan, di lantai dan kamar mandi
menimbulkan kerak, dan juga menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat yang
mengkonsumsinya. Kandungan Fe di bumi sekitar 6.22 %, di tanah sekitar 0.5 – 4.3%, di
sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah sekitar 0.1 – 10 mg/l, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air
minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada airtanah kandunganzat besi bervariasi mulai dan 0,01
mg/l sampai dengan + 25 mg/l.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut,
sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang
sulit larut pada pH 6 sampai 8 (kelarutan hanya di bawah beberapa mg/l), bahkan dapat menjadi
ferihidroksida Fe(OH)3.
Konsentrasi besi dalam air minum dibatasi maksimum 0.3 mg/l (sesuai Kepmenkes RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002), hal ini berdasarkan alasan masalah warna, rasa serta timbulnya
kerak yang menempel pada sistem perpipaan. Manusia dan mahluk hidup lainnya dalam kadar
tertentu memerlukan zat besi sebagai nutrient tetapi untuk kadar yang berlebihan perlu
dihindari. Garam ferro misalnya (FeSO4) dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 mg/L dapat
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum. Dengan dasar ini standar air minum WHO
untuk Eropa menetapkan kadar besi dalam air minum maksium 0.1 mg/l sedangkan USEPA
menetapkan kadar maksimum dalam air yaitu 0.3 mg/l.
Di dalam air minum besi (Fe) dapat berpengaruh seperti tersebut dibawah ini :
1. Menimbulkan penyumbatan pada pipa.
2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat
meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami
degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.
42 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
3. Besi sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/l, akan memberikan
suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.
4. Keberadaan besi dapat memberikan kenampakan keruh dan berwarna pada air dan
meninggalkan noda pada pakaian yang dicuci dengan menggunakan air ini, oleh karena itu
sangat tidak diharapkan pada industri kertas, pencelupan/textil dan pabrik minuman.
5. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan
disebabkan oleh besi).
6. Endapan logam ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air
secara individu (sumur).
7. Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan
penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan
hilangnya kapasitas pertukaran ion.
8. Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan besi yang
terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit
atau kenaikan tekanan di dalam pipa/sistem distribusi, sehingga akan terbawa ke
konsumen.
9. Fe2+ juga menimbulkan corrosive yang disebabkan oleh bakteri
golonganCrenothric dan Clonothrix.
Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar diserap (10-15%). Besi juga
merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah
merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh. Kelebihan zat besi (Fe) bisa
menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian
mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies,
sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit
kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver,
masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan
iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras
kepala, strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.
Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika kekurangan
besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat
43 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
dalam serum protein yang disebut dengan “transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe)
dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim
seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan
menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat
diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru. Kekurangan besi
(Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering
terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi
(Fe) menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahr, aga,
kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung
serta terasa dingin pada tangan dan kaki.
Ion besi Merupakan zat yang berpotensi sebagai racun. Keracunan besi mengakibatkan
terjadinya abnormalitas genetis pada kromosom. Kelebihan besidapat mengakibatkan
kegagalan dalam metabolisme besi (hemochromatosis).

B. PROSES PENURUNAN KADAR BESI DALAM AIR :


1. Aerasi dan Filtrasi
Dalam proses penghilangan zat besi dengan cara aerasi, adanya kandungan alkalinity (HCO3) yang
cukup besar dalam air, akan menyebabkan senyawa besi dalam bentuk ferro bikarbonat,
Fe(HCO3)2. Oleh karena bentuk CO2 bebas lebih stabil dari pada (HCO3) , maka senyawa
bikarbonat cenderung berubah menjadi senyawa karbonat.
Fe(HCO3)2 FeCO3 + CO2 + H2O
FeCO3+ CO2Fe(OH)2 + CO2
4 Fe2++ O2 + 10 H2O4 Fe(OH)3+ 8 H+
2. Proses chlorinasi dan filtrasi`
Gas khlorin (Cl2) dan ion hipoklorit (OCl)- adalah merupakan bahan oksidator yang kuat sehingga
meskipun pada kondisi pH rendah dan oksigen terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat.
Reaksi oksidasi antara besi dn mangan dengan khlorin adalah sebagai berikut :
2 Fe2+ + Cl2 +6H2O  2 Fe(OH)3 (s) + 2 CL- + 6 H+
Berdasarkan reaksi tersebut maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l
khlorine.
3. Proses Kalium Permanganat (mangan Zeolit)
Dalam penghilangan Fe dalam air dapat dilakukan dengan memakai oksidator kalium permanganat,
dengn persamaan sebagai berikut :
44 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
3 Fe2+ + KMnO4 + 7 H2O  3 Fe(OH)3 + MnO2 + K+ +5H+
Untuk mengoksidasi 1 mg/l besi diperlukan 0,94 mg/l kalium permanganat.
4. Penghilangan Fe dengan cara Pertukaran ion
Dengan cara mengalirkan air baku yang mengandung Fe melalui suatu media penukar uion.
Sehingga Fe akan beraksi dengan media penukar ionnya. Sebagai penukar ion yang sering
digunakan zeolit alami yang merupakan senyawa hydrous silikat alumunium dengan calsium dan
Natrium.
Penghilang Fe dengan Zeolit:
Na2Z + Fe(HCO3)2 FeZ + 2Na(HCO3)
Penghilangan Fe dengan Resin Sintetis
R-Na2 + Fe(HCO3)2 R-Fe + 2Na(HCO3)
Pengolahan air adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat air tersebut.
Hal ini penting sekali dalam air, karena dengan adanya proses pengolahan ini, maka akan diperoleh
mutu air yang memenuhi standar yang telah ditentukan. Filtrasi diperlukan untuk
menyempurnakan penurunan kadar kontaminan seperti bakteri, warna, bau, Fe, kekeruhan sehingga
diperoleh air bersih yang memenuhi standar air bersih.
Menurut (Asmadi, Khayan, 2011) proses yang terjadi pada filter adalah:
a. Penyaringan mekanis
Proses ini terjadi pada filter cepat maupun lambat. Media yang digunakan dalam
filtrasi adalah pasir yang mempunyai pori-pori yang cukup kecil. Dengan demikian
partikel-partikel yang mempunyai ukuran butir lebih besar dari pori-pori media
dapat tertahan.
b. Pengendapan
Proses ini hanya dapat terjadi pada filter lambat. Ruang antar butir pasir berfungsi
sebagai bak pengendap kecil. Partikel-partikel yang mempunyai ukuran kecil akan
mengendap dalam ruang antar butir dan melekat pada butir pasir adsopsi.
c. Biologicalaction
Proses ini hanya dapat terjadi pada filter saringan lambat. Suspensi- suspensi yang
terdapat di dalam air mengandung organisme- organisme seperti alga dan plankton
yang merupakan bahan makanan bagi jenis-jenis organisme tertentu. Organisme-
organisme tersebut membentuk lapisan di atas media filter yang disebut dengan
lapisan lendir filter atau bio film. Dengan adanya lapisan ini makroorganisme yang
terdapat dalam air akan tertinggal, sehingga air filtrat tidak mengandung
mikroorganisme.
45 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
Berikut adalah jenis media filter air dan fungsinya :
a. Catridge Spon merupakan media untuk menyaring polutan atau kotoran. Biasanya
berukuran 1, 3, 5 mikron.
b. Karbon aktif adalah produk olahan dari arang batok kelapa, kelapa sawit atau batu
bara berfungsi untuk penyerap bau, menghilangkan warna kuning dan unsur yang
merugikan di dalam kandungan air. Pembuatan karbon ini tanpa pencampuran kimia
tertentu sehingga aman digunakan untuk keperluan pemfilteran. Karbon aktif atau
active carbon memiliki daya serap yang tinggi dan mudah menjernihkan air.
c. Manganese (Manganese Greensand Plus, Manganese Zeolit, Pasir Zeolit) adalah
untuk menghilangkan kandungan Mangan dan lapisan atas berminyak di dalam air.
(Cat : Air dengan kandungan mangan bila ditambahkan teh maka airnya berubah
menjadi biru, bukan coklat atau kuning seperti warna teh pada umumnya). Salah satu
cara menghilangkan kelebihan zat besi dan mangan dalam air yaitu dengan
menggabungkan proses aerasi dan penyaringan dengan media filter pasir silika,
mangan zeolit dan karbon aktif, atau dengan media mangan zeolit dan karbon aktif,
bila dilengkapi dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet, dapat menghasilkan
air yang langsung boleh diminum.
d. Ferrolite berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi tingkat tinggi yang ditandai
dengan bau besi yang menyengat, Mangan, dan warna kuning pada air. Bentuk butiran
ferrolite memiliki keunggulan berpori sehingga mudah menyerap besi dan mangan dan
sangat stabil sebagai filter media baik secara fisik maupun kimia. Ferrolite memiliki
banyak kelebihan, salah satunya adalah waktu cucinya sangat singkat dibanding media
filter lainnya, kecepatan air bisa 10-30 m3/h dimana ini merupakan 2x kecepatan rata-
rata filter umumnya dan pada periode tertentu harus dicuci dan tidak perlu dilakukan
regenerasi dengan bahan kimia.
e. Resin Kation untuk menghilangkan kandungan kapur, kalsium, magnesium pada air.
Resin kation biasa digunakan untuk softener (pelembut) terhadap air yang tingkat
kesadahannya tinggi. Air dengan kesadahan tinggi banyak mengandung kapur dan
unsur Kalsium, Magnesium dalam jumlah tinggi. Mencuci baju dengan deterjen dan
air dengan kesadahan tinggi, maka sabun atau deterjen tidak dapat menghasilkan busa

46 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


yang banyak. Demikian juga jika digunakan untuk mandi menggunakan sabun mandi
maka busanya sedikit dan terasa licin.
f. Pasir Zeolit adalah produk tambang berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen,
memberikan segar dalam air dan menyerap zat kapur ringan dalam air. Mampu
menyaring besi namun dalam jumlah tidak banyak. Sering digunakan dalam aquarium
dan penjernihan air.
C. KOMPOSISI FILTER REAKTIF DAN FUNGSI MEDIA FILTRASI
Filter reaktif sebagai alat penyaring air mempunyai komposisi sebagai berikut :
1. Zeolit
Zeolit adalah salah satu penukar ion alami yang banyak tersedia.Kemampuan zeolit
sebagai ion exchanger telah lama diketahui dan digunakan sebagai penghilang polutan
kimia.Dalam air, zeolit juga ternyata mampu mengikat bakteri E. coli. Zeolit banyak
digunakan untuk berbagai aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri
minyak bumi sebagai ‘cracking’, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah
dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain. Pasir Zeolit yang sudah diproses
menjadi zeolit aktif /manganis berfungsi menurunkan Kadar Besi/Mangan yang berlebihan
dalam air. Ada ciri-ciri air yang mengandung kadar besi yang tinggi, yaitu bau amis, rasanya
tidak tawar dan banyak ditemukan kotoran halus berwarna cokelat. selain itu jika
diendapkan selama 10 jam air akan berubah warna menjadi kuning kemerahan. Kandungan
besi yang normal di dalam air adalah 1,0 mg/lt, Untuk mengatasi kandungan besi berlebihan
di gunakan media berjenis maganis Zeolit (untuk kadar besi 1-2 mg/lt) dan Feolite (untuk
kadar besi >10 mg/lt).
2. Resin
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama
oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau segera,
dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Resin dipakai orang
terutama sebagai bahan pernis, perekat, pelapis makanan (agar mengilat), bahan campuran
dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik olahan.
Menghilangkan kandungan kapur, kalsium dan magnesium, pada air tanah atau air gunung
yang masih memiliki kesadahan yang tinggi. Pada proses yang sama dengan menggunakan
resin kation, kalsium yang ada dalam air tersebut pun akan hilang. Sehingga air tersebut
47 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
memiliki kesadahan yang rendah untuk dapat digunakan keperluan sehari-hari. Dengan
menggunakan resin kation tingkatan kesadahan pada air menjadi menurun, karena
kesadahan tinggi pada air akan menyebabkan fungsi air menjadi terganggu. Ketika pada saat
pencucian seperti mencuci baju dengan menggunakan detergen atau sabun, pada saat tingkat
kesadahan yang tinggi detergen tersbut tidak akan menghasilkan busa atau buih begitu pula
saat kegiatan sehari-hari yang lain dengan menggunakan sabun atau detergen.
3. Arang Aktif
Kegunaan karbon aktif dalam filter air jelas dapat dirasakan oleh masyarakat di kota besar,
khususnya yang sudah menggunakan penyaring air baik sederhana maupun berteknologi.
Beberapa manfaat yang diberikan oleh karbon aktif untuk penyaring dan penjernih air adalah
:
a. Menyerap bau
Air sumur berbau biasanya akan diantisipasi dengan karbon aktif atau arang aktif.
Bahan ini digunakan dalam sejumlah produk penyaring air.
b. Menjernihkan
Air yang keruh juga bisa ditanggulangi dengan menggunakan karbon aktif.Yakni
dengan memanfaatkan pori-pori besar untuk menyerap sedimentasi atau endapan yang
terkandung di dalam air.
c. Mengambil klorin
Klorin dalam air bisa terserap dalam karbon aktif. Maka dari itu, cara ini dipercaya
aman untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.
d. Menciptakan rasa segar untuk air
Air yang terasa hambar dan tidak enak bisa diatasi dengan karbon aktif. Dalam hal ini,
karbon aktif dapat memberikan rasa segar untuk air.
e. Bahan yang tidak bisa diserap
Meskipun banyak kontaminan yang bisa diserap, ternyata karbon aktif juga bisa
meloloskan beberapa kandungan air, di antaranya mineral, garam, dan senyawa
anorganik.
4. Ferrolite
Berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi tingkat tinggi yang ditandai dengan bau
besi yang menyengat, Mangan, dan warna kuning pada air. Bentuk butiran ferrolite
48 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4
memiliki keunggulan berpori sehingga mudah menyerap besi dan mangan dan sangat stabil
sebagai filter media baik secara fisik maupun kimia. Ferrolite memiliki banyak kelebihan,
salah satunya adalah waktu cucinya sangat singkat dibanding media filter lainnya,
kecepatan air bisa 10-30 m3/h dimana ini merupakan 2x kecepatan rata-rata filter
umumnya dan pada periode tertentu harus dicuci dan tidak perlu dilakukan regenerasi
dengan bahan kimia.
Alat dan Bahan Filter Reaktif
a. Alat
1) Kran Air
2) Catridge Media ukuran 1 ltr
3) Housing Filter ukuran 20 inci
4) Pipa ukuran ¾ inci
5) Dakron

b. Bahan

Gambar 1. Zeolit Gambar 2. Resin

49 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Gambar 3. Arang Aktif Gambar 4. Ferrolit

c. Filter Reaktif
Cara Pembuatan Filter Reaktif :
1. Siapkan bahan ( zeolit, resin, arang aktif, ferrolit) masing-masing sebanyak 250 ml
2. Cuci sampai bersih zeolit dan arang aktif
3. Jemur zeolit dan arang aktif dibawah sinar matahari sampai kering
4. Ambil catridge media dengan volume 1000 ml
5. Masukkan ke dalam catridge media secara berurutan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Arang aktif sebanyak 250 ml
b. Resin sebanyak 250 ml
c. Zeolit sebanyak 250 ml
d. Ferrolit sebanyak 250 ml
Diantara media tersebut diberi sekat dakron tipis agar bahan tidak bercampur.
6. Tutup catridge media dengan penutupnya
7. Pasang sil untuk menghindari kebocoran
8. Masukkan catridge media yang sudah berisi bahan filter ke dalam housing filter
9. Tutup housing filter dengan penutupnya

Cara Penggunaan filter reaktif :


1. Filter dihubungkan dengan pipa distribusi air yang akan di filter (disaring) dari bagian In
2. Alirkan air sehingga air mengalir memenuhi filter dan keluar melalui kran out
3. Tampung air yang sudah terfilter

50 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Gambar 6. Catridge Media
Gambar 5. Housing Filter

Gambar 8. mekanisme proses penyaringan


Gambar 7. Filter reaktif

Gambar 9. Air sebelum di Filter Gambar 10. Air setelah disaring

51 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Berdasarkan hasil penelitian, penurunan rata-rata Fe air setelah dilakukan penyaringan
menggunakan filter reaktif sebesar 2,87 mg/l (92,30%), sedangkan penurunan Mn pada air
mencapai >98,90%.

CARA PEMBUATAN FILTER ZERAK


PENURUN KESADAHAN AIR
C. Latar Belakang Penelitian

Air bersih sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup termasuk manusia. Ketersediaan

merupakan kebutuhan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan

air tersebut ada berbagai jenis fasilitas penyediaan air bersih serperti perpipaan baik yang

berasal dari sumur gali,sumur bor maupun mata air

Air sumur di beberapa daerah mengandung kesadahan yang cukup tinggi sehingga

berbaya bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Indicator dari air yang

kesadahannya tinggi salah satunya adalah kalau direbus akan timbul endapan pada dasar

panic dan kerak pada dinding panci. Endapan ini kalau merupakan partikel logam yang

bersifat persisten didalam tubuh manusia, sehingga ketika air yang me ngandung endapan

masuk dalam tubuh akan mengendap di dalam saluran urinoar yaitu didalam ginjal, yang

mengakibatkan batu ginjal bahkan dapat mengakibatkan gagal ginjal. Penggunaan air

dengan tingkat kesadahannya tinggi secara terus-menerus dapat berpengaruh terhadap

aspek kesehatan, karena dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan gangguan

ginjal (Asmadi, dkk., 2011). Penggunaan air sadah yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh

terhadap aspek teknis dan aspek ekonomi yang sangat merugikan masyarakat, diantaranya

dapat menimbulkan karatan pada alat-alat yang terbuat dari besi, sabun menjadi sulit

52 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


membusa, dan menimbulkan endapan atau kerak-kerak di dalam wadah-wadah pengolahan

(Fardiaz, 1992).

Permasalahan kesadahan air sumur di daerah Jimbung Kalikotes harus diatasi agar

masyarakat terhindar dari resiko terkenda gangguan ginjal karenamengkonsumsi air sadah,

yang tergolong kesadahan tinggi. Menurut Fair (1961) dalam Budiono (2013), berdasarkan

kadar kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam 4 (empat)

kelompok yaitu: 1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air <15 mg/l disebut sangat lunak ; 2. Kadar

CaCO3 terdapat dalam air 15-60 mg/l disebut lunak; 3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 61-

120 mg/l disebut Medium; 4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 121-180 mg/l disebut sadah; 5.

Kadar CaCO3 terdapat dalam air >180 mg/l ke atas disebut sangat sadah.

Sumur gali yang dipakai oleh masyarakat merupakan sumur dangkal secara

bakteriologis tidak memenuhi syarat, bahakan bila musim hujan ada beberapa sumur warga

yang kelihatan keruh karena rembesan dari air tanah. Selama ini pengolahan air yang

dilaksanakan di Jimbung dengan di rebus sampai mendidih, namun air yang sudah direbus

tersebut terdapat endapan putih yang apabila diminum dapat menimbulkan endapan di ginjal

yang mengakibatkan batu ginjal.

Hal ini dapat diatasi dengan penyaringa air sadah dengan menggunakan filter yang

mengandung resin sebagai ion excange. Karena merupakan ion exchange yang dapat

meurunkan kesadahan, dengan penyaringan menggunakan filter yang terbuat dari zeolit,

resin, klorin dan arang aktif maka kandungan kesadahan yang berlebihan yang menimbulkan

endapan di dalam ginjal akan berkurang bahkan hilang sama sekali, dan kandungan coliform

akan mati sehingga air aman dikonsumsi masyarakat.

A. Cara Menurunkan Kesadahan

Kesadahan pada air dapat dihilangkan. Metode yang dapat digunakan untuk

menghilangkan kesadahan tersebut, antara lain :

53 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


1. Pemanasan

Pemanasan air menyebabkan terlepas atau dikeluarkannya karbondioksida (CO2)

dan dalam air terbentuk endapan CaCO3 yang tidak terlarut (Mubarak, 2009). Proses

penghilang kesadahan dengan cara pemanasan secara sederhana dapat diterangkan

seperti reaksi berikut :

2 Ca(HCO3)2 dipanaskan 2CaCO3 + H2O + 2 CO2

Mengendap

2 Mg(HCO3)2 dipanaskan 2 MgCO3 + H2O + 2 CO2

Mengendap

2. Penambahan Kapur

Penambahan kapur pada air yang sifat kesadahannya sementara dapat mengabsorbsi CO2

dan mengendapkan CaCO3 yang tidak terlarut. Caranya, kapur seberat 1 ons dimasukan ke

dalam setiap 700 galon air untuk setiap derajat kesadahan air (14,25 ppm) (Chandra, 2006).

3. Penambahan Natrium Karbonat

Penambahan natrium karbonat dapat menghilangkan kesadahan sementara atau tetap

(Mubarak, 2009). Reaksi berikut berlangsung di dalam penambahan natrium karbonat

(Chandra, 2007):

Na2CO3 + Ca (HCO3)2 → 2NaHCO3 + CaCO3

CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4

4. Proses Pertukaran Ion

54 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Dalam melakukan pelunakan terhadap persediaan air ukuran besar, digunakan proses

Permutit. Natrium permutit merupakan persenyawaan kompleks dari natrium, aluminium, dan

silica. Pada proses permuttit akan terjadi pertukaran kation Na dengan Ca dan Mg di dalam

air (Chandra, 2009). Misalnya dengan menggunakan resin dan air hujan.

5. Penggunaan Media Filter Zeolit Aktif dan pasir

a. Zeolit

Zeolit menurut Kusnaedi (2010) merupakan senyawa alumino-silikat berhidrat

dengan kation natrium, kalium, dan barium. Zeolit memiliki struktur molekul yang unik,

yang atom silicon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam

jaringan dengan pola yang teratur.

b. Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika merupakan hasil

pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuasrsa dan feldspar. Pasir

kuarsa juga sering digunakan untuk pengolahan air kotor menjadi air bersih.(Kusnaedi,

2010 )

6. Pencampuran dengan air hujan

Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang penuh dengan karbon dioksida (𝐶𝑂2 )

untuk membentuk larutan kalsium bikarbonat.

𝐶𝑎𝐶𝑂3 (s) + 𝐶𝑂2 (g) + 𝐻2 O 𝐶𝑎2+ (s) + 2𝐻𝐶𝑂3−

(calcite) (air hujan) (terlarut)

Berikut adalah jenis media filter air dan fungsinya :

g. Cartridge Spun merupakan media untuk menyaring polutan atau kotoran. Biasanya
berukuran 1, 3, 5 mikron.
h. Karbon aktif adalah produk olahan dari arang batok kelapa, kelapa sawit atau batu
bara berfungsi untuk penyerap bau, menghilangkan warna kuning dan unsur yang

55 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


merugikan di dalam kandungan air. Pembuatan karbon ini tanpa pencampuran kimia
tertentu sehingga aman digunakan untuk keperluan pemfilteran. Karbon aktif atau
active carbon memiliki daya serap yang tinggi dan mudah menjernihkan air.
i. Resin Kation untuk menghilangkan kandungan kapur, kalsium, magnesium pada air.
Resin kation biasa digunakan untuk softener (pelembut) terhadap air yang tingkat
kesadahannya tinggi. Air dengan kesadahan tinggi banyak mengandung kapur dan
unsur Kalsium, Magnesium dalam jumlah tinggi. Mencuci baju dengan deterjen dan
air dengan kesadahan tinggi, maka sabun atau deterjen tidak dapat menghasilkan busa
yang banyak. Demikian juga jika digunakan untuk mandi menggunakan sabun mandi
maka busanya sedikit dan terasa licin.
j. Pasir Zeolit adalah produk tambang berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen,
memberikan segar dalam air dan menyerap zat kapur ringan dalam air. Mampu
menyaring besi namun dalam jumlah tidak banyak. Sering digunakan dalam aquarium
dan penjernihan air.

Fungsi Media Filtrasi

4. Resin
Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama
oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau
segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Resin dipakai
orang terutama sebagai bahan pernis, perekat, pelapis makanan (agar mengilat), bahan
campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik
olahan. Menghilangkan kandungan kapur, kalsium dan magnesium, pada air tanah atau air
gunung yang masih memiliki kesadahan yang tinggi. Pada proses yang sama dengan
menggunakan resin kation, kalsium yang ada dalam air tersebut pun akan hilang. Sehingga
air tersebut memiliki kesadahan yang rendah untuk dapat digunakan keperluan sehari-hari.
Dengan menggunakan resin kation tingkatan kesadahan pada air menjadi menurun, karena
kesadahan tinggi pada air akan menyebabkan fungsi air menjadi terganggu. Ketika pada saat
pencucian seperti mencuci baju dengan menggunakan detergen atau sabun, pada saat tingkat

56 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


kesadahan yang tinggi detergen tersbut tidak akan menghasilkan busa atau buih begitu pula
saat kegiatan sehari-hari yang lain dengan menggunakan sabun atau detergen.
5. Zeolit
Zeolit adalah salah satu penukar ion alami yang banyak tersedia.Kemampuan zeolit
sebagai ion exchanger telah lama diketahui dan digunakan sebagai penghilang polutan
kimia.Dalam air, zeolit juga ternyata mampu mengikat bakteri E. coli. Zeolit banyak
digunakan untuk berbagai aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri
minyak bumi sebagai ‘cracking’, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah
dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain.

6. Arang Aktif
Kegunaan karbon aktif dalam filter air jelas dapat dirasakan oleh masyarakat di kota besar,
khususnya yang sudah menggunakan penyaring air baik sederhana maupun berteknologi.
Beberapa manfaat yang diberikan oleh karbon aktif untuk penyaring dan penjernih air adalah
:
f. Menyerap bau
Air sumur berbau biasanya akan diantisipasi dengan karbon aktif atau arang aktif.
Bahan ini digunakan dalam sejumlah produk penyaring air.
g. Menjernihkan
Air yang keruh juga bisa ditanggulangi dengan menggunakan karbon aktif.Yakni
dengan memanfaatkan pori-pori besar untuk menyerap sedimentasi atau endapan yang
terkandung di dalam air.
h. Mengambil klorin
Klorin dalam air bisa terserap dalam karbon aktif. Maka dari itu, cara ini dipercaya
aman untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.
i. Menciptakan rasa segar untuk air
Air yang terasa hambar dan tidak enak bisa diatasi dengan karbon aktif. Dalam hal ini,
karbon aktif dapat memberikan rasa segar untuk air.
j. Bahan yang tidak bisa diserap

57 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Meskipun banyak kontaminan yang bisa diserap, ternyata karbon aktif juga bisa
meloloskan beberapa kandungan air, di antaranya mineral, garam, dan senyawa
anorganik.

Alat dan Bahan

a. Alat

1) Kran Air
2) Catrid Media
3) Housing Filter
4) Pipa ukuran ¾ inci

b. Bahan

1) Arang Aktif

Gambar : Arang Aktif

1) Zeolit

Gambar: Zeolit

58 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


2) Resin

Gambar : Resin Kation

Gambar : Filter Reaktif

59 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Gambar : mekanisme proses penyaringan

Gambar : Air sebelum di Filter

60 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Gambar : air setelah disaring

k. Filter Reaktif
Cara Pembuatan Filter Reaktif :
1. Siapkan bahan (zeolit, resin, arang aktif)
2. Cuci sampai bersih zeolit dan arang aktif
3. Jemur zeolit dan arang aktif dibawah sinar matahari sampai kering
4. Ambil catridge media dengan volume 500 ml
5. Masukkan ke dalam catridge media secara berurutan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Resin sebanyak 300 ml
b. Zeolit sebanyak 100 ml
c. Arang aktif sebanyak 100 ml
Diantara media tersebut diberi sekat dakron tipis agar bahan tidak bercampur.
10. Tutup catridge media dengan penutupnya
11. Pasang sil catride media untuk menghindari kebocoran
12. Masukkan catridge media yang sudah berisi bahan filter ke dalam housing filter
13. Buat dua tabung yang filter dan di pasang secara paralel
14. Tutup housing filter dengan penutupnya

Cara Penggunaan filter reaktif :


1. Filter dihubungkan dengan pipa distribusi air yang akan di filter (disaring) dari bagian In
2. Alirkan air sehingga air mengalir memenuhi filter dan keluar melalui kran out
3. Tampung air yang sudah terfilter

61 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4


Oleh :
Haryono, SKM, MKes
Sri Haryati, SST, MSi

PRODI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2024

62 | P e d o m a n Praktik Klinik Sanitasi Prodi Sarter Sanitasi Lingkung an tahun 2 02 4

Anda mungkin juga menyukai