Anda di halaman 1dari 21

Referat

PERAN KLINIK SANITASI DALAM


PEMBERANTASAN PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN

Oleh
Aulia Azizaturridha, S.Ked
NIM. I4A012002

Pembimbing
dr. Farida Heriyani, MPH

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Januari, 2017
PENDAHULUAN
Penyakit yang terkait dengan lingkungan masih
merupakan menjadi masalah kesehatan masyarakat.

24 % dari
penyakit global Akar permasalahan
dan 13 juta Penyakit berbasis penyakit berbasis peran klinik
kematian tiap lingkungan masih lingkungan sanitasi dalam
berhubungan
tahun penyebab utama dengan sanitasi pemberantasan
disebabkan kematian di yang buruk dan penyakit berbasis
penyakit Indonesia masalah kesehatan lingkungan.
lingkungan dapat lingkung
dicegah
Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau
kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif
yang difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi
untuk mengatasi masalah penyakit berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan
permukiman yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas bersama masyarakat yang dapat
dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam
maupun di luar puskesmas.
Istilah Dalam Klinik
Sanitasi
wahana masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi
1. Klinik Sanitasi kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan tekhnis
dari petugas puskesmas.

penderita penyakit yang diduga berkaitan


2. Pasien dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh
petugas medis ke ruang klinik sanitasi.

masyarakat umum bukan penderita penyakit


3. Klien yang datang ke puskesmas untuk berkonsultasi
tentang masalah kesehatan lingkungan.
4.Bengkel Ruangan atau tempat yang dipergunakan untuk
menyimpan peralatan pemantauan dan perbaikan
Sanitasi kualitas lingkungan.

Ruangan atau tempat yang dipergunakan oleh


5. Ruang Klinik sanitarian/tenaga kesling/ tenaga pelaksana untuk
melaksanakan fungsi penyuluhan, konsultasi, konseling,
Sanitasi pelatihan perbaikan sarana sanitasi, dan sebagainya.

Kegiatan wawancara mendalam dan penyuluhan yang


bertujuan untuk mengenali masalah lebih rinci kemudian
6. Konseling diupayakan pemecahannya yang dilakukan oleh tanaga
sanitarian/tenaga pelaksana, sehubungan dengan
konsultasi penderita/klien yang datang ke puskesmas.
Kegiatan sanitarian/tenaga pelaksana/tenaga
7. Kunjungan kesling untuk melakukan kunjungan ke rumah
untuk melihat keadaan lingkungan rumah
Rumah sebagai tindak lanjut dari kunjungan
pederita/klien ke ruang klinik sanitasi.

Kegiatan upaya pelayanan kesehatan


8. Kegiatan lingkungan yang dilakukan di dalam
dalam Gedung gedung/lingkungan puskesmas.

Kegiatan upaya kesehatan lingkungan yang


9. Kegiatan Luar dilakukan diluar lingkungan gedung
Gedung puskesmas.

Keluarga, tetangga penderita atau klien


10. Keluarga yang perlu difasilitasi untuk mengatasi
Binaan masalah kesehatan lingkungan.
Tujuan Klinik Sanitasi
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
kuratif, dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus
menerus.
Tujuan Khusus
Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat.
Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku
masyarakat (pasien dan klien serta masyarakat di sekitarnya) untuk
mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah
kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada.
Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan.
Sasaran Klinik Sanitasi

Penderita penyakit yang Masyarakat umum yang Lingkungan penyebab


berhubungan dengan mempunyai masalah masalah bagi
masalah kesehatan kesehatan lingkungan penderita/klien dan
lingkungan (yang (yang datang ke masyarakat sekitarnya.
datang ke Puskesmas Puskesmas atau yang
atau yang diketemukan menemui petugas Klinik
di lapangan). Sanitasi di lapangan).

Pasien Klien Lingkungan


Ruang Lingkup Klinik
Sanitasi
1. Penyediaan/penyehatan air bersih dan sanitasi dalam rangka pencegahan/
penanggulangan penyakit diare/cacingan/penyakit kulit/penyakit
kusta/penyakit frambusia.
2. Penyehatan perumahan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA/TB Paru.
3. Penyehatan lingkungan permukiman dalam rangka pencegahan penyakit demam
berdarah dengue (DHF)/malaria/filariasis.
4. Penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan/akibat kerja.
5. Penyehatan makanan/minuman dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
penyakit saluran pencernaan/keracunan makanan.
6. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
keracunan pestisida
7. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
lingkungan.
Kegiatan Klinik Sanitasi

Dalam Pasien
Gedung Klien
Puskesmas

Kunjungan rumah
Penemuan penderita
Luar Penemuan population at
Gedung risk
Puskesmas Pemetaan population at risk
Intervensi rencana tindak
lanjut
Kegiatan Klinik Sanitasi
a. Pasien (penderita penyakit berbasis lingkungan)

Loket poli pemeriksaan PBL (+) dirujuk ke klinik sanitasi wawancara


Kartu Status Kesling konseling janji kunjungan rumah apotik pulang

Sehingga dapat mengidentifikasi faktor resiko kesehatan pasien/masyarakat

b. Klien (pengunjung bukan penderita penyakit)

Loket Klinik Sanitasi konsultasi masalah kesehatan lingkungan


wawancara Kartu Status Kesling konseling janji kunjungan rumah

Petugas Klinik Sanitasi menyampaikan hasil kegiatan Klinik Sanitasi dalam Mini
Lokakarya Puskesmas seluruh petugas Puskesmas mengetahui pelaksanaan
kegiatan Klinik Sanitasi Klinik Sanitasi dapat dilakukan secara integratif dalam
lintas program
Kegiatan Klinik Sanitasi
a. Kunjungan rumah (tindak lanjut kunjungan pasien/klien ke Puskesmas)

Data dari hasil wawancara kegiatan Perawatan Kesehatan Keluarga


petugas klinik sanitasi mengisi kartu indeks lingkungan perilaku sehat

- Kartu diisi secara berkala (1-3 bulan) oleh kader atau bidan desa.
- Mengikutsertakan masyarakat
- Lintas program/sektor

b. Penemuan penderita melalui pencairan penderita secara aktif.

- Sebagai upaya kuratif & memutus mata rantai penularan


- Petugas Klinik Sanitasi harus mengetahui penyakit menular apa yang menjadi
prioritas di daerahnya
- Lokasi keluarga yang menderita penyakit berbasis lingkungan perlu dipetakan

Kegiatan Klinik Sanitasi


c. Penemuan population at risk melalui pengumpulan data di lapangan

- Prosedur Penilaian Cepat (Rapid Assessment Procedures=RAP)


- Rapid Survey
- Focus Group Discussion
- Kartu Kesehatan Keluarga (K3)
- Indeks Potensi Keluarga Sehat (IPKS)

d. Pemetaan population at risk

Kerjasama dengan surveilans Puskesmas analisis data pemetaan penyakit


berbasis lingkungan

Dari hasil analisis ditentukan:


1. Apa jenis penyakit berbasis lingkungan yang tertinggi di wilayah kerja
Puskesmas tersebut.
2. Kelompok mana yang mungkin mendapat resiko tertinggi untuk terjangkit
penyakit yang sama (kelompok resiko tinggi)
3. Di desa mana kasus penyakit tertinggi di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
e. Intervensi rencana tindak lanjut

- Hasil pengolahan data dan pemetaan Mikro Planning Puskesmas


penentuan intervensi dari puskesmas

- Intervensi pada klinik sanitasi ada dua alternatif, yaitu:


1. Intervensi dilakukan pada satu jenis penyakit di beberapa desa tertentu
yang kasusnya sangat menonjol, atau
2. Intervensi dilakukan pada beberapa penyakit di satu desa.

- Penentuan prioritas penyakit yang akan diintervensi dengan


mempertimbangkan berbagai aspek di bawah ini:
1. Kegawatan penyakit
2. Apakah menjadi program prioritas daerah/nasional
3. Tingkat kesulitan dalam pemberantasan penyakit (segi teknis dan non
teknis)
Penyakit Berbasis Lingkungan

Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu


kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau
morfologi suatu organ tubuh yang
disebabkan oleh interaksi manusia dengan
segala sesuatu di sekitarnya yang memiliki
potensi penyakit.
Faktor Munculnya Penyakit
Berbasis Lingkungan

1. Ketersediaan dan akses terhadap air


yang aman

2. Akses sanitasi dasar yang layak

3. Penanganan sampah dan limbah

4. Vektor penyakit

5. Perilaku masyarakat
Upaya Meminimalisir Penyakit
Berbasis Lingkungan
(1) Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB), yang dapat dilakukan melalui
Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih,
Pemeriksaan kualitas air, dan Pembinaan kelompok pemakai air.
(2) Penyehatan Lingkungan Pemukiman dengan melakukan pemantauan
jamban keluarga (Jaga), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan
tempat pengelolaan sampah (TPS), penyehatan Tempat-tempat
Umum (TTU) (3) Dilakukan upaya pembinaan institusi Rumah Sakit
dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
(4) Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM) yang bertujuan
untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap
tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit
bawaan makanan.
(5) Pemantauan Jentik Nyamuk dapat dilakukan seluruh pemilik rumah
bersama kader juru pengamatan jentik (jumantik
Puskesmas sebagai salah satu unit yang berada di bawah struktur
organisasi departemen kesehatan, dalam klinik sanitasi mempunyai
tugas dan fungsi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Adapun peran tersebut antara lain :

1. Diagnosa komunitas : kebutuhan, (need), masalah (problem) kesehatan


lingkungan, faktor yang ada di lingkungan, treatmen, dan sebagainya.
2. Melakukan treatment pada kasus-kasus bermasalah dengan bantuan
teknologi.
3. Mengumpulkan laporan masyarakat.
4. Mengadakan pelatihan bagi petugas dan tokoh masyarakat, kader, dsb.
5. Mencari mitra kerjasama di wilayahnya,
6. Menyiapkan ruang klinik sanitasi/bengkel sanitasi dan peralatannya .
Penutup

Faktor-faktor yang terkait


Penyakit dengan jumlah
antara lain ketersediaan dan
terbesar setiap tahun, dalam
akses terhadap air yang aman,
konteks kesehatan, kesakitan,
akses sanitasi dasar yang
dan kecacatan yang
layak, penanganan sampah dan
diakibatkan oleh faktor
limbah, vektor penyakit, dan
lingkungan
perilaku masyarakat.

Klinik sanitasi merupakan


Klinik sanitasi bukan sebagai
suatu upaya/kegiatan yang
kegiatan pokok yang berdiri
mengintegrasikan pelayanan
sendiri, tetapi sebagai bagian
kesehatan antara promotif,
integral dari kegiatan
preventif, dan kuratif yang
puskesmas yang dilaksanakan
difokuskan pada penduduk
secara lintas program dan
yang berisiko tinggi untuk
lintas sektor di wilayah kerja
mengatasi masalah penyakit
puskesmas
berbasis lingkungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai