Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Perkosaan Pemerkosaan adalah penetrasi alat kelamin wanita oleh penis dengan paksaan, baik oleh satu

maupun oleh beberapa orang pria atau dengan ancaman. Pekosaan yang dilakukan dengan kekerasan dan sepenuhnya tidak dikehendaki secara sadar oleh korban jarang terjadi Perkosaan adalah bentuk hubungan seksual yang dilangsungkan bukan berdasarkan kehendak bersama. Karena bukan berdasarkan kehendak bersama, hubungan seksual didahului oleh ancaman dan kekerasan fisik atau dilakukan terhadap korban yang tidak berdaya, di bawah umur, atau yang mengalami keterbelakangan mental. Macam-macam perkosaan a. Perkosaan oleh orang yang kita kenal Perkosaan oleh suami/bekas suami Merasa bahwa istri sudah menjadi hak milik suami sehingga ia merasa sekehendak hatinya memperlakukan istri Perkosaan oleh pacar Merasa sudah mencukupi kebutuhan wanita, sehingga laki-laki punya hak atas wanita tersebut atau merasa sudah melamar wanita tadi sehingga merasa menjadi miliknya Pelecehan seksual Seseorang wanita yang dipaksa melayani teman kerja/atasannya, dimana wanita tadi diancam akan dikeluarkan bila tidak mau melayaninya Pelecehan seksual pada anak-anak - Anak perempuan diperkosa ayah - Anak perempuan diperkosa paman - Anak perempuan diperkosa kakek b. Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal Perkosaan oleh sekelompok pelaku (diperkosa lebih dari 1 orang) Perkosaan di penjara (diperkosa oleh polisi/sipir/penjaga penjara) Perkosaan saat perang (tentara/gerilyawan sering menggunakan perkosaan untuk menakut-nakuti wanita) Faktor-faktor Terjadinya Perkosaan Siapapun dapat menjadi korban perkosaan, mulai dari anak-anak dibawah umur, gadis remaja, perempuan yang telah menikah, perempuan yang hidup di desa, yang hidup di kota, bahkan nenek-nenek pun yang menjadi korban. Data selama ini menunjukkan pemerkosaan lebih sering dilakukan oleh seseorang yang telah mengenal korban, kecuali dalam situasi peperangan atau konflik bersenjata dimana pemerkosaan dijadikan sebagai senjata perang oleh pihak-pihak yang saling berseteru dan pelaku pemerkosaan adalah pasukan perang yang memerkosa secara massal perempuan dari kelompok musuhnya yang jelas tidak mereka kenali. Salah satu motif dibalik kekerasan seksual adalah perwujudan atau manifestasi dari

ungkapan power over atau menguasai dari seseorang lelaki terhadap perempuan yang dijadikan targetnya. Dampak Yang Terjadi dalam perkosaan a. Dampak perkosaan bagi korban perkosaan biasanya pada wanita dan keluarganya, dimana peristiwa diperkosa merupakan tragedy yang sangat menyakitkan dan sulit dilupakan sepanjang hidup mereka. Bahkan, sering kali menyebabkan trauma yang berkepanjangan. Peristiwa ini melahirkan rasa malu dan aib selama hidup yang akhirnya menimbulkan rasa rendah diri, terutama pada saat harus menjalani kehidupan social mereka selanjutnya. b. Biasanya perkosaan pada perempuan juga melibatkan kekerasan fisik, sehingga mungkin saja terjadi luka dan rasa sakit di beberapa bagian tubuh, seperti didaerah genital. c. Perkosaan mengalami gangguan emosi dan psikologis Beberapa juga dapat mengalami trauma, meskipun diawal mereka mencoba untuk mengelak bahwa mereka telah diperkosa dan mencoba melanjutkan hidup seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Setelah perkosaan umumnya yang timbul adalah kemarahan, ketakutan, perasaan tidak aman, depresi, insomnia (sulit tidur), sering mimpi buruk, menghindari kontak seksual dan sebagainya. Hal ini dapat terus terjadi hingga beberapa bulan lamanya atau bertahun-tahun lamanya atau bertahun-tahun setelah perkosaan terjadi, bahkan ada yang menderita seumur hidupnya. Kejadian tertentu dapat memicu untuk mengingat kembali kasus perkosaan yang dahulu terjadi. Upaya penanggulangan Masalah Yang harus dilakukan jika terjadi perkosaan: Segera memeriksakan diri secara medis, apakah terjadi luka secara fisik Hal ini sangat penting dilakukan agar dokter dapat mengumpulkan bukti-bukti fisik perkosaan yang sangat diperlukan jika korban tadi akan melakukan tuntutan. Meskipun setelah perkosaan korban merasa fisiknya baik-baik saja, tetapi pemeriksaan laboratorium sebaiknya tetap dilakukan mengingat adanya kemungkinan kehamilan, terkena infeksi menular seksual atau bahkan HIV. Pemeriksaan setelah perkosaan harus dilakukan sesegera mungkin karena bukti sperma yang dapat memberatkan pelaku akan hilang setelah delapan jam. Selain itu sebaiknya sebelum pemeriksaan korban tidak mandi terlebih dahulu karena dapat menghilangkan bukti-bukti fisik. Memang sulit jika seseorang perempuan yang menjadi korban harus menjalani hal-hal semacam itu. Pemeriksaan juga akan mencari bukti fisik pemerkosaan yang tertinggal ditubuh atau pakaian korban, seperti darah atau rambut pelaku. Selain menangani keadaan fisik korban perkosaan, hal-hal yang berkaitan dengan keadaan psikologi korban juga sangat penting untuk diperhatikan Hal yang paling mereka butuhkan tentunya adalah dukungan dari segala orang-orang terdekatnya dalam menjalani segala pemeriksaan yang telah disebutkan diatas. Mengingat kondisi psikologi juga penting, beberapa rumah

sakit bahkan menambahkan tenaga-tenaga pekerja social untuk mendampingi korban saat itu adalah dukungan dan pendampingan dari keluarga dan orangorang terdekatnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai