NO PROGRAM KEGIATAN
Program Kesehatan Lingkungan yang telah berjalan selama ini di Puskesmas Arut Selatan
pada tahun 2012 adalah :
Pengawasan Depot Air Minum dilaksanakan setiap tiga (3) bulan sekali. Kegiatannya
meliputi inspeksi sanitasi DAM dan pengambilan sampel air minum yang kemudian
dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Parameter yang diuji meliputi
parameter fisik, kimia dan bakteriologi. Jumlah Depot Air Minum yang berada di wilayah
Puskesmas Arut Selatan ada 6 . Sejauh ini hasil pemeriksaan laboratorium terhadap 6
DAM tersebut sesuai standar yang ada yaitu Permenkes RI No. 736/Menkes/Per/VI/2010
tentang Tata laksana pengawasan kualitas air minum.
Jumlah tempat pembuangan sampah/TPS di wilayah Puskesmas Arut Selatan ada 19 TPS.
Kegiatannya meliputi inspeksi sanitasi TPS dengan menggunakan kuisioner, yang diperiksa
antara lain desain konstruksi, letak lokasi terhadap pemukiman, kondisi penggunaan TPS,
pencemaran terhadap lingkungan, dan kepadatan lalat. Dari 19 TPS yang ada kondisinya
dalam keadaan sedang dan baik.
Kegiatan yang dilakukan yaitu inspeksi sanitasi TP2 Pestisida dengan menggunakan
kuisioner. Jumlah TP2 Pesisida yang ada yaitu 1.
Tempat-tempat umum antara lain meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, Hotel,
sarana hiburan/rekreasi ( kolam renang, salon, pasar dan lain-lain ), sarana ibadah dan
perkantoran. Jumlah TTU yang ada di wilayah Puskesmas Arut Selatan ada 105. Kegiatan
yang dilakukan meliputi pandataan dan inspeksi sanitasi TTU dengan menggunakan
kuisioner.
Tempat Pengolahan Makanan yang ada antara lain jasa boga/katering, rumah
makan/restoran, kantin, makanan jajanan dan industri rumah tangga pangan/IRTP.
Kegiatan yang dilakukan yaitu pendataan dan inspeksi sanitasi TPM (dengan
menggunakan kuisioner). Jumlah TPM yang ada di wilayah Puskesmas Arut Selatan
sebanyak 79.
Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Arut Selatan sebanyak 28 sekolah.
Kegiatan yang dilakukan adalah Pemeriksaan kesehatan lingkungan sekolah dan
pembinaan sekolah sehat.
Jumlah sasaran yang ada sebanyak 2929 KK. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan kualitas perumahan dan jamban, serta melakukan pembinaan dengan cara
pembagian Leaflet rumah sehat dan penyuluhan.
Jumlah sarana air bersih yang ada di wilayah Puskesmas Arut Selatan 555 buah yang
meliputi sumur gali : 515 buah, SPT : 40 buah, dan PDAM : 1 buah. Kegiatan yang
dilakukan antara lain inspeksi sanitasi sarana air bersih dengan menggunakan kuesioner,
pengambilan/pemeriksaan sampel air serta dilakukan pembinaan.
Berhubung incenerator yang ada di Puskesmas Arut Selatan rusak jadi untuk pembakaran
sampah medis dilakukan di incenerator Rumah Sakit. Karena itu setiap 6 bulan sekali
dilakukan pengiriman sampah medis ke Rumah Sakit. Adapun ruangan yang
menghasilkan sampah medis adalah ruang KIA, gigi, laboratorium, gizi, IGD, dan poli
umum.
Klinik Sanitasi diperuntukkan bagi penyakit yang ada hubungannya dengan kesehatan
lingkungan antara lain diare, ISPA, scabies/penyakit kulit, cacingan, malaria, DBD,
chikungunya, hepatitis, dan TB.
PROTAP KLINIK SANITASI
KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS
A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas
2. Tujuan khusus
2.1. Petugas klinik sanitasi tahu dan mampu melaksanakan kegiatan klinik
sanitasi
2.2. Petugas klinik sanitasi mampu menggali dan menemukan masalah
lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit berbasis
lingkungan.
2.3. Petugas klinik sanitasi mampu memberikan saran tindak lanjut
perbaikan lingkungan dan perilaku yang tepat sesuai dengan masalah.
B. RUANG LINGKUP
1. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, meliputi penyakit diare,
Demam berdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit-penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan
dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru.
3. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui
makanan antara lain : diare, kecacingan dan keracunan makanan.
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia
dan pestisida di rumah tangga
C. DEFINISI
1. Klinik sanitasi
Merupakan suatu upaya/kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan
antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
berisiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan
masalah kesehatan lingkungan pemukiman.
2. Anammesa
Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Lamanya sakit
Kondisi lingkungan
Sarana sanitasi yang digunakan
3. Konseling
Komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas konseling dan
pasien/klien yang memutuskan untuk bekerjasama sehingga pasien dan klien
dapat mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan secara
mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
D. KETENTUAN UMUM
1. Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik
sanitasi :
1.1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor
lingkungan : diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan,
TB Paru
1.2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang)
1.3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit
yang sama. Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD
harus dirujuk ke klinik sanitasi
1.4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial
KLB
E. URAIAN PROSEDUR
1. Menerima rujukan dari BP/KIA/Gizi.
2. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poloklinik
3. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat serta
diagnosis penyakitnya ke dalam buku register.
4. Melakukan konseling dengan penderita/keluarga tentang kejadian penyakit,
keadaan lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian
penyakit yang mengacu pada buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk
Puskesmas dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di
puskesmas.
5. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan penyakit yang diderita.
6. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
7. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya
tentang jadual kunjungan lapangan.
MENGETAHUI
Plt. KEPALA UPT PUSKESMAS
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
- ATK
1. Persiapan
Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
Menentukan sasaran pendengar
Mempersiapkan materi
Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan
kelompok sasaran
Mempersiapkan alat peraga
Absensi peserta
Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
Mempersiapkan bahan bacaan ( jika diperlukan )
2. Pelaksanaan
Perkenalan diri
Instruksi Kerja Mengemukakan maksud dan tujuan
- Pencairan Suasana
Menjelaskan point-point isi penyuluhan
Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat
Selingi dengan humor segar
Pergunakan bahasa sederhana
Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut
berpartisipasi
Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
Sediakan waktu untuk tanya jawab
Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih
Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan selesai
Unit terkait 1. Lintas Sektor dan Lintas Program
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
SURVEY PHBS TATANAN RUMAH TANGGA
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
Pengertian mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat
Tujuan Untuk mencapai Rumah Tangga Sehat
ALAT :
1. Daftar sasaran
2. Daftar pertanyaan
Alat & Bahan 3. Alat tulis
4. Media penyuluhan
BAHAN :
- ATK
1. Petugas promkes berkoordinasi dengan kader Posyandu tentang rencana
pendataan
2. kader posyandu melaksanakan pengumpulan data dengan cara
mengunjungi rumah tangga di tiap wilayah sesuai dengan pembagian
wilayah posyandu
3. Kader melakukan wawancara pada KK/Istri dan observasi kondisi
Instruksi Kerja lingkungan/rumah
4. kader melakukan pencatatan hasil wawancara/observasi dalam
kuesioner yang di bawa secara cermat
5. data hasil pendataan dipegang kader pendata, hasil pendataan di
serahkan oleh kader posyandu kepada petugas promkes
6. petugas promkes mengelola data untuk mengetahui urutan
permasalahan
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
1. Persiapan
Petugas promkes berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Bidan Desa tentang
Penyuluhan yang akan dilaksanakan
Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
Menentukan sasaran pendengar
Mempersiapkan materi yang akan diberikan sesuai tren masalah
Mempersiapkan alat peraga/penyuluhan
Menyiapkan absensi peserta
Bidan Desa melakukan penyuluhan
2. Pelaksanaan
Perkenalan diri
Mengemukakan maksud dan tujuan
Instruksi Kerja
- Pencairan Suasana
Menjelaskan point-point isi penyuluhan
Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat
Selingi dengan humor segar
Pergunakan bahasa sederhana
Ciptakan suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi
Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
Sediakan waktu untuk tanya jawab
Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terima kasih
1. Lintas sector
Unit terkait
2. Lintas Program
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
- ATK
1. petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan pendataan (blangko)
2. petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
Instruksi Kerja 3. petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan observasi dalam
kuesioner/blangko yang dibawa secara cermat
4. hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang ada
Unit terkait
Semua institusi kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
Upaya membudayakan PHBS bagi siswa dan guru di institusi pendidikan untuk
Pengertian mengenali masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri.
Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan guru
di tatanan institusi pendidikan.
ALAT :
1. Daftar sasaran
2. Daftar pertanyaan
3. Alat tulis
Alat & Bahan
4. Media penyuluhan
BAHAN :
- ATK
1. petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan pendataan (blangko)
2. petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
Instruksi Kerja 3. petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan observasi dalam
kuesioner/blangko yang dibawa secara cermat
4. hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang ada
Unit terkait Semua institusi pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
- ATK
1. petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan pendataan (blangko)
2. petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
Instruksi Kerja 3. petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan observasi dalam
kuesioner/blangko yang dibawa secara cermat
4. hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang ada
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
-
1. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan pendataan (blangko)
2. Petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
Instruksi Kerja 3. Petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan observasi dalam
kuesioner/blangko yang dibawa secara cermat
4. Hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang ada
Seluruh tempat-tempat umum
Unit terkait
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
BAHAN :
1. Vaksin, Oralit, Vit A, Tablet FE dan KB
1. Petugas Promkes mempersiapkan tanggal pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang
telah terjadwal
2. Kader melakukan koordinasi dengan Bidan Desa apabila ada perubahan jadwal
3. Kader mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
4. Petugas pembina Posyandu ( Bidan Desa ) mempersiapkan pelaksanaan
5. Sasaran datang langsung ke pendaftaran (Meja I)
Oleh Kader Posyandu, sasaran dicatat nama, umur dan nama Orang tuanya.
6. Di bagian penimbangan (Meja II)
Oleh Kader sasaran ditimbang dan hasil penimbangannya ditulis di kertas (kitir).
7. Di bagian pencatatan (Meja III)
Sasaran menyerahkan KMS dan kertas (kitir) yang berisi hasil penimbangan kepada
Kader
Instruksi Kerja
8. Di bagian penyuluhan (Meja IV)
Kader memberikan penyuluhan sesuai masalah.
9. Di bagian pelayanan (Meja V)
Petugas pembina Posyandu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan balita/ bumil/ buteki.
10. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian PMT penyuluhan dan penyuluhan kelompok
oleh Kader Posyandu dan atau Petugas Kesehatan
11. Selesai pelaksanaan Posyandu, diadakan pertemuan pasca posyandu
12. Bidan Desa mencatat hasil kegiatan program Posyandu dalam buku bantu posyandu
13. Kader Posyandu merekap hasil kegiatan posyandu di masukan pada blangko F1, dan
dikirim ke petugas Gizi Puskesmas, untuk di rekap dan di analisa paling lambat waktu
pertemuan kader posyandu tingkat kecamatan tiap akhir bulan.
1. Bidan Desa
2. Lintas program
Unit terkait
3. Kader
4. Lintas Sektor
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PKM
TANGGAL TERBIT :
MENGETAHUI
DI BUAT OLEH KEPALA PUSKESMAS
Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan untuk mencegah
Pengertian dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri.
Tujuan Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
ALAT :
1. Buku panduan
2. Buku pegangan kader
Alat & Bahan 3. Media penyuluhan
BAHAN
- ATK
1. Petugas progam promkes mensosialisasikan Desa Siaga kepada lintas program yang
ada di Puskesmas.
2. Petugas program promkes bersama Kepala Puskesmas dan petugas lainnya
mensosialisasikan Desa Siaga kepada lintas sektor.
3. Petugas program promkes dengan Tim mengadakan pelatihan Kader Desa Siaga
(Pembantu Petugas/Bagas )
4. Petugas program Promkes bersama Kepala Desa membentuk Forum Masyarakat Desa
(FMD)
5. Petugas program Promkes bersama tim pembina desa siaga mengadakan Pelatihan
seksi-seksi dengan materi :
5.1 Seksi Kesehatan Ibu anak
a) Tabulin & dasolin c) Ambulance Desa
b) Donor darah d) Notifikasi (pendataan bumil)
5.2 Seksi Surveilance
Pendataan penyakit menular
Sistem pelaporan
Penanganan serta pencegahan penyakit menular
Instruksi Kerja 5.3 Seksi Kesling
Penyehatan Air
Penyehatan makanan minuman
Penyehatan perumahan
Penyehatan pembuangan limbah
Penyehatan pembuangan sampah
5.4 Seksi Gizi
Kadarzi
5.5 Seksi tanggap Bencana
Kesiagaan sebelum bencana
Kesiagaan pada waktu terjadi bencana
Kesiagaan pasca bencana
6. Tim pembina dari Puskesmas bersama FMD mengadakan SMD
7. FMD bersama tim pembina berdasar hasil SMD mengadakan MMD untuk membahas
temuan pada waktu SMD serta membahas tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan
8. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengadakan SMD guna melihat perkembangan
dari intervensi yaang dilakukan
1. Lintas Program
Unit terkait
2. Lintas Sektor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan
dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan
oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana
cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang
Promosi Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam
konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan
yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan
adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan
kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan
kesehatan. Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang
berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika
kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan
global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan
transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi
tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan
yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk
lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model
pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.Dalam Indonesia Sehat 2010,
lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010
yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over,
and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka
sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya
dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan
sebagainya). Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada
pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan
tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya
hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan
dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor
kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat.
Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus
kolektif (Taylor, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu promosi kesehatan?
2. Apa itu etika dalam promosi kesehatan?
3. Bagaimana hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan?
4. Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan dalam etika
promosi kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatahui definisi promosi kesehatan.
2. Untuk mengatahui definisi etika promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan
dalam etika promosi kesehatan.
BAB II
ISI
A. Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku
mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan
yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab
utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air
besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum
air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi
kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi
kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik)
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.Menjembatani(Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya
suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-
sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan.Karenanya masalah kesehatan tidak hanya
dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
masalah kesehatan tersebut.Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3.Kemampuan/Keterampilan(Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada
masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan
dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada
pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan
kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup
promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif,
preventif,
kuratif, dan
rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang
yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.
Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
1. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen
advokasi.Bahan advokasi adalah: data- informasi bukti yang dikemas dalam bentuk
tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau dampak
masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.
3. Tahap Penilaian
I. ETIKA
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika,
sebagai berikut :
Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan
(adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara
lain:
Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak
(The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).
Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human
actions).
Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science
of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual).
Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).
Macam-macam Etika
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis,
yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara
utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara
sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-
nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991:
23), sebagai berikut:
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa
yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam
suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh
manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam
hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma
yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan
menjadi :
1. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia
untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip
moral.
2. Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam
aktivitasnya,
Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi,
Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi
tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang
nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya
perilaku manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada
keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu
yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini
tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan.
Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
Etika dalam promosi kesehatan
Pada tahun 2002, American Public Health Association secara resmi mengadopsi dua belas
prinsip praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip yang diuraikan:
1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan persyaratan
untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang merugikan.
2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang menghormati
hak-hak individu dalam masyarakat.
3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan dievaluasi
melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk pemberdayaan dari pemuda
anggota masyarakat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi
diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua.
5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan
yang efektif dan program yang melindungi dan mempromosikan kesehatan.
6. Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi yang mereka miliki
yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-program dan harus
mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada informasi yang mereka
miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat.
8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan yang
mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan budaya dalam
masyarakat.
9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat membawa
kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat publik. Pengecualian harus dibenarkan
11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu atau orang lain.
12. Lembaga kesehatan publik harus memastikan kompetensi profesional karyawan mereka. Institusi
kesehatan umum dan karyawan mereka harus terlibat dalam kolaborasi dan afiliasi dengan cara
yang membangun kepercayaan publik dan efektivitas lembaga.
Kerangka kerja ini menekankan pentingnya hubungan yang kompleks antara orang-orang.
Hubungan tersebut adalah inti dari masyarakat, dan mendukung sejumlah prinsip etika.
Kass mengusulkan enam-bagian kerangka kerja etika :
Apa tujuan kesehatan masyarakat dari program yang diusulkan, yaitu, dibingkai dalam bentuk
tujuan akhir dari mengurangi morbiditas dan kematian, bukan tujuan terdekat, misalnya,
mengubah perilaku
Seberapa efektif program dalam mencapai tujuannya dinyatakan, yaitu, apakah Program akhirnya
menurunkan morbiditas dan mortalitas;
Apa yang diketahui atau beban potensial program ini, termasuk risiko privasi dan kerahasiaan,
risiko atas kebebasan dan otonomi dan risiko ke pengadilan.
Dapatkah beban diminimalkan? Apakah ada pendekatan alternatif?
Apakah program tersebut dilaksanakan secara adil?
Contoh dari Pedoman Perilaku Etis dalam Penelitian Kesehatan Aborigin dan Penduduk
Pribumi Selat Torres. Dokumen ini menggaris bawahi enam nilai pusat:
Timbal balik: harus ada keuntungan yang dihargai oleh masyarakat, memberikan kontribusi
untuk masyarakat persatuan dan kemajuan kepentingan mereka;
Respect: harus ada rasa hormat terhadap, dan penerimaan dari, nilai-nilai yang beragam;
Kesetaraan: semua orang harus diperlakukan sama, dan harus ada pemerataan manfaat;
Kelangsungan Hidup dan Perlindungan: menghindari merugikan Aborigin dan Torres Strait
Islander (ATSI) keunikan budaya dan pengakuan dari sejarah dan pengalaman masyarakat ATSI;
Tanggung jawab: menjamin bahwa mereka tidak melakukan kerusakan kepada individu atau
komunitas ATSI, atau untuk hal-hal yang mereka hargai dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada rakyat;
Semangat dan Integritas: menghargai kedalaman dan kesatuan warisan budaya masa lalu,
kontemporer dan generasi masa depan; dan menunjukkan integritas dalam semua tindakan.
Meskipun ditulis bagi para peneliti, pedoman ini juga memberikan panduan yang berharga
untuk praktisi promosi kesehatan melaksanakan program-program di dalam masyarakat ATSI.
J. MENETAPKAN SASARAN
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi
kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan
menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empow-erment).
2. Sasaran sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder
karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk
selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan
yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku
sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran
sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah
sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya
promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
K. MENETAPKAN TUJUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.
Teori WHO
Ada 4 determinan yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.
B. SARAN
1. Bidan
Dalam melakukan promosi kesehatan bidan harus menjaga hubungan dengan klien, agar isi
dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh klien.
2. Klien
Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam menentukan keputusan untuk
dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Novita, Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika