7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (PPM & PL, 2002) :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
c. Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan
untuk mencapai rumah sehat.
2. Pemberian Nilai
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2) Dinding
1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak
kedap air
3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan
kedap air.
3) Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/
berdebu
2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4) Jendela kamar tidur
0 = Tidak ada
1 = Ada
5) Jendela ruang keluarga
0 = Tidak ada
1 = Ada
6) Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai
2 = Ada, luas ventilasi ≥ 10% luas lantai
7) Sarana pembuangan asap dapur
0 = Tidak ada
1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur ≤ 10% dari luas lantai dapur
2 = Ada, dengan lubang ventilasi ≥ 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan
sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis )
8) Pencahayaan
0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal
2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan
normal
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin
dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-
kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai
bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding
tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut, dan
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat
diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang
harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku yang
terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai
biasanya digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak
licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus
rata dan mudah dibersihkan. Macam-macam lantai :
a. Lantai tanah stabilitas.
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah
tercampur kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah
sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah
b. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan lantai adalah :
1) Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran
tanah yang baik.
2) Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak ada
lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai
seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai
penahan kelembaban yang naik dari di kolong rumah.
3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta
untuk konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan
diawetkan.
c. Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan
karena lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat
mudah dirusak rayap.
4. Jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Jendela dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk dan
udara dapat berputar sehingga akan memperkecil resiko penularan penyakit
infeksi. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal
sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling
sedikit mempunyai luas 10-20% dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi
20% dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu
kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.
Dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih
banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari
rintangan-rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-
kurangya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas
jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas
kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 di atas permukaan lantai. Diberi lubang
hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit ( ceiling )
yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan.
Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit beguna sekali
untuk mengeluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan.
Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang
umum dan untuk daerah tertentu hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk
daerah tertentu, harus disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk
daerah pegunungan yang berhawa dingin dan banyak angin, maka luas
jendela/lubang angin dapat dikurangi sampai dengan 1/20 dari luas ruangan.
Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah rendah yang berhawa panas dan
basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin harus diperbesar dan dapat
mencapai 1/5 dari luas lantai ruangan.
5. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan
pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara
buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang
dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup
atau kurang ventilasi.
Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah ( Sanropie, 1989 ) :
a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman,
b. Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan manusia,
c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia
d. Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang dikeluarkan oleh
badan manusia dan
e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan
kulit pernafasan manusia.
Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak
udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan
kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di
dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di
dinding yang berhadapan. Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai
terlalu besar dan keras karena gerak angina atau udara angin yang berlebihan
meniup badan seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara
mendadak dan menyebabkan jaringan selaput lendir kan berkurang sehingga
mengurangi daya tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan kepada
bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan
gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek atau kompilasi radang
saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjadi pada orang yang peka terhadap
udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela atau lubang
ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi
syarat, sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara
dalam ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan
mekanis. Untuk memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini
harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat
mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis
adalah kipas angin ( ventilating, fan atau exhauster ), atau air conditioning.
6. Sarana pembuangan asap dapur
Harus memiliki tempat pembuangan asap dapur seperti cerobong asap atau
terdapat ventilasi yang sesuai untuk penyaluran asap pada saat memasak di dapur.
7. Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan
di dalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh
dengan pengaturan cahay buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam
ruanagn melalui jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar
sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar
yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya lami yang memenuhi syarat kesehatan
untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara
untuk menilai baik tau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah,
adalah sebagai berikut :
1) baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;
2) cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;
3) kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca dan
4) buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh
letak dan lebar jendela.
b. Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem
penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat
menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen
( neon ) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena
pada kuat penerangan yang relative rendah mampu menghasilkan cahaya yang
bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan
lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa
lampu neon.
Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang
kerja, penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau
40 watt dengan lampu pijar.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD,
malaria, pes, dan filariasis .
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)