Anda di halaman 1dari 31

Dini Amalia

Siti Azizah
Nur Aisyah Farina
Rian Yaitsan Chaniago

Pengertian Pemukiman dan


Perumahan

Menurut UU No.4 Tahun 1992 pasal 1 ayat 2 tentang


permukiman dan perumahan, rumah adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga, sedangkan perumahan adalah kelompok
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan.

Pengertian yang lebih mendasar dari


permukiman yaitu dalam UU No. 1 Tahun
2011 yang menyebutkan bahwa pemukiman
adalah bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan
dikawasan perkotaan atau kawasan pedesaan.

Dimasa ini, tujuan dari manusia bermukim tidak sekedar


sebagai tempat untuk berteduh, namun lebih dari itu
termasuk rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan
air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan
dan lainnya.
Menurut Turner di tahun 1972, terdapat tiga fungsi yang
terkandung dalam rumah yaitu:
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga,
dimaksudkan agar penghuni memiliki tempat tinggal untuk
melindungi keluarga dari iklim setempat.

2. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga


untuk berkembang dalam kehidupan sosial,
budaya, dan ekonomi, diwujudkan oleh lokasi dari
rumah tersebut.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam artian
terjaminnya kehidupan keluarga di masa depan
setelah mendapatkan rumah, serta jaminan
keamanan berupa bukti kepemilikan rumah dan
lahan dan hak terlindung dari gangguan sekitar.

Kriteria Penentuan Lokasi Suatu Pemukiman


Tersedianya lahan yang cukup bagi pembangunan
lingkungan dan dilengkapi dengan prasarana
lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial.
Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan
kebisingan, baik yang berasal dari sumber daya
buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun,
sumber air beracun, dsb).
Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan
hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan
masyarakat penghuni.

Kriteria Penentuan Lokasi Suatu Pemukiman

Kondisi tanahnya yang bebas dari banjir dan


memiliki kemiringan tanah 0-15 %, sehingga
dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase)
yang baik serta memiliki daya dukung yang
memungkinkan untuk dibangun perumahan.
Adanya kepastian hukum bagi masyarakat
penghuni terhadap tanah dan bangunan
diatasnya yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Konsep kota sehat pada dasarnya tiap


daerah berbeda- beda namun ada
kesamaan konsep tiap daerah sama sama
berasal dari keinginan dan kebutuhan
masyarakat dan dikelola oleh masyarakat
dan berasal dari keinginan dan kebutuhan
masyarakat itu sendiri.

Kota yang sehat memiliki kriteria sebagai berikut :


A. Kualitas Udara
B. Kebisingan Kota
C. Sistem Drainase yang baik
D. Pengeleloaan dan pembuangan sampah padat
yang tertata
E. Sumber Air Bersih

PERSYARATAN
PEMUKIMAN
DAN PERUMAHAN YANG
SEHAT

Menurut Kepmenkes No.829/Menkes/SK/VII/1999


adalah:
a. Pemilihan tempat atau lokasi untuk pemukiman.
1.Tidak
berada
pada
daerah-daerah
yang
berbahaya atau rawan terkena bencana alam.
2.Tidak membangun pemukiman didaerah bekas
Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) dan
pada derah bekas tambang.
3.Daerah yang rawan terkena bencana longsor
atau daerah pinggiran pantai yang rawan terkena
gelombang tsunami.

b. Kualitas Udara
Udara harus bebas dari gas beracun (H2S dan
NH3) dan polutan tidak melebihi dari ambang batas yang
ditentukan yaitu debu atau particulate matter yang
harus terdapat di udara adalah dengan ukuran diameter
kurang dari10g/m3 maksimum 150g/m3 dan debu yang
terdapat
diudara
dalam
perharinya
maksimum
350mm3/m2.
c. Kebisingan dan Getaran
Kebisisngan dan getaran dapat mengganggu
ketenangan dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu
tidak dianjurkan untuk membangun pemukiman di sekitar
daerah landasan penerbangan pesawat, didekat lalu lintas
kereta api.
Untuk parameter kebisingan yaitu dari 45 dB.A
hingga 55 dB.A dan tingkat getaran yang diperbolehkan
adalah 10mm/s.

d. Kualitas Tanah Pemukiman


Harus
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan yaitu tanah yang digunakan untuk
membangun pemukiman hanya mengandung
Timbal(Pb) maksimum 300mg/kg,
Arsenic (As) 100mg/kg,
Cadmium (Cd) 20mg/kg,
dan benzoa pyrene maksimum 1 mg/kg.

e. Sarana dan Prasarana Pemukiman


Kontruksi bangunan yang dibuat kokoh sehingga
tidak
membahayakan
para
penduduk
pemukiman.
Sistem perairan atau drainase dan tempat
pembuangan
air
limbah
yang
baik
dan
terpelihara.
Sistem penempatan dan pengangkutan sampah.
Sarana jalan lingkungan yang dibangun harus
berdasarkan ketentuan kontruksi jalan dengan
tidak mengganggu kesehatan.
lampu penerangan jalan.
Ketersediaan air bersih dengan kualitas dan
kuantitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Pembuangan tinja harus dikelola dengan baik

f. Vektor Penyakit

Lalat yang terdapat didaerah


pemukiman harus memenuhi syarat dan
keberadaan jentik nyamuk harus dibawah
dari 5%.

g. Penghijauan

Untuk menjaga keindahan dan kesejukan


pemukiman maka di lakukan penanaman pohon
dan membuat perkarangan bunga di sekeliling
rumah.

Persyaratn untuk membangun perumahan


yang sehat menurut APHA (American Public
Health Association) adalah harus memenuhi
kebutuhan fsiologis yaitu :
Pengaturan pencahayaan,
Penghawaan (Ventilasi),
Ruang gerak yang cukup,
Jauh dari sumber-sumber yang menyebabkan
kebisingan.

a. Penerangan
Dengan pencahyaan yang bagus maka dapat
mengurangi kelembaban ruangan dan
bersarangnya nyamuk.
b. Ventilasi
Ukuran ventilasi yang baik digunakan adalah sekitar 5%20% luas lantai,
Di pegunungan minimal 5% luas lantai
Di dataran rendah minimal 10%
dan di pantai 20% luas lantai.

c. Ruang gerak yang cukup dan tidak


terlalu rapat
Harus terdapat tempat bermain anak,
ruang makan, ruang bersantai dan kamar tidur.
d. Kebisingan

Kebisingan yang dianjurkan terdapat didalam


rumah adalah maksimal 50 dB.A
Kebisingan yang dianjurkan terdapat didalam
kamar tidur maksimal30 dB.A.

Parameter dan Indikator Syarat-Syarat


Perumahan Sehat dalam Keputusan
Menteri Kesehatan
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999

Ada tiga lingkup kelompok penilaian rumah sehat, yaitu :


1.komponen bahan bangunan dan komponen rumah
- Langit-langit
- Dinding
Total debu yang dihasilkan kurang
-Lantai
2
dari
150g/m
- Ventilasi
Asbestos yang dihasilkan kurang dari
- Sarana pembuangan asap dapur
0,5 serat/m3 per 24 jam
- Pencahayaan.
Pb kurang dari 300mg/kg.

2. Komponen yang kedua yaitu, srana sanitasi


meliputi sarana air bersih, pembuangan
kotoran, pembuangan air limbah, dan tempat
pembuangan sampah.
3. Komponen yang ketiga adalah, perilaku
penghuni rumah yaitu peduli terhadap
lingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya, tidak mencemari lingkungan.

Penyebab dan Gangguan


Kesehatan Di Daerah
Perumahan dan Pemukiman

Penyebab dan Gangguan Kesehatan yang


Seringkali Terjadi Di Daerah Perumahan dan
Pemukiman
1. Sistem pemanasan atau pendingin ruangan di
dalam rumah.
2. Kebisingan.
3. Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah,
dan fasilitas sambungan perpipaan air bersih

Sistem Pemanasan Atau Pendingin Ruangan


Di Dalam Rumah
Sistem pemanasan atau pendingin ruangan di dalam rumah,
menjadi penyebab utama besarnya angka kematian karena
penyakit saluran pernapasan di beberapa negara, contohnya
Amerika Serikat. Diperkirakan 96 warga Amerika Serikat
meninggal dunia akibat dari temperatur yang ekstrim. Pada
tahun 1996, dimana 62 orang diantaranya meninggal karena
temperatur yang sangat dingin atau dalam istilah medis biasa
dikenal sebagai hypothermia.Dan tidak sedikit dari warga
negaranya yang juga menderita heat exhaustion dan heat
stroke (HUD,2006),yang mana penyakit ini bisa terjadi karena
temperatur yang terlalu panas. Diantara kedua penyakit ini
yang paling berbahaya adalah heat stroke, karena apabila
telambat mendapatkan pertolongan medis,maka penyakit
tersebut bisa menyebabkan kematian (S.Keman,2007:185186).

Kebisingan
Kebisingan juga dapat menjadi salah satu penyebab gangguan
kesehatan, karena secara fisiologis kebisingan berpotensi untuk
menurunkan kemampuan pendengaran, menaikkan tekanan
darah, efek kardiovaskuler yang negatif, meningkatkan irama
pernafasan, pencernaan, gastritis dan tukak lambung, efek negatif
terhadap perkembangan janin dalam kandungan, sulit tidur setelah
kebisingan berhenti,dapat meningkatkan efek dari narkotik,alkohol,
penuaan dan karbon monoksida (HUD,2006). Dapat ditambahkan
bahwa kebisingan juga dapat menurunkan konsentrasi pada saat
bekerja dan mengganggu komunikasi. Dan pada akhirnya
kebisingan juga dapat menurunkan kinerja harian, meningkatkan
kelelahan,
dan
menyebabkan
perasaan
mudah
marah.
Pengendalian kebisingan dalam rumah dapat dilakukan dengan
membuat dinding dan lantai kedap suara, serta mengisolasi semua
mesin
atau
alat
yang
dapat
menimbulkan
kebisingan
(S.Keman,2007:186).

Penyediaan Air Bersih, Pembuangan Air Limbah,


Dan Fasilitas Sambungan Perpipaan Air Bersih
Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, dan
fasilitas sambungan perpipaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, dapat menimbulkan
kemungkinan terjadinya penyakit ditularkan melalui
air.Penyakit yang berhubungan dengan air dapat
dikelompokkan menjadi 4 kategori,yaitu :
1. Penyakit yang ditularkan melalui air.
2. Penyakit yang berbasis pada atau kontak terhadap air.
3. Penyakit yang ditularkan oleh vektor yang hidup
dalam air
4.Penyakit lainnya yang disebabkan karena air yang
terkontaminasi.

Penyakit Yang Ditularkan Melalui Air


Berbagai
penelitian
menghubungkan
perbaikan
sanitasi dan penyediaan air minum, dengan
penurunan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit yang berhubungan dengan air. Fasilitas air
bersih dan sanitasi lingkungan telah dibuktikan
menurunkan angka kematian bayi dan anak sebesar
50% di negara yang sedang berkembang. Penyakit
yang ditularkan melalui air sering dirujuk sebagai
penyakit yang disebabkan oleh air kotor yang
kontaminasi bahan kimia, kotoran manusia atau
hewan. Penyakit yang dimaksud meliputi kolera,
tifoid, shigella, polio, meningitis, hepatitis A dan E
(S.Keman,2007:188).

Penyakit Yang Berbasis Kontak Terhadap


Air
Penyakit yang berbasis kontak terhadap air
adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme
yang hidup di dalam air, yang menghabiskan
sebagian waktu hidupnya dalam air dan sebagian
lagi sebagai parasit di dalam tubuh hewan.
Termasuk
penyakit
golongan
ini
adalah
dracunculiasis, paragonimiasis, clonorchiasis, dan
schiztosomiasis. Pemberantasan penyakit ini di
banyak negara, tidak hanya menurunkan angka
kejadian penyakit, tetapi juga meningkatkan
produktivitas kerja melalui penurunan angka
tidak masuk kerja (S.Keman,2007:188).

Penyakit Yang Ditularkan Oleh Vektor Yang


Hidup Dalam Air
Penyakit yang biasa berkembang biak
dalam air adalah nyamuk-nyamuk yang
menghisap darah dan menginfeksikan
manusia dengan bibit penyakit malaria,
demam kuning, demam berdarah, dan
filariasis (S.Keman,2007:188).

Penyakit Lainnya Yang Disebabkan Karena Air Yang


Terkontaminasi
Terakhir, adalah penyakit yang berhubungan dengan air yang
terkontaminasi adalah difteria, kusta, batuk rejan, tetanus,
tuberkulosis, dan trachoma. Penyakit ini sering terjadi pada saat
kurangnya persediaan air untuk membersihkan tangan dan
keperluan higienis dasar perseorangan lainnya. Binatang kecil
seperti tikus telah lama dihubungkan dengan kerusakan properti,
menghabiskan panenan padi dan gandum, serta menularkan
berbagai macam penyakit. Pemberantasan pes terintegrasi
bersama dengan konstruksi rumah yang sempurna telah
memainkan peran yang signifikan dalam menurunkan populasi
tikus di sekitar rumah modern. Penyimpanan makanan yang
sempurna, konstruksi yang mencegah masuknya tikus, disertai
dengan sanitasi lingkungan yang sempurna di luar rumah terbukti
telah mengurangi masalah tikus pada perumahan di abad 21 ini
(S.Keman,2007:188-189).

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai