(PTK)
PENERAPAN MEDIA PITA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HITUNG CAMPUR BILANGAN
BULAT UNTUK KELAS IV SDN KARANGDUREN 02 KECAMATAN BALUNG
KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
TRI PUJI LESTARI
NIM : 600011176
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Pembimbing Penulis
Drs. HARI SATRIJONO M.Pd TRI PUJI LESTARI
NIP.195805221985031011
DAFTAR ISI
LAMPIRAN.........................................................................................29
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pendidikan adalah merupakan sebuah usaha sadar yang memiliki makna
bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang benar benar matang
,sistematik, menyeluruh dan berjenjang. Berdasarkan pemikiran yang rasionl
disertai dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti seluas luasnya.
Dalam konteks pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia berdasarkan
pancasila dan undang undang dasar 1945 dengan fungsinya untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Seorang guru mrupakan sebuah figur yang memegang peranan penting dalam
pembelajaran di kelas, peran seorang guru bukan hanya menjadi penyaji
informasi yang hendak diplajari oleh siswa melainkan membelajarkan siswa
tentang cara-cara mempelajari sesuatu secara efektif. Guru yang profesional dan
kompeten adalah guru yang menguasai materi pemblajaran, memahami
bagaimana anak-anak belajar menguasai pembelajaran yang mampu
mencerdaskan peserta didik serta mampu melaksanakan pembelajaran yang
menarik dan memotivasi siswa untuk gemar belajar. Sebagian siswa beranggapan
bahwa pelajaran matematika itu sulit sehingga mereka kurang tertarik dengan
mata pelajran tersebut padahal matematika sangat berguna dan bemanfaat dalam
kehidupan sehari hari salah satu maeteri pelajaran matematika yang berguna
adalah hitung campur bilangan bulat .sehingga konsep penyajian dan strategi
pembelajarannya perlu penggunaan media pembelajaran yang sesuai untuk
memudahkan pemahaman dan ketrampilan siswa . Hasil tes formatif mata
pelajaran matematika kelas IV SDN Karangduren 02 pada materi hitung campur
bilangan bulat adalah rata rata 56 dengn tingkat ketuntasan kurang dari 50% dari
jumlah murid 17 siswa dengan kriteria ketuntasan minimal 60 ternyata yang
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 hanya 8 anak sedangkan 9 anak
lainnya masih di bawah 60 melihat hasil yng diperoleh siswa menunjukkan
rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran matematika tentang oprasi hitung campur bilangan
bulat. Melihaat hal tersebut penulis berusaha melakukan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan media pita garis bilangan dengan tujuan agar penguasaan
siswa terhadap materi hitung campur bilangan bulat lebih meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan di atas maka dapat
diidentifikasi masalah masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan siswa dalm menjawab pertanyaan
2. Kurangnya kemampuan siswa mengajukan pertanyaan
3. Kurangnya kemampuan siswa menyelesaikan tugas
4. Siswa kurang menguasai materi sebelumnya
5. Pada saat mengajar guru kurang tepat dalam memilih media pembelajar
Latar belakang masalah dan hasil analisis tes formtif yang diuraikan di
atas menunjukkan siswa kurang mampu menyelesaikan operasi hitung campur
bilangan bulat maka yang menjadi permasalahan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini adalah ”Bagaimana cara meningkatkan Pemahaman dan
ketrampilan siswa dalam operasi hitung campur bilangan bulat melalui media
pita garis bilangan “.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
tersebut adalah:
a. Bagaimanakah proses penerapan media garis bilangan yang dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campur bilangan bulat
pada kelas IV SDN Karangduren 02 Kecamatan Balung Kabupaten Jember?
b. Bagaimanakah hasil belajar matematika pada materi operasi hitung campur
bilangan bulat pada kelas IV SDN Karangduren 02 Kecamatan Balung
Kabupaten Jember setelah diterapkan media pita garis bilangan?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan proses penerapan media garis bilangan yang dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi hitung campur bilangan bulat
pada kelas IV SDN Karangduren 02 Kecamatan Balung Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada materi operasi hitung
campur bilangan bulat pada kelas IV SDN Karangduren 02 Kecamatan
Balung Kabupaten Jember setelah diterapkan media pita garis bilangan,
1.4.Manfaat penelitian
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar pada materi hitung campur bilangan bulat
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan berpikir kritis
2. Bagi guru
a. Merefleksi diri sehingga tahu kekurangan dan kelebihan yang telah
dilakukan
b. Memperbaiki proses belajar
c. Merupakan umpan balik keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kemampuan profesionalitas
e. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
3. Bagi sekolah
a. Memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan sekolah
b. Meningkatkn prestasi akademik
c. Meningkatkan citra sekolah di masyarakat
d. Meningkatkan mutu sekolah
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3.1. Subyek Penlitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Karangduren 02 yang berlokasi di jalan
Gambirono N0 111 Desa Karangduren Kecamatn Balung Kabupten Jember
pada mata pelajaran Matematika kelas IV semester II tahun pelajaran
2014/2015.
Adapun karaktteristik siswa terdiri dari 11siswa laki-laki dan 6 siswa
permpuan.
Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh seorang teman sejawat yang
membantu mengumpulkan dan mengolah data serta melaksanakan refleksi
.Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembeljaran melalui penelitian
tindakan kelas yaitu pada hari:
2. Senin ,tanggl 19 Januari 2015,Matematika kelas IV materi hitung
campur bilangan bulat I, pukul 07.00-08.10
3. Senin , tanggal 26 Januri 2015, Matematika kelas IV materi hitung
campur bilangan bulat II pukul 0.7.00-08.10
4. Senin, tanggl 2 pebruari 2015, Matematika kelas IV materi hitung
campur bilangn bulat III pada pukul 07,00-08.10
3.3 Siklus II
3.3.1Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II peneliti merancang rencana
perbaikan pmbelajaran I. Karena dalam rencana pembelajaran siklus I
tingkat ketuntasan siswa`baru mencapai 41 % dari 17 siswa. Sehingga
penulis perlu melakukan rencana perbaikan pembelajaran dengan
pemberian materi hitung campur bilanga bulat lebih luas lagi
3.4.2Tahap Refleksi
Dari hasil pengumpulan data pd siklus II peneliti dapat
melihat hasil perbaikan pembelajaran matematika materi hitung
campur bilangan bulat kelas IVdi SD Karangduren 02 dengan
memperbaiki langkah dalam perbaikan pembelajaran dan lebih
memperlus materi yangmenggunakan media pita garis bilangan
ternyata hasilnya sangat meningkat dan ketuntasan belajar siswa
sesuai dengan yang diharapkan
BAB IV
HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN
5
Series 1
4
0
50 55 60 65 70
Dari analisis hasil tes formtif siklus I dan dilihat pada grafik pencapaian
hasil belajar siswa dalm pembelajaran matematika tentang hitung campur
bilangan bulat nilai rata-rata kelas adalah 55
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 7 anak, siswa yang tuntas
sebanyak 10 anak dengan prosentasi ketuntasan belajar 58%. Hal ini
menunjukkan bahwa ada sedikit peningkatan namun tingkat pengusaan materi
siswa masih kurang , oleh karen itu peneliti mengambil langkah perbaikan pada
siklus berikutnya
1.Tahap pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah pelaksanan proses pmbelajaran dengan
menganalisis instrumen yang terdiri dari :
a. Lembar obsrvasi pembelajaran
b. Analisis hasil tes formatif dalam pelaksanaan pembelajaran
Dari hasil analisis tersebut dapat dikumpulkan data antara lain adalah:
a. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan hitung campur bilangan
bulat
b. Kurangnya kemmpuan siswa dalam bertanya jawab dan mengajukan
pertanyaan
2. Tahap Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pda siklus I hasil pengumpulan data peneliti
melakukan reflleksi dengan melihat pada instrumen dari hasil tes formtif
siswa dan hasil yang diperoleh adalah ada sedikit pningkatan dari 17 siswa
yang penguasaan materinya belum tuntas adalah 7 siswa dan yang sudah
tuntas 10 siswa yang menunjukkan ketuntasan siswa hanya mencapai 58%
sehingga perlu dilakukan langkah selanjutnya yaitu mmbuat rencana
perbaikan pembelajaran
4.1.2 Siklus II
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika hitung cmpur
bilngan bulat pada siklus II diketahui hasil analisis tes formatif dapat dilihat pada
tabel berikut
Series 2
5
4.5
4
3.5
3 Series 2
2.5
2
1.5
1
0.5
0
55 60 65 70 75 80 85 90
1. Tahap Observasi
Pada tahap pengumpulan data pada siklus II dilakukn peneliti
berdasarkan pada analisis hasil tes formatif dan lembar observasi yang berisi
tentang :
1. Keaktifan siswa dalam belajar
2. Tingkat keberhasilan siswa dalam penggunaan media pita garis bilangan
3. Tanggapn siswa terhadap pembelajaran
4. Perhatian, motivasi, dan minat siswa
2. Tahap Refleksi
Dari hasil pengumpulan data pd siklus II peneliti dapat melihat
hasil perbaikan pembelajaran matematika materi hitung campur bilangan bulat
kelas IVdi SD Karangduren 02 dengan memperbaiki langkah dalam perbaikan
pembelajaran dan lebih memperlus materi yangmenggunakan media pita garis
bilangan trnyata hasilnya sangat meningkat dan ketuntasan belajar siswa
sesuai dengan yang diharapkan
4.2 Pembahasan
Pelajaran matematika adalalah suatu ilmu yang dipelajari atau dijarkan
yang berhubungan dengn bilangan bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah tentang bilangan (Paimin, 1998 : 3).
Pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah yang berupa penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan pada siklus I peneliti mengambil langkah
dalam pembelajaran matematika hitung campur bilangan bulat dan hasilnya
masih banyak siswa kurang mmahami namun tidak ada keberanian untuk
bertanya bahkan tidak banyak siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru
kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa hanya ada sedikit
peningkatan karena siswa kurang memahami penjelasan guru sehingga banyak
siswa yang merasa belum mengerti tetapi tidak berani untuk bertanya
karenatingkat penguasaan materi pembelajaran sangat rendah dan nilai rata-rata
tes formatif sangat kurang sehingga perlu mengadakan perbaikan pada iklus I.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I penulis lebih menekankan
pada pada media pita garis bilngan. Dalam menggunakan media pita garis
bilangan siswa`sangat antusias siswa sudah mulai bisa mnerima dan memahami
konsep materi dan siswa mulai berani bertanya jawab sehingga nilairata-ata tes
formatif sudah mulai ada peningkatan namun peningkatan tersebut masih belum
memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan sehingga perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Pada siklus II peneliti mengambil langkah strategi pada siklus I dengan
lebih menekankan pada latihan dan memperluas materinya. Setelah diadakan
penilaian berupa hasil tes formatif , data hasil tesformatif dan lembar observasi
pada siklus II ternyata hasilnyasiswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti
pelajaran. Dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar pada siklus
dua dikarenakan pnggunaan media pita garis bilangan dengan memperluas materi
serta menekankan pada latihan-latihn sehingga siswa lebih mudah dalam
mmahami konsep materi dan siswa mulai brani bertnya jawab dngn guru
sehingga nilai rata-rata tes formatif sudah mnunjukkan peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa langkah pengulangan dan latihan yang dilaksanakan secara
terus- menerus merupakan bagian strategi perbaikan pembelajaran yang
ditempuh telah berhasi Keberhasilan yang diperoleh berupa:
1. Peningkatan prestasi belajar siswa
2. Teknik pembelajaran dan kemampuan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran semakinbaik . sehingga guru semakin menguasai
proses pembelajaran matematika
3. Mencapai tingkat ketuntasan sesuai dengan yang diharapkan
BAB V
5.1 Simpulan
Berdsarkan hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika hitung campur bilangan bulat menggunakan pita
garis bilangan memudahkan siswa menyerap materi pelajaran
2. Penggunaan media pelajaran yang tepat akan mendorong minat belajar siswa
3. Penggunaan media pita garis bilangan mampu mningkatkan hasil belajar
siswa
4. Adanya peningkatan dalam siklus I begitu juga pada siklus ke II
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut :
4.2.1 Bagi Guru
2. Penggunaan media pita garis bilangan secara maksimal dapat
meningkatkan hasi belajar siswa oleh karena itu disarankan kepada guru
untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran matematika
bilangan
3. bulat Guru seyogyanya memberi motivasi pada siswa dalam setiap
pembelajaran agar siswa lebih aktif , bersemangat dan dapat menemukan
konsep pembelajaran sendiri.
4. Guru sebaiknya menggunakan media dan alat peraga yang tepat dalam
menanamkan konsep matematika untuk memudahkan penyerapan materi
5. Guru hendaknya dapat merancang pembelajaran yang mnarik dan
menyenangkan
5.2.2 Bagi siswa
1. Siswa diharapkan lebih aktif dalam penggunaan media dan alat peraga
2.Siswa diharapkan mampu membuat serta menggunakan media dan alat
peraga sderhana
Sudjana , Nana & Rivai , Ahmad, 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Jokjakarta :
Pustaka Pelajar
Wiranata, Udin S, dkk, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka
B. Komptensi Dasar
Melakukan Operasi Hitung Campur
C. Indikator
1. Kognitif
Proses : Melakuka operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangn Bulat
Produk : Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan
bilangan bulat
2. Afektif
Karakter: Mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan
Sosial : Saling menghargai dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru
3. Psikomotor
Mengoperasikan penjumlahan dan penurangan bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilngan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
Proses : - Setelah proses belajar mengajar siswa dapat
mengoperasikan penjumlahan bilangan bulat
-Mengoperasikan pengurangan bilangan bulat
Produk : - Setelah proses belajar mengajar siswa dapat mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
2. Afektif
Karakter : Setelah proses beajar mengajar siswa dapat mengerjakan
soal perhitungan bilangan bulat degan tepat
Sosial :- Setelah proses belajar mengajar siswa dapat saling menghargai
dalam mengerjakan sol yang diberikan oleh guru
3. Psikomotor
Setelah proses belajar mengajar siswa dapat terampil menggunakan garis
bilangan dalam perhitungan bilangan bulat
E. Materi Pembelajaran
Operasi hitung campuran yang akan kita pelajari adalah operasi
hitung campuran antara penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat Mari
kita perhatikan contoh berikut ini
Contoh :
Tentukan hasil operasi hitung berikut
a. (-4) + 12 – 3 = ......
b. 2 – (-4 ) + 10 = .....
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pemblajaran
2. Guru menjelaskan penggunaan garis bilangan
3. Murid memperhatikan penjelasan guru
4. Dengan arahan guru beberapa siswa ke depan kelas untuk
mendemontrasikan materi ajar yang diajarkan oleh guru
5. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
6. Siswa mengumpulkan tugas
7. Guru memeriksa tuga siswa
8. Guru memberi umpan balik kepada siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa
c. Kegiatan Akhir
1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran
2. Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah untuk siswa
A. Standar Komptensi
Menjumlahkan dan Mengurangkan Bilangan Bulat
B. Komptensi Dasar
Melakukan Operasi Hitung Campur
C. Indikator
1.Kognitif
Proses : Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan dengan bilangan
bulat
Produk : Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan
bilangan bulat
2.Afektif
- Karakter: Mengerjakan soal cerita yang brkaitan dengan penjumlahan
dan pengurangan bilanan bulat
-Sosial : Saling menghargai dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
3.Psikomotor
- Mengoperasikan hitung campur penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dengan menggunakan aturan aturan dalam hitung
campur
D. Tujuan Pembelajaran
4. Kogniti
Proses : - Setelah proses belajar mengajar siswa dapat
mengoperasikan penjumlahan bilangan bulat
-Mengoperasikan pengurangan bilangan bulat
Produk : - Setelah proses belajar mengajar siswa dapat mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
5. Afektif
Karakter : Setelah proses beajar mengajar siswa dapat mengerjakan
soal cerita yang berkaitan dengan perhitungan bilangan bulat
degan tepat
Sosial :- Setelah proses belajar mengajar siswa dapat saling menghargai
dalam mengerjakan sol yang diberikan oleh guru
6. Psikomotor
Setelah proses belajar mengajar siswa dapat terampil menyelesaikan
hitung campur dengan menggunakan aturan aturan hitung campur
bilangan bulat
E. Materi Pembelajaran
Operasi hitung campuran yang akan kita pelajari adalah operasi
hitung campuran antara penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Aturan aturan dalam melakukan operasi hitung campuran adalah sebagai
beikut:
1. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sama kuat, maka dikerjakan
urut dari seblah kiri
2. Jika terdapat tanda kurung ( ), operasi dalam tnda kurung harus dikerjakan
trlebih dahulu.
Contoh ;
a. -130 + ( -79 + 115 ) =....
Jawab :
-130 + ( - 79 + 115 ) = -130 + 36
= -94
b. 442 – 168 + ( - 150 ) =.....
Jawab:
442 – 168 + ( -150 ) = 274 + ( - 150 )
= 124
Soal cerita yang berkaitan dengan bilangan bulat
Contoh:
Sebuh mobil telah selesai diperbaiki di bengkel. Mobil tersebut diuji
untuk berjalan maju 240 meter. Kemudian mundur 85 meter dan maju
lagi 35 meter. Berapa meter jarak mobil dan bengkel ?
Jawab:
Jarak mobil dari bengkel = 240 – 85 + 35
= 155 + 35
= 190
Jadi, jarak mobil dari bengkel adalah 190 meter
Aktivitas
No Nama Bertanya Menjawab Jumlah
1 2 3 1 2 3
1 Akh,Khusairi
2 Ali Wafa
3 Feri Kurniawan
4 AKH. Franky
5 Fifin Miftahur R
6 Moh.Danu S
7 Moh.Ainurrosikin
8 Moh.Aji Bagus
9 Moh.Alfin K
10 Moh,Asraf W
11 Moh.Irfan
12 Shovia Eka Y
13 Dania Sinta N
14 Aniatul Istiqomah
15 Sita Nura Hayati
16 Eka Putri
17 Juli Ade Wira S
Ket :
Nilai skor
3 : Bertanya lebih dari 2x
2 : Bertanya 2x
1 : Bertanya 1x
Aktivitas
No Nama Bertanya Menjawab Jumlah
1 2 3 1 2 3
1 Akh,Khusairi
2 Ali Wafa
3 Feri Kurniawan
4 AKH. Franky
5 Fifin Miftahur R
6 Moh.Danu S
7 Moh.Ainurrosikin
8 Moh.Aji Bagus
9 Moh.Alfin K
10 Moh,Asraf W
11 Moh.Irfan
12 Shovia Eka Y
13 Dania Sinta N
14 Aniatul Istiqomah
15 Sita Nura Hayati
16 Eka Putri
17 Juli Ade Wira S
Ket :
Nilai skor
3 : Bertanya lebih dari 2x
2 : Bertanya 2x
1 : Bertanya 1x
ARTIKEL
Oleh
TRI PUJI LESTARI
NIM : 600011176
LEMBAR PENGESAHAN
Identitas Peneliti :
Nama : Tri Puji Lestari
NIM : 600011176
Tempat mengajar : SDN Karangduren 02
Jumlah pembelajaran : 2 Siklus
Tempat Pelaksanaan : Kelas IV SDN Karangduren 02
Mengesahkan
Pembimbing Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................1
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................4
Data.............................................................................................5
Siklus I .....................................................................................8
Observasi ................................................................................9
Rifleksi ..................................................................................... 9
Siklus II ...................................................................................10
Observasi......................................................................11
Refleksi ...................................................................................11
Pembahasan...................................................................13
Kesimpulan .............................................................................14
SD Negeri KARANGDUREN 02
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini memilki data dan sumber data yang bertujuan untuk
memberi keterangan rinci terhadap subjek dalam penelitian.
Data
kriteria penilaian
N Nama Total
nilai
o Siswa
100
Keruntu Keefektif Ejaan Kesesuaian
tan an dan
isi cerita
isi Kalimat Tanda
dengan
cerita baca
(25) judul
(25) (25)
(25)
SM
NP = Nilai Presentasi
SM = Skor maksimal
100% = Konstansa
Prasiklus
Siklus I
Jumlah 24 100 %
Observasi
d. Refleksi
Siklus II
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus II diperoleh daftar nilai dari kegiatan menulis siswa dalam bentuk
narasi sugestif kelas III sebagai berikut.
Observasi
Refleksi
Pembahasan
Tindakan yang dilakukan pada siklus I dimulai dengan kegiatan
guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa. Selanjunya guru
melakukan dialog dengan siswa di dalam kelas. Guru menjelaskan
tentang karangan narasi dan langkah- langkah dalam menulis narasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 3 siswa. Pembentukan kelompok ini berfungsi untuk melatifh
daya kerja sama antara siswa. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok
untuk mengamati, menentukan urutan dan maksud gambar seri
tersebut. Kemudian tiap kelompok mengidentifikasi media tersebut dan
membuat kalimat utama. Setelah itu masing-masing siswa melakukan
kegiatan menulis narasi sugestif sesuai dengan kata-kata mereka sendiri.
b. Siklus II
Kesimpulan
a) Untuk Guru SD
b) Untuk Sekolah
c) Peneliti Lain
Keraf, Gorys. 1994. Argumentasi dan Narasi. Endo Flores : Nusa Indah.
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MELALUI
METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KARANGDUREN 02 BALUNG
JEMBER
Oleh
TRI PUJI LESTARI
NIM : 600011176
LEMBAR PENGESAHAN
Identitas Peneliti :
Nama : Tri Puji Lestari
NIM : 600011176
Tempat mengajar : SDN Karangduren 02
Tempat Pelaksanaan : Kelas IV SDN Karangduren 02
Jember, 5 Juni 2015
Mengesahkan
Pembimbing Penulis
DAFTAR ISI
3. Hipotesis .......................................................................20
Pada bab ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian.
A. Latar Belakang
Guru sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa bukanlah satu-satunya
sumber yang mutlak. Peran guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar, dapat
berfungsi sebagai fasilitator, motivator, demonstrator, dan evaluator. Pemilihan
metode dan media dalam pembelajaran pun juga harus diperhatikan oleh guru dengan
menyesuaikan karakteristik siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki oleh guru inilah, siswa
diharapkan dapat aktif dalam kegiatan proses belajar-mengajar.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks dan hanya
dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
yang ada di lingkungan sekitar yang berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati,
2002:7).
Pembelajaran IPA atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SDN Karangduren 02
menunjukkan bahwa: (a) penggunaan media pembelajaran belum bervariasi, (b)
penggunaan alat peraga belum maksimal, seperti alat-alat percobaan, gambar, dan
bagan, (c) hasil belajar IPA masih rendah, (d) penggunaan metode konvensional/
berpusat pada guru. Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang berpusat pada guru
mengakibatkan siswa hanya menerima materi pelajaran secara pasif. Proses
pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa kurang berminat dalam mengikuti
pembelajaran IPA sehingga berpengaruh pada pemahaman siswa. Oleh karena itu,
agar siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA, hendaknya guru
dituntut dapat mengelola kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa
dalam menerima materi pelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan
pendekatan dan metode yang tepat. Pendekatan dan metode mengajar banyak
ragamnya, sebagai pendidik tentu harus memiliki metode mengajar yang beraneka
ragam yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Dengan menggunakan
metode mengajar yang beragam siswa tidak akan merasa bosan sehingga tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah
suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa untuk mendorong siswa membuat hubungan
antarpengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat, dan bangsa (Rosalin, 2008:27).
Dengan demikian pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan
pengalaman atau dunia nyata (real world learning), berpikir tingkat tinggi, berpusat
pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan (joyfull and quantum learning),
dan menggunakan berbagai sumber belajar (Sumiati, 2009:14).
Metode eksperimen ialah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa
secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu percobaan secara
mandiri (Aqib, 2010:94). Melalui metode ini, siswa dapat membuktikan sendiri
konsep yang mereka terima, sehingga kemampuan anak meningkat. Mata pelajaran
IPA tidak bisa hanya dengan metode ceramah tanpa ada demonstrasi dan yang lebih
mengena dengan pembuktian adalah eksperimen. Dengan bereksperimen siswa
mampu menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan, hal ini akan
menyebabkan kebermaknaan dalam belajar.
Dalam metode eksperimen siswa dapat terlibat langsung dalam proses
percobaan. Manfaat dari metode ini adalah membantu siswa untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode eksperimen
akan mengurangi kejenuhan dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
karena mereka terlibat langsung dalam peragaan atau pertunjukan mengenai proses
sehingga penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam
sehingga membentuk pengertian dengan baik.
Bukti pendekatan Kontekstual dan metode eksperimen dapat memberikan
dampak positif terhadap pembelajaran yaitu berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan Risnawati (2004) menunjukkan hasil bahwa dengan CTL dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa sebesar 16.96% serta dapat meningkatkan hasil
belajar IPA sebesar 28.57% pada siswa kelas IV di SDN Karangduren 02. Maymunah
(2005) pembelajaran IPA melalui metode eksperimen meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Karangduren 02 yaitu mencapai persentase sebesar 62% pada
siklus I dan 86% pada siklus II, sehingga meningkat sebesar 24%.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 02
Balung Jember” untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan penggunaan
Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 02 Balung Jember.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan permasalahannya
adalah adakah pengaruh yang signifikan penggunaan Contextual Teaching and Learning
melalui metode eksperimen dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV
SDN Karagduren 02 Balung Jember?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya pengaruh yang signifikan penggunaan
Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangduren 02 Balung Jember.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi guru, sebagai bahan masukan tentang salah satu metode mengajar yang
melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi dan dapat dijadikan pedoman dalam
meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SDN Karangduren 02 Balung
Jember.
c. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan acuan untuk
penelitian lebih lanjut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2. Karakteristik CTL
Rosalin (2008:28) mengemukakan terdapat lima karakter penting dalam
proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (activating knowledge). Artinya, apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari.
Dengan demikian, pengetahuan yang sudah diperoleh siswa
adalah pengetahuan utuh yang memiliki keterkaitan satu sama
lain.
b. Pembelajaran Kontekstual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring
knowledge). Artinya, pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara
deduktif, yaitu pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara
keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihapal, melainkan
untuk diyakini dan dipahami, dengan cara (1) menyusun konsep
sementara; (2) melakukan sharing kepada orang lain agar
mendapat tanggapan; (3) merevisi konsep dari tanggapan tersebut
kemudian dikembangkan.
d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa
sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (refelecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan
balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Komponen
No. Konvensional CTL melalui Metode Eksperimen
Perbedaan
1. Penempatan Siswa ditempatkan sebagai objek Menempatkan siswa sebagai subjek
siswa belajar yang berperan sebagai belajar. Artinya, siswa berperan
penerima informasi secara pasif. aktif dalam setiap proses
pembelajaran dengan cara
menemukan dan menggali sendiri
materi pelajaran melalui kegiatan
eksperimen.
2. Cara Belajar Siswa lebih banyak belajar secara Siswa belajar melalui kegiatan
individual dengan menerima, kelompok, berdiskusi, saling
mencatat, dan menghapal materi menerima, dan saling memberi.
pelajaran.
3. Konteks Pembelajaran bersifat teoritis dan Pembelajaran dikaitkan dengan
Belajar abstrak, dunia nyata secara riil.
4. Kemampuan Kemampuan diperoleh melalui Kemampuan didasarkan atas
Belajar latihan-latihan. pengalaman langsung melalui
eksperimen.
5. Tujuan Akhir Nilai atau angka Kepuasan diri
6. Tindakan atau Tindakan atau perilaku individu Tindakan atau perilaku dibangun
perilaku didasarkan oleh faktor dari luar atas kesadaran diri sendiri, misalnya
dirinya, misalnya individu tidak individu tidak melakukan perilaku
melakukan sesuatu disebabkan takut tertentu karena ia menyadari bahwa
Komponen
No. Konvensional CTL melalui Metode Eksperimen
Perbedaan
hukuman atau sekadar untuk perilaku itu merugikan dan tidak
memperoleh nilai dari guru. bermanfaat.
7. Pengetahuan Kebenaran yang dimiliki bersifat Pengetahuan yang dimiliki setiap
absolut dan final karena individu selalu berkembang sesuai
pengetahuan dikontruksi oleh orang dengan pengalaman yang
lain. dialaminya. Oleh karena itu, di
setiap siswa bisa terjadi perbedaan
dalam memaknai hakikat
pengetahuan yang dimilikinya.
8. Peran siswa Guru penentu jalannya proses Siswa bertanggung jawab dalam
pembelajaran memonitor dan mengembangkan
pembelajaran mereka masing-
masing.
9. Setting/tempa Pembelajaran hanya terjadi di dalam Pembelajaran bisa terjadi dimana
t kelas saja, dalam konteks dan setting yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan.
10. Evaluasi Keberhasilan pembelajaran biasanya Keberhasilan pembelajaran diukur
hanya diukur dari tes. dengan berbagai cara, yaitu evaluasi
proses, hasil karya siswa,
penampilan, rekaman, observasi,
dan wawancara.
Sumber: Diadopsi dari Rosalin (2008)
E,Hasil Belajar
Sukardi (2011:74) mengemukakan hasil belajar pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga domain (ranah) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
a. Domain Kognitif, merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan
perkembangan dari persepsi, introspeksi, atau memori siswa. Domain kognitif
dibedakan menjadi enam tingkatan: 1) knowledge (pengetahuan), 2)
comprehension (pemahaman), 3) application (penerapan), 4) analysis (analisis), 5)
synthesis (sintesis), 6) evaluation (evaluasi).
b. Domain Afektif, merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan
pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi (Good dalam Sukardi,
2011:75).Domain afektif menjadi lima tingkatan: 1) receiving (menerima), 2)
responding (menjawab), 3) valuing (menilai), 4) organization (mengorganisasi), 5)
characterization by value or value complex (mengkarakterisasi atas dasar nilai
kompleks).
c. Domain Psikomotorik, merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak
didasarkan dari pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan
membentuk keterampilan siswa. Secara garis besar domain psikomotor dibedakan
menjadi tujuh tingkatan: 1) perception (persepsi), 2) set (penetapan), 3) guided
response (reaksi atas dasar arahan), 4) mechanism (mekanisme), 5) complex overt
response reaks (terbuka dengan kesulitan kompleks), 6) adaptation (adaptasi), 7)
origination (asli).
Hasil belajar dapat diketahui dengan cara melakukan penilaian atau evaluasi
hasil belajar. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi suatu tujuan telah
dapat dicapai (Sukardi, 2011:14). Oleh karena itu hasil belajar siswa dapat diketahui
melalui skor atau nilai siswa setelah mengikuti pelajaran. Berdasarkan uraian di atas,
maka dalam penelitian ini hasil belajar siswa berupa skor dari ranah kognitif yang
diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran. Alat penilaian yang akan digunakan
berupa tes untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah: ada pengaruh yang signifikan penggunaan
Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Karangduren 02 Balung Jember.
BAB 3. METODE PENELITIAN
M 1−M 2
t0 = MK 1 + 1
√d
(n n )
1 2
Keterangan :
t0 = t observasi
M1 = mean (rata-rata) kelompok 1
M2 = mean (rata-rata) kelompok 2
MK d = mean kuadrat dalam = JK d : db d
JK k = jumlah kuadrat kelompok
JK d = jumlah kuadrat dalam
db d = derajat kebebasan dalam
n1 = jumlah subjek dalam kelompok 1
n2 = jumlah subjek dalam kelompok 2
(Arikunto, 2006:325)
2. Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38). Pada penelitian
ini variabel yang digunakan sebagai berikut.
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan (Sugiyono, 2011:39), variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pembelajaran Contextual Teaching and Learning melalui metode Eksperimen,
dan pembelajaran konvensional.
b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39), variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa kelas IV
c. Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011:39), variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah kemampuan guru sama, alat evaluasi yang sama, serta
penelitian dilakukan pada waktu yang sama.
C. Definisi Operasional
Adapun istilah yang perlu didefinisikan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Contextual Teaching and Learning
Contextual Teaching and Learning adalah memberikan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SDN Karangduren 02 Balung
Jember melalui pengaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata/kehidupan sehari-hari siswa yang penerapannya melalui kegiatan
eksperimen secara terbimbing.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah menyajikan bahan pelajaran yang
memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri secara
terbimbing suatu pertanyaan yang dipelajari dalam pembelajaran khususnya
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SDN Karangduren 02
Balung Jember.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang diterapkan di
SDN Karangduren 02 Balung Jember menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, dan penugasan yang dalam penerapannya cenderung lebih menekankan
guru sebagai objek yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa
hanya sebagai pendengar dan menerima materi pelajaran saja.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang didapat siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SDN Karangduren 02
Balung Jember menggunakan Contextual Teaching and Learning melalui
metode eksperimen dan pembelajaran konvensional yang berupa perubahan
tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk skor yang diperoleh dari selisih skor
pre-test dan post-test siswa melalui tes formatif yang diberikan oleh guru.
D. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh atau dampak dari suatu perlakuan (treatment) tertentu terhadap
perubahan suatu kondisi. Desain penelitian ini menggunakan desain pre-test post-test
control group desaign seperti pada gambar 3.1 berikut.
E: O1 X O2
C: O1 O2
Keterangan
E = Kelas Eksperimen
C = Kelas kontrol
O1 = Observasi/ test awal (pretest) yang diberikan pada kelompok eksperimental dan
contoh sebelum dilakukan perlakuan. Tes untuk kedua kelompok digunakan
alat/instrumen yang sama.
X = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen
O2 = Observasi/ test akhir (posttest) yang diberikan sesudah perlakuan. Tes untuk kedua
kelompok digunakan alat/instrumen yang sama.
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut.
1. Melakukan persiapan meliputi kegiatan penyusunan proposal dan instrumen
penelitian.
2. Melakukan observasi di sekolah yaitu peneliti melakukan kegiatan observasi sebelum
penelitian dilaksanakan. Observasi dilakukan di SD tempat penelitian dengan tujuan
mengetahui gambaran umum sekolah.
3. Menentukan populasi dengan teknik purposive area.
4. Mengadakan dokumentasi berupa nilai UAS IPA dan mengadakan uji homogenitas
untuk mengetahui apakah kelas IV homogen atau tidak yang didasarkan pada nilai
tersebut.
5. Menetapkan responden.
6. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara random.
7. Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kegiatan
belajar mengajar (KBM) berlangsung untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
8. Melaksanakan proses KBM pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen dan pada kontrol
dengan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning melalui metode eksperimen.
9. Memberikan post-test berupa latihan soal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah melakukan KBM untuk mengetahui skor post-test.
10. Menganalisis data berupa skor pre-test, post-test, dan wawancara.
11. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan alur penelitian pada gambar
Persiapan
↓
Observasi Populasi
↓
Dokumentasi
↓
Uji
Homogenitas
↓
Responden
↓ ↓
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
↓ ↓
Pre-test Pre-test
↓ ↓
Proses belajar
Proses belajar mengajar
mengajar dengan
tanpa menggunakan
menggunakan
pendekatan Contextual
pendekatan
Teaching and Learning
Contextual Teaching
melalui metode
and Learning
eksperimen
melalui metode
eksperimen
↓
Post-test
↓
Data
↓
Analisis Data ← Wawancara
↓
Kesimpulan
4. Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau
salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,
atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur
tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes. Data hasil belajar siswa yang telah tercapai dapat diketahui dengan
menggunakan metode tes. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa sebelum dan setelah mempelajari materi yang diajarkan.
Metode tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda yang
diberikan pada saat pre-test dan post-test. Soal sebelumnya telah disusun sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(Arikunto, 2006:311)
Hipotesis :
H a = Ada pengaruh yang signifikan penggunaan Contextual Teaching and Learning melalui
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar kognitif siswa
kelas V SDN Karangduren 02 Balung Jember.
H 0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan Contextual Teaching and Learning
melalui metode eksperimen dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar kognitif
siswa kelas V SDN Karangduren 02 Balung Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. 2009. Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
pendidikan Nasional.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdikbud. 1980. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Johnson, E. B. 2012. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan
Bermakna. bandung: kaifa.
Nurhadi, & Yasin B., Senduk A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan
Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rismawati. 2004. Hasil Beljar IPA melalui Metode Eksperimen. Jember: Depdiknas.
Rosalin, E. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada.
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumiati, & Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Sutrisno, L., Kresnadi, H., dan Kartono. 2007. Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.
53
Rumusan Hipotesis
Judul Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian
Masalah Penelitian
Pengaruh Adakah 1.Variabel Bebas: 1. a. Penggunaan 1. Siswa kelas 1. Tempat penelitian di kelas Ada pengaruh
Contextual pengaruh yang a. Contextual Contextual VA dan VB V SDN Kesilir 01 Wuluhan yang signifikan
Teaching and signifikan Teaching and Teaching and Jember. Untuk uji penggunaan
Learning penggunaan Learning Learning 2. Guru kelas Homogenitas ditentukan Contextual
melalui Contextual melalui melalui metode VA dan VB dengan Teaching and
Metode Teaching and metode eksperimen M 1−M 2 Learning
Eksperimen Learning eksperimen untuk 3. Dokumen melalui metode
dalam
Pembelajaran
IPA terhadap
melalui
metode
eksperimen
pembelajaran
IPA kelas V
(Nilai UAS
Kelas VA
t0 =
√ MK d
( n1 + n1 )
1 2
eksperimen
dalam
pembelajaran
dan VB)
Hasil Belajar dalam b.Metode 2. Jenis penelitian IPA terhadap
Siswa Kelas pembelajaran b. Pembelajaran hasil belajar
ceramah, tanya eksperimental
V SDN IPA terhadap konvensional 4. Literatur/ kognitif siswa
jawab dan
Karangduren hasil belajar kajian kelas V SDN
penugasan. 3. Desain penelitian pre-test
02 Balung siswa kelas V pustaka Kesilir 01
post-test control group
Jember SDN Kesilir Wuluhan
01 Wuluhan Jember.
Jember? 2.Variabel Terikat: 2. Skor hasil belajar: 4. Metode pengumpulan data:
hasil belajar a. skor pre-test observasi, wawancara,
kognitif siswa b. skor post-test dokumentasi, dan tes
kelas V
5. Analisis t-test untuk
mengetahui variabel
dengan rumus:
t test
Mx−My
¿
∑ x2 +∑ y 2
√( Nx+ Ny−2 )( 1
+
1
Nx Ny )
54
LAMPIRAN B. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
8. Alat/Sumber Pembelajaran
a. Pengalaman siswa
b. Lingkungan sekitar
c. LKS
d. Alat-alat percobaan (magnet, benda-benda yang sering dijumpai siswa di lingkungan)
e. Sulistyanto, H. 2008. IPA kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasioanal.
f. Indriati SCP...[et al.]. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional,
g. Azmiyawati, C. 2008. IPA Salingtemas kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
9. Penilaian
a. Penilaian hasil
b. Penilaian proses melalui lembar observasi
G.2 Desain Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SD Negeri Karangduren 02
Mata pelajaran : IPA
Pokok bahasan : Gaya Magnet
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 2x35 menit
_________________________________________________________________________
1. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
2. Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak, gaya magnet).
3. Indikator Pencapaian KD
a. Kognitif
1) Produk
a) Menjelaskan pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet.
b) Menjelaskan kutub magnet senama dan tidak senama.
2) Proses
a) Mengidentifikasi pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet.
b) Mengidentifikasi kutub magnet senama dan tidak senama.
b. Psikomotor
a) Melakukan aktivitas percobaan untuk mengidentifikasi pengaruh jarak benda
terhadap kekuatan gaya magnet.
b) Melakukan aktivitas percobaan untuk mengidentifikasi kutub magnet
senama dan tidak senama.
c. Afektif
1) Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: tekun, tanggung jawab,
kerjasama, demokratis, dan mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
2) Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: bekerja sama, menghargai
pendapat orang lain, bertanya, dan mengutarakan pendapat, dan pendengar yang
baik.
4. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
1) Produk
a) Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menjelaskan pengaruh jarak
benda terhadap kekuatan gaya magnet dengan benar.
b) Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menjelaskan kutub magnet
senama dan tidak senama dengan benar.
2) Proses
a) Setelah melakukan percobaan dengan magnet dan berbagai benda, siswa
mampu mengidentifikasi pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya
magnet dengan teliti dan benar.
b) Setelah melakukan percobaan dengan lebih dari satu magnet, siswa mampu
mengidentifikasi kutub magnet senama dan tidak senama dengan teliti dan
benar.
b. Psikomotor
1) Disediakan alat-alat percobaan, siswa dapat melakukan percobaan untuk
mengidentifikasi pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet dengan
tepat dan benar.
2) Disediakan alat-alat percobaan, siswa dapat melakukan percobaan untuk
mengidentifikasi kekuatan kutub magnet senama dan tidak senama dengan teliti
dan benar.
c. Afektif
1) Mengembangkan perilaku karakter, meliputi: siswa mampu melaksanakan tugas
dengan baik dan penuh tanggung jawab, siswa mampu jujur dalam mengerjakan
tugas, siswa mampu teliti dalam mengerjakan tugas, siswa mampu disiplin dan
tepat waktu dalam mengerjakan tugas.
2) Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: siswa mampu bekerja sama
dengan baik dalam kelompok, siswa mampu mengerti dan menghargai pendapat
orang lain, siswa mampu bertanya dan mengutarakan pendapat dengan baik,
siswa mampu menjadi pendengar yang baik.
5. Materi Pembelajaran
Gaya Magnet : pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet dan
kutub senama dan tidak senama pada magnet (terlampir).
6. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)
b. Metode pembelajaran :
1) eksperimen (percobaan),
2) diskusi,
3) tanya jawab.
7. Skenario Pembelajaran
Tabel G.2 Skenario Pembelajaran
8. Alat/Sumber Pembelajaran
a. Pengalaman siswa
b. Lingkungan sekitar
c. LKS
d. Alat-alat percobaan (magnet, benda-benda yang sering dijumpai siswa di lingkungan)
e. Sulistyanto, H. 2008. IPA kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasioanal.
f. Indriati SCP...[et al.]. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional,
g. Azmiyawati, C. 2008. IPA Salingtemas kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
9. Penilaian
a. Penilaian hasil
b. Penilaian proses melalui lembar observasi
LAMPIRAN H. DESAIN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
8. Alat/Sumber Pembelajaran
a. Pengalaman siswa
b. Lingkungan sekitar
c. Sulistyanto, G. 2008. IPA kelas45. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
d. Indriati SCP...[et al.]. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional,
e. Azmiyawati, C. 2008. IPA Salingtemas kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
9. Penilaian
a. Penilaian hasil
b. Penilaian proses melalui lembar observasi.
H.2 Desain Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SD Negeri Karangduren 02
Mata pelajaran : IPA
Pokok bahasan : Gaya Magnet
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 2x35 menit
_________________________________________________________________________
1. Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
2. Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi (gaya gravitasi, gaya
gerak, gaya magnet).
3. Indikator Pencapaian KD
a. Kognitif
1) Produk
a) Menjelaskan pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet.
b) Menjelaskan kutub magnet senama dan tidak senama.
2) Proses
a) Mengidentifikasi pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet.
b) Mengidentifikasi kutub magnet senama dan tidak senama.
b. Afektif
1) Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: tekun, tanggung jawab, dan
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
4. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
1) Produk
a) Setelah bertanya jawab dengan guru, siswa mampu menjelaskan pengaruh
jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet dengan benar.
b) Setelah bertanya jawab dengan guru, siswa mampu menjelaskan kutub magnet
senama dan tidak senama dengan benar.
2) Proses
a) Dengan dibimbing guru, siswa mampu mengidentifikasi pengaruh jarak benda
terhadap kekuatan gaya magnet dengan benar.
b) Dengan dibimbing guru, siswa mampu mengidentifikasi kutub magnet senama
dan tidak senama dengan benar.
b. Afektif
1) Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: tekun, tanggung jawab, dan
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
5. Materi Pembelajaran
Gaya Magnet : pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet dan
kutub senama dan tidak senama pada magnet (terlampir).
6. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan pembelajaran : Konvensional/tradisional
b. Metode pembelajaran :
1) ceramah,
2) tanya jawab.
7. Skenario Pembelajaran
Tabel H.2 Skenario pembelajaran pertemuan kedua
8. Alat/Sumber Pembelajaran
a. Pengalaman siswa
b. Lingkungan sekitar
c. Sulistyanto, G. 2008. IPA kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
d. Indriati SCP...[et al.]. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional,
e. Azmiyawati, C. 2008. IPA Salingtemas kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
9. Penilaian
a. Penilaian hasil
b. Penilaian proses melalui lembar observasi
LAMPIRAN A. MATRIK PENELITIAN