diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Tindakan
Kelas
Oleh
Leli Mulyani
H.1910993
2
KATA PENGANTAR
1. Dr. Rusi Rusmiati Aliyyah, M.Pd sebagai Dosen Mata Kuliah, yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan dukungan kepada saya.
3. Uke Aliya F S.Pd.SD sebagai guru wali kelas III A yang telah memberikan
bantuan, motivasi dan membimbing selama kegiatan penelitian
5. Peserta didik SDN Caringin 02 yang menerima dan dapat bekerja sama
selama kegiatan penelitian
Semoga segala budi dari semua pihak tersebut diterima oleh Allah, Tuhan
Yang Maha Kuasa dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari-Nya,
aamiin. Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah metodologi
penelitian tindakan kelas di Universitas Djuanda Bogor. Semoga laporan ini dapat
i
memberikan manfaat bagi kita semua. Dalam penulisan laporan ini, peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata baik dalam teknis
penulisan maupun materi, Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik,
saran, dan masukan demi kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik pada
masa yang akan datang.
Peneliti
ii
ABSTRAK
Kata Kunci: problem based learning, kartu bilangan, hasil belajar siswa, sekolah
dasar, penelitian tindakan kelas
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................3
C. Pembatasan Masalah...........................................................................................3
D. Perumusan Masalah.............................................................................................3
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................5
A. Konsep Model Penelitian Tindakan Kelas.........................................................5
B. Konsep Variabel Penelitian Tindakan Kelas......................................................8
1. Hasil Belajar Matematika................................................................................8
2. Model pembelajaran Problem Based Learning............................................13
3. Media pembelajaran......................................................................................17
C. Konsep Pembelajaran Kooperatif (Problem based learning) Menurut
Perspektif Islam..........................................................................................................21
D. Penelitian yang Relevan.....................................................................................22
E. Hipotesis Tindakan.............................................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................27
A. Tujuan Penelitian...............................................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................27
C. Metode Penelitian...............................................................................................28
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas................................................................28
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan.......................................................................29
v
F. Data dan Sumber Data.......................................................................................30
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................................30
H. Teknik Analisis Data......................................................................................31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................32
A. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................................32
B. Hasil Penelitian...................................................................................................34
1. Pra siklus.........................................................................................................34
2. Siklus I.............................................................................................................36
3. Siklus II...........................................................................................................42
a. Refleksi............................................................................................................45
C. Pembahasan Penelitian......................................................................................45
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN......................................49
A. Kesimpulan.........................................................................................................49
B. Implikasi.............................................................................................................49
C. Saran...................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tabel 1.1. Persentase Siswa Hasil Pre test
9 39%
23
14 61%
2
dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media kartu
bilangan di kelas III A SDN Caringin 02 Bogor.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan dari latar belakang diatas, penulis
mengindetifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
2. Kurangnya minat dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
3. Guru masih menggunakan pendekatan teacher center sehingga siswa kurang
memiliki peran aktif selama proses pembelajaran berlangsung
4. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang guru gunakan, masih
menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan diskusi.
5. Media pembelajaran belum digunakan saat proses pembelajaran, hanya
menggunakan sumber belajar saja seperti buku tema sehingga siswa menjadi
bosan, mengantuk dan tidak fokus selama pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dan fokus masalah
pada penelitian ini ditujukan pada siswa kelas III A di SDN Caringin 02, Bogor
tahun ajaran 2022/2023 mata pelajaran matematika pada materi menentukan dua
bilangan yang hasilnya sudah di ketahui dengan menggunakan model problem
based learning berbantuan media kartu bilangan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana model problem based learning berbantuan media kartu
bilangan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa materi menentukan
dua bilangan yang hasilnya sudah diketahui kelas III A SDN Caringin 02, Bogor
tahun ajaran 2022/2023 ?
3
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun
manfaat-manfaat penelitian tindakan kelas bagi berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi siswa:
a. Mengetahui aktivitas pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
model problem based learning
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan melibatkannya
secara aktif selama proses pembelajaran
c. Memberikan motivasi dan menumbuhkan minat dengan memperkenalkan
media kartu bilangan
2. Bagi guru
a. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar
b. Menambah wawasan dalam penggunaan model dan metode pembelajaran
c. Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran
3. Bagi sekolah
a. Sebagai sarana evaluasi terhadap pelaksanaan kinerja sekolah dalam
meningkatkan pelayanan pendidikan bagi siswa.
b. Sebagai alat penentu kebijakan sekolah khususnya terkait upaya dalam
meningkatkan profesi guru dan sumber daya guru.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
harus dibiarkan bergeser, tinjauan harus melibatkan analisis serta pencarian
fakta dan harus terus berulang, bukan hanya terjadi di awal, implementasi
langkah tindakan tidak selalu mudah dan tidak boleh melanjutkan untuk
mengevaluasi efek dari suatu tindakan sampai memantau sejauh mana
tindakan itu diimpelmentasikan (Elliot, 2001).
6
Model ini merupakan perkembangan dari kurt lewin karena didalam
bukunya mengatakan model kurt lewin adalah bapak dari penelitian tindakan.
Model ini di kenal dengan model penelitian spiral yang menggambarkan
spiral refleksi diri dengan tahapan yang terdiri dari (Kemmis et al., 2014):
a. merencanakan perubahan (plan)
b. bertindak (act)
c. mengamati proses dan konsekuensi perubahan (Observe) dan
d. merenungkan proses dan konsekuensi (Reflect)
e. lalu perencanaan ulang, bertindak dan mengamati, refleksi, dan seterusnya
sampai tercapainya tujuan
7
tercapai. Selain itu, tahapan dari model penelitian ini sangat jelas dan mudah di
pahami sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.
8
dilakukan sesudah berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu yang
meliputi aspek kognitif afektif dan psikomotorik.
Istilah matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti “relating
to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan pula dengan
kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathenein yang artinya belajar
(berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika
berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (Pratiwi & Hatiarsih,
2019)
Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk
semua peserta didik atau siswa mulai dari sekolah dasar sampai ke jenjang
pendidikan berikutnya. Hal ini agar siswa dapat berpikir secara logis,
analitis, sistematis, dan kritis (Mulyati & Evendi, 2020). Matematika secara
umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dan
struktur, perubahan dan ruang. Secara informal, dapat pula di sebut sebagai
ilmu bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah
penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan
menggunakan logika simbolik dan notasi (Komariyah & Laili, 2018)
Berdasarkan pengertian diatas maka matematika adalah mata pelajaran yang
ada pada jenjang SD-perguruan tinggi yang didefinisikan sebagai bidang
ilmu mempelajari pola, bilangan dan angka.
Berdasarkan pengertian Hasil belajar dan matematika diatas maka
yang dimaksud hasil belajar matematika adalah hasil yang didapatkan siswa
setelah berakhirnya pembelajaran matematika dalam periode tertentu yang
meliputi aspek kognitif afektif dan psikomotorik sehingga mengakibatkan
perubahan pola pikir dan tingkah laku.
b. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dijabarkan sebagai
berikut:
9
1) Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor intern ini dibagi
menjadi tiga faktor yaitu:
a) Faktor Fisiologis berkaitan dengan kondisi fisik yang meliputi
keadaan jasmani dan fungsi jasmani;
b) Faktor Psikologis yaitu keadaan psikologis seseorang yang
mempengaruhi proses belajar
c) Faktor Kelelahan seseorang sulit untuk dipisahkan, namun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani
(psikis);
2) Faktor ekstern faktor-faktor ekstern juga mempengaruhi proses belajar
siswa. Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu:
a) Faktor Keluarga yaitu siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, suasana rumah,
relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan
b) Faktor Sekolah yaitu yang mempengaruhi kegiatan belajar meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi anatara guru dan siswa, relasi
antara siswa dengan siswa, alat pelajaran, waktu sekolah, disiplin
siswa, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah
c) Faktor Masyarakat yaitu faktor ekstern yang juga dapat
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh tersebut meliputi
kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat (Husada et al., 2020)
c. Indikator Hasil Belajar
Indikator belajar siswa menurut Nabillah & Abadi adalah sebagai berikut
(Nabillah & Abadi, 2019) :
10
1) Ranah kognitif adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi pada
kognisi. Proses belajar terdiri atas kegiatan sejak dari penerimaan
stimulus, penyimpanan dan pengolahan otak. Menurut Bloom bahwa
tingkatan hasil belajar kognitif dimulai dari terendah dan sederhana
yakni hafalan hingga paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
2) Ranah afektif, diketahui dalam ranah afektif ini bahwa hasill belajar
disusun secara mulai dari yang paling rendah hingga tertinggi. Dengan
demikian yang dimaksud dengan ranah afektif adalah yang
berhubungan dengan nilai-nilai yang pada selanjutnya dihubungkan
dengan sikap dan perilaku.
3) Ranah psikomotorik, hasil belajar disusun menurut urutan mulai paling
rendah, dan sederhana hingga paling tinggi hanya dapat tercapai ketika
siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah.
Indikator hasil belajar dijelaskan pada tabel dibawah ini (Gafur, 2018):
No Ranah Indikator
1 Kognitif
11
menganalisis, membandingkan
2 Afektif
d. Organisasi Mempertahankan,mengubah,
(Organization) menggabungkan, mempersatukan,
mendengarkan, mempengaruhi,
mengikuti, memodifikasi,
menghubungkan, menyatukan
3 Psikomotor
12
memegang, berdiri, berlari
13
pemecahan masalah, bekerja secara individual atau berkolaborasi dalam
pemecahan masalah (Kristin, 2017). Model Problem Based Learning
adalah salah satu model pembelajaran yang lebih menekankan pada proses
pemecahan masalah yang diawali dengan penemuan masalah serta proses
menganalisis demi pemerolehan hasil sebagai bagian dari penemuan solusi
(Mastika Yasa & Bhoke, 2019). Problem Based Learning dapat dimaknai
sebagai metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata (Heriyanti, 2022). Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, maka problem based learning adalah suatu model yang
menghadapkan siswa dalam suatu permasalahan myata yang harus
dipecahkan bersama kelompoknya dengan diskusi dan berfikir kritis.
14
2) siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar
3) pembelajaran berfokus pada masalah isehingga materi yang tidak ada
hubungannnya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa menghafal atau menyimpan informasi
4) terjadi aktifitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5) siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik ari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi
6) siswa memiiki kemampuan menilai kemmpuan belajarnya sendiri
7) siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka,
kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching
kelebihan model problem based learning sebagai berikut (Mayasari et al.,
2016):
1) Siswa terlibat dalam pembelaran sehingga pengetahuannya benar-
benar di serap dengan baik
2) Siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa yang lainnya; dan
3) Siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber
d. Langkah-langkah Model Problem Based Learning
langkah-langkah model Problem based learning sebagai berikut (Ariswati,
2018):
1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah seperti guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat dan bahan yang
dibutuhkan, dan guru memotivasi siswa yang terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2) Mengorganisasikan peserta didik seperti guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang sudah ada
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok seperti guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan
15
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan yang
diperlukan untuk menyelsaikan masalah
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya seperti guru membantu
peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan
karya yang sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan,
video atau model
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah seperti guru
membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. Tentunya untuk
mendukung pembelajaran tidak hanya menggunakan model
pembelajaran saja. Akan tetapi juga menggunakan media pembelajaraan
sebagai perantara penyampaian materi.
16
sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru sebaiknya mengembangkan
proses pembelajaran yang mengaitkan antara permainan dengan pelajaran,
kemudian guru juga dapat mengusahakan anak berpindah atau bergerak
anak juga diajarkan cara bekerja atau belajar dalam kelompok, serta guru
memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran
(Istiqomah & Suyadi, 2019).
Anak sekolah dasar memiliki perkembangan kognitif yang masuk ke
dalam tahap operasional konkret. kognitif merupakan salah satu aspek
perkembangan individu yang meliputi kemampuan dan aktivitas mental
yang terkait dalam proses penerimaan-pemrosesan-dan penggunaan
informasi dalam bentuk berpikir, pemecahan masalah, dan adaptasi
(Hikmawati, 2018). Dalam tahapan perkembangan kognitif anak pada usia
sekolah dasar sudah dianggap cukup matang dalam menggunakan
penalaran logikanya, akan tetapi hanya pada objek fisik saja. selain itu
anak mulai meninggalkan kecenderungan nya terhadap articalisme dan
animisme. Sifat egosentris yang dimiliki anak mulai berkurang sehingga
kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas semakin baik. Namun, jika
tidak ada objek fisik yang diperlihat kepada anak, mereka cenderung
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas logikanya (Juwantara,
2019).
3. Media pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah salah satu alternatif yang di gunakan
oleh seorang guru dalam menyampaikan sebuah materi di depan kelas.
Dengan menggunakan media seorang guru diharapakan bisa lebih mudah
dalam menyampaikan materi dan siswa juga dapat menerima pelajaran
dengan baik dan menyenangkan sehingga menimbulkan motivasi siswa
untuk belajar (Firmadani, 2020). Media pembelajaran merupakan suatu
perantara yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pesan
tertentu kepada peserta didik dalam proses belajar sehingga tujuan
17
pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Dewi et al., 2018). Media
adalah segala sesuatu yang berupa alat atau benda untuk digunakan
sebagai penyalur pesan atau informasi kepada peserta didik agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Mustikawati, 2019). Berdasarkan
beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan media
pembelajaran adalah alat yang berfungsi sebagai penyalur pesan agar
konsep yang abstrak dapat mudah dimengerti dan tersampaikan kepada
peserta didik.
b. Fungsi
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah
sebagai berikut (Fitri, 2020):
1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Jadi
tujuan penggunaan media pembelajaran adalah memudahkan guru
dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran, sehingga dapat
mengefisiensikan proses pembelajaran dan membantu peserta didik
dalam menerima sebuah konsep atau materi ajar.
1) Fungsi komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi
antara penyampai pesan dan penerima pesan. Sehingga tidak ada
kesulitan dalam menyampaikan bahasa verbal dan salah persepsi
dalam menyampaikan pesan.
2) Fungsi motivasi
Media pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dengan
pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur
artistic saja akan tetapi memudahkan siswa mempelajari materi
pelajaran sehingga dapat meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
18
3) Fungsi kebermaknaan
Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna yakni
pembelajaran bukan hanya meningkatkan penambahan informasi
tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis
dan mencipta.
4) Fungsi penyamaan persepsi
Dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga memiliki
pandangan yang sama terhadap informasi yang di sampaikan.
5) Fungsi individualitas
Dengan latar belakang siswa yang berbeda, baik itu pengalaman,
gaya belajar, kemampuan siswa maka media pembelajaran dapat
melayani setiap kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan
gaya belajar yang berbeda.
1) Fungsi edukatif
media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi
mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan
pengaruh pendidikan.
2) Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan
informasi aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan
sosial orang.
3) Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat
digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.
4) Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media
komunikasi dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik
material maupun spiritual.
5) Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang
seni dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi.
c. Manfaat
19
Manfaat media pembelajaran yaitu Media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar serta media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, intraksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya (Wartini,
2017) . Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu: dapat
meningkatkan motivasi dan minat belajara siswa sehingga siswa dapat
berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang diberikan oleh guru
dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan dan siswa dapat
memahami materi pelajaran dengan mudah (Nurrita, 2018). Sementara
menurut Kiki manfaat media pembelajaran yaitu untuk menarik dan
mengarahkan perhatian siswa dan dapat memberikan pengelaman belajar
yang menyenangkan, media juga bermanfaat untuk menumbuhkan
motivasi belajar dan membangkitkan keinginan siswa (Kiki, 2022)
d. Media Pembelajaran Kartu Bilangan dalam Mata Pelajaran
Matematika
Media kartu bilangan yaitu media grafis berupa kartu yang
bergambar bilangan-bilangan satu angka atau beberapa angka yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga
proses belajar terjadi untuk mencapai tujuan yang diharapkan
(Puspitaningrum, 2020). Media kartu bilangan dapat membantu siswa
memahami operasi hitung bilangan cacah baik itu penjumlahan,
pengurangan, perkalian atau pembagian, karena operasi hitung bilangan
cacah merupakan materi yang bersifat abstrak sehingga dibutuhkan
media untuk membuat siswa memahami yang abstrak. Media kartu
bilangan dapat membuat siswa memahami pengurangan bilangan bulat
secara konkret.
20
Kartu bilangan sangat cocok jika digunakan dalam materi pelajaran
pengenalan angka dan operasi hitung sederhana sebagaimana penamaan
dan batasan media tersebut. Dengan sedikit inovasi dan penyesuaian
antara angka dan gambar pada kartu, maka media pembelajaran tersebut
akan membantu anak usia SD lebih senang dan tertarik dalam mengikuti
proses belajar. Motivasi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran kartu
bilangan akan memberikan dampak tersendiri bagi proses kegiatan
belajar mengajar misalnya siswa akan aktif dan kooperatif dalam proses
belajarnya. Tidak hanya itu, motivasi yang dirangsang melalui media
pembelajaran kartu bilangan akan membantu anak usia sekolah dasar
dalam memahami materi pengenalan angka dan operasi hitung sederhana
yang bersifat abstrak (Rokhima et al., 2019).
“Sesungguhnya (agama tauhid) inip adalah agama kamu semua, agama yang
satu, Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku” (Q.S Al–Anbiya’ : 92)
Adapun masalah kerjasama dalam kelompok juga disebutkan dalam surat Al-
Maidah ayat 2 :
21
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
(Q.S Al-Maaidah : 103).
Dari ayat-ayat tersebut di atas, maka siswa untuk mencapai prestasi belajar
yang baik tidak menggantungkan pada keaktifan belajar di sekolah saja, akan
tetapi juga harus belajar di rumah. Disamping belajar di rumah juga belajar
dengan kelompok. Karena pada dasarnya siswa dituntut untuk aktif dalam
belajar baik di rumah maupun di sekolah (Shudur, 2019).
22
menjadi 3,74 dengan kategori baik. (2) Ada peningkatan hasil belajar
Matematika peserta didik kelas V/B SDN-2 Bukit Tunggal Palangka Raya
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan
Berbantuan Media Kartu Pecahan, hal ini dapat dilihat dari tes awal
diperoleh nilai rata-rata 44,76 dengan ketuntasan klasikal 38,09%, siklus I
diperoleh nilai rata-rata 66,19 dengan ketuntasan klasikal 61,90% dan
pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 91,42 dengan ketuntasan klasikal
100% (Jayanti & Setyawan, 2019).
Berdasarkan abstrak yang telah disebutkan diatas dalam penelitian
yang diteliti oleh Niddia Jayanti dengan judul Upaya meningkatkan hasil
belajar matematika dengan menggunakan problem based learning (PBL)
berbantuan media kartu pecahan pada peserta didik kelas V/B SDN-2
Bukit tunggal Palangkaraya tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, tes menggunakan analisis kualitatif,
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui Aktivitas dan hasil belajar
peserta didik dalam belajar matematika dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan berbantuan media kartu
pecahan pada kelas V/B SDN-2 Bukit Tunggal Tahun Pelajaran
2017/2018. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V/B SDN-2
Bukit Tunggal yang berjumlah 21 orang peserta didik, yaitu laki-laki 13
orang peserta didik dan perempuan 8 orang peserta didik. Hasil dari
penelitian ini aktivitas belajar matematika pada siklus I skor yang
diperoleh 2,80 dengan kategori cukup, meningkat pada siklus II menjadi
3,74 dengan kategori baik sedangkan hasil belajar matematika tes awal
diperoleh nilai rata-rata 44,76 dengan ketuntasan klasikal 38,09%, siklus I
diperoleh nilai rata-rata 66,19 dengan ketuntasan klasikal 61,90% dan
pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 91,42 dengan ketuntasan klasikal
100%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah sama sama membahas tentang hasil belajar dengan model Problem
23
based learning berantuan media kartu matematika dengan penelitian
tindakan kelas. Niddia letak perbedaannya Niddia Jayanti mengambil
subjek dan objek penelitian di kelas V/B SDN-2 Bukit tunggal
Palangkaraya tahun pelajaran 2017/2018 sedangkan peneliti mengambil
subjek dan objek di kelas III A SDN Caringin 02 Bogor tahun pelajaran
2022/2023.
2. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based
Learning (Pbl) Berbantuan Card Sort Siswa Kelas Lima
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar
matematika bagi siswa SDN Kutowinangun 04 Salatiga kelas 5semester
gasal tahun ajaran 2018/ 2019 melalui Problem Based Learning (PBL)
berbantuan Card Sort. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
terdiri dua siklus, tiap siklus terdiri dari tiga tahapan yaitu dua kali
pertemuan dan satu kali tes yang didasarkan pada tahapan perencanaan,
tindakan dan observasi, serta refleksi dan evaluasi. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian menggunakan 3 jenis yaitu tes, observasi, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh berupa nilai tes matematika pada akhir
siklus I dan pada akhir siklus II. Teknik analisis data dilakukan dengan
teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
hasil belajar Matematika. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
nilainya yang mencapai KKM sebelum tindakan 20,68%, siklus I 44,82%,
dan siklus II 89,65%. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran Matematika
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika (Fauni, 2019).
Berdasarkan abstrak yang telah disebutkan diatas dalam penelitian
yang diteliti oleh Arini Mayang Fauni, Henny Dewi Koeswanti, Elvira
Hosein Radia dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Problem Based Learning (Pbl) Berbantuan Card Sort Siswa Kelas
Lima. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika bagi siswa SDN
Kutowinangun 04 Salatiga kelas 5semester gasal tahun ajaran 2018/ 2019
24
melalui Problem Based Learning (PBL) berbantuan card short siswa kelas
V. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dokumentasi
dengan analisis data menggunakan deskriptif komparatif. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan hasil belajar Matematika. Peningkatan hasil
belajar siswa dapat dilihat dari nilainya yang mencapai KKM sebelum
tindakan 20,68%, siklus I 44,82%, dan siklus II 89,65%. Berdasarkan
uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL
dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah sama sama membahas tentang hasil belajar dengan model problem
based learning berbantuan kartu matematika dengan jenis penelitian
tindakan kelas. Letak perbedaannya Arini Mayang Fauni, Henny Dewi
Koeswanti, Elvira Hosein Radia menggunakan subjek dan objek di SDN
Kutowinangun 04 Salatiga kelas 5 semester gasal tahun ajaran 2018/ 2019
sedangkan peneliti mengambil subjek dan objek di SDN Caringin 02
Bogor kelas 3 tahun ajaran 2022/2023.
3. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan
Model Problem Based Learning (Pbl) Berbantu Media Kartu Soal
Pada Siswa Kelas 5 Sd Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga Semester
Genap Tahun Ajaran 2017/2018
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil
penelitian adalah bahwa penerapan model PBL berbantu media kartu soal
dapat memperbaiki proses dan hasil belajar matematika. Pada siklus I,
persentase ketercapaian aktivitas guru sebesar 81% yang kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 92% dan ketercapaian aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 82,67% yang kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 93,33%. Peningkatan hasil belajar matematika dilihat dari aspek
kognitif persentase ketuntasan untuk siklus I mencapai 64,29% dan
meningkat pada siklus II menjadi 83,33% (Fajar Nugroho et al., 2018)
25
Berdasarkan abstrak yang telah disebutkan di atas dalam penelitian
yang diteliti oleh Damasus Fajar Nugroho, Nyoto Harjono, Gamaliel
Septian Airlanda dengan judul Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar
Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (Pbl) Berbantu
Media Kartu Soal Pada Siswa Kelas 5 Sd Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga
Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian ini mengunakan
penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan
observasi dengan analisis data kuantitatif statistik deskriptif. Hasil
penelitian adalah bahwa penerapan model PBL berbantu media kartu soal
dapat memperbaiki proses dan hasil belajar matematika. Pada siklus I,
persentase ketercapaian aktivitas guru sebesar 81% yang kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 92% dan ketercapaian aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 82,67% yang kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 93,33%. Peningkatan hasil belajar matematika dilihat dari aspek
kognitif persentase ketuntasan untuk siklus I mencapai 64,29% dan
meningkat pada siklus II menjadi 83,33%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah sama sama membahas tentang hasil belajar dengan model problem
based learning berantuan kartu bilangan dengan penelitian tindakan kelas,
letak perbedaannya Damasus Fajar Nugroho, Nyoto Harjono, Gamaliel
Septian Airlanda mengambil subjek dan objek penelitian di kelas 5 SD
Negeri Sidorejo Lor 03 salatiga semester genap tahun ajaran 2017/2018
sedangkan peneliti mengambil subjek dan objek di kelas 3 sd Negeri
Caringin 02 Bogor tahun ajaran 2022/2023
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas III A SDN CARINGIN 02
akan meningkat jika proses pembelajarannya menggunakan model Problem
Based Learning berbantuan media kartu bilangan.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem
Based Learning Berbantuan Media Kartu Bilangan
1 Melakukan
grand tour
di SDN
Caringin
02
27
2 Melakukan
pre-test
pada siswa
kelas III A
SDN
Caringin
02
Siklus I
Siklus II
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dirancang
dengan menggunakan model Kemmis dan MC Taggart. Model ini terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe), dan
refleksi (reflect).
28
2. Tahap Pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi pembelajaran tentang menentukan dua bilangan yang
hasilnya sudah diketahui
b. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem
based learning berbantuan media pembelajaran kartu bilangan
c. Guru melakukan diskusi dengan siswa,
d. Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan setiap siswa dan
membagikan lembar kerja siswa yang sudah dipersiapkan guru.
3. Observasi.
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan mengamati perilaku siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dan mengamati pemahaman siswa terhadap
penguasaan materi yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.
4. Tahap Refleksi.
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan mengevaluasi hasil observasi,
menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk
dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK
tercapai.
a. Kriteria sangat baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 90-
100%
b. Kriteria baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 80% - 89%
c. Kriteria cukup, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 60% - 79%
d. Kriteria kurang baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 20%-
59%
29
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas III A SDN Caringin 02. Penelitian dapat
dinyatakan berhasil apabila persentase nilai rata-rata hasil belajar anak
termasuk dalam kriteria baik telah mencapai 80%. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pembelajaran yang telah tertuang dan tersusun dalam lembar observasi
kegiatan. Keberhasilan dari setiap tindakan dapat diketahui dengan
membandingkan hasil kegiatan dari setiap siklus yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.
30
hipotesis untuk menjawab rumusan masalah. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan mendatangi langsung sekolah serta mengikuti
proses pembelajaran secara langsung. Observasi ini dilakukan secara
kolaboratif oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran langsung yang dilaksanakan oleh
wali kelas.
2. Tes
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis mengenai
pembelajaran Matematika tentang menentukan dua bilangan yang hasilnya
sudah diketahui. Tes tertulis ini menggunakan butir soal atau instrument soal
berbentuk pilihan ganda pada pembahasan materi satuan baku. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengambil data apakah
bisa penelitian tindakan kelas bisa di terapkan atau tidak.
3. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan
kepada guru kelas III A dan siswa untuk menggali informasi mengenai proses
pembelajaran Matematika pada materi menentukan dua bilangan yang
hasilnya sudah diketahui. Wawancara ini ditujukan untuk mengetahui
metode, media, model yang guru terapkan pada materi yang sulit.
4. Dokumentasi
dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang nyata dan lengkap mengenai
kondisi sekolah, kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, kondisi selama
dilakukan tindakan. Hal ini untuk menunjukan gambaran yang obyektif.
31
Gambar 2.4. Teknik Analisis Data Miles and Huberman (Miles & Huberman,
1994)
BAB IV
32
yang bermutu dan efektif, terciptanya suasana belajar yang aman, nyaman
dan kondusif , memotivasi siswa untuk berprestasi dalam akademik,
menurunkan angka DO, menjalin kerjasama yang harmonis antar warga
sekolah dan lingkungan sekitar. Adapun tujuan sekolah SDN Caringin 02
diantaranya meningkatkan profesionalisme guru, mengembangkan kegiatan
belajar aktif, mengoptimalkan fungsi perpustakaan, penambahan jam belajar
untuk kelas I dan VI, meningkatkan kegiatan ekstrakulikuler (Pramuka, PMR,
Olahraga, Silat dan Bimbingan Agama), menciptakan lingkungan yang
bersih, menciptakan suasana kekeluargaan, dan mengembangkan kerjasama
dengan orang tua murid.
SDN Caringin 02 mempunya jumlah pendidik 12 orang dengan
perempuan berjumlah 11 orang dan laki-laki berjumlah 1 orang dengan status
PNS sebanyak 4 orang, orang guru honorer sebanyak 4 orang, dan PPPK
sebanyak 4 orang. Sedangkan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 247 siswa
dengan siswa laki-laki berjumlah 118 orang dan siswa perempuan berjumlah
129 orang. Sarana dan prasarana yang ada di SDN Caringin 02 sudah cukup
memadai dan dalam kondisi baik. Pihak sekolah selalu menghimbau kepada
warga sekolah terutama peserta didiknya untuk menjaga dan memelihara
sarana dan prasarana yang ada. Prestasi sekolah SD Caringin 02 ini cukup
banyak dan sangat membanggakan, baik guru dan siswa memiliki prestasi dan
penghargaan yang sangat baik, pihak sekolah selalu berupaya untuk selalu
mengembangkan potinsi guru dan peserta didiknya, prestasi-prestasi tersebut
diantaranya pada tahun 2022 juara I pencak silat putra tingkat kecamatan dan
juara 1 taekwondo tingkat kecamatan tahun 2021 juara I pencak silat putri
tingkat kecamatan dan juara I pencak silat putra tingkat kecamatan, tahun
2019 mendapat juara 3 taekwondo tingkat kecamatan dan meraih prestasi 3
besar dalam olimpiade matematika, dengan demikian prestasi yang diraih
oleh SDN Caringin 02 mengalami peningkatan dari setiap tahunnya.
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Caringin
02, Bogor meliputi dua fase yaitu data hasil pra-penelitian (pra siklus) dan
data hasil penelitian (siklus). Pada tahap pra siklus peneliti melakukan
33
observasi atau pengamatan terhadap sekolah dan siswa kelas IIIA SDN
Caringin 02, Bogor dengan tujuan untuk mengumpulkan data obyektif
sekolah (profil sekolah), karakterisik peserta didik dan cara mengajar guru,
melakukan wawancara kepada wali kelas dan juga siswa dengan tujuan
mengetahui materi apa yang sulit, media, model serta metode apa yang
diajarkan guru pada siswa. Selain itu, peneliti melakukan pre test
menggunakan soal pada materi yang dirasa sulit oleh siswa yang diikuti oleh
23 siswa dikelas III A dengan tujuan untuk membuktikan dan melihat data
hasil belajar siswa pada materi menentukan dua bilangan yang hasilnya sudah
di ketahui.
Pelaksanaan penelitian menggunakan model dari kemmis taggart
dengan tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation) dan refleksi (reflection). Berdasarkan hasil pengolahan data
pada siklus I dan siklus II hasil belajar siswa kelas III A SDN Caringin 02
pada materi menentukan 2 bilangan yang hasilnya sudah di ketahui mata
pelajaran matematika dengan menggunakan model problem based learning
berbantuan kartu bilangan mengalami peningkatan yang signifikan dengan
kondisi awal rata-rata 39%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I
meningkat sebesar 64% dan siklus II terjadi peningkatan lagi sebesar 87%.
B. Hasil Penelitian
1. Pra siklus
Kondisi awal atau pra siklus peneliti melakukan grand tour ke sekolah SDN
Caringin 02 Bogor pada bulan Oktober pada minggu ke-4, adapun hal yang
dilakukan ketika grand tour adalah observasi sekolah, observasi di kelas III A,
wawancara guru maupun siswa dan melakukan pre test pada bulan November
minggu ke 2. Pada tahap observasi sekolah peneliti mengamati lingkungan
sekolah dan meminta beberapa data seperti data pokok pendidikan serta
melakukan dokumentasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pendukung.
Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara kepada guru wali kelas IIIA yang
bertujuan untuk mengetahui materi yang dirasa siswa sulit sehingga membuat
34
rendahnya hasil belajar siswa, media, model, metode, pendekatan yang
digunakan oleh guru, RPP yang digunakan oleh guru, sarana prasarana yang
tersedia, karakterisik siswa kelas III A, KKM, indikator keberhasilan belajar,
jumlah siswa dan sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Uke Aliya sudah menjabat selama
10 tahun menjadi wali kelas III A, menurutnya selama ia mengajar pada
materi menentukan dua bilangan yang hasilnya sudah diketahui hasil belajar
siswa terbilang rendah maka dari itu beliau menambahkan nilai tambahan
pada aspek afektif dan psikomotorik siswa, kurang bervariasinya model
pembelajaran yang guru gunakan dalam kata lain, guru masih menggunakan
metode konvensional dengan ceramah dan juga diskusi, pendekatan
pembelajaran masih menggunakan teacher center sehingga siswa menjadi
pasif dan kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,
guru masih belum menggunakan media ketika mengajar, hanya menggunakan
gambar yang ada di buku tema saja sehingga siswa masih merasa kesulitan
dalam memahami materi. Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan pre-test
hasil kemampuan matematika siswa masih banyak yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal yang di tetapkan yaitu 70 dan nilai tuntas belajar
80% pada kompetensi dasar 3.3 Menyatakan suatu bilangan sebagai jumlah,
selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah. Dari 23 siswa hanya
39% siswa yang lulus KKM dan 61% siswa lainnya belum mencapai nilai
KKM. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum mencapai indikator
ketuntasan yang ditentukan oleh sekolah yakni 80% dari keseluruhan siswa
harus mendapat nilai di atas KKM karena ketuntasan hanya mencapai 39%.
Data hasil pre test siswa sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada Tabel
4.1
Tabel 4.1 Hasil Pre test siswa kelas III A SDN Caringin 02 Sebelum
Tindakan
35
23 14 61%
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas III A SDN Caringin 02
sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 14 siswa atau
61% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa atau 39% dari total seluruh siswa.
Memperhatikan kondisi tersebut, maka ketuntasan belajar masih dibawah
indikator yang ditetapkan yakni 80%. Untuk memperjelas data di atas, penulis
membuat diagram piechart, sehingga distribusi frekuensi data hasil belajar siswa
pada tes awal seperti pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal
2. Siklus I
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu
pada minggu ke 3 bulan November 2022. Siklus 1 dilaksanakan pada
kompetensi dasar 3.3 Menyatakan suatu bilangan sebagai jumlah, selisih,
hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah. Pelaksanaan siklus I dilakukan
36
melalui empat kegiatan tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi yang sesuai dengan model Kemmis & Mc
Taggart. Adapun uraian dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Tahap awal adalah perencanaan yang berperan penting untuk
berjalannya Tahap perencanaan pada siklus 1 peneliti melakukan beberapa
kegiatan antara lain sebagai berikut:
1) Berdiskusi dengan guru untuk menentukan waktu dan tema yang akan
digunakan pada siklus 1. Hasil diskusi diperoleh bahwa peneliti akan
mengambil tema 4 subtema 1 pembelajaran ke 5 yang dimana terdapat
materi menentukan dua bilangan yang hasilnya sudah diketahui mata
pelajaran matematika.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran problem based learning dari mulai Kompetensi Inti sampai
evaluasi.
3) Menyiapkan media pembelajaran
4) Menyusun kisi-kisi dan instrument tes.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan bentuk implementasi dari tahap
perencanaan, di tahap ini peneliti berperan sebagai guru sedangkan wali kelas
berperan sebagai observer. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan
yaitu pada minggu ke 3 bulan november yakni pada tanggal yang diikuti oleh
23 siswa. Adapun pelaksanaan Tindakan siklus I pertemuan 1 yaitu sebagai
berikut:
1) Siklus I Pertemuan 1
a) Kegiatan awal
Kegiatan di awali dengan guru menanyakan kabar siswa dengan
tepukan, guru meminta siswa yang datang paling awal untuk memimpin doa
dan memberikan apresiasi karena telah datang paling awal, setelah itu
kegiatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan
37
dilanjutkan dengan mengabsen siswa, semua siswa yang berjumlah 23 hadir
pada siklus I pertemuan 2. Siswa di bagi menjadi 5 kelompok. Pemerintah
menetapkan peraturan gerakan literasi pembaca maka pada pertemuan ini,
siswa melakukan pembiasaan membaca buku bacaan. Setelah itu guru
mengaitkan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini dengan pembelajaran
sebelumnya, dilanjutkan dengan pertanyaan dari guru yang bertanya terkait
kasih sayang orang tua serta menyampaikan materi, tujuan, dan manfaat
mempelajari pelajaran hari ini.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti diawali dengan siswa bersama kelompoknya mengamati
gambar yang disediakan oleh guru terkait penggunaan pakaian, setiap
kelompok diberikan gambar yang berbeda entah itu cuaca panas, dingin,
salju, dan sebagainya, setelah berdiskusi setiap perwakilan kelompok saling
bertukar informasi kepada kelompok lain guna mendapatkan pengetahuan dan
wawasan baru. Setelah itu siswa diminta untuk membaca teks yang ada di
buku tema dengan suara nyaring, penentuan dari siapa yang membaca adalah
dengan permainan lagu berbantuan spidol, spidol harus di oper secara
bergantian dengan menyanyikan lagu tik tik bunyi hujan, ketika lagu sudah
selesai dan spidol berhenti di siswa maka siswa tersebut yang
membacakannya, kegiatan dilanjutkan dengan meminta masing-masing siswa
untuk mengerjakan hak dan kewajiban yang ada di lembar kerja peserta didik,
dan memberi kesempatan siswa yang belum maju ke depan untuk
membacakan hak dan kewajiban yang ia temukan setelah itu, siswa berdiskusi
bersama kelompoknya untuk menyiapkan cerita terkait dengan hal memiliki
pakaian, masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk
menceritakan pengalaman dirinya dan juga teman sekelompoknya, kegiatan
dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mengamati masalah yang ada pada
buku tema, lalu setiap kelompok berdiskusi saran apa yang tepat berdasarkan
permasalahan tersebut, setelah itu guru menjelaskan tentang pentingnya
beristirahat di waktu malam hari dan siang hari, siswa diminta untuk
menuliskan kewajiban yang dilakukan setelah dan sesudah tidur siang.
38
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran kemudian dilakukan sesi tanya jawab terkait
pembelajaran dan memberikan penguatan selanjutnya Guru menutup
pembelajaran dengan doa yang di pimpin oleh siswa. Sebelum pulang siswa
melakukan permainan suit game (2 orang siswa bersuit, dan menyebutkan
jumlah hasil suit menggunakan bahasa inggris, siswa yang benar boleh pulang
sedangkan yang kurang tepat kembali ke barisan belakang).
2) Siklus I Pertemuan 2
a) Kegiatan Awal
Kegiatan di awali dengan menanyakan kabar kepada siswa dengan
nyanyian, selanjutnya guru meminta siswa yang datang paling awal untuk
memimpin doa, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya secara
bersama-sama guru mengabsen siswa, seluruh siswa KELAS III A yang
berjumlah 23 orang hadir dalam siklus I pertemuan ke 2. Siswa dibagi
kedalam 4-5 kelompok dilanjutkan dengan pembiasaan membaca yang
diakhiri dengan pemberian penguatan oleh guru, kegiatan dilanjutkan dnegan
mengaitkan materi yang di pelajari sebelumnya dengan materi hari ini serta
menanyakan pada siswa “apa kalian semua punya tempat tinggal? Bagaimana
bagaimana kondisi lingkungan nya? Dilanjutkan dengan guru menyampaikan
materi, tujuan dan manfaat pembelajaran hari ini.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti di awali dengan guru meminta siswa untuk membaca
teks dengan melakukan permainan oper benda dengan lagu balonku. Setelah
menyimak siswa menggaris bawahi kalimat yang berisi saran kemudian
perwakilan kelompok menuliskannya di depan papan tulis dan guru
memberikan penguatan jika masih keliru. Kegiatan dilanjutkan dengan guru
meminta siswa memperhatikan kalimat saran yang ada di buku tema, setiap
kelompok mendapat kalimat saran yang berbeda lalu berdiskusi dan
perwakilannya maju di depan kelas untuk menjelaskan apa maksud dari
kalimat saran tersebut, siswa lain menyimak dan mencatat apa yang di
39
jelaskan oleh teman nya di depan kelas. Kegiatan dilanjutkan dengan
penjelasan dari guru terkait hal dan kewajiban di rumah setelah itu siswa
melakukan permainan tombol hak dan kewajiban yang dimana siswa dibagi
kedalam 2 kelompok setiap siswa berbaris dan mengidentifikasi kalimat yang
diucapkan guru termasuk kedalam hak atau kewajiban, setiap siswa harus
cepat memencet tombol yang ada di papan tulis dengan tepat, maka ia akan
mendapatkan skor, kegiatan dilanjutkan dengan menyimak permasalahan
matematika, guru meminta setiap kelompok untuk memecahkan
permasalahan matematika dengan menggunakan kartu bilangan, setiap
kelompok diberikan papan kartu yang hasil jumlah bilangan nya berbeda,
hasil dari penjumlahan bilangan sudah teertempel di kartu, tugas siswa adalah
menempelkan kartu-kartu lain secara acak agar ketika di sandungan akan
menghasilkan jumlah yang sama. Siswa melanjutkan dengan membuat
bilangan lain dengan hasil yang sudah diketahui.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran kemudian dilakukan sesi tanya jawab terkait
pembelajaran dan memberikan penguatan selanjutnya Guru menutup
pembelajaran dengan doa yang di pimpin oleh siswa. Sebelum pulang siswa
melakukan permainan suit game (2 orang siswa bersuit, dan menyebutkan
jumlah hasil suit menggunakan bahasa inggris, siswa yang benar boleh pulang
sedangkan yang kurang tepat kembali ke barisan belakang).
c. Hasil Siklus 1
Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus I selesai, maka diberikan
tes evaluasi di akhir siklus. Hasil belajar siswa pada sikuls 1 pertemuan 1 dan
2 sebagaimana terdapat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6
40
Tabel 4.6. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2
64%
d. Refleksi
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 peneliti
harus memperbaiki dan menindaklanjuti beberapa hal sebagai berikut:
41
1) Guru seharsunya membagi kelompok sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien
2) Dilakukannya penguatan terhadap siswa yang lamban dan membagi nya
kedalam kelompok yang cepat mengerti sehingga mereka bisa berdiskusi
satu sama lain dalam kata lain setiap kelompok harus heterogen atau
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
3. Siklus II
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan selama 1 kali pertemuan yaitu pada
minggu ke 4 bulan November 2022. Siklus II dilaksanakan pada kompetensi
dasar 3.3 Menyatakan suatu bilangan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau
hasil bagi dua bilangan cacah. Pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan
dari tindakan siklus I yang belum berhasil, kegiatan ini dilakukan melalui
empat kegiatan tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi dengan model Kemmis & Mc Taggart
sesuai dengan siklus I. Adapun uraian dari masing-masing tahap adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
1) Menyusun perencanaan pembelajaran berdasarkan kekurangan yang
ditemukan pada siklus I yaitu sebagai berikut:
a) Membagi siswa kedalam kelompok sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai sehingga ketika pembelajaran dimulai siswa sudah bergabung
dengan kelompoknya sehingga waktu menjadi efisien dengan siswa yang
heterogen sehingga siswa yang lamban dapat berdiskusi dengan siswa
yang sudah mengerti.
42
b) Membuat media pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa sehingga
siswa dapat terus fokus terhadap pembelajaran
2) Menyiapkan materi pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
yang sama dengan siklus I namun penyajian soal yang berbeda.
3) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II
4) Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran bagi guru dan
lembar observasi perilaku siswa.
5) Menyiapkan lembar kerja peserta didik dan soal evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan seperti hal nya pada siklus I, merupakan bentuk
pengimplementasian dari perencanaan tindakan yang dimana pada siklus II di
laksanakan pada 1 kali pertemuan dnegan tahapan sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Kegiatan di awali membagi siswa menjadi 5 kelompok dilanjutkan
dengan menanyakan kabar kepada siswa dengan nyanyian, selanjutnya guru
meminta siswa yang datang paling awal untuk memimpin doa, setelah itu
siswa menyanyikan lagu Indonesia raya yang dipimpin oleh guru dilanjutkan
dengan mengabsen siswa yang keseleruhan hadir pada kegiatan siklus II.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengaitkan materi yang di pelajari sebelumnya
dengan materi hari ini serta bertanya pada siswa dengan tujuan untuk
memotivasi dan memberikan gambaran terhadap apa yang akan dipelajari hari
ini setelah itu guru menyampaikan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti diawali dengan siswa membaca teks dengan suara
nyaring yang dipilih melalui permainan oper benda dengan lagu pelangi-
pelangi, setelah selesai guru memberikan penguatan, setelah itu setiap
perwakilan kelompok maju kedepan untuk memutarkan kincir saran terkait
permasalahan yang ada, setelah menemukan masalah siswa berdisuki bersama
kelompoknya yang nantinya setiap perwakilan kelompok akan
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, siswa lain menuliskan
43
maksud saran yang disampaikan oleh teman nya di lembar kerja siswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengamati permasalahan matematika yang
setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menuliskan
jawabannya siswa lain diminta untuk mengerjakan soal yang ada di lembar
kerja siswa, siswa yang belum sempat maju di rekomendasikan. Setelah itu
setiap kelompok diminta untuk menyusun kartu bilangan terkait
permasalahan matematika bilangan cacah yang hasilnya sudah di ketahui.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengamati hak dan kewajiban di dalam teks
cerita yang kemudian setiap kelompok diminta untuk membuat karya karton
hak dan kewajiban, setiap kelompok diminta untuk berekreasi sesukanya dan
semenarik mungkin. Setelah itu siswa diminta untuk mengisi penilaian diri di
lembar kerja siswa.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan diakhiri dengan menyimpulkan pembelajaran hari ini secara
bersama-sama, melakukan sesi tanya jawab dengan penguatan yang diberikan
oleh guru, guru menutup pembelajaran dengan doa dan tidak lupa permainan
suit game ketika siswa hendak pulang.
c. Hasil Siklus II
Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai, maka diberikan
tes evaluasi di akhir siklus. Hasil belajar siswa pada sikuls II sebagaimana
terdapat pada tabel 4.8
Hasil belajar siswa pada tabel adalah 20 siswa atau (87%) yang
nilainya mencapai KKM dan di anggap tuntas, sedangkan siswa yang
44
memperoleh nilai di bawah KKM ada 3 (13%). Persentase ketuntasan hasil
belajar siklus II disajikan pada gambar 4.8
13% Tuntas
Tidak Tuntas
87%
a. Refleksi
Setelah dilakukannya tindakan untuk memperbaiki siklus I pada
materi menentukan dua bilangan yang hasilnya sudah diketahui, maka
peneliti melakukan refleksi. Hasil perbaikan tersebut memberikan hasil yang
sesuai harapan, dimana pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu 80%, Dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas III A SDN Caringin 02 pada materi menentukan dua
bilangan yang sudah diketahui hasilnya dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning berbantuan media pembelajaran sudah
berhasil.
C. Pembahasan Penelitian
Setelah dilakukan banyak perbaikan terhadap pembelajaran pada pra siklus,
maka diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus ke I dan II.
Berikut disajikan perbandingan hasil belajar siswa.
45
Tabel 4.8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan 2.
Siklus Banyak Lulus Tidak Persentase
Siswa Lulus
9 39%
Pra siklus
14 61% Da
23 16 70%
ri
I
7 30%
20 87%
II
3 13%
Tabel 4.9 hasil pra siklus menunjukan hanya terdapat 9 (39%) orang siswa yang
mencapai KKM 70 dari 23 orang siswa, siklus pertama menyatakan bahwa 16
(70%) orang siswa mencapai KKM, sedangkan pada siklus kedua memperoleh
data sebanyak 20 (87%) mencapai KKM. Dengan demikian, terjadi peningkatan
31% dari hasil pra siklus ke siklus pertama, dan 17% dari siklus pertama pada
siklus kedua dan 48% dari pra siklus ke siklus kedua. Persentase ketuntasan kelas
III A yang dicapai pada siklus I ke siklus II tersebut telah mencapai standar yang
ditentukan SDN Caringin 02 yaitu minimal 80% siswa tuntas KKM, Peningkatan
ini terjadi dikarenakan peneliti mengubah pembelajaran yang bersifat
konvensional menjadi pembelajaran aktif, menyenangkan dan bermakna dengan
menggunakan metode, model dan media yang menunjang kegiatan pembelajaran,
meskipun pada siklus II masih terdapat 3 siswa yang belum tuntas, namun
ketuntasan pada siklus II telah melampaui indikator yang ditentukan. Adapun ke 3
sisiwa yang belum tuntas merupakan siswa yang diakui guru kelas IIIA sebagai
siswa-siswa yang lamban dan sering kesulitan mengikuti pelajaran. Ketiga siswa
tersebut membutuhkan bimbingan intern, meskipun demikian penelitian ini telah
dinyatakan berhasil Untuk lebih jelasnya akan disajikan perbandingan jumlah
siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada siklus I dan siklus II dalam bentuk grafik
pada gambar 4.9
47
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Berbantuan Media
Kartu Pecahan, hal ini dapat dilihat dari tes awal diperoleh nilai rata-rata
44,76 dengan ketuntasan klasikal 38,09%, siklus I diperoleh nilai rata-rata
66,19 dengan ketuntasan klasikal 61,90% dan pada siklus II diperoleh nilai
rata-rata 91,42 dengan ketuntasan klasikal 100% (Jayanti & Setyawan, 2019).
48
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan refleksi tindakan yang telah
dilakukan selama pelaksanaan penelitian 2 siklus di Kelas III A SDN
Caringin 02. Penggunaan model pembelajaran problem based learning
berbantuan media kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas III A SD Negeri Caringin 02 dengan materi menentukan dua bilangan
yang sudah diketahui hasilnya yahun pelajaran 2022/2023. Peningkatan hasil
belajar tersebut dapat dibuktikan dengan ketuntasan hasil belajar siswa, hasil
penelitian menyatakan pada sebelum diadakannya tindakan siklus atau pra
siklus siswa yang telah mencapai ketuntasan hanya sebanyak 9 siswa dari 23
siswa dengan presentase 39%. Siklus I yang telah mencapai ketuntasan
sebanyak 16 siswa dengan presentase 70%. Pada siklus II 20 siswa dengan
presentase sebesar 87%. Dengan begitu, penelitian ini telah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti sebesar 80%.
49
diakhiri dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena sudah
mencapai indikator keberhasilan.
B. Implikasi
Hal ini memberikan implikasi yaitu membantu memecahkan berbagai
masalah dalam pembelajaran, membantu guru mengenal berbagai model,
media dan metode pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna
bagi siswa. Pentingnya guru menggunakan model, media dan metode
pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan, salah satunya
adalah model pembelajaran problem based learning dan media kartu bilangan
agar memudahkan siswa dalam memahami setiap materi pelajaran. Pemilihan
model dan media yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa, karakterisik
mata pelajaran dan kebutuhan siswa dapat dijadikan salah satu alternative
pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar.
C. Saran
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian
selanjutnya khususnya dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning dengan mengembangkan media yang disesuaikan dengan
materi dan kebutuhan siswa.
50
DAFTAR PUSTAKA
Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa. Jurnal Sosial Humaniora, 8(2), 126.
https://doi.org/10.30997/jsh.v8i2.886
https://doi.org/10.5281/ZENODO.3742749
Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Sma Se-Kota Stabat. Jurnal
51
Fajar Nugroho, D., Harjono, N., & Septian Airlanda, G. (2018). Peningkatan
Based Learning (Pbl) Berbantu Media Kartu Soal Pada Siswa Kelas 5 Sd
https://doi.org/10.31764/pendekar.v1i1.359
Problem Based Learning (PBL) berbantuan card sort siswa kelas lima.
https://doi.org/10.33654/math.v5i1.518
Fitri, A. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Sponges Dakon Pada Materi FPB
dan KPK Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD. Scholaria: Jurnal
https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i2.p171-178
52
Hikmawati, N. (2018). Analisa Kesiapan Kognitif Siswa Sd/Mi. 20.
Husada, S. P., Taufina, T., & Zikri, A. (2020). Pengembangan Bahan Ajar
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.373
Istiqomah, H., & Suyadi, S. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia
https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i2.1900
Dan Berbantuan Media Kartu Pecahan pada Peserta Didik Kelas V/B
https://doi.org/10.33084/tunas.v4i2.904
53
Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The Action Research Planner.
Mastika Yasa, P. A. E., & Bhoke, W. (2019). Pengaruh Model Problem Based
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah
Mulyati, S., & Evendi, H. (2020). Pembelajaran Matematika melalui Media Game
https://doi.org/10.30656/gauss.v3i1.2127
Bahasa Indonesia. 6.
Nabillah, T., & Abadi, A. P. (2019). Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
Siswa. 5.
54
Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
https://doi.org/10.33511/misykat.v3n1.171
https://doi.org/10.26877/jp3.v6i2.7324
Rokhima, R., Khotijah, S., & Sumartiningsih, I. (2019). Penggunaan Media Kartu
https://doi.org/10.31537/laplace.v2i1.194
https://doi.org/10.36088/assabiqun.v2i1.611
55
Susanto, S. (2020). Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113
Bantul. 132.
56
LAMPIRAN
Pertanyaan Jawaban
Apakah ibu merupakan guru yang Ibu Uke Aliya, S.Pd,SD mengajar
mengajar di kelas ini pada tahun di kelas III A secara berturut-turut
lalu? sejak tahun 2013, sehingga peneliti
dapat mendapatkan informasi
dengan perbandingan di tahun-
tahun sebelumnya
Berdasarkan fakta dan data selama Materi yang dirasakan sulit oleh
ibu menjadi wali kelas di kelas III siswa yaitu pada mata pelajaran
A ini. Pada mata pelajaran apa matematika “menentukan dua
siswa merasakan kesulitan untuk bilangan yang sudah di ketahui
mempelajarinya, sehingga hasilnya”
menghasilkan rendahnya hasil
belajar pada siswa
Ketika mengajar metode dan Beliau menggunakan metode
pendekatan apa yang ibu gunakan? ceramah dan pendekatan teacher
center karena menurutnya untuk
kelas rendah teacher center adalah
pendekatan pembelajaran yang
disarankan utnuk diajarkan kepada
kelas rendah
Ketika mengajar media apa yang Beliau hanya menggunakan
ibu gunakan? sumber belajar yaitu buku paket
saja dan memanfaatkan gambar
yang ada di buku paket sebagai
media pembelajarannya
Berapa KKM pada mata pelajaran KKM pada mata pelajaran
matematika dan berapa persen matematika adalah 70 dan indikatir
ketuntasan hasil belajar pada keberhasilan belajar adalah 80%
materi tersebut?
Apakah di kelas ibu mengajar57Secara keseluruhan siswa kelas III
terdapat siswa yang mengalami A merupakan siswa yang pintar
keterbatasan? namun ada beberpa siswa yang
hiperaktif, pasif dan juga lamban
belajar
Lampiran 2. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN Caringin 02
Status
No Nama Posisi Keterangan
Kepegawaian
Kepala Kepala Sekolah
1 Hj. Romilah, S.Pd PNS
Sekolah
Guru Kelas dan
Guru
2 Lismiati, S.Pd Honorer muatan lokal
Kelas I A
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Teti Ilawati , S.Pd. Guru Kelas
3 P3K muatan lokal
SD IB
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Anisa Nurmaidah, Guru Kelas
4 Honorer muatan lokal
S.Pd II
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Uke Aliya Guru Kelas
5 Honorer muatan lokal
Fatonah , S.Pd. SD III A
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Siti Fatia Sara Guru Kelas
6 P3K muatan lokal
Ekawati , S.Pd III B
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Yuyun Yuniarti , Guru Kelas
7 PNS muatan lokal
S.Pd. SD IV
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Khikie Novianty , Guru Kelas
8 PNS muatan lokal
S.Pd. SD VA
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Nina Herawati Guru Kelas
9 P3K muatan lokal
S.Sos.I VB
bahasa daerah
Guru Kelas dan
Syahidul Falaq, Guru Kelas
10 PNS muatan lokal
S.Pd VI
bahasa daerah
Anggraeni Dwi Guru Pendidikan
11 Guru PJOK Honorer
Respati Jasmani
Guru PPPK Guru mapel
Nani Junaeni,
12 Mapel pendidikan agama
M.Pd.I
islam
Penjaga -
13 Lili Suwandi -
Sekolah
58
3 Ahlam Fathan Algifari 30 √
4 Ahmad Zaki Mubarok 80 √
5 Annisa Nayla Syafira 70 √
6 Aulia Amaliah 50 √
7 Azka Danish Gavril 70 √
8 Brian Naufal Afkar 90 √
9 Dania Zareen 80 √
10 Davian Rajbi Algifari 40 √
11 Dennis Prastiadi Dyastara 60 √
12 Dhivanka Nafisa Iskandar 80 √
13 Elvira Dwi Lestari 30 √
14 Febbry 75 √
15 Futri Cahya Agustin 40 √
16 Ghazia Aataya Attamam 40 √
17 Haidar Abdul Aziz 70 √
18 Hanipa Nuriah 20 √
19 Ilham Fitra 60 √
20 Kayla Maritzha 60 √
21 Khansa Adelia Naifah 20 √
22 Mikayla Fiandra 60 √
23 Muhammad Alwansyah 70 √
Jumlah 9 14
persentase 39% 61%
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 20
59
Lampiran 3. Hasil Test Pra Siklus
60
Lampiran 4. Hasil test siklus 1
61
Lampiran 5. Hasil Tes Siklus II
62
Lampiran 6. Dokumentasi
63
64
65