Anda di halaman 1dari 10

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Journal Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

IMPLEMENTASI TRINGA TAMANSISWA DALAM MANAJEMEN SDM


UNTUK KEMAJUAN SEKOLAH

Tri Indarti
SDN 1 Granting
Email: triindarti28@gmail.com

Abstarct
The research objectives Analyzing and knowing the implementation of the Tringa concept,
namely Ngerti, Ngrasa, and Nglakoni, Knowing the supporting and inhibiting factors of Tringa
implementation, Knowing the impact of HR and the progress of the school in implementing the
Tringa Tamansiswa concept. This type of research is qualitative research. Data analysis using
qualitative techniques include data collection, data reduction, data presentation, conclusion
drawing. Tringa's implementation includes planning, organizing, implementing, and monitoring
is quite optimal. Supporting factors for facilities and infrastructure: a comfortable school
environment, neat and clean classrooms. Factors of human resources, adequate teacher factors
and good student qualifications so that the implementation can run smoothly. The inhibiting
factor is that the learning time constraints are not maximal, the students lack focus in learning
but slowly are overcome. The results of the implementation of Tringa are quite good. Reflected
by the growing enthusiasm of learning among students, the many achievements obtained in
competitions both academic and non-academic
Keywords: Tringa, Management SDM, progress
PENDAHULUAN Penggembangan konsep Tringa
Tamansiswa mengajarkan “Konsep harus bersinergi dengan pola asah, asuh
Tringa” yang terdiri dari ngerti dan asih. Artinya peserta didik akan
(mengetahui), ngrasa (memahami) dan mendapatkan pendidikan secara utuh dan
nglakoni (melakukan). Maknanya ialah, total bukan hanya peningkatan
tujuan belajar itu pada dasarnya ialah kemampuan akademik tetapi
meningkatkan pengetahuan anak didik kemampuan afektif danpsikomotornya.
tentang apa yang dipelajarinya, Oleh karena itu pendidik mempunyai
mengasah rasa untuk meningkatkan andil yang besar untuk tercapainya
pemahaman tentang apa yang Tringa. Pendidik dituntut profesional dan
diketahuinya, serta meningkatkan memiliki rasa empati (sense of emphatic)
kemampuan untuk melaksanakan apa terhadap siswa. Pendidik harus
yang dipelajarinya. Sistem among mengenali karakter peserta didik secara
merupakan implementasi dari Tringa individu, sehingga pendidik merancang
(ngerti, ngroso dan ngelakoni). Konsep pembelajaran berdasarkan kebutuhan
pendidikan Tringa ini yang kemudian peserta didik bukan hanya mengejar
dikembangkan oleh seorang ahli target kurikulum. Ngerti berarti
psikolog pendidikan berkebangsaan mengerti, Ngrasa berarti Merasakan,
Amerika Serikat, Benjamin Samuel dan Nglakoni berarti Melakukan. Jadi,
Bloom yang dikenal dengan Taksonomi jangan hanya cukup dengan mengerti,
Bloom. Bloom membagi ranah tetapi jangan juga hanya cukup
intelektual ini menjadi tiga yaitu kognitif merasakan, namun harus melakukan apa
(ngerti), Afektif (ngrasa), dan yang sudah dibenarkan dan dianggap
Psikomotor (nglakoni) baik oleh akal budi kita. Agar lebih
mudah, dimengerti dulu, baru dirasakan,

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 28
setelah itu dijalankan. Jangan sampai Mengingat pentingnya konsep
menjalankan segala sesuatu itu tanpa ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Tringa
dipahami lebih dahulu nilai positif dan dalam managemen Sumber Daya
negatif yang dirasakan.Inilah mengapa Manusia maka perlu diteliti tentang
olah rasa dan olah batin, itu menjadi implementasi Tringa dalam managemen
bagian dari pendidikan Tamansiswa SDM di sekolah yang diharapkan dapat
untuk tujuan membentuk jiwa yang meningkatkan kemajuan sekolah yang
cerdas dan berbudi pekerti luhur melalui sesuai kualifikasi yang ditetapkan
tertib laku atau kebiasaan. sekolah.
Dalam konteks pemikiran Ki
Hajar, pendidikan tidak cukup hanya METODE PENELITIAN
membuat anak menjadi pintar atau Penelitian ini menggunakan
unggul dalam aspek kognitifnya. pendekatan kualitatif berdasarkan suatu
Pendidikan harusnya mengembangkan peristiwa yang benar-benar terjadi, yang
seluruh potensi yang dimiliki anak dapat dialami sebagai suatu realita, dan
seperti daya cipta (kognitif), daya rasa digunakan untuk meneliti pada kondisi
(afektif), dan daya karsa (konatif). objek alamiah, (sebagai lawannya
Dengan demikian, pendidikan eksperimen) di mana peneliti sebagai
diharapkan mampu mengembangkan instrumen kunci, teknik pengumpulan
anak menjadi mandiri dan sekaligus data dilakukan dengan triangulasi
memiliki rasa kepedulian terhadap orang (gabungan), analisis data bersifat
lain, bangsa, dan kemanusiaan, sehingga kualitatif dan hasil penelitian ini lebih
anak menjadi seorang yang humanis dan menekankan makna daripada
lebih berbudaya. Guru saat ini memiliki generalisasi. Penelitian dilaksanakan
peran sangat besar pembentukan pada bulan Agustus 2018 sampai bulan
karakter anak/siswa. Sebagai sosok atau November 2018. Penelitian dilakukan di
peran guru, yang dalam filosofi Jawa Sekolah Dasar Negeri Prawatan di
disebut digugu dan ditiru, dipertaruhkan. Kecamatan Jogonalan Jogonalan.
Karena guru adalah ujung tombak di Teknik pengumpulan data dengan
kelas, yang berhadapan langsung dengan wawancara mendalam dilakukan dengan
peserta didik. Guru adalah model bagi mengajukan perntanyaan pertanyaan
anak, sehingga setiap anak terbuka. Data yang diperoleh dari
mengharapkan guru mereka dapat wawancara mendalam berupa,
menjadi model atau contoh baginya. pengalaman, pendapat, perasaan, dan
Seorang guru harus selalu memikirkan pengetahuan key informan dan informan
perilakunya, karena segala hal yang mengenai karakteristik pengelolaan
dilakukannya akan dijadikan teladan kepemimpinan dalam mengimplementasi
murid-muridnya dan masyarakat. Tringa sekolah. Berikutnya observasi
Sebagai guru dan pendidik diharapkan digunakan untuk memperoleh gambaran
dan selayaknya memberi teladan bagi tentang pelaksanaan program-program
anak didik baik dalam setiap kegiatan sekolah. Yang terakhir dokumentasi
yang dilakukan, baik dalam tutur kata dalam penelitian ini dilakukan dengan
dan tindakan nyata atau perilaku. Untuk cara mengumpulkan dokumen-dokumen
membentuk anak didik yang memiliki yang terkait.
karakter yang baik, sebagai guru perlu Teknik yang digunakan adalah
memberikan teladan dan contoh yang Nonprobability Sampling jenis sampling
baik. purposive. Informasi dalam penelitian ini
bersumber dari informan (narasumber),

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 29
yaitu: kepala sekolah sebelumnya, yang disiapkan agar kegiatan
kepala sekolah periode sekarang, guru, tersebut dapat berjalan dnegan baik.
siswa. Pemilihan subyek penelitian ini Dalam perencanaan kepala sekolah
berdasarkan pada informasi yang mengevaluasi program, menentukan
dibutuhkan oleh peneliti untuk program
mendapatkan data yang lengkap sesuai b. Pengorganisasian (Organizing)
dengan fokus penelitian. Kepala sekolah melakukan
Teknik analisis data terintegrasi pengorganisasian dalam
dalam pelaksanaan penelitian ini. mengimplementasi Tringa sekolah,
Kegiatan ini sangat berkaitan dengan pengorganisasian dilakukan untuk
jenis peneltian yang dipilih, rumusan menentukan mekanisme kerja
masalah dan tujuan penelitian, jenias sehingga implementasi Tringa dapat
data, serta asumsi-asumsi teoritis yang berjalan dengan baik. Dalam Tringa
melandasi kegiatan penelitian ini. Data terintegrasi dengan visi misi yaitu
penelitian dikumpulkan dan dianalisis diterapakannya konsep Tringa
secara deskriptif kualitatif. Dalam dalam setiap pembelajaran baik di
analisis data kualitatif dilakukan secara dalam kelas maupun diluar kelas
interaktif dan berlangsung secara terus untuk bisa meningkatkan dan
menerus sampai tuntas sehingga datanya mewujudkan visi, misi, dan tujuan
sudah cukup. sekolah. Dalam Tringa terintegrasi
dengan kegiatan pengembangan diri
HASIL PENELITIAN DAN dan penguatan karakter siswa
PEMBAHASAN c. Pelaksanaan (Actuating)
1. Hasil Penelitian Saat di kelas, guru menyiapkan
Pertanyaan Penelitian dilaksanakan materi yang akan disampaikan.
apakah pertanyaan yang diajukan benar- Dalam kegiatan penerapan Tringa
benar terbukti atau tidak. Pertanyaan ini, siswa-siswa dianjurkan untuk
penelitian untuk mengetahui berdiskusi dan aktif dalam
Implementasi Tringa Tamansiswa dalam pembelajaran. Adapun dalam
SDM berdampak pada kemajuan sekolah pelaksanaan Tringa tidak terlepas
a. Perencanaan (Planing) dari berbagai tahap yang ditemukan
Kepala sekolah memiliki tugas peneliti pada saat pengambilan data
dan tanggung jawab dalam adalah tahap pembiasaan
merencanakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan karena merupakan
akan dilaksanakan untuk tahap paling awal yaitu, tahap siswa
mensukseskan implementasi Tringa. mulai menumbuhkan semangat
Dalam perencanaan kepala sekolah belajar dengan berbaris rapi serta
bersama guru dan warga sekolah berdoa. Selanjutnya tahap
bersama-sama merumuskan pembelajaran, pada tahap
program apa yang akan dilakukan pembelajaran selain mengembang
agar mendukung implementasi kemampuan memahami teks,
Tringa dalam SDM. berpikir kritis dan kemampuan
Dalam proses perencanaan komunikasi yang baik. Pada tahap
pelaksanaan Tringa, kepala sekolah ini ada sifatnya yang bersifat afektif
memberikan masukan kepada guru- atau ngrasa, dimana seperti siswa
guru hal- hal yang terkait dengan ada rasa atau sikap dalam hati untuk
Tringa baik itu dalam proses bertanggungjawab dengan apa yang
pelaksanaannya atau bahkan strategi

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 30
sudah dimengerti yang selanjutnya sekolah serta laporan pelaksanaan
dilaksanakan yaitu nglakoni. kegiatan Tringa di sekolah.
Adapun strategi yang Pengawasan terhadap program
disiapakan dalam pelaksanaan dilaksanakan oleh kepala sekolah.
Tringa sekolah. kepala sekolah Terlaksanannya sebuah kegiatan
bersama guru menyiapkan strategi dalam hal ini penerapan Tringa
yang tepat agar dalam implementasi tentunya tidak terlepas dari faktor
Tringa dapat berjalan dengan baik. pendukung dan penghambat.
Strategi yang disiapkan adalah Penyediaan Sarana dan Prasarana
lingkungan sekolah yang Implementasi Tringa di Sekolah
mendukung, sehingga lingkungan Dasar Negeri Prawatan telah
fisik sekolah harus terlihat ramah dilaksanakan untuk menunjang
dan asri agar mendukung niat proses implementasi tersebut maka
belajar siswa-siswi, selain itu juga sekolah wajib meyediakan sarana
dapat memasang slogan yang dapat dan prasarananya yang diperlukan.
meningkatkan kualitas belajar baik peneliti mengetahui bahwa di
itu di ruang kelas, halaman sekolah Sekolah Dasar Negeri Prawatan
dan lain-lain. Selanjutnya menyiapkan berbagai sarana dan
pengakuan pencapaian siswa untuk prasarana untuk mendukung
memacu siswa lebih semangat implementasi Tringa. Berapa sarana
dalam belajar, Kepala sekolah harus yang dimaksud; 1) Ruang kelas
memberikan pengakuan dan yang cukup bersih dan nyaman; 2)
penghargaan terhadap mereka yang Lingkungan sekolah, seperti
mendapatkan prestasi. Hal tersebut tamannya indah dan sejuk.
dapat dikembangkan dengan cara Faktor penghambat dalam
pengakuan atas capaian siswa-siswa implemntasi Tringa tidak terletak
dan pengakuan terhadap siswa-siswa pada sarana dan prasarananya. Akan
yang mengasilkan karya-karya dan tetapi faktor yang penghambat pada
membangun lingkungan sekolah waktu itu, terletak pada waktu
yang menyenangkan dengan pelaksanaanya yang kurang untuk
memberikan alokasi yang cukup setiap jam pembelajaran yaitu 35
dalam pembelajaran selain itu untuk menit selain itu juga masih ada
menunjang kemampuan guru, beberapa siswa yang masih kurang
mereka perlu diberikan kesempatan fokus dalam mengikuti
untuk mengikuti program pelatihan pembelajaran dikarenakan di
tenaga kependidikan untuk Sekolah Dasar Negeri Prawatan juga
peningkatan pemahaman tentang menerima beberapa anak inklusi
program dalam hal kompetensi guru 2. Pembahasan
yang nantinya akan menerapkan a. Implementasi Tringa Tamansiswa
Tringa dalam pelaksanaan dan dalam Sumber Daya Manusia
keterlaksanaannya. untuk kemajuan Sekolah Dasar
d. Pengawasan (Controlling) Negeri Prawatan Jogonalan Klaten.
Pengelolaan kepemimpinan 1) Perencanaan (Planning)
kepala sekolah mencakup Perencanaan merupakan
pengawasan, agar pelaksanaan langkah awal yang harus
Tringa dapat berjalan dengan lancar. dilakukan sebelum melakukan
Pengawasan ini terkait dengan fungsi manajemen atau
tindakan yang di lakukan kepala pengelolaan lainnya. Kegiatan

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 31
ini mencakup mengevaluasi juga mencakup kegiatan
program dan menyiapkan pengorganisasian, diantaranya
program. Secara umum pengorganisasian dalam
perencanaan tersebut dapat pelaksanaan Tringa.
tersusun secara struktur, Pengorganisasian pelaksanaan
terbukti dengan berjalan dengan Tringa dengan membentuk
baiknya implementasi Tringa di struktur tim dan diterbitkan
sekolah. Surat Kerja dari kepala sekolah.
Perencanaan program Kepala sekolah melakukan
Tringa melibatkan semua warga pengorganisasian dengan
sekolah. Dan pada perencanaan menentukan mekanisme kerja
Tringa masuk dalam program masing-masing sehingga
jangka panjang sekolah. implementasi Tringa dapat
Program yang disiapkan akan berjalan dengan baik.
dirapatkan oleh kepala sekolah Pengorganisasian Tringa
dan guru, pada saat akhir tahun sekolah, kepala sekolah
ajaran. Kepala sekolah bersama memiliki tanggung jawab,
guru-guru menyiapkan Sedangkan pelaksanaan
program-progam salah satunya implementasi Tringa di sekolah,
program Tringa sekolah. kepala sekolah menunjuk guru
program yang disiapkan untuk kelas yang bertanggung jawab
menunjang adalah dengan terhadap implementasi kegiatan
menyiapkan waktu tambahan tersebut.
pelajaran yaitu dengan Secara umum, tugas pokok
memberikan tugas setelah guru di sekolah adalah
proses pembeajaran dengan menumbuhkembangkan
membuat hasil kerja portofolio. implementasi Tringa di Sekolah
Perencanaan sarana dan Dasar Negeri Prawatan. Tugas-
prasarana sekolah dalam tugas minimal guru di sekolah
menunjang implementasi berdasarkan tahapan-
Tringa dilakukan oleh guru- tahapannya adalah
guru dan kepala skeolah dengan merencanakan, melaksanakan,
menyesuaikan kebutuhan melakukan asesmen, dan
sekolah hal ini terkait dengan mengevaluasi pelaksanaan
kebutuhan siswa untuk belajar. Tringa sekolah, serta
Sarana dan prasarana di Sekolah melaporkan.
Dasar Negeri Prawatan sudah 3) Pelaksanaan (Actuating)
lengkap. Sekolah Dasar Negeri Pelaksanaan dalam
Prawatan memiliki fasilitas mengimplementasi Tringa di
ruang kelas yang nyaman dan Sekolah Dasar Negeri Prawatan
rapi serta halaman sekolah juga mencakup kegiatan
sangat sejuk dan asri untuk pelaksanaan. Implementasi
melakukan aktivitas pada saat Tringa di Sekolah Dasar Negeri
waktu luang. Prawatan dilaksanakan setiap
2) Pengorganisasian (Organizing) hari Senin sampai Sabtu di
Sumber Daya Alam dalam setiap pembelajaran mulai pada
mengimplementasi Tringa di pukul 07.00-12.10. Adapun
Sekolah Dasar Negeri Prawatan dalam pelaksanaan Tringa tidak

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 32
terlepas dari berbagai tahap kualitas belajar baik itu di
yang ditemukan peneliti pada ruang kelas, halaman
saat pengambilan data seperti : sekolah dan lain-lain.
a) Tahap pembiasaan, tahap (2) Pengakuan Pencapaian
pembiasaan ini dilaksanakan Siswa
karena merupakan tahap Dalam hal ini untuk
paling awal yaitu, tahap memacu siswa untuk lebih
siswa mulai menumbuhkan semangat dalam belajar,
semangat belajar dengan kepala sekolah harus
berbaris rapi serta berdoa. memberikan pengakuan
b) Tahap pembelajaran, pada dan penghargaan terhadap
tahap pembelajaran selain mereka yang mendapatkan
mengembang kemampuan prestasi. Hal tersebut dapat
memahami teks, berpikir dikembangkan dengan cara
kritis dan kemampuan pengakuan atas capaian
komunikasi yang baik. Pada siswa-siswa dan pengakuan
tahap ini ada sifatnya yang terhadap siswa-siswa yang
bersifat afektif atau ngrasa, mengasilkan karya-karya.
dimana seperti siswa ada Pengakuan atas pencapain
rasa atau sikap dalam hati siswa dapat diberitahukan
untuk bertanggungjawab pada saat upacara bendera
dengan apa yang sudah sehingga siswa-siswi
dimengerti yang selanjutnya lainnya dapat termotivasi
dilaksanakan yaitu nglakoni. dengan adanya komunikasi
Adapun strategi yang sosial tersebut
disiapakan dalam pelaksanaan (3) Membangun Lingkungan
Tringa sekolah. kepala sekolah Sekolah yang
bersama guru menyiapkan Menyenangkan
strategi yang tepat agar dalam Dalam membangun
implementasi Tringa dapat lingkungan sekolah yang
berjalan dnegan baik. Strategi menyenangkan adalah
yang disiapkan adalah sebgai dengan memperhatikan
berikut: lingkungan akademik.
(1) Lingkungan Sekolah. Sekolah sebaiknya
Kepala sekolah dan memberikan alokasi waktu
guru lainnya harus yang cukup banyak untuk
memperhatikan pembelajaran. Untuk
Lingkungan sekolah menunjang kemampuan
merupakan hal yang utama guru, mereka perlu
yang perlu dibenahi oleh diberikan kesempatan
kepala skeolah. Oleh untuk mengikuti program
karena itu lingkungan fisik pelatihan tenaga
sekolah harus terlihat kependidikan untuk
ramah dan asri sehingga peningkatan pemahaman
mendukung niat belajar tentang program dalam hal
siswa-siswi, selain itu juga kompetensi guru yang
dapat memasang slogan nantinya akan menerapkan
yang dapat meningkatkan

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 33
Tringa dalam pelaksanaan upaya perbaikan sehingga
dan keterlaksanaannya. dapat memastikan bahwa
(4) Pengawasan (Controlling) aktivitas yang dilaksanakan
Dalam secara riil merupakan
mengimplementasi Tringa aktivitas yang dilaksanakan
di Sekolah Dasar Negeri yang sesuai dengan apa
Prawatan juga mencakup yang direncanakan
kegiatan pengawasan agar (Engkoswara & Aan
dapat berjalan dengan Komariah, 2010:219)
lancar. Bentuk pengawasan Faktor Pendukung dan
dalam pelaksanan Tringa Penghambat dalam
adalah kepala sekolah dan Mengimplementasi Tringa
guru-guru bersama-sama di Sekolah Dasar Negeri
mengajarkan pengetahuan, Prawatan
sikap, dan Terlaksanannya sebuah
melaksanakanapa yang kegiatan dalam hal ini
sudah dipelajari dengan penerapan Tringa tentunya
memberikan contoh yang tidak terlepas dari faktor
baik. Hasil penelitian pendukung dan
menunujukkan meskipun penghambat.
tidak ada sistematika b. Faktor Pendukung Tringa Sekolah
pengawasan yang mengikat Implementasi Tringa di
akan tetapi kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri Prawatan
dan guru-guru turun telah dilaksanakan untuk
langsung dalam memantau menunjang proses implementasi
dan melaksanaan tersebut maka sekolah wajib
implementasi Tringa. meyediakan sarana dan
Adapaun evaluasi yang prasarananya yang diperlukan.
dilakukan kepala sekolah Peneliti mengetahui bahwa di
sebagai evaluator yaitu Sekolah Dasar Negeri Prawatan
kepala sekolah melakukan menyiapkan berbagai sarana dan
evaluasi. Pada saat prasarana untuk mendukung
pengawasan kepala sekolah implemenati Tringa. Berapa sarana
mendengarkan masukan yang dimaksud; 1) Ruang kelas
dari guru, apa hambatan yang cukup bersih dan nyaman; 2)
yang dialami oleh mereka. Lingkungan sekolah, seperti
Terkadang dalam tamannya indah dan sejuk.
pengawasan kepala sekolah c. Faktor Penghambat Tringa
juga sering memberikan Sekolah
motivasi kepada guru-guru Faktor penghambat dalam
sebagai pendidik dalam implemntasi Tringa tidak terletak
memberikan pembelajaran pada sarana dan prasarananya.
dengan menerapkan Tringa. Akan tetapi faktor yang
Pengawasan penghambat pada waktu itu,
merupakan proses untuk terletak pada waktu pelaksanaanya
mengetahui ada tidaknya yang kurang untuk setiap jam
penyimpangan dari rencana pembelajaran yaitu 35 menit selain
agar segera dilakukan itu juga masih ada beberapa siswa

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 34
yang masih kurang fokus dalam mempunyai kemampuan ngerti,
mengikuti pembelajaran ngrasa dan nglakoni yang
dikarenakan di Sekolah Dasar seimbang yang dapat membangun
Negeri Prawatan juga menerima karakter yang mana sesuai dengan
beberapa anak inklusi visi misi Sekolah Dasar Negeri
d. Hasil Implementasi Tringa di Prawatan, yaitu menyiapkan
Sekolah Dasar Negeri Prawatan generasi bangsa unggul dan
Sekolah Dasar Negeri menjadi garda terdepan, untuk
Prawatan terus berupaya memiliki kemampuan
mengoptimalkan penerapan Tringa pengetahuan, sikap dan psikomotor
di sekolah. Oleh karena itu, salah yang seimbang dan memiliki
satu tujuan dari sekolah adalah karakter yang berdaya saing.
“Siswa yang cerdas dan Dalam pelaksanaannya
mempunyai karakter dan berbudi implementasi Tringa ini sudah
pekerti yang baik”. berjalan dengan baik sejauh
Hasil implementasi Tringa di pengamatan peneliti, pelaksanaan
Sekolah Dasar Negeri Prawatan Tringa didukung oleh ruang
juga tercermin dari terciptanya lingkupnya yang cukup bersih dan
sekolah sebagai taman belajar yang tertata rapi sehingga suasananya
menyenangkan dan ramah anak nyaman, ruang kelas juga telihat
adapun prestasi yang didapat oleh rapi dan bersih sehingga
sekolah atau hasil-hasil karya menambah motivasi siswa dalam
berupa; prestasi dalam bidang mengikuti pembelajaran dengan
akademik atau non akademik serta menerapkan Tringa di setiap kelas
hasil belajar yang memuaskan masing-masing.
sehingga siswa dapat naik dan
lulus 100%. Hal ini secara konkrit KESIMPULAN
mengambarkan bahwa siswa tidak Hasil penelitian menunjukkan
hanya cerdas melainkan dapat bahwa implementasi Tringa dalam SDM
menghasilkan karya-karya. untuk meningkatkan kemajuan sekolah
Dalam sebuah kegiatan atau Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut.
program harus memiliki tujuan dan a. Perencanaan dalam
sasaran yang jelas. Kegiatan mengimplementasi Tringa
Tringa yang dilaksanakan di mencakup perencanaan program,
Sekolah Dasar Negeri Prawatan pengevaluasian program dan
memiliki tujuan dan sasaran yang pendindaklanjut program agar dapat
dijabarkan sebagai berikut. Tringa berjalan dengan baik dan dapat
terdiri dari berbagai lapisan yaitu teraktualisasi.
seperti tujuannya, ruang lingkup, b. Pengorganisasian dalam
sasaran dan target pencapainnya. mengimplementasi Tringa
Tentunya implementasi Tringa mencakup pengorganisasian Kepala
akan terlaksana jika memiliki sekolah dengan menentukan
tujuan yang jelas, didukung oleh mekanisme kerja masing-masing
ruang lingkup dan memiliki guru sesuai tupoksi sehingga
sasaran dan target yang ingin implementasi Tringa dapat berjalan
dicapai. Sekolah Dasar Negeri dengan baik.
Prawatan memiliki tujuan yaitu c. Pelaksanaan dalam
agar mengajak siswa untuk mengimplementasi Tringa

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 35
mencakup pelaksanaan. Ada tahap- New York, Toronto, London,
tahap pelaksanan seperti tahap Sydney, Aucland:Bantan books
pembiasaan dan tahap pembelajaran
ada juga strategi yang disiapkan, Mochamad Tauchid. 2004. Konsep
1) pengoptimalkan lingkungan pendidikan nasional. Bandung: Penerbit
sekolah 2) Pengakuan terhadap Alumni
siswa, 3) Membangun
lingkungan sekolah yang Arikunto, Suharsimi dan
menyenangkan. Yuliana, Lia.2008. Manajemen
2) Pengawasan dalam Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
mengimplementasi Tringa Media
mencakup pengawasan. Bentuk
pengawasan dari sekolah yaitu Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI
kepala sekolah dan guru-guru No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
selalu memantau dan mengawasi Nasional.
siswa-siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang Depdiknas. 2008.Peraturan pemerintah
menerapkan Tringa. No. 74 tahun 2008. tentang
Pendidik Profesional
Hasil yang dicapai dalam
implementasi Tringa antara lain siswa
Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI
mulai semangat dan termotivasi dalam
No. 14 tahun 2005, tentang Guru
belajar dengan menghasilkan karya-
dan Dosen. Jakarta: Depdiknas
karya sehingga tercipta lingkungan
sekolah yang kaya prestasi. Hasil Tringa
Miles, Mathewai B and Hiberman
juga tercermin dengan berbagai hasil
Micael (1992), Teknik analisis
prestasi siswa baik dalam bidang
datakualitatifYogyakarta : Maja
akademik maupun non akademik seperti
Rosdakarya
siswa dapat menjuarai berbagai lomba
baik ditingkat kecamatan ataupun
Sugiyono. 2015. MetodePenelitian
kabupaten.
pendekatan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA
Sumanto. Faturahman. Metode
Deskriptif Penelitian. Jakarta: Rineka
1989, Dasar-Dasar Konsepsi Ki Hajar
Cipta
Dewantara, Yogyakarta, Majelis
Luhur Persatuan Tamansiswa
Sugiyono. 2016. Teknik Sampling dalam
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan,
Bagian Pertama, Majelis Luhur
Sugiyono. 2011. Teknik Pengumpulan
Persatuan Tamansiswa Cetakan
Data Penelitian Bandung: Alfabeta
ke-3, Yogyakarta, 2004
Sudjana, Nana. 2008, Metode
Lickona, Thomas (1991), Educating for
Observasi Penelitian. Bandung : Sinar
Character: How Our School Can
Baru
Teach Respect and Responbility.

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 36
Lexy J Moleong, 1989. Metode Penelitian Kualitatf. Surakarta: Sebelas Maret
University Press

Sugiyono. 2016.Trianggulasi Sumber Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&B.


Bandung: Alfabeta

Usman, Husaini. 2001. Manajemen Perencanaan (Planning). Jakarta : Bumi Aksara

T. 2008. Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya. Liberty, Yogyakarta,


2008

Tery,. 1997. Pelaksanaan Dalam Penelitian. Bumi Aksara : Jakarta

Aan Komariah, Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta

SOSIOHUMANIORA - Vol.5, No.1, Agustus 2019 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 37

Anda mungkin juga menyukai