Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN OLEH KI HAJAR DEWANTARA

SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL YANG SESUAI


DENGAN JATI DIRI BANGSA

Shania Salsabila
Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: shania.salsabila2016@uny.ac.id

Abstrak: Arus perubahan zaman terus terjadi. Salah satunya adalah dibidang Pendidikan.
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak statis, melainkan Pendidikan merupakan hal yang
dinamis. Pendidikan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Tentunya, hal ini
membawa perubahan baik sistem maupun dalam landasan pendidikan. Tetapi, saat ini terdapat
teori-teori serta kebijakan Pendidikan di Indonesia yang malah mengikuti teori-teori yang
sudah ada. Untuk itu, perlu adanya penentuan landasan Pendidikan yang sesuai dengan keadaan
bangsa Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam tulisan-tulisannya.
Penulisan karya ini berdasarkan dengan studi pustaka dengan menggunakan berbagai sumber
yang relevan. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan dan mengidentifikasi pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagi tujuan akhirnya adalah ditemukannya sebuah solusi
untuk kebijakan Pendidikan nasional yang sesuai dengan pribadi bangsa.

Kata Kunci: Pendidikan, pengajaran Ki Hajar Dewantara, Landasan,Kebijakan


CONSIDERATION OF EDUCATION AND TEACHING BY KI HAJAR DEWANTARA
AS A NATIONAL EDUCATION POLICY BASIS IN ACCORDANCE WITH
NATIONAL IDENTITY

Abstract : The wave of changes is always exist. One of them is in the field of Education.
Education is something that is not static, but education is a dynamic thing. Education always
changes from time to time. Of course, this brings both system changes and the foundation of
education. However, in Indonesian Education there is theories and policies that follow the
existing theories. For that, it is necessary to determine the basis of education in accordance
with the state of Indonesia as disclosed by Ki Hajar Dewantara in his writings. The writing of
this journal is based on literature study using various relevant sources. This paper aims to
describe and identify the thoughts of Ki Hajar Dewantara as the ultimate goal is the discovery
of a solution to national education policy in accordance with the person of the nation.

Keywords: Education, Lesson, Ki Hajar Dewantara, Basis, Policy

PENDAHULUAN Perubahan di setiap lini kehidupan


Masyarakat abad ini tentunya tidak inilah yang mendorong setiap pribadi
terlepas dari sebuah perubahan. Arus manusia untuk mampu mengikuti serta bisa
perkembangan akibat globalisasi tidak menjadi bagian dari perubahan tersebut.
dapat terbendung lagi. Dampak dari Untuk bisa menghadapi perubahan ini,
globalisasi tidak hanya dirasakan oleh diperlukan sikap yang bijak dan kesiapan
beberapa kalangan saja, melainkan di yang matang. Sehingga, arus perubahan
seluruh lapisan masyarakat. Perkembangan dapat membawa banyak manfaat bagi
akibat adanya globalisasi tidak hanya kehidupan setiap manusia.
menyentuh satu aspek kehidupan saja, Hal ini juga terjadi dalam
melainkan seluruh aspek kehidupan. Mulai potret Pendidikan Indonesia. kemajuan ini
dari aspek sosial, ekonomi, juga mendorong perubahan di bidang
budaya,teknologi hingga Pendidikan. Pendidikan. Pendidikan merupakan hal
dasar yang sangat dibutuhkan oleh Padahal, Indonesia memiliki
masyarakat guna memajukan budaya serta falsafah yang sangat istimewa.
kehidupannya. Dalam UU No. 20 tahun Tentunya, sebagai penentu kebijakan
2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa Pendidikan harus bisa menentukan arah dan
Pendidikan adalah usaha sadar dan tujuan Pendidikan yang sejalur dengan
terencana untuk mewujudkan suasana falsafah budaya Indonesia. maka dari itu,
belajar dan proses pembelajaran agar diperlukan adanya pengambilan kebijakan
peserta didik secara aktif mengembangkan yang tepat.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Maka dari itu, dalam pelaksanaan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, Pendidikan perlu adanya landasan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Pendidikan yang mampu memberikan ciri
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, khas sesuai dengan falsafah kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara.Dalam hal bangsa. . Seperti pemikiran-pemikiran oleh
ini, Pendidikan juga mengalami perubahan. Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara
Mulai dari sistem, kurikulum, hingga adalah sosok pemikir dan penggiat
penetapan standar mutu Pendidikan. Pendidikan. Ia juga dijuluki sebagai bapak
Perubahan ini terjadi dengan harapan Pendidikan nasional yang hari kelahirannya
mampu memberikan jawaban atas diperingati sebagai hari Pendidikan nasional
kebutuhan sumber daya manusia yang yakni setiap tanggal 2 Mei. Pada mulanya, Ki
sesuai dengan perkembangan zaman. Hajar dewantara terkenal akan tulisan-
Karena, seperti yang telah dijelaskan bahwa tulisannya yang berbau politik dan
Pendidikan merupakan suatu hal yang menggugah semangat perjuangan bangsa.
dinamis yang selalu berubah. Baik dalam Setelah itu, Ki Hajar Dewantara memberikan
system maupun dalam pelaksanaan dari perhatian terhadap Pendidikan dan
sebuah Pendidikan. Teori Pendidikan yang pengajaran. Pemikiran-pemikirannya serta
berkembang di Indoesia juga semakin perhatiannya terhadap dunia Pendidikan
beragam. Berbagai macam teori yang ada, menjadikan Ki Hajar Dewantara menjadi
dicoba untuk dimasukkan kedalam system salah satu tokoh peletak dasar Pendidikan
Pendidikan Indonesia. Bangsa Indonesia.
Dengan adanya peniruan ini, tidak Jurnal ini akan membahas tentang
jarang kebijakan-kebijakan yang diambil pemikiran pendidikan dan pengajaran oleh Ki
oleh pemerintah dalam penyelesaian Hajar Dewantara sebagai landasan kebijakan
permasalahan Pendidikan justru kurang pendidikan.
tepat dan kurang cocok. Karena, pada
hakekatnya semua yang sama bukan berarti
harus cocok dilain tempat. Hal ini juga Kajian Teori
sama dengan teori Pendidikan. Sebagai
contoh, salah satu teori Pendidikan sangat Biografi singkat Ki Hajar Dewantara
berhasil diterapkan disebuah negara. Hal Untuk memulai memahami
ini, bukan berarti teori tersebut dapat pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, terlebih
berhasil pula di lingkungan atau di negara dahulu membahas tentang biografi singkat
yang lain. Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara
Krisis akan kebijakan Pendidikan lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Beliau
tengah dirasakan di bumi pertiwi. Karena, memiliki nama asli Raden Mas Soewardi
saat ini, penetapan kebijakan Pendidikan Soeryaningrat. Beliau lahir dan besar di
justru berorientasi kepada system lingkungan keluarga keraton. Ki Hajar
Pendidikan yang telah diterapkan di Dewantara memiliki pribadi yang keras tapi
berbagai negara. Hal ini, tentunya bisa lembut dengan sosok yang sederhana. Ki
mempengaruhi hasil dari kebijakan Hajar Dewantara adalah tokoh peletak dasar
tersebut. Pendidikan.
Kiprah Ki Hajar Dewantara membentuk komite BumiPoetra pada
bersekolah di sekolah Belanda ELS. Setelah November 1913. Komite itu sekaligus
lulus beliau melanjutkan sekolah ke sebagai komite tandingan dari komite
STOVIA (Sekolah Kedokteran Bumi Putera) perayaan serratus tahun kemerdekaan bangsa
di Jakarta, tetapi tidak sampai selesai Karena Belanda. Komite Boemi Poetra itu
ia sakit. Kemudian bekerja sebagai wartawan melancaran kritikannya terhadap komite
dibeberapa surat kabar antara lain perayaan serratus tahun kemerdekaan bangsa
sedyotomo, Midden Java, De Express, Belanda Karena, pemerintah belanda
Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja bermaksud untuk menarik uang dari rakyat
Timoer dan Poesara. Pada masanya, beliau jajahannya untuk membiayai pesta perayaan
terkenal sebagai penulis yang handal. tersebut.
Tulisan-tulisan yang dibuat oleh beliau Sehubungan dengan rencananya
sangat komunikatif, tajam dan patriotic tersebut, Ki Hajar Deantara mengkritik
sehingga mampu membangkitkan semangat melalui tulisan yang berjudul Als Ik Eens
anticolonial bagi para pembacanya. Nederlander Was ( Seandainya aku seorang
Ki Hajar Dewantara selain terkenal Beland) dan Een Voor Allen maar Ook Allen
ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga voor Een (satu untuk semua, tetapi semua
aktif dalam organisasi social dan politik. Hal untuk satu juga)/ akibat tulisan yang dibuat
ini dapat dilihat ketika pada tahun 1908, ia oleh beliau, pemerintah kolonial Belanda
aktif di daam seksi propaganda Boedi melalui Gubernur Jenderal Iden Burg
Oetomo untuk mensosialisasikan dan menjatuhkan hukuman tanpa proses
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pengadilan berupa hukuman internenring
pada waktu itu mengenai pentingnya (hokum buang) yaitu sebuah hukuman yang
persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan menunjuk sebuah tempat tinggal untuk
bernegara. Bersama Douwes Dekker ( Dr. sesorang. Ia pun di hokum buang ke Pulau
Danudirja Setyabudhi) dan dr. Cipto Bangka.
Mangoenkosoemo beliau mendirikan Melihat teman seperjuangannnya,
Indische Partij (Partai politik pertama yang kedua teman Ki Hajar Dewantara yakni
beraliran nasionalisme Indonesia). Indische Douwes Dekker dan Cipto
Partij berdiri pada tanggal 25 Desember 1912 MAngoenkoesoemo merasakan bahwa Ki
yang bertujuan untuk emncapai Imdonesia Hajar Deantara mendapatkan perilaku yang
Merdeka. Mereka berusaha untuk tidak adil. Maka mereka menerbitkan tulisan
mendaftarkan organisasi ini untuk yang membela Soewardi. Karena tulisan
memperoleh status badan hokum pada yang mereka buat, pemerintah Belanda
pemerintah kolonial Belanda. Tetapi menganggap bahwa tulisan itu dapat
pemerintah kolonial Belanda melalui menghasut rakyat untuk memusuhi dan
Gubernur Jenderal Idenburgberusaha memberontak pada pemerintah kolonial.
menghalangi kehadiran partai ini dengan Akibatna keduanya juga terkena hokum
menolak pendaftaran itu. Penolakan ini internering (hukum buang). Douwes Dekker
terjadi pada tanggal 11 Maret 1913. Alsan dibuang di Kupang dan Cipto
penolakan Indische Partij adalah Karena Mangoenkoesoemo dibuang ke Pulau
organisasi ini dianggap dapat Banda.
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat Namun, mereka menghendaki untuk
dan menggerakan persatuan dan kesatuan dibuang ke Negeri Belanda. Karena, disana
untuk menentang pemerintah kolonial mereka dapat mempelajari banyak hal dari
Belanda. pada didaerah terpencil. Akhirnya pada
Tetapi perjuangan Ki HajarDeantara tahun 1913 mereka diijinkan untuk ke Negeri
tidak hanya berhenti sampai disitu Belanda tepat pada bulan Agustus. Hal ini
saja.setelah ditolaknya pendaftaran sytatus dilaksanakan sebagai bentuk dari
badan hokum Indische Partij ia pun ikut pelaksanaan hukuman. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh Ki Hajar Dewantara Sedangkan bagaimana seharusnya adalah
untuk mempelajari dan memperdalam suatu kondisi yang diharapkan terjadi pada
masalah Pendidikan dan pengajaran. Di sana, diri anak, berupa perubahan perilaku, dalam
beliau berhasil mendapatkan gelar aspek cipta, rasa, karsa, dan karya yang
Europeesche Akte. Kemudian ia kembali ke berlandaskan dan bermuatan nilai-nilai yang
Tanah Air pada tahun 1918. dianut. Kemampuan manusia untuk bisa di
Setelah kepulangannya ke tanah air, didik adalah salh satu pembeda antara
ia mencurahkan seluruh perhatiannya di manusia dengan makhluk Tuhan yang
bidang Pendidikan sebagai bagian dari alat lainnya (Ceppi Safruddin,2016:1). Melalui
perjuangan untuk memndapatkan Pendidikan, seseorang akan belajar untuk
kemerdekaan. Setelah pulang dari berinetraksi dengan lingkungan yang berarti
pengasingan Bersama rekan-rekan mengambil peluang dan membuat peluang,
seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah sehingga dapat diartikan sebagai sebuah
perguruan yang bercorak nasional. Pada perubahan (Bobbi De Porter,2006:82). Lebih
tanggal 3 Juli 1922 berdirilah Nationaal lanjut lagi, dalam Pendidikan juga terdapat
Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan sebuah proses belajar. Belajar adalah tempat
NAsional TAmansiswa. Dalam Pendidikan yang mengalir dinamis, penuh resiko dan
ini, sangat menekankan Pendidikan rasa menggaiahkan (Bobbi De Porter,2006:29)
kebangsaan kepada peserta didik agar Dalam proses Pendidikan terjadi
mereka mencintai bangsa dan tanah air dan proses perkembangan. Pendidikan adalah
berjuang memperoleh kemerdekaan. proses membantu anak berkembang secara
Ki Hajar Dewantara masih aktif optimal, yaitu berkembang sesuai dengan
menulis. Namun, tema tulisannya beralih potensi dan system nilai yang dianut anak.
dari nuansa politik ke Pendidikan dan Pendidikan bukanlah sebuah proses
kebudayaan berwawasan kebangsaan. memaksakan kehendak orang dewasa
Tulisan-tulisan itulah dia berhasil kepada anak melainkan upaya menciptakan
meletakkan dasar-dasar Pendidikan nasional kondisi yang kondusif bagi perkembangan
bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara anak, yaitu memberikan kemudahan bagi
pernah menjabat sebagai Menteri anak untuk mengembangkan dirinya. Ini
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan berarti bahwa dalam Pendidikan, anak aktif
yang pertama. Nama Ki Hajar Dewantara mengembangkan diri dan guru membantu
tidak hanya dijadikan sebagai bapak menciptakan kemudahan untuk itu. Dengan
Pendidikan yang tanggal lahirnya dijadikan demikian, Pendidikan adalah proses aktif
sebagai hari Pendidikan nasional pada 2 Mei dilakukan sendiri oleh individu Karena ada
tetapi juga ditetapkan menjadi Pahlawan suasana yang mendorong dan memberikan
Pergerakan Nasional melalui surat keputusan kemudahan bagi perkembangan dirinya.
Presiden RI No. 305 tahun 1959, Pada Hakikat Pendidikan adalah proses aktif
Tanggal 28 November 1959. mengembangkan diri sebagai anggota
Penghargaan lain yang diterima oleh pribadi, anggota masyarakat, dan sebagai
beliau adalah gelar Honoris Causa dari makhluk Tuhan.
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957.
Ki Hajar Dewantara meninggal pada 28 PEMBAHASAN
April 1959 dan dimakamkan di Yogyakarta.
Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar
Hakikat Pendidikan Dewantara
Pendidikan adalah proses membawa
manusia dari apa adanya kepada bagaimana Dasar-dasar Pendidikan barat yang
seharusnya. Apa adanya adalah kondisi dirasakan oleh Ki Hajar tidak tepat dan tidak
objektif anak, keadan anak dengan segala cocok untuk mendidik generasi muda
ptensi, kemampuan, sifat, dan kebiasaan. Indonesia Karena Pendidikan barat bersifat
regering,tucht,orde (Perintah,hukuman,dan diarahkan untuk meningkatkan manusia
ketertiban). Menurut beliau karakter Indonesia yang berdiri teguh pada nilai-nilai
Pendidikan semacam ini merupakan suatu kebenaran. Sehingga manusia di Indonesia
perkosaan atas kehidupan batin anak-anak. dapat menyadari tanggungjawabnya untuk
Akibatnya, anak-anak rusak akan melakukan apa yang diketahuinya sebagai
budipekertinya Karena selalu hidup di bawah kebenaran. Ekspresi dari kebenaran ini dapat
paksaan dan tekanan. Menurut Ki Hajar terlihat dari tutur kata, sikap, dan
Dewantara, cara mendidik semacam itu tidak perbuatannya terhadap lingkungan alam,
akan bisa membentuk seseorang hingga baik dirinya sendiri dan sesame manusia
memiliki kepribadian. Jadi, budi pekerti adalah istilah yang
Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan memayungi perkataan, sikap dan tindakan
tentang dasar jiwa anak dan kekuasaan yang selaras dengan kebenaran ajaran
Pendidikan. Dalah hal ini, dasar jiwa yaitu agama, adat-istiadat, hukum positif, dan
keadaan jiwa yang asli menurut kodratnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai
sendiri, sebelum ada pengaruh dari luar. kemanusiaan universal.
Disini, dikemukakan tiga teori. Yakni. Aliran Kedua, manusia Indonesia yang maju
lama yang mengngkapkan bahwa anak yang pikirannya adalah yang cerdas kognisi(tahu
lahir bagaikan sehelai kertas kosong, yang banyak dan banyak tau). Sehingga melalui
belum ditulis, sehingga pendidik boleh kecerdasannya itu, dapat membebaskan
mengisi kertas yang kosong itu menurut dirinya dari kebodohan dan pembodohan
kehendaknya. Teori ini juga dinamakan teori dalam berbagai jenis dan bentuk.(pada masa
tabula rasa. Aliran yang kedua adalah aliran itu, dari penjajahan yang berupa
negative, yang berpendapat bahwa anak itu indoktrinasi). Manusia yang maju adalh
lahir sebagai sekhelai kertas yang ditulisi manusia yang berani berpikir tentang realitas
sepenuhnya. Sehingga Pendidikan tidak yang membelenggu kebebasannya,
dapat mengubah watak-watak anak. Jadi, kemampuan berpikirnya, serta bisa menjadi
Pendidikan menurut aliran negative oposisi dengan hal-hal yang
dianggap dapa menolak pengaruh-pengaruh membodohkannya.
jahat dari luar, akan tetapi mewujudkan yang membelenggu kebebasannya, dan
budipekerti yang tidak Nampak ada didalam berani beroposisi berhadapan segala bentuk
jiwa anak, tak akan dapat. Aliran yang ketiga pembodohan.
adalah aliran yang terkenal dengan Ketiga. Manusia yang maju dalam aspek
“convergentie-theorie” seperti aliran tubuh adalah manusia yang
yangtadi. Seorang anak dilahirkan bagaikan mampumengendalikan tubuhnya. Sehingga
selembar kertas putih yang sudah tertulis dengan ubuh yang maju, pemikiran yang
penuh, tatpi dalam aliran ini, dijelaskan majuserta budipekerti yang maju dapat
bahwa tulisan-tulisan tadi merupakan tulisan memperoleh dukungan untuk
yang suram. Menurut aliran ini ditetapkan mendeklarasikan kemerdekaan. Menjadi
bahwa Pendidikan itu berkewajiban dan manusiayang merdeka, dan memiliki
berkuasa menebalkan segala tulisan yang keterampilan untuk mengisi kemerdekaan itu
suram berisi baik. Agar kelak Nampak dengan segala pembangunan yang humanis.
sebagai budi pekerti yang baik. Segala
tulisan jahat hendaknya dibiarkan jangan Pendidikan dan Pengajaran
sampai menebal dan makin
Citra manusia di Indonesia Pendidikan umumnya berarti daya
berdasarkan konsep pendidikan yang upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara: pekerti(kekuatan batin,karakter), pikiran
Pertama, Manusia Indonesia yang berbudi (intellek)dan tubuh anak. Dalam pengertian
pekerti adalah yang memiliki kekuatan batin taman siswa tidakboleh dipisah-pisahkan
dan berkarakter. Artinya Pendidikan bagian itu, agar supaya kita dapat
memajukan kesempurnaan hidup, yakni memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang memberikan keterampilan kecakapan
kita didik selaras dengan dunianya. Maka kepada anak-anak yang keduanya dapat
dari itu harus memperhatikan hal-hal berikut memberikan manfaat bagi anak-anak baik
ini : secara lahir maupun batin. Sedangkan
1. Segala alat, usaha, dan cara Pendidikan adalah menuntun segala
Pendidikan harus sesuai dengan kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
kodrat atau keadaanya itu, sebagai manusia, dan sebagai masyarakat
2. Kodratnya keadaan itu tersimpan dapat mencapai keselamatan dan
dalam adat istiadat setiap rakyat kebahagiaan setinggi-tingginya.
yang oleh karenanya bergolong-
golong merupakan kesatuan “…. Pengajaran harus bersifat
dengan sifat perikehidupan kebangsaan…. Kalua pengajaran
sendiri-sendiri, bercampurnya bagi anak-anak tidak berdasarkan
usaha untuk mencapai hidup kenasionalan, anak-anak tak
tertib-damai/ mungkin mempunyai rasa cinta
3. Adat istiadat sebagai sifat peri bangsa dan makin lama terpisah dari
kehidupan atau sifat bangsanya,kemudian barangkali
percampuran usaha dan daya menjadi lawan kita….. pengajaran
upaya akan hidup. Tidak luput Nasional itulah hak dan kewajiban
dari pengaruh jaman dan tempat. kita….”
Maka dari itu, tidak tetap dan Ki Hajar Dewantara, 1928
senantiasa berubah
4. Untuk mengetahui garis hidup. Melihat uraian diatas, kita dapat
Dari mempelajari jaman yang menangkap pemikiran Ki Hajar Dewantara
telah lalu, sekarang, sehingga mengenai Pendidikan yakni upaya yang
dapat membayangkan jaman konkret untuk memerdekakan manusia
yang akan datang secara utuh dan penuh. Menurut beliau,
5. Percampuran Karena Pendidikan merupakan salah satu pintu
percampuran bangsa. Hal ini masuk untuk mewujudkan manusia yang
terjadi oleh adanya hubungan merdeka. Baik bemerdekaan lahiriah
modern maka dari itu, kita harus maupun batiniah manusia, baik sebagai
waspada dalam memilihmana makhluk individual maupun sebagai anggota
yang baik untuk menambah masyarakat dan warga dunia. Dengan
kemuliaan hidup atau malah demikian, pendidikan
merugikan.hal ini, harus menjadi wadah untuk membangun otonomi
dilandasi dengan senantiasa intelektual, otonomi eksistensial, dan
mengingat bahw semua otonomi sosial. Pendidikan adalah cara untuk
kemajuan ini merupakan sampai pada kesadaran akan pentingnya
anugerah dari Tuhan untuk memiliki ketiga otonomi diri di atas. Dengan
segenap seluruh manusia di demikian, kemerdekaan badaniah dan
dunia. batiniah yang dimaksudkan Ki Hadjar
Dewantara adalah keadaan dimana manusia
Perkataan “Pendidikan”dan di Indonesia mampu menegaskan secara
“pengajaran”” seringkali dipakai Bersama. serentak otonomi eksistensi dirinya sebagai
Sebenarnya gabungan dari kedua perkataan warga Indonesia dan warga dunia.
itu dapat mengeruhkan pengeriannya yang Pendidikan menghantar seseorang memiliki
asli. Perlu kita ketahui bahwa pengajaran otonomi diri secara utuh dan penuh dalam
adalah bagian dari Pendidikan. Maka dari itu, wilayah kognisi, afeksi, spiritual, sosial
pengajaran adalah Pendidikan dengan cara sehingga eksistensinya mampu berdiri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dalam dan melalui pendidikan sejak usia dini
dapat mengatur dirinya sendiri. anak. Dalam praksis penyemaian nilai-nilai
Manusia yang terdidik mampu itu, pendidik menempatkan peserta didik
menyikapi tuntutan -tuntutan dan tantangan sebagai subyek, bukan obyek pendidikan.
kehidupan dengan sikap yang bijakasan, dan Artinya, peserta didik diberi ruang yang
bersahaja. Smanusia tersebut, tidak seluasnya untuk bereksplorasi, berekspresi,
terperangkap lagi dalam kepentingan- berkreatifitas, secara mandiri dan
kepentngan diri dan golongan yang temporal bertanggung jawab.
dan duniawi sifatnya. Manusia yang
merdeka batiniyahnya adalah manusia yang Sistem Among
bukan hanya pintar secara akal maupun Sistem Among Ki Hadjar Dewantara
kognitifya tetapi juga benar dalam merupakan metode yang sesuai untuk
tindakannya. Maju penalaran akalnya dan pendidikan karena merupakan metode
sekaligus maju moralnya. Sehingga tindakan pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan
yangdilakukan berdasarkan beriman kepada pada asih, asah dan asuh (care and
Tuhan Yang Maha Esa (dihayati dan sebagai dedication based on love). Pendidikan sistem
prioritas dalam tuntunan hidupnya) serta Among bersendikan pada dua hal yaitu:
hormat kepada martabat. kodrat alam sebagai syarat untuk
menghidupkan dan mencapai kemajuan
Metode Pendidikan Menurut Ki Hajar dengan secepat-cepatnya dan kemerdekaan
Dewantara sebagai syarat untuk menghidupkan dan
menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak
Ki Hajar Dewantara memang hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among
menempuh Pendidikan di belahan dunia sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi:
bagian Barat. Namun, ia tidak mau
menerapkan system Pendidikan yang 1) Ing Ngarso Sung Tuladha yang
bercorak barat. Karena, seperti yang telah memiliki arti Di depan guru harus
disampaikan bahwa system Pendidikan barat memberikan teladan seluruh aspek
tidak sesuai dan tidak cocok untuk keadaan kehidupannya. Hal ini,
masyarakat Indonesia saat ini. Karena, dalam mencerminkan bahwa menjadi
system Pendidikan barat terdapat paksaan, seorang guru harus bisa
hukuman, perintah. Sebab, Pendidikan memberikan sebuah keteladanan
model seperti ini, menurut Ki Hajar dan menjadi teladan.
Dewantara akan memperkosa kehidupan 2) Ing Madya Mangun Karsa Seorang
batin anak-anak. Sehingga hal ini, dapat guru harus bisa membangun
berbahaya bagi perkembangan budi pekerti semangat, motivasi, dan gairah
anak-anak. Padahal dalam penanaman nilai- hidup untuk menuju masa depan
nilai melalui tahapan-tahapan yakni yang lebih baik. Hal ini
pembiasaan, penyadaran emosi, menjelaskan bahwa menjadi
pendisiplinan (Ali Mustadi,2006) seorang guru harus mampu
Menurut Ki Hadjar Dewantara, memberikan dorongan serta
metode pendidikan yang cocok dengan motivasi bagi peserta didik untuk
karakter dan budaya orang Indonesia tidak dapat mengembangkan kemampuan
memakai syarat paksaan. Orang Indonesia dan potensi dirinya.
adalah termasuk ke dalam bangsa timur. 3) Tut Wuri Handayani seorang harus
Bangsa yang hidup dalam khasanah nilai dapat mengikuti dengan baik
nilai tradisional berupa kehalusan rasa, hidup terhadap para murid yang telah
dalam kasih saying, cinta akan kedamaian, menunjukkan sikap perilaku yang
ketertiban, kejujuran dan sopan dalam tutur benar (baik,jujur,cerdas).
kata dan tindakan. Nilai-nilai itu disemai
Asas ini telah banyak dikenal oleh pengetahuan pertanian, dan sebagainya;
masyarakat daripada Sistem Among sendiri, segala yang dapat enyuburkan tanaman
karena banyak dari anggota masyarakat yang menurut kodrat dan irodatnya harus dipakai
belum memahaminya. olehnya (petani).
Sistem Among berasal dari bahasa Jawa Dalam tulisan karya Ki Hadjar Dewantara
yaitu mong atau momong, yang artinya bagian Pertama (2013: 13-14) dijelaskan
mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut tentang dasar pendidikan sebagai berikut.
pamong yang bertugas untuk mendidik dan Pendidikan tidak memakai dasar ”regering,
mengajar anak sepanjang waktu dengan tucht en orde” tetapi ”orde en vrede” (tertib
kasih sayang. Tujuan dari Sistem Among dan damai, tata-te ntrem). Pendidik wajib
adalah membangun anak didik untuk menjaga atas kelangsungan kehidupan
menjadi manusia beriman dan bertaqwa, bathin sang anak, dan haruslah anak
merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, dijauhkan dari tiap-tiap paksaan. Namun
cerdas dan berketrampilan, serta sehat demikian, pendidik juga tidak akan ”nguja”
jasmani dan rokhani agar menjadi anggota (membiarkan) anak-anak. Pendidik
masyarakat yang mandiri dan bertanggung mempunyai kewajiban mengamati, agar
jawab atas kesejahteraan tanah air serta anak dapat bertumbuh menurut kodrat.
manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan ”Tucht” (hukuman) itu dimaksudkan untuk
Sistem Among, setelah anak didik mencegah kejahatan. Sebelum terjadi
menguasai ilmu, mereka didorong untuk kesalahannya, aturan hukumannya sudah
mampu memanfaatkannya dalam harus tersedia. Misalnya, barang siapa datang
masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan terlambat tentu akan dapat hukuman berdiri
karsa. di muka kelas. Hukuman semacam itu,
Ki Hadjar Dewantara dalam Pidato pertama adalah tiada setimpal dengan
Penerimaan Gelar Doktor Honoris Causa kesalahannya. Kedua, tiap-tiap aturan yang
(HC) dari UGM tahun 1956 dalam 60 tahun mendahului kenyataannya, itulah
Taman Siswa menjelaskan analog hubungan bertentangan dengan sifatnya roch manusia,
guru-siswa serupa dengan hubungan petani yang tiada dapat dimasukkan dalam
dan tanamannya. Untuk itu guru terhadap peraturan. Tanda buktinya adalah untuk
para murid harus berfikir, berperasaan dan mengatur ketertiban pergaulan hidup, sudah
bersikap sebagai Juru Tani terhadap ada macam-macam dan ribuan peraturan.
tanamannya. Orang bercocok-tanam harus Tetapi setiap hari orangpun masih selalu
takluk kepada kodratnya tanaman, janganlah membuat aturan baru. Itulah tandanya setiap
tanaman ditaklukkan pada kemauan si- peraturan tiada akan bisa sempurna. ”Orde”
petani. Haruslah si petani menyerahkan (ketertiban) yang dimaksudkan dalam
dirinya, yakni menghilangkan kemurkaan pendidikan barat jelaslah hanya paksaan dan
dirinya, dengan iklas dan ridla kepada hukuman. Dari sebab itu dasar pendidikan
kepentingan tanamannya dan mengejar menjadi orde en vrede, tertib dan damai,
kesuburan tanamannya semata-mata. inilah yang akan dapat menentukan syarat-
Kesuburan tanamannya inilah yang menjadi syarat sendiri, yang tiada akan bisa bersifat
kepentingan si juru-tani. Haruslah ia tahu paksaan. Dan oleh karenanya, maka
akan perbedaan antara padi, jagung, dan hukuman yang tiada setimpal dengan
tanaman lainnya dalam keperluan masing- kesalahannya pun tidak akan terdapat.
masing untuk dapat bertumbuh dengan subur Kesemuanya itu merupakan syarat-syarat
dan dapat berhasil. Karena itu perlulah si jika pendidikan hendak mendatangkan
petani tahu, insaf dan mengerjakan segala manusia yang merdeka dalam arti kata yang
ilmu atau pengetahuan pertanian, yang benar sebenar-benarnya. Yaitu lahirnya tiada
dan baik. Dalam pada itu janganlah terperintah, batinnya bisa memerintah
membeda-bedakan pula dari mana asalnya sendiri dan .... dapat berdiri sendiri karena
pupuk, asalnya alat, atau asalnya ilmu kekuatan sendiri. Oleh karena itu dalam
pendidikan harus senantiasa diingat, bahwa diri sebagai manusia personal dan anggota
kemerdekaan iu bersifat tiga macam: berdiri komunitas sosial. Sementara istilah mantep
sendiri (zelfstandig), tidak tergantung kepada menunjukkan bahwa pendidikan menghantar
orang lain (onafhankelijk), dan dapat seseorang untuk berkanjang dalam
mengatur dirinya sendiri (vrijheid, kemajuan diri, memiliki orientasi yang jelas
zelfbeschikking) (Ki Hadjar Dewantara, untuk menuju tujuan yang pasti, yakni
2013: 4). kemerdekaan diri sebagai pribadi, anggota
masyarakat dan warga dunia. Jadi, landasan
Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara operasinal pendidikan adalah upaya
membentuk kualitas pribadi peserta didik
Pendidikan Nasional menurut paham Taman sampai pada tingkat yang maksimal.
Siswa adalah Pendidikan yang beralaskan Fatwa yang kedua adalah Ngandel,
garis hidup dari bangsanya (cultureel- kandel, kendel, bandel . Ngandel adalah
national) dan ditujukan untuk keperluan istilah dalam bahasa Jawa yang artinya
perikehidupan yang dapat memngangkat “berpendirian tegak”. Sehingga Pendidikan
derajat negara dan rakyatnya, agar dapat itu harus menghantar orang pada kondisi diri
bekerja Bersama-sama dengan lain-lain yang ngandel (berpendirian tegak/teguh).
bangsa untuk kemuliaan segenapbangsa Orang yang berpendirian tegak adalah yang
manusia di seluruh dunia. Maka dari itu Ki berprinsip dalam hidup. Kendel adalah istilah
Hajar Dewantara dalam pidatonya “wasita” yang menunjukkan keberanian. Pendidikan
Jilid 11 no. 1-2-Juli-Agustus 1930 membentuk seseorang untuk menjadi pribadi
menyampaikan tentang tiga fatwa yang berani, berwibawa dan ksatria. Orang
Pendidikan yakni: yang berpendidikan adalah orang yang
1) Tetep,antep,mantep, berani menegakkan kebenaran dan keadilan,
2) Ngandel, kandel, kendel, bandel,dan matang dan dewasa dalam menghadapi
3) Neng, ning, nung, nang. segala cobaan. Sementara istilah bandel
menunjukkan bahwa orang yang terdidik
Fatwa yang pertama adalah adalah yang “tahan uji”. Segala cobaan hidup
Tetep,antep,mantep. Artinya ketetapan dan dalam segala situasi hidup dihadapinya
pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dengan sikap tawakal, tidak lekas ketakutan
dan membentuk kemantapan dan hilang nyali.
dalam prinsip hidup. Hal ini juga Fatwa yang Ketiga adalah neng,
menentukan kualitas dari seseorang. Istilah ning, nung dan nang. Artinya bahwa
tetep di sini dapat dimaknai dalam kerangka pendidikan pada tataran terdalam bercorak
yang prinsipil, yakni memiliki ketetapan religius. Pendidikan itu menciptakan
pikiran (untuk berkomitmen) yang selaras kesenangan perasaan (neng), keheningan
dengan nilai-nilai sosial. Pendidikan (ning), ketenangan (nang), dan renungan
membentuk seseorang untuk mampu (nung). Dalam dan melalui pendidikan,
berpikir kritis dan memiliki ketetapan pikiran seseorang bisa mengalami kesucian pikiran
dalam khasanah nilai-nilai. Artinya, dan ketenangan batin. Menurut Ki Hadjar,
pikirannya tidak gampang terombang- kekuasaan akan datang manakala seseorang
ambingkan oleh tawaran-tawaran hidup yang sudah mengalami kesucian pikiran,
tidak selaras dengan nilai-nilai. Istilah antep ketenangan batin dan hati.
menunjukkan bahwa pendidikan menghantar Ketiga fatwa pendidikan Ki Hadjar
seseorang untuk memiliki “kepercayaan di atas tetap penting sebab ia memiliki
diri” dan keuletan diri untuk maju terus kandungan makna yang berkualitas
dalam mengatasi segala tantangan kehidupan kemanusiawian, suatu kualitas yang
secara kstria (bersahaja). Dalam praksis merupakan bagian mendasar dari idealisme
kehidupan, orang yang antep adalah yang pendidikan sejak masa Yunani klasik. Bila
memiliki keteguhan hati ke arah kualitas ketiga fatwa itu dikritisi, ia tampak tetap
memiliki relevansi untuk konteks tenaga. Dengan demikian, maka dalam
pendidikan Indonesia kini terutama memberi Pendidikan, seorang guru dapat
manakala penerapannya dimaksudkan untuk memberikan aspirasi bagi anak didiknya
membangun jiwa kepemimpinan dalam diri agar dapat mengembangkan bakat mnat,
anak-anak di Indonesia. Harapan ke depan maupun kreatifitasnya. Untuk itu, guru
mereka kelak mampu menjadi pemimpin dapat menjadi teladan dalam ucapan,
Indonesia yang benar-benar “meng- pikiran, maupun tindakan bagi murid-
Indonesia”. Artinya, menjadi pemimpin muridnya.
yang memiliki ketetapan pikiran dan batin,
memiliki kepercayaan diri dan pendirian
yang teguh, memiliki pikiran yang suci, batin
yang tenang dan hati yang senang. Kondisi PENUTUP
demikian menjadi jaminan ke arah Bangsa ini perlu mewarisi buah
terciptanya kepemimpinan yang pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemikiran
memerdekakan kemanusiaan setiap pribadi Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan
di Indonesia secara utuh dan penuh. sesuai dengan kondisi masyarakat di
Indonesia, bahkan pemikiran-pemikirannya
Terobosan Kebijakan Pendidikan masih relevan hingga saat ini. Benar adanya
Seperti yang telah disampaikan oeleh yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara bahwa kita sebagai yang intinya kita harus bisa bangga atas apa
bangsa Indonesia harus memiliki system yang kita punya, tidak usah meniru miliki
Pendidikan yang sesuai dengan keadaan kita. orang lain. Milik orang lain belum tentu pas
Tidak perlu meniru milik orang lain. dan cocok untuk kita. Tetapi, kita harus
Nyatalah kita tidak usah mengadakan barang belajar untuk memaksimalkan apa yang kita
tiruan kalau memang kita sudah punya.
mempunyainya sendiri (Ki Hajar Dewantara, Pemikiran yang dikemukakan oleh
2013:242). Ki Hajar Dewantara dapat menjadi
Indonesia merupakan negara yang landasan dalam menentukan Kebijakan
memiliki kearifan lokal dan budaya yang Pendidikan yang diambil dalam
unik dan merupakan negara yang sangat pelaksanaan Pendidikan nasional. Karena,
beragam. Indonesia juga terkenal dengan didalam pemikiran Ki Hajar Dewantara
falsafah budaya dan kehidupan yang arif dan terdapat makna filosofi, kultural yang
bijaksana. Maka dari itu, Kebijakan sesuai bagi masyarakat bumi pertiwi
Pendidikan di Indonesia juga seharusnya Indonesia.
bisa memperhatikan dan sesuai dengan jiwa
manusia Indonesia. tercermin melalui nilai- UCAPAN TERIMA KASIH
nilai Pancasila. Terimakasih kepada Allah S.W.T yang telah
Kebijakan Pendidikan yang harus memberikan rahmat dan hidayahnya
diterapkan adalah selalu berusaha untuk Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Dr.
berjuang dalam melakukan upaya perbaikan Ali Mustadi, M.Pd. yang telah memberi
dengan memperhatikan keadaan bangsa. bimbingan dalam penyelesaian jurnal ini.
Karena, sejatinya Pendidikan bukan hanya Terimakasih kepada orangtua yag telah
perkara pembangunan melainkan terdapat memberi fasilitas dan juga dukungan sehingga
perjuangan di dalamnya. Perjuangan disini, jurnal ini dapat terselesaikan tepat waktu.
bisa diartikan dengan perjuangan dari sisi
siswa maupun dari sisi guru, serta pihak yang DAFTAR PUSTAKA
terlibat dalam Pendidikan. Seperti pepatah
jawa Jer Basuki Mawa Bea Segala usaha Dariyo Agoes.2013.Dasar-Dasar Pedagogi
untuk mencapai cita-cita dalam Pendidikan Modern.Jakarta. PT. Indeks
memerlukan beaya berupa materi, waktu, DePorter,Bobbi. 2006. Quantum
Learning.Bandung. Mizan Pustaka
DePorter,Bobbi. 2006. Quantum
Teaching.Bandung. Mizan Pustaka
Kumalasari,Dyah. 2010. KONSEP
PEMIKIRAN KI HADJAR
DEWANTARA DALAM PENDIDIKAN
TAMAN SISWA (Tinjauan Humanis-
Religius). ISTORIA Volume VIII Nomor 1
September 2010
Listia,Ria.2011.Biografi Pahlawan Kusuma
Bangsa. Jakarta.Sarana Bangun Pustaka.
MUSTADI, Ali. Penanaman Nilai-Nilai
Agama dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku
Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman
Al-Hakim Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, [S.l.], v. 8, n. 1, june
2006. ISSN 2338-6061. Available at:
<https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/articl
e/view/2008/1655>. Date accessed: 22 oct.
2017.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/pep.v8i1.2008.
Safruddin Ceppi,dkk.2016.Manajemen
Pendidikan.Yogyakarta.UNY Press
Suroso.2011.Pemikiran Ki Hajar Dewantara
tentang Belajar dan Pembelajaran. Scholaria
Vol 1 No 1 halaman 46-72
Tauchid Moh,dkk.2014 Ki Hajar
Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan.
Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Wangid,Muhammad Nur.2009. SISTEM
AMONG PADA MASA KINI: KAJIAN
KONSEP DAN PRAKTIK PENDIDIKAN
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume
XXXIX, Nomor 2, November 2009

Anda mungkin juga menyukai