Sri Kurniasih
Teknik Arsitektur Universitas Budi Luhur
Jl. Raya Ciledug Petukangan Utara Jakarta Selatan
Email : neea_arch@yahoo.com
Pemukiman kumuh adalah pemukiman yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk
hunian baik secara teknis maupun non teknis. Suatu pemukiman kumuh dapat dikatan sebagai pengejawantahan
dari kemiskinan, karen apada umumnya di pemukiman kumuhlah masyarakat miskin tinggal dan banyak kita
jumpai di kawasan perkotaan.
Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada
dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan,
peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi
kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini
dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan
lingkungan pemukiman pada umumnya.
Metode penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kekumuhan pemukiman yang terdapat di
Petukangan Utara dan usaha apa saja yang dapat dilakukan demi perbaikan pemukiman kampung tersebut.
6 7
Segi social dan ekonomi pemukiman kumuh Infosocieta.com
• Kepadatan penduduk (assessment) dan penilaian atas kondisi
• Kerapatan BangunanK pemukiman.
• Kondisi jalan
• Sanitasi dan pasokan air bersih 6. Faktor-faktor Penyebab
• Kualitas konstruksi perumahan Meningkatnya Jumlah Kawasan
Kumuh
Penilaian tersebut digunakan untuk
menentukan apakah pemukiman kumuh Penyebab adanya kawasan kumuh
yang disebut kampung tersebut perlu atau peningkatan jumlah kawasan kumuh
diperbaiki atau tidak. yang ada di kota adalah:
1. Faktor ekonomi seperti
4. Pemukiman Kota kemiskinan dan krisis ekonomi.
Pemukiman kota tentunya berbeda 2. Faktor bencana.
dengan pemukiman bukan kota. Ciri
pemukiman kota sangat erat hubungannya Faktor ekonomi atau kemiskinan
dengan ciri sosial kota itu sendiri. Ciri mendorong bagi pendatang untuk
sosial kota, terutama di kota-kota tergolong mendapatkan kehidupan yang lebih baik di
kota besar antara lain : kota-kota. Dengan keterbatasan
1. Lapisan sosial ekonomi, misalnya pengetahuan, ketrampilan, dan modal,
perbedaan pendidikan, status sosial maupun adanya persaingan yang sangat
dan pekerjaan. ketat diantara sesama pendatang maka
2. Individualisme, misalnya sifat pendatang-pendatang tersebut hanya dapat
kegotongroyongan yang tidak murni, tinggal dan membangun rumah dengan
kemudahan komunikasi. kondisi yang sangat minim di kota-kota. Di
3. Toleransi sosial, misalnya kurangnya sisi lain pertambahan jumlah pendatang
perhatian kepada sesama yang sangat banyak mengakibatkan
4. Jarak sosial, misalnya perbedaan pemerintah tidak mampu menyediakan
kebutuhan dan kepentingan. hunian yang layak.
5. Penilaian sosial, misalnya perbedaan Faktor bencana dapat pula menjadi
status, perbedaan latar belakang salah satu pendorong perluasan kawasan
ekonomi, pendidikan dan filsafat. kumuh. Adanya bencana, baik bencana
alam seperti misalnya banjir, gempa,
5. Kualitas Perumahan dan gunung meletus, longsor maupun bencana
Pemukiman akibat perang atau pertikaian antar suku
Dari hasil statistik perumahan yang juga menjadi penyebab jumlah rumah
merupakan hasil pendaftaran bangunan kumuh meningkat dengan cepat.
sensus, agaknya tidak mudah untuk
mendapatkan gambaran tentang kualitas 7. Pandangan Masyarakat
perumahan dan pemukiman di Indonesia. Berpenghasilan Rendah terhadap
Pemukiman yang tertata baik atau kumuh, Hunian
rumah yang layak atau tidak layak tidak
dapat dibaca dari hasil sensus. Hal Ini Untuk menangani kawasan kumuh,
dapat kita mengerti karena memang belum maka perlu didasarkan pada pandangan
ada standar baku untuk menentukan masyarakat berpenghasilan rendah
apakan suatu rumah atau suatu unit terhadap rumah. Dalam Sistem Perumahan
lingkungan layak huni atau tidak. Sosial, maka Jo Santoso (Jo Santoso;
Dalam rangka program dan proyek 2002) mengungkapkan bahwa rumah bagi
peningkatan kualitas lingkungan, masyarakat berpenghasilan rendah adalah:
khususnya pemukiman kumuh di 1. Dekat dengan tempat kerja atau di
perkotaan, memang perlu dilakukan telaah tempat yang berpeluang untuk
mendapatkan pekerjaan, minimal
pekerjaan di sektor informal.
2. Kualitas fisik hunian dan lingkungan sasaran perbaikan kampung yang semula
tidak penting sejauh mereka masih lebih banyak ditujukan untuk peningkatan
bisa menyelenggarakan kehidupan kualitas fisik kampung kemudian beralih
mereka. ke peningkatan kualitas hidup masyarakat
3. Hak-hak penguasaan atas tanah dan kampung. Untuk itu perbaikan kampung
bangunan khususnya hak milik tidak tidak dapat hanya ditujukanpada perbaikan
penting. Yang penting bagi mereka prasarana dan fasilitas yang bersifat fisik
adalah mereka tidak diusir atau semata, tetapi juga mencakup perbaikan
digusur, sesuai dengan cara berpikir kondisi sosial dan peningkatan kegiatan
mereka bahwa rumah adalah sebuah ekonomi masyarakat yang tinggal di
fasilitas. kampung.
Jarak antara
bangunan
yang satu
dengan yang Dinding dan Atap
lainnya sangat KM terbuat dari
rapat, seng
sehingga jika
Sumber air bersih
terjadi
didapat dengan
kebakaran api
Pompa Air
akan cepat
merambat ke
bangunan di
sekitarnya.
Atap yang
saling
tumpang KM bersifat
tindih umum dan hanya
digunakan untuk
Mandi saja
Dapur yang
melekat
pada
dinding
bangunan
lain. Jembatan ini
Gambar 6. Kerapatan Bangunan digunakan
untuk BAB
oleh anak
kecil
2.4. Ruang Terbuka
Jamban untuk
orang dewasa
Ruang
terbuka pada
pemukiman
ini digunakan
untuk
menjemur
pakaian.
Sehingga
tidak adanya
penghijuan
untuk
mendapatkan Tampak Depan Tampak Samping Tampak Belakang
udara yang
segar Gambar 8. Kondisi Sanitasi
Didalam jamban ini hanya terdapat closet jongkok dan
tidak terdapat air bersih. Jika ingin BAB maka harus
membawa air bersih dari pemukiman mereka.
Keadaan seperti sangat tidak nyaman dan tidak
Gambar 7. Jalan di Pemukiman manusiawi apalagi berdekatan dengan sampah.
2.4. Kondisi Bangunan E. ANALISA PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Infosocieta.com