Anda di halaman 1dari 38

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, permasalahan lingkungan hidup bukan lagi menjadi
permasalahan individu atau satu dua warga saja, namun telah
menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga dalam suatu
lingkungan pemukiman. Lingkungan yang tidak dijaga akan menjadi
sebuah permasalahan lingkungan, jika berdampak kepada
tumbuhnya penyakit disekitar lingkungan, maka dampaknya akan
semakin luas ke permasalahan kesehatan masyarakat. Dalam UUD
45 Pasal 28 H ayat (1) dijelaskan bahwa, “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik, dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”.

Semakin banyaknya jumlah manusia maka semakin banyak pula


kebutuhan yang diperlukan oleh manusia seperti kebutuhan
sandang, pangan, maupun papan. Sekarang ini banyak manusia
membutuhkan tempat tinggal untuk berlindung dari panas, hujan dan
kerasnya dunia luar. Kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal
sangatlah diperlukan oleh setiap orang, contohnya: apartment, flat,
kondominium, perumahan dan rumah susun. Oleh karena itu,
keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat
diperlukan agar kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik
sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam Kepmenkes RI
No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan.

Rumah merupakan bangunan yang memiliki fungsi sebagai tempat


tinggal dan tempat berkumpul keluarga. Perumahan terdiri dari
beberapa rumah-rumah atau kelompok rumah, baik kelompok

1
rumah dalam suatu bangunan seperti rumah susun, maupun
perumahan individu di wilayah tertentu dimana

lokasi fasilitas sarana dan prasarana kesehatan lingkungan


merupakan salah satu faktor terwujudnya kesehatan masyarakat
didalam ruang lingkup perumahan tersebut.

Perumahan di Indonesia dalam kualitas pembangunan belum


memadai, untuk mengatasi permasalahan tingginya kebutuhan
manusia untuk memiliki tempat tinggal karena perumahan yang
dibangun sulit di miliki oleh kalangan yang pendapatan ekonomi
menengah ke bawah. Untuk mengatasi permasalan tersebut
pemerintah saat ini memberikan solusi dengan melaksanakan
pembangunan rumah susun (rusun).

Pembangunan rusun ini dianggap mengatasi masalah pemerintah


dalam masalah tempat tinggal di tambah lagi semakin sempit lahan
untuk membangun perumahan horizontal. Dengan tipe bangunan
yang vertikal dan banyaknya orang yang tinggal dapat mengurangi
pemakaian lahan dan menampung penduduk terkait dengan yang
tempat tinggalnya di lahan yang tidak memiliki izin mendirikan
bangunan. (UU NO. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun).

Seperti yang tertulis dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2005


tentang pemukiman. “Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualiatas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,
biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.”

Kegiatan sehari-hari oleh para penghuni rusun yang jumlahnya tidak


sedikit secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak
pada lingkungan sekitar sehingga menimbulkan pencemaran fisik,
kimia, biologis dll. Oleh karena itu kesehatan lingkungan dapat

2
berpengaruh pada derajat kesehatan manusia yang tinggal di tempat
tersebut.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia perlunya


meningkatkan sanitasi yang meliputi pengendalian vektor dan
binatang penggangu, penyehatan makanan minuman, sistem
pengolahan sampah, sistem pengolahan limbah cair, penyediaan air
bersih, penyehatan makanan dan minuman, kebersihan, tata letak,
desain bangunan, kondisi fisik (Pencahayaan, suhu, kelembaban)
dan Tempat usaha masyarakat.

Salah satu usaha kesehatan masyarakat adalah upaya penyehatan


lingkungan pemukiman. Program penyehatan lingkungan memiliki
tujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang lebih sehat agar
dapat melindungi masyarakat dari bahaya penyakit menuju derajat
kesehatan lingkungan pemukiman.

Praktek Lapangan Terpadu (PLT) merupakan salah satu aplikasi dari


mata kuliah praktek di Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II agar para mahasiswa/i
mendapatkan pengalaman di masyarakat, melakukan adaptasi
profesi, dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan
lingkungan di masyarakat.

Praktek Lapangan Terpadu Sanitasi Permukiman adalah kegiatan


praktek yang memberikan para mahasiswa/i untuk melakukan
identifikasi, analisis dan rekomendasi pengendalian terhadap setiap
permasalahan yang ada di pemukiman.

3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum dari aspek kesehatan
lingkungan yang terdapat di Rusun Petamburan, Tanah
Abang, Jakarta Pusat.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui Kondisi Fisik Lingkungan dan Bangunan di
Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
2. Mengetahui Upaya Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu di Rusun Petamburan, Tanah Abang,
Jakarta Pusat.
3. Mengetahui Upaya Penyediaan Air Bersih di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
4. Mengetahui Upaya Pengelolaan Limbah Cair di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
5. Mengetahui Upaya Pengelolaan Sampah di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
6. Mengetahui Upaya Penyehatan Udara Ruang di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
7. Mengetahui Sarana dan Prasarana yang terdapat di
Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan menambah ilmu
yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di Politeknik
Kesehatan Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.
2. Mendapatkan pengalaman bekerja secara kelompok untuk
mengembangkan kemampuan akademik yang dimiliki
dibidang sanitasi pemukiman.

4
3. Dapat menerapkan kemampuan atau keterampilan dengan
pendekatan spesifik atas masalah lingkungan yang
dihadapi.

1.3.1 Manfaat Bagi Rusun Petamburan


1. Mendapat masukkan kejelasan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan di unit
pelaksanaan kegiatan beserta dengan solusi
pemecahannya.
2. Mendapatkan interaksi dengan Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Lingkungan Jakarta II Jurusan Kesehatan
Lingkungan yang dapat dilanjutkan dengan dengan
bekerjasama lainnya untuk kemajuan di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
3. Mendapatkan gagasan bagi pengembang upaya
peningkatan mutu kesehatan lingkungan secara
menyeluruh.

1.3.2 Manfaat Bagi Akademik


1. Memberikan pengalaman untuk mengembangkan
kemampuan akademik di bidang Kesehatan Lingkungan.
2. Memberikan pengalaman kerja di bidang penelitian,
terutama kegiatan penelitian survei.
3. Sebagai referensi baru dalam mengembangkan ilmu
Kesehatan Lingkungan.

5
BAB ll

GAMBARAN UMUM

2.1 Lokasi
Rumah Susun Petamburan terletak di Jl.
Petamburan RW 011, Petamburan, Tanah Abang, Kota
Jakarta Pusat.

2.2 Keadaan Wilayah


 Luas Lahan : 2,3 hektar
 Jumlah Unit : 600unit
 Jumlah Kepala Keluarga : 680 KK
 Jumlah Blok : 6 Blok

 Batas Wilayah:
 Selatan : berbatasan dengan kelurahan Bendungan hilir
 Utara : kelurahan Kota Bambu
 Barat : berbatasan dengan kelurahan Grogol
petamburan.
 Timur : berbatasan dengan kelurahan kebon melati

2.3 Sejarah
Seluas 2.3 hektar yang nantinya akan dibangun Rumah Susun bagi
warga yang terkena gusuran Demikian yang terjadi di pemukiman
padat penduduk di Petamburan terutama diwilayah RW 09 (yang
sekarang RW 011), sebelumnya wilayah tersebut sebelum dibangun
rumah Susun Petamburan adalah pemukiman yang sempit, kumuh,
dan sering terjadi banjir bila datang musim hujan, Wilayah RW 09
(yang sekarang RW 011) terdiri dari 12 RT sebanyak 600KK ,
dengan tanah seluas 2,3 hektar .
Pembangunan Rumah Susun Petamburan dimulai tahun 1997.yaitu
pembebasan lahan warga atau disebut juga warga terprogram,
dengan mendapat uang ganti rugi sesuai harga yang

6
ditentukan Pemda, untuk mendapatkan rumah susun tersebut warga
wajib membayar uang muka sebesar 1 (satu) juta kepada Dinas
Perumahan Provinsi DKI Jakarta, namun pembangunannya
sendiri baru dimulai tahun 2000. padahal pemda berjanji akan
dibangun 1 tahun setelah pembebasan lahan tersebut jadi sekitar 3
tahun baru dibangun Rumah Susun petamburan , itupun
dibangun dalam 2 tahap, tahap 1 tahun 2000.pembangunan tower 1
( Blok 1), tahap 2 tahun 2002, sedangkan penempatan baru dimulai
tahun 2004, karena lamanya proses pembangunan rumah susun
tersebut banyak warga terprogram yang menjual hak nya kepada
pihak lain.

2.4 Visi dan Misi


2.4.1 Visi
 Terwujudnya Rusun yang adil, makmur, bermatabat,
relijius.serta menjamin kehiduan yang rukun antar warga
tanpa memandang suku,agama, ras, latar belakang etnis
dan sosial.
2.4.2 Misi
 Membangun masyarakat yang cerdas,sehat, berkualitas,
produktif dan dalam kehiduan yang aman, rukun, damai
dan martabat
2.5 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Rusun Petamburan
sebagai berikut:
1. Sarana
1) Kantor Pengelola
2) Unit Hunian : 600unit
3) Kios : 94 unit
4) Jalan (Paving Blok)
5) Genset : 1 unit
6) Listrik : PLN
7) Air Bersih : PAM

7
2. Prasarana
1) Masjid
2) Taman Bermain
3) Sarana belajar anak (PAUD)
4) Posyandu Lensia
5) Ruang kegiatan karang taruna rw 011
6) Ruang PKK
7) Posyandu Balita
8) Persemayaman jenazah bagi yang non muslim

2.6 Organisasi Masyarakat


1. PKK
2. Pengajian
3. Posyandu
4. Jumantik
5. PAUD
6. RPTRA (kampung KB)
7. Perpus

2.7 Organisasi Unit Pengelola Rusun Petamburan


2.7.1 Struktur Organisasi
Terlampir…

2.7.2 Tugas, Pokok, Fungsi PPRS


Melaksanakan dan mengawasi ketertiban lingkungan dalam
rangka operasional berjalan

2.8 Sumber Daya Manusia PPRS


Adapun SDM yang ada di Rusun Petamburan sebanyak 45 orang,
terdiri dari:

8
1. PHL Administrasi : 13 orang
2. Cleaning Service : 6 orang
3. Teknisi : 2 orang
4. Security : 16 orang
5. Petugas kebersihan di luar : 3 orang
6. Tim Air : 5 orang

2.9 Fasilitas Sanitasi


1. Septic tank
2. Penyediaan air bersih
3. Tempat pembuangan sampah sementara
4. Saluran air limbah
5. Jaringan Listrik

9
BAB lll
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan dari kegiatan praktek kerja lapangan di Rusun
Petamburan Tanah Abang, Jakarta Pusat ini, dimulai dari tanggal 4
Desember– 14 Desember 2018 yang mana dilaksanakan pada setiap
hari Senin – Jumat pukul 08.00 WIB – selesai. Dengan jadwal kegiatan
secara umum dalam 2 minggu. (Terlampir…)

3.2 Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan Praktek Lapangan Terpadu di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. data yang dikumpulkan
adalah sebagai berikut:
3.2.1 Data Primer
1. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dengan
menggunakan check list di Rusun Petamburan, Tanah
Abang, Jakarta Pusat. Adapun pengamatan yang kami
lakukan meliputi : Lokasi, Bahan Bangun, Kontruksi
Bangunan, pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu, Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pembuangan
Air Limbah dan Tinja, Pengelolaan Sampah, Pengawasan
Kualitas Udara, Sarana dan Prasarana Rusun, dan Tempat
Usaha Masyarakat.
1) Pengamatan terhadap lingkungan / lokasi Rusun.
2) Pengamatan terhadap bahan bangunan dan kontruksi
bangunan rusun.
3) Pengamatan terhadap fasilitas sanitasi meliputi
Penyediaan Air Bersih (PAB), Pengelolaan Sampah

10
(Limbah Padat), dan Instalasi Pembuangan Air Limbah
dan Tinja
4) Pengamatan terhadap program kesehatan lingkungan di
Rusun meliputi Pengawasan Kualitas Udara dan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.
5) Pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada
di Rusun.
6) Pengukuran dengan parameter pengukuran
pencahayaan, suhu dan kelembaban.
7) Pengamatan terhadap Tempat Usaha Masyarakat, yang
mengenai lokasi dan lingkunganya.

Adapun rumus perhitungan checklist adalah sebagai


berikut :

Jumlah Jawaban Ya
X 100
Jumlah Checklist

2. Wawancara
Melakukan wawancara langsung menggunakan kuesioner
kepada penghuni rumah yang terkait dengan tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai aspek – aspek
kesehatan lingkungan seperti Pengelolaan Sampah,
Pengendalian Vektor, dan Pengawasan Kualitas Udara.
Dengan perhitungan rumus :

𝑋𝑛 − 𝑋𝑖
𝐶=
𝐾
Keterangan:
C = Kelas Interval
Xn = Nilai tertinggi
Xi = Nilai terendah

11
K = Banyaknya kelas

3. Pengukuran Komponen Lingkungan Fisik


Melakukan pengukuran Pencahayaan, suhu dan
kelembaban di beberapa rumah warga pada setiap blok.

3.2.2 Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder diperoleh berdasarkan data-
data dan dokumen yang dimiliki oleh pihak Rusun
Petamburan dan kepustakaan yang menunjang hasil laporan

3.3 Pengolahan dan Analisis Data


3.3.1 Penilaian Data Kuesioner
Setelah pengumpulan dan pengolahan data, penulis
melakukan analisis data dan disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi. Data kuesioner terdiri dari 2 data yaitu:
1. Data umum
Data umum terdiri dari nama , usia , pekerjaan dan
pendidikan

2. Data khusus
Data khusus meliputi pengetahuan , sikap dan tindakan.
Untuk perhitungan perolehan nilai fakta khusus dilakukan
dengan cara:
Pilihan “A” dengan nilai 2
Pilihan “B” dengan nilai 1
Pilihan “C” dengan nilai 0

Kuesioner sanitasi dasar pemukiman terdiri dari


pengetahuan , sikap dan tindakan mengenai aspek – aspek
kesehatan lingkungan seperti Pengelolaan Sampah,

12
Pengendalian Vektor, dan Pengawasan Kualita Udara yang
masing – masing memiliki jumlah pertanyaan: Pengetahuan
3 pertanyaan, Sikap 3 pertanyaan, dan Tindakan 3
pertanyaan.
1) Untuk mendapatkan nilai karakteristik responden
berdasarkan nilai tertinggi dan terendah dari scoring,
yaitu dengan cara :
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan :
- Nilai Tertinggi (Xn) =2 x 6 = 12
- Nilai Terendah (Xi) =0 x 6 = 0
Untuk mencari rentang nilai menggunakan rumus :
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan :

𝑋𝑛 − 𝑋𝑖
𝐶=
𝐾

3.3.2 Penilaian Data Checklist


Untuk penilaian hasil pengamatan secara fisik/cheklist
mengenai Kondisi Fisik Bangunan, Kesehatan Lingkungan
(Lokasi, Bahan Bangun, Kontruksi Bangunan, pengendalian
Vektor dan Binatang Pengganggu, Penyediaan Air Bersih,
Instalasi Pembuangan Air Limbah dan Tinja, Pengelolaan
Sampah, Pengawasan Kualitas Udara, dan Sarana dan
Prasarana Rusun)

Dengan rumus perhitungan:


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 YA 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
× 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

13
Range kategori :
RENTANG NILAI KRITERIA
> 75 % Memenuhi syarat
≤ 75 % Tidak memenuhi syarat

3.4 Alat Ukur yang Digunakan


Peralatan yang digunakan untuk pengukuran kualitas lingkungan
antara lain:
1. Checklist
Digunakan untuk mengetahui kondisi fisik bangunan,
kesehatan lingkungan (Lokasi, Bahan Bangun, Kontruksi
Bangunan, pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu,
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pembuangan Air Limbah dan
Tinja, Pengelolaan Sampah, Pengawasan Kualitas Udara,
dan Sarana dan Prasarana Rusun).dengan cara mengamati
aspek tersebut.

2. Kuesioner
Digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan mengenai aspek – aspek kesehatan lingkungan
seperti Pengelolaan Sampah, Pengendalian Vektor, dan
Pengawasan Kualitas Udara.
Pengukuran pencahayaan menggunakan Lux meter
Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan Termo-
Hygrometer

3.5 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan Praktek Lapangan Terpadu yang dilakukan
di Rusun Petamburan meliputi :
1. Lokasi
2. Bahan Bangun

14
3. Kontruksi Bangunan (Lantai, Dinding, Langit-langit, Atap,
Kamar Mandi, Pintu, dan Dapur)
4. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
5. Penyediaan Air Bersih
6. Instalasi Pembuangan Air Limbah dan Tinja
7. Pengelolaan Sampah
8. Pengawasan Kualitas Udara, dan
9. Sarana dan Prasarana Rusun
10. Tempat Usaha Masyarakat

15
BAB lV

HASIL IDENTIFIKASI

4.1 Lokasi
Tabel 4.1
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Lokasi Rusun Petamburan,
Tanah Abang, Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
2 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
3 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
4 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
5 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
6 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil lokasi Rusun


Petamburan Tanah Abang, Jakarta Pusat Tidak Memenuhi Persyaratan
dikarenakan lokasi terletak pada daerah rawan kecelakaan .

4.2 Bahan Bangunan

Tabel 4.2
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Bahan Bangunan Rusun
Petamburan, Tanah Abang , Jakarta Pusat 2018.

16
Blok Presentase Keterangan
“YA”
1 100% Memenuhi Syarat
2 100% Memenuhi Syarat
3 100% Memenuhi Syarat
4 100% Memenuhi Syarat
5 100% Memenuhi Syarat
6 100% Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable bahan


dan bangunan yang ada di Rusun Petamburan memenuhi persyaratan
sesuai dengan tabel yang diatas.

17
4.3 Kontruksi Bangunan

Tabel 4.3
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Konstruki Bangunan Rusun
Petamburan, Tanah Abang , Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 78,94% Memenuhi Syarat
2 78,94% Memenuhi Syarat
3 78,94% Memenuhi Syarat
4 76,31% Memenuhi Syarat
5 84,21% Memenuhi Syarat
6 84,21% Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable


konstruski bangunan seluruh blok di Rusun Petamburan, Tanah Abang,
Jakarta Pusat memenuhi persyaratan sesuai dengan tabel yang diatas.

4.4 Pengendalian Vektor dan Binatang Penggangu

Tabel 4.4
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu di Rusun Petamburan, Tanah Abang , Jakarta
Pusat 2018.

18
Blok Presentase Keterangan
“YA”
1 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
2 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
3 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
4 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
5 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
6 71,4% Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable


pengendalian vektor dan binatang pengganggu seluruh blok di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat Tidak Memenuhi Persyaratan.

4.5 Penyediaan Air Bersih

Tabel 4.5
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Penyediaan Air Bersih di Rusun
Petamburan, Tanah Abang , Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 100% Memenuhi Syarat
2 100% Memenuhi Syarat
3 100% Memenuhi Syarat
4 100% Memenuhi Syarat
5 100% Memenuhi Syarat
6 100% Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

19
Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable
penyediaan air bersih seluruh blok di Rusun Petamburan, Tanah Abang,
Jakarta Pusat memenuhi persyaratan sesuai dengan tabel yang diatas.

4.6 Instalasi Pembuangan Air Limbah dan Tinja

Tabel 4.6
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Instalasi Pembuangan Air
Limbah dan Tinja di Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta
Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 50% Tidak Memenuhi Syarat
2 50% Tidak Memenuhi Syarat
3 50% Tidak Memenuhi Syarat
4 50% Tidak Memenuhi Syarat
5 50% Tidak Memenuhi Syarat
6 50% Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variabel


instalasi pembuangan air limbah dan tinja di Rusun Petamburan, Tanah
Abang, Jakarta Pusat tidak memenuhi persyaratan . karena, tidak memiliki
IPAL.

4.7 Pengelolaan Sampah

Tabel 4.7
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Pengelolaan Sampah di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat 2018.

20
Blok Presentase Keterangan
“YA”
1 85,71 % Memenuhi Syarat
2 85,71% Memenuhi Syarat
3 85,71% Memenuhi Syarat
4 85,71% Memenuhi Syarat
5 85,71% Memenuhi Syarat
6 85,71% Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variabel


Pengelolaan Sampah di Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Memenuhi Syarat karena, tempat pewadahan sampah tidak tertutup, tidak
adanya pelatihan bagi tenaga kebersihan , petugas kebersihan masih ada
yang tidak mengunakan APD, kontruksi TPS tidak ada saluran leachet
dan sampah masih berserakan.

21
4.8 Pengawasan Kualitas Udara

Tabel 4.8
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Pengawasan Kualitas Udara di
Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 0% Tidak Memenuhi Syarat
2 0% Tidak Memenuhi Syarat
3 0% Tidak Memenuhi Syarat
4 0% Tidak Memenuhi Syarat
5 0% Tidak Memenuhi Syarat
6 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variabel


Pengelolaan Sampah di Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta
Pusat. Tidak Memenuhi Syarat. Karena, pada rumah tersebut tidak
memiliki sekat berdasarkan hasil pengukuran suhu didapatkan hasil
rata-rata diatas 30o C , dan Pengukuran Kelembaban di dapatkan hasil
rata-rata diatas 60% .

22
4.9 Sarana dan Prasarana

Tabel 4.9
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Sarana Sanitasi di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 90% Memenuhi Syarat
2 90% Memenuhi Syarat
3 90% Memenuhi Syarat
4 90% Memenuhi Syarat
5 90% Memenuhi Syarat
6 90% Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable


Sarana Sanitasi di Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat
memenuhi persyaratan sesuai dengan tabel yang diatas.

23
4.10 Tempat usaha masyarakat

Tabel 4.10
Hasil Identifikasi Terhadap Variabel Sarana Sanitasi Di Rusun
Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat 2018.

Blok Presentase Keterangan


“YA”
1 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
2 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
3 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
4 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
5 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
6 66,7% Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan hasil observasi oleh checklist didapatkan hasil variable


Sarana Sanitasi di Rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tidak Memenuhi Syarat. Karena, lokasi bebas dari binatang penggangu
dan terdapat tempat sampah yang tidak tertutup.

24
4.11 Hasil Pengukuran Pencahayaan ,Suhu dan Kelembaban

Tabel 4.11
Hasil Identifikasi Pengetahuan Penghuni Rusun Petamburan,
Tanah Abang ,Jakarta Pusat Tahun 2018.

No Unit Hasil Pengukuran


Hunian Pencahayaan Suhu ⁰C Kelembaban
1. B.1 no.107 24 31,2 67,3%
2. B.1 no.119 112 31,5 66,7%
3. B.1 no.114 340 31,7 66,9%
4. B.2 no.104 57 32,4 62,8%
5. B.2 no.001 37,7 32,3 6,5%
6. B.2 no.013 34 32,8 64,5%
7. B.3 no.016 65 32,4 66,8%
8. B.3 no.019 48,2 32,6 64,3%
9. B.3 no.013 45,8 32,5 62,9%
10. B.4 no.004 49 32,4 63,3%
11. B.4 no.001 45,8 32,7 64,3%
12. B.4 no.118 53 32,8 61,1%
13. B.5 no.004 35 33,2 64,3%
14. B.5 no.002 45 33,1 66,2%
15. B.5 no.019 51 32,9 61,4%
16. B.6 no.103 66 33,7 59,3%
17. B.6 no.112 34 33,3 59,3%
18. B.6 no.115 25 33,4 53,7%

25
4.12 HASIL KUESIONER PENGHUNI RUSUN DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTOR

Tabel 4.12.1
Hasil Identifikasi Pengetahuan Dalam Pengelolaan Sampah dan
Pengendalian Vektor Penghuni Rusun Petamburan, Tanah Abang
Jakarta pusat 2018.

No. Kategori Frekuensi Persentase


1. Baik 33 55%
2. Cukup 17 28,3%
3. Kurang 10 16,67%
Jumlah 60 100%

Tabel 4.12.2
Hasil Identifikasi Sikap Dalam Pengelolaan Sampah dan
Pengendalian Vektor Penghuni Rusun Petamburan, Tanah Abang
Jakarta pusat 2018.

No. Kategori Frekuensi Persentase


1. Baik 31 33,3%
2. Cukup 27 45%
3. Kurang 2 51,6%
Jumlah 60 100%

26
Tabel 4.12.3
Hasil Identifikasi Tindakan Dalam Pengelolaan Sampah dan
Pengendalian Vektor Penghuni Rusun Petamburan, Tanah Abang
Jakarta pusat 2018.

No. Kategori Frekuensi Persentase


1. Baik 17 28,3%
2. Cukup 23 38,3%
3. Kurang 20 33,33%
Jumlah 60 100%

27
BAB V

ANALISIS HASIL

5.1 Lokasi
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap lokasi di Rusun
Petamburan dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999, Rusun
Petamburan tidak memenuhi syarat dengan persentase sebesar
66,7%. Karean lokasi Rusun Petamburan terletak pada daerah rawan
kecelakaan.

5.2 Bahan Bangunan


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap bahan bangunan
yang digunakan dalam pembangunan gedung-gedung setiap blok di
Rusun Petamburan dengan mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999,
Rusun Petamburan telah memenuhi persyaratan dengan persentase
sebesar 100%. Bahan Bangunan yang digunakan dalam pembangunan
gedung-gedung semua blok tidak terbuat dari dari bahan yang dapat
melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain
debu total, asbestos, dan plumbum (timah hitam). Serta tidak terbuat
dari bahan yang dapat menjadi tempat untuk tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme pathogen.

5.3 Konstruksi Bangunan


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap konstruksi
bangunan yang terdapat di beberapa unit yang dijadikan sebagai
sampel di setiap blok di Rusun Petamburan dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999, Rusun Petamburan telah memenuhi

28
persyaratan dengan rincian persentase Blok 1 - Blok 3 : 78,94% Blok
4 : 76,31% Blok 5 - Blok 6 : 84,21%.
5.3.1 Lantai
Konstruksi lantai yang terdapat di Rusun Petamburan sudah
sesuai dengan peraturan, karena kebanyakan lantai yang
terdapat di unit-unit yang menjadi sampel pada setiap blok sudah
kedap air, mudah dibersihkan, dan terbuat dari bahan yang kuat.
Adapun penyebab atau alasan persentase nya tidak menyampai
100% karena terdapat beberapa lantai yang memiliki retakan
kecil.

5.3.2 Dinding
Sebagian besar konstruksi dinding-dinding di Rusun Petamburan
sudah berwarna terang, bersih, tidak ada rembesan air, kuat dan
kokoh, dinding di ruang tidur dan ruang keluarga juga sudah
dilengkapi dengan sarana ventilasi. Adapun penyebab atau
alasan persentase nya tidak menyampai 100% karena ditemukan
beberapa unit yang dinding-dinding nya gelap karena mereka
melapisi nya dengan wallpaper yang tidak berwarna cerah, selain
itu ditemukan unit yang dindingnya kotor karena terkait dengan
statusnya sebagai penghuni lama dan tidak melakukan
pengecatan ulang , serta juga disebabkan karena pemilik unit
memiliki anak kecil sehingga dinding nya penuh dengan coretan
sehingga terlihat menjadi kotor. Dinding yang kotor tersebut dapat
mengurangi nilai estetika unit yang bersangkutan.

5.3.3 Langit-Langit
Sebagian besar langit-langit di setiap unit yang dijadikan sebagai
sampel pada semua blok di Rusun Petamburan sudah memiliki
tinggi ±3 m dari lantai, berwarna terang, sudah terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan, serta sudah kuat dan kokoh atau tidak
rawan kecelakaan. Namun, dari hasil observasi yang kami

29
lakukan, masih ditemukan terdapat beberapa unit yang langit-
langit nya memiliki sarang laba-laba.

5.3.4 Atap
Atap di setiap unit yang dijadikan sebagai sampel pada semua
blok di Rusun Petamburan sudah terbuat dari bahan yang kuat
dan kokoh karena terkait dengan bangunan gedung nya yang
merupakan bentuk gedung bertingkat, sehingga atap nya terbuat
dari cor-coran. Namun, pada beberapa unit ditemukan yang atap
atau langit-langit nya bocor dan sampai sekarang belum
diperbaiki.

5.3.5 Ventiliasi
Semua unit yang dijadikan sebagai sampel pada semua blok di
Rusun Petamburan, ventilasi atau jendela nya sudah memiliki luas
minimal 10% dari luas lantainya. Setiap unit sudah memiliki jumlah
ventilasi yang mencukupi , karena hampir setiap ruangan yang
ada di setiap unit sudah dilengkapi dengan ventilasi.
Namun, ditemukan beberapa unit yang ventilasi nya tidak
diperhatikan dengan baik, seperti terlihat kotor karena tidak
dibersihkan secara rutin. Dan terdapat beberapa unit yang
ruangan nya tidak bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup
karena terhalang dengan lemari-lemari yang menutupi jendela,
atau disebabkan karena tidak membuka gordyn nya pada saat
pagi dan siang hari sehingga sinar matahari tersebut tidak dapat
masuk ke seluruh ruangan.

5.3.6 Kamar Mandi


Hampir setiap unit yang dijadikan sebagai sampel pada semua
blok di Rusun Petamburan, kamar mandi nya sudah masuk ke
dalam kategori baik dan memenuhi syarat dilihat dari aspek

30
dinding dan lantainya. Lantai nya sudah terbuat dari bahan yang
kuat, utuh dan tidak retak, mudah dibersihkan, berwarna cerah,
serta kedap air. Dindingnya pun kedap air dan mudah dibersihkan.
Namun, dari hasil observasi masih ditemukan unit yang lantainya
licin, hal itu disebabkan karena lantai nya tidak rutin dibersihkan
oleh penghuninya sehingga menyebabkan banyak lumut.

5.3.7 Pintu
Semua unit yang dijadikan sebagai sampel pada semua blok di
Rusun Petamburan, sudah memiliki pintu yang terbuat dari bahan
yang kuat dan kokoh serta sudah dalam keadaan yang baik.

5.3.8 Dapur
Semua unit yang dijadikan sebagai sampel pada semua blok di
Rusun Petamburan sudah masuk dalam kategori baik atau
memenuhi syarat, karena sudah memiliki ventilasi atau jendela
yang luanya minimal 10% dari luas lantai, lantai nya utuh dan
kedap air, serta memiliki dinding yang berwarna terang, bersih,
kuat, dan kokoh. Namun, dapur pada Rusun Petamburan tidak
terdapat sekat yang memisahkan dapur dengan ruangan lainya.

5.4 Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap pengendalian
vector dan binatang pengganggu yang terdapat di beberapa unit yang
dijadikan sebagai sampel pada semua blok di Rusun Petamburan
masuk dalam kategori memenuhi persyaratan dengan rincian
persentase 85,71% .
Karena, tidak terdapat perangkap binatang
pengganggu(tikus,kecoa,dll).
5.5 Penyediaan Air Bersih

31
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap penyediaan air
bersih di Rusun Petamburan masuk dalam kategori memenuhi
persyaratan dengan rincian persentase 100% . memiliki instalasi air
bersih, jarak sumber air dengan sumber pencemaran >10 m, kran aie
tidak berkarat dan tidak bocor , air tidak berwarna, berasa dan ridak
berbau, terdapat tempat penampungan air dalam keadaan tertutup,
kuat dan kedap air.

5.6 Instalasi Pembuangan Air Limbah dan Tinja


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap instalasi
pembuangan air limbah dan tinja di Rusun Petamburan masuk dalam
kategori tidak memenuhi persyaratan dengan presentase 50%.
Karena, di Rusun Petamburan tidak memiliki IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) Air limbah langsung dibuang ke sungai.

5.7 Pengelolaan Sampah


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap pengelolaan
sampah di Rusun Petamburan dengan acuan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999,
tidak memenuhi persyaratan dengan presentase 71,4%. Karena,
tempat pewadahan sampah tidak tertutup, sampah masih berserakan
tidak mudah dibersihkan, tidak adanya pemisahan antara sampah
organik dan anorganik, petugas kebersihan masih beberapa tidak
menggunakan APD dan tidak adanya pelatihan bagi tenaga
kebersihan.

5.8 Pengawasan Kualitas Udara


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap pengawasan
kualitas udara di Rusun Petamburan dengan acuan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999,

32
tidak memenuhi persyaratan dengan rincian persentase sebagai
berikut : Blok 1- Blok 5 : 0%, blok 6: 66,7%.
Karena, pada rumah tersebut tidak memiliki sekat berdasarkan hasil
pengukuran suhu didapatkan hasil rata-rata diatas 30o C , dan
Pengukuran Kelembaban di dapatkan hasil rata-rata diatas 60% .
Namun, pada blok 6 kelembaban telah memenuhi syarat.

5.9 Sarana dan Prasarana Rusun


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap sarana dan
prasarana rusun di Rusun Petamburan dengan acuan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999, telah memenuhi persyaratan dengan
persyaratan sebesar 90%.
Rusun Petamburan sudah memiliki taman bermain Memiliki taman
bermain untuk anak dan sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan, memiliki sarana jalan permanen, memiliki
tempat parkir, konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, memiliki
lampu penerangan jalan yang tidak menyilaukan, memiliki akses
terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya,
memiliki tempat pengelolaan makanan di sekitar rusun, memiliki
pepohonan untuk penghijauan di sekitar rusun tetapi tidak sampai tinggi
ke lantai atas, pengaturan instalasi listrik sudah menjamin keamanan
penghuninya, tetapi pada beberapa sarana drainase menjadi tempat
perindukan vektor penyakit atau dalam hal ini jentik-jentik nyamuk.

5.10 Tempat Usaha Masyarakat


Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap tempat usaha
masyarakat di Rusun Petamburan dengan acuan Keputusan Menteri

33
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999,
belum memenuhi persyaratan dengan presentase 66,7%.
Di rusun petamburan tempat usaha masyarakat bebas dari
pencemaran. Tidak dekat dengan TPS, tidak ada sampah yang
menumpuk dan jalanan sekitar lokasi dapat berfungsi dengan baik.
Namun , tidak bebas dari vektor dan binatang pengganggu dan tempat
sampah tidak tertutup.

5.11 Hasil Pengukuran Pencahayaan ,Suhu dan Kelembaban


Berdasarkan hasil pengukuran yang kami lakukan, didapatkan
bahwa pada hasil pengukuran Pencahayaan yang ada di 18 sampel
hanya blok 1 yang memenuhi syarat Blok 1 no 119 :112lux Blok 1 no
114 :340 yang lain rata-rata masih dibawah NAB (nilai ambang
batas) , suhu tidak ada yang memenuhi syarat rata-rata suhu di atas
30⁰C. Sementara untuk kelembaban hanya blok 6 yang memenuhi
persyaratan Blok 6 no 03: 59,3% Blok 6 no 112 : 59,3% Blok 6 no
115 : 53,7% , sedangkan yang lain rata-rata diatas 60%.

34
BAB Vl

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Sanitasi Kesehatan Lingkungan Pemukiman

6.1.1.1 Penyediaan Air Bersih

Kualitas air bersih di Rusun Petamburan sudah memenuhi syarat


secara fisik yaitu tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau.
Penyediaan air bersih bersumber pada PDAM.

6.1.1.2 Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah domestik di Rusun Petamburan masih


belum memenuhi persyaratan. Karena, tidak memiliki IPAL air
limbah langsung dibuang ke sungai.

6.1.1.3 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di Rusun Petamburan masih belum


memenuhi persyaratan . karena, tempat pewadahan tidak tertutup,
sampah masih berserakan , tidak adanya pemisahan antara
organik dan anorganik.

6.1.1.4 Penyehatan Udara

Sebagian penghawaan perunit rumah susun sudah nyaman, tidak


pengap dan memenuhi standar kualitas rumah tinggal yang sehat.
Namun, perlu diperhatikan lagi pada suhu ruangan tiap unit
tersebut. Karena diketahui, semakin tinggi lantai unit rusun,
semakin tinggi pula suhu yang dihasilkan.

6.1.1.5 Sarana dan Bangunan

Sarana dan kondisi bangunan yang tersedia di Rusun Petamburab


sudah lengkap dan memadai.

35
6.1.2 Gambaran Lingkungan Fisik

6.1.2.1 Pengukuran Pencahayaan

Hasil pengukuran pencahayaan pada blok 1 sampai blok 6 di


Rusun Petamburan hanya blok 1 yang memenuhi syarat,
sedangkan yang lain masih dibawah NAB.

6.1.2.2 Pengukuran Kelembaban dan suhu

Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap suhu dan


kelembaban di Rusun Petamburan yang telah dilakukan
pengukuran di blok 1 sampai blok 6 .

Kemudian dibandingkan dengan peraturan Menteri kesehatan


No.829 tahun 1999, untuk pengukuran kelembaban hanya blok 6
sudah memenuhi syarat sedangkan untuk suhu tidak memenuhi
syarat.

6.2 Saran

6.2.1 Sanitasi Kesehatan Lingkungan Pemukiman

6.2.1.1 Penyediaan air

 Sebaiknya dilaukan pengecekan dan pengurasan air rutin 3 bulan


sekali
 Melakukan pemantauan dan pengecekan secara berkala untuk
pipa pendistribusian air bersih dan penampungan air bersih

6.2.1.2 Pengelolaan Air Llimbah


 Agar dianggarkan IPAL khusus untuk Rusun, jangan dibuang
langsung ke sungai.

6.2.1.3 Pengelolaan Sampah

 Sebaiknya dilakukan pemishan antara sampah organik dan


anorganik
 Sebaiknya pewadahan sampah dalam keadaan tertutup agar tidak
menimbulkan bau dan berserakan

36
 Membuat saluran untuk air lindi, agar tidak tercecer kemana-mana

6.2.1.4 Penyehatan Udara

 Sebaiknya unit sebaiknya dilengkapi fasilitas exhaust agar unit


menjadi sejuk dan nyaman.

6.2.1.5 Pengendalian Vektor dan binatang pengganggu

 Sebaiknya PSN dilakukan 1 minggu sekali


 Penggunaan fly trap untuk mengurangi lalat

6.2.1.6 Tempat Pengolahan Makanan

 Diberikan pelatihan mengenai personal hygine untuk pedagang


 Sebaiknya pewadahan sampah dalam keadaan tertutup dan
berjarak dengan tempat masak

37
DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan


Kesehatan Perumahan.

Permenkes No 50 tahun 2017 tentang PERSYARATAN KESEHATAN


UNTUK VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT SERTA
PENGENDALIANNYA

UU NO. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

Undang-Undang No. 36 tahun 2005 tentang pemukiman

Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1077//Menkes/SK/V/2011 Tentang


Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah

Permenkes No.32 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kesehatan Air untuk


Higiene Sanitasi

Permenkes No.1096 tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga

38

Anda mungkin juga menyukai