Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Jurusan Teknik Planologi 2014
PROPOSISI ANTARA INDIVIDU DENGAN SHELL 1. (Jurnal Nasional) Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman Autor : Soedjajadi Keman (2005) Anthropos dalam sistem perumahan memiliki hubungan dengan berbagai elemen disekitarnya yang saling terkait, salah satunya shell yaitu dengan bangunan tempat tinggal. Setiap manusia dimana pun berada akan membutuhkan tempat tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000). Hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan perumahan adalah kebutuhan setiap individu didalamnya berupa fisik, biologis, lingkungan pemukiman, dan psikologis. Perumahan merupakan sumber determinan kesehatan, maka dalam pengadaannya perumahan harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Dalam kebutuhan biologis yang harus diperhatikan ialah meliputi kebutuhan oksigen, air, makanan, suhu dan kelembaban udara sesuai dengan ambang toleransi penghuni, rangsangan cahaya yang cukup, aliran udara segar dan bermanfaat bagi kesehatan, serta terhindar dari gangguan bising. Berikutnya dalam kebutuhan fisik, dimana kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dengan memperhatikan fasilitas yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, yang tentunya tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002). Kemudian dalam aspek lingkungan pemukiman yaitu berupa kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan harus diperhatikan agar penghuni rumah mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Karena pembangunan perumahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu, aspek yang harus diperhatikan adalah kondisi psikologis, dimana kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman dihubungkan dengan definisi sehat menurut WHO (World Healt Organization), yaitu sehat adalah suatu keadaan yang lengkap dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial tidak hanya sekedar bebas dari sakit dan cacat, yang memungkinkan seseorang dapat bekerja secara produktif. Rumah juga merupakan prasyarat yang jelas untuk kesehatan mental, seperti yang dikemukakan oleh Frick bahwa kondisi perumahan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kepribadian penghuni, kesempatan membentuk kehidupan, bersedia menerima tanggungjawab atas lingkungan yang baru, dan menjadi anggota masyarakat setempat.
2. (Jurnal Internasional) The Human Right to Adequate Housing : A Tool for Promoting and Protecting Individual and Community Health Autor : Bret Thiele, JD (2002)
Setiap manusia memiliki hak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan nya dan keluarga, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan. Dalam hal ini manusia tentunya sangat membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, berlindung, dan tempat menyimpan barang berharga. Setiap bangunan rumah harus sesuai dan layak untuk dihuni. Hal layak huni yang dimaksud adalah bangunan perumahan harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan penghuninya. Dalam jurnal ini telah dibahas bahwa hak asasi atas perumahan yang layak telah diresmikan oleh hukum Internasional, berguna sebagai pendukung dalam meningkatkan perumahan sehat dan kondisi hidup masyarakat. Setiap perumahan harus memiliki aksesbilitas yang baik terutama pada hal yang menyangkut kesehatan seperti rumah sakit. Pembangunan perumahan harus memperhatikan aspek kesehatan, sesuai dengan komponen umum No. 4 yang telah menyediakan artikulasi yang jelas dari persyaratan minimum yang diperlukan yakni perumahan mempertimbangkan perlindungan kesehatan yang memadai. Salah satu peryaratan yang harus dipenuhi adalah, perumahan harus dapat memberikan perlindungan dari berbagai hal yang berada dilingkungan sekitar akibat faktor cuaca dan ancaman kesehatan. The Healt Principles of Housing telah menguraikan enam prinsip utama yang mengatur hubungan antara perumahan dan kesehatan yaitu dapat 1. Melindungi dari penyakit menular. 2. Melindungi dari cedera, keracunan, dan penyakit kronis. 3. Mengurangi tekanan sosial dan psikologis 4. Memperbaiki linkungan perumahan 5. Membuat jaringan yang dapat digunakan di perumahan 6. Melindungi populasi dari bahaya
Tekanan pertama yang harus diikuti dalam memenuhi persyaratan perumahan yang layak adalah perlindungan struktural terhadap penyakit, kebersihan lingkungan, serta ketersediaan air dan makanan. Yang kedua adalah, struktur bangunan perumahan harus dapat menjaga keselamatan, aman dan nyaman, termasuk kelembapan udara dan cahaya yang masuk kedalam rumah dan dapat menunjukkan bahwa tempat hunian tersebut tidak berada pada kondisi yang berbahaya.
PROPOSISI ANTARA INDIVIDU DENGAN NATURE
1. (Jurnal Nasional) Kajian Spasial Kualitas Kesehatan Lingkungan Perumahan (Studi Kasus : Kabupaten Bekasi) Autor : Dwi Nowo Martono, Surjono H.S, Uup S. Wiradisastra, E. Rustiadi, M. Ardiansyah
Dalam perumahan, lingkungan permukiman yang positif dapat memfasilitasi hidup penghuni ke arah yang diinginkan, seperti berkembangnya kepribadian (Erikson dalam Lewis, 1987). Setiap aspek kehidupan manusia adalah berkaitan dengan sistem nilai. Nilai berkait rapat dengan pengalaman dan pendirian seorang individu serta dapat mempengaruhi motif setiap tindakan individu tersebut. Menurut Kempton, Boster dan Hartley secara umum, orientasi nilai alam sekitar dikategorikan kepada dua dasar pemikiran yaitu antroposentrik (anthropocentric) dan ekosentrik (ecocentric). Nilai adalah satu bentuk kepercayaan yang menentukan tindakan seorang individu. Dalam jurnal ini, peneliti mengkaji karakteristik spasial kawasan perumahan berdasarkan tingkat kualitas kesehatan lingkungan perumahan. Variabel spasial yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan lingkungan perumahan adalah kepadatan bangunan, konektifitas jaringan jalan, dan jarak rata-rata rumah terhadap jalan. Dalam kerangka ekologis, hubungan kawasan perumahan, karasteristik spasial perumahan dan tingkat kualitas kesehatan lingkungan perumahan adalah saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Setiap perumahan memiliki karakteristik spasial yang berbeda, misalnya dalam hal keteraturan dan kepadatan bangunan, distribusi dan luas ruang terbuka hijau serta tingkat aksesibilitasnya. Perbedaan karakteristik spasial dan non spasial setiap tipe perumahan mempengaruhi tingkat kesehatan lingkungan perumahan. Kedua aspek ini pada kenyataannya saling mempengaruhi dalam tingkat kualitas kesehatan linkungan perumahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kepadatan bangunan, tingkat keteraturan tata letak bangunan dan tingkat aksesibilitas merupakan variabel spasial yang signifikan berpengaruh terhadap perubahan tingkat kualitas kesehatan lingkungan perumahan, baik pada perumahan terencana maupun tipe alami. Lingkungan pemukiman harus memperhatikan kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan agar individu yang berada didalam rumah mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Karena pembangunan perumahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Lingkungan perumahan yang baik dapat mempengaruhi aspek psikologis masyarakat yang ada didalamnya, diantaranya mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kepribadian, mendapatkan kesempatan untuk membentuk kehidupan, serta bersedia menerima tanggungjawab atas lingkungan yang baru, dan menjadi anggota masyarakat setempat (Frick, 1984).
2. (Jurnal Internasional) Human Nature and Environmentally Responsible Behavior Autor : Stephen Kaplan (2000)
Penerapan perilaku individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan adalah tantangan besar bagi ilmu alam. Dalam jurnal ini hal yang dibahas adalah dampak perbuatan individu yang dapat merusak keadaan lingkungan. Dimana beberapa individu hanya mementingkan keserakannya yakni mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan membangun berbagai bangunan yang pada akhirnya akan berdampak pada lingkungan. Kerusakan lingkungan terjadi karena banyak masyarakat yang tidak peduli dengan keadaan lingkungan. Para pelaku kerusakan lingkungan cenderung melakukan apa yang dilarang dan menolak apa yang diperintahkan oleh pemerintah. Pendekatan alternatif yang mungkin dapat membantu ialah mengkaji permasalahan yang ada dan mencari solusinya. Dengan cara memotifasi orang untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan menghubungkan pemikiran masa depan anak dan cucunya. Kemudian, apabila dihubungkan dengan perumahan kondisi lingkungan sangat penting untuk dijaga. Karena lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada kesehatan setiap individu yang berada didalamnya. Kondisi lingkungan di sekitar perumahan dapat membentuk perilaku sosial dan psikologis setiap idividunya. .
PROPOSISI ANTARA INDIVIDU DENGAN NETWORK
1. (Jurnal Nasional) Evaluasi Penyediaan Fasilitas Umum Oleh Pengembang Perumahan Berdasarkan Peraturan Penyelenggaraan Perumahan Di Kota Malang Autor : Acramanila Magha Rastra, Ludfi Djakfar, Yulvi Zaika (2013)
Dalam pembangunan perumahan hubungan antara individu dengan jaringan sangantlah penting. Dalam suatu lingkungan perumahan yang baik dengan memenuhi standar yang tepat dan efisien, maka perlu ditunjang pula oleh penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan standar, seperti penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Salah satu prasarana penting yang harus disediakan dengan baik dan memenuhi standar adalah prasarana jalan, khususnya jalan perumahan. Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor lainnya, seperti trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, marka jalan, parkir, shelter dan lain- lain. Dari hasil penilitian yang terdapat dalam jurnal ini telah diketahui bahwa kepuasan konsumen paling dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas umum, sementara hasil observasi lapangan perumahan di kota Malang menunjukan bahwa pelaksanaan dilapangan ternyata tidak seluruh elemen fasilitas umum disediakan oleh pengembang perumahan, khususnya fasilitas umum pada ketersediaan saluran IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah), ketersediaan shelter perhentian bus atau angkot, dan ketersedian hydran pemadam kebakaran yang belum atau kurang tersedia. Selama ini, dalam pembangunan prasarana jalan diperumahan dianggap belum mempunyai suatu pedoman penyediaan prasarana jalan di perumahan, akibatnya antara satu perumahan dengan perumahan lainnya muncul perbedaan kondisi jalan, misalnya pada suatu perumahan tertentu lebar badan jalan yang tersedia cukup memadai sementara pada perumahan lainnya lebar badan jalan kurang memadai. Kemudian, kondisi jenis perkerasan yang berbeda-beda antar perumahan, serta tidak didukung oleh penyediaan bagian jalan lainnya, seperti tidak tersedianya trotoar bagi pejalan kaki dan sistem drainase yang kurang baik mengakibatkan umur jalan menjadi pendek. Yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja jalan dalam tingkat pelayanan (level of service) jalan, sehingga mengurangi kenyamanan dan keselamatan bagi para pemakai jalan. Karena itu, perlu dibuat suatu pedoman penyediaan prasarana jalan di perumahan untuk menyeragamkan kondisi jalan di seluruh perumahan, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap tingkat kenyamanan dan keselamatan dalam menggunakan prasarana jalan diperumahan.
2. (Jurnal Internasional) Development of Settlement Network of Yakutia in the XVIIth Century Autor : E. N. Fedorova (2014)
Kota Yakutia sangat peduli dengan isu-isu struktur teritorial dan manajemen karena besarnya wilayahnya, sumber daya alam yang cukup dan lokasi geografis dan geopolitis. Dengan mempertimbangkan perubahan dalam organisasi teritorial daerah di abad XVIIth memungkinkan kita untuk mengetahui dinamika pertumbuhan jaringan pemukiman, hubungan antara pemukiman individu dan totalitas mereka, serta untuk mengetahui perbedaan antara jaringan pemukiman yang ada dan masalah yang terkait dengan perkembangan masa depan wilayah tersebut. Artikel ini membahas perubahan struktur teritorial dan organisasi daerah dan bagian internal dalam konteks perubahan umum dalam pembagian administratif negara Rusia secara keseluruhan. Publikasi sastra, dokumen sejarah yang berisi informasi mengenai perubahan mendasar dalam batas-batas dan struktur, bahan kartografi dan deskriptif menjabat sebagai sumber untuk mempelajari masalah ini. Konsekuensi pembentukan dan penyelesaian jaringan kota Yakutia diabad XVIIth menurut struktur teritorial dan organisasinya telah terungkap yakninya adanya signifikasi teoritis dalam penelitian sejarah dan geografis Yakutia. Permukiman perkotaan pertama kali muncul dengan kedatangan orang-orang kelas layanan Rusia, yang membentuk tempat kompak untuk tinggal dalam bentuk saham tambahan kota dan kemudian menjadi kota. Pada awalnya, orang-orang Yakutia harus berurusan dengan kelas layanan Rusia, yang menduduki daerah-daerah tertentu, yang dianggap sebagai unit manajemen geografis pertama dan dasar kerangka jaringan perumahan untuk penyelesaian lebih lanjut. Selama abad XVIIth daerah tersebut mengalami perubahan seperti pengembangan dan penyelesaian bagian pusat, dan sampai batas tertentu. Hubungannya dengan kepentingan jaringan perumahan adalah setiap perumahan harus dilengkapi dengan jaringan yang memadai, salah satunya seperti jaringan jalan. Artikel ini membuktikan bahwa sejak abad XVIIth di Rusia khususnya di kota Yakutia, jaringan jalan sangat penting dalam pemukiman. Dimana, jaringan jalan tersebut dapat menghubungkan suatu pemukiman ke pemukiman yang lain.
PROPOSISI ANTARA INDIVIDU DENGAN SOCIETY
1. (Jurnal Nasional) Fenomena Kawasan Permukiman Yang Idividualis Autor : Altim Setiawan (2005)
Jurnal ini mengangkat tema fenomena permukiman yang individualis di kawasan urban. Berangkat dari konsep-konsep pengembangan dalam pembangunan kawasan permukiman dengan tema-tema yang menarik bagi konsumen yang umumnya berasal dari golongan ekonomi menegah ke atas. Namun konsep yang ditawarkan cenderung memisahkan diri dengan lingkungan permukiman disekitarnya dengan alasan keamanan dan kenyaman. Pagar perumahan yang mengelilingi kawasan menjadi perlambang batas kekuasaan dan penutupan diri terhadap masyarakat lingkungan sekitar. Kenyamanan terus berkurang membuat orang enggan atau takut datang. Akibatnya, kesenjangan sosial makin tinggi. Kekacauan ekonomi, sosial dan keamanan ini terjadi selama beberapa tahun ini turut dipicu oleh pembangunan fisik arsitektural yang memisahkan kelas sosial. Pola interaksi antara kepribadian dan lingkungan yang menghasilkan sebuah perilaku. Perilaku yang akan mempengaruhi individu bahkan masyarakat yang bersangkutan. Dari lingkungan yang mengandung rangsangan (stimulus), kemudian akan ditanggapi (respon) oleh manusia dalam bentuk tindakan. Tindakan yang dilakukan inilah yang disebut perilaku. Bentuk perancangan perumahan ini bertolak belakang dengan konsep arsitektur trasional kita selama ini yang lebih didasarkan kepada unsur keterbukaan dan kebersamaan. Hubungan interaksi antara individu dengan masyarakat sosial lainnya dapat terjalin apabila setiap wilayah perumahan disediakan ruang-ruang publik seperti taman, pasar, dan lain-lain. Pemukiman yang menyebar dan dipadatkan akan memberikan ruang publik yang lebih banyak. Sehingga, interaksi tatap muka dapat tejadi. Interaksi antara individu dengan masyarakat sosial dilingkup peruahan sangat dibutuhkan, karena dapat membentuk perilaku pribadi dan membentuk kondisi psikologis dan sosial setiap individu yang berada didalamnya.
2. Jurnal Internasional In The Settlement Movement Autor : Irene Roivainen
Awalnya, pemukiman rumah-rumah hunian dan orang 'koloni' di tempat kumuh berada kota-kota besar. Ide menetap di tengah-tengah masyarakat miskin benar-benar radikal dalam masyarakat urban terpisah, di mana kelompok-kelompok sosial yang hidup di lingkungan mereka sendiri hampir tidak pernah untuk berhubungan dengan satu sama lain. Prinsip hubungan bertetangga berkaitan dengan mengenal orang melalui kondisi hidup mereka dan saling percaya satu sama lain. Pelopor gerakan pemukiman berpikir bahwa penyebab masalah sosial dapat ditemukan dalam struktur masyarakat dan kondisi kehidupan masyarakat. Gerakan penyelesaian telah ditempatkan pada struktural sosial kerja. . Pemukiman di seluruh dunia masih menawarkan layanan berbasis masyarakat dan kegiatan sosial untuk keluarga yang tinggal di lingkungan miskin. Dalam jurnal ini dikemukakan bahwa kelompok sosial yang hidup berdampingan hampir sama sekali tidak terjadi hubungan satu sama lain. Tempat kerja menjadi salah satu altertatif individu untuk melakukan interaksi sosial. Selain tempat kerja, dikawasan pemukiman tempat umum seperti taman juga bisa menjadi alternatif untuk melakukan interaksi. Hubungan sosial dan individu sangat erat kaitannya, karena interaksi yang terjadi dalam lingkup sosial dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis individu yang berada didalamnya. Selain itu, dengan terjadinya interaksi yang baik antar individu dan masyarakat sekitar perumahan dapat menjamin keharmonisan bertetangga serta dapat mengurangi kejahatan dan perilaku antisosial. Seperti yang dikemukakan oleh Tunstall dan Fenton (2006) bahwa keragaman masyarakat (heterogenitas) memiliki kontribusi terhadap daya pikat keberkelanjutannya komunitas, serta mengurangi kejahatan dan perilaku antisosial.