Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN OBSERVASI

“Pentingnya Rumah Sehat dan Kualitas Rumah Tinggal di Rumah Susun


Bandarharjo”

Disusun sebagai salah satu tugas


Pendidikan Konservasi Rombel 112
Tahun 2016

Disusun oleh Kelompok 10 :


1. Lista Anggraeni (1511416019)
2. Ervina Handayani (2501416008)
3. M Syaifullah Haqiqi (2501416184)
4. Wiras Walmiki (4101416079)
5. Nur Asih Setiarini (4411416016)
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut
rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina
rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial.
(Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan
kesehatan masyarakat. Karena itu, pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental
yang kompleks dan tersedianya standar perumahan adalah isu penting dari kesehatan
masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan,
sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan
prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,
2001).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam laporan ini penulis akan membahas beberapa masalah tentang:
1. Bagaimana pengetahuan penduduk tentang rumah sehat?
2. Bagaimana status sosial ekonomi penduduk?
C. TUJUAN OBSERVASI
Laporan penelitian ini disusun selain untuk memenuhi tugas mandiri ada mata kuliah
Pendidikan Konservasi juga memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi kami agar kami
mengetahui bagaimana kiat-kiat rumah sehat dan status soaial ekonomi penduduk rumah
susun Bandarharjo.

D. MANFAAT OBSERVASI
a. Bagi mahasiswa
1) Mahasiswa sebagai memperoleh pengalaman baru tentang observasi dan
menambah wawasan terkait dengan rumah sehat.
2) Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana status soaial ekonomi dan kehidupan
warga rusun Bandarharjo.

b. Bagi warga
Warga lebih mengetahui tentang bagaimana rumah sehat itu sendiri.

c. Bagi penulis lain


Makalah ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis
guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat khususnya untuk bidang
pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Rumah Susun


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 60/PRT/1992 tentang
Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pengertian dan pembangunan rumah
susun adalah :
1) Lingkungan rumah susun adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang
jelas, di atasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitasnya
secara keseluruhan merupakan tempat permukiman.
2) Satuan lingkungan rumah susun adalah kelompok susun yang terletak pada
tanah bersama sebagai salah satu lingkungan yang merupakan satu kesatuan
sistem pelayanan pengelolaan.
3) Prasarana lingkungan rumah susun adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan rumah susun dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun (“UU Rusun”), definisi dari rumah susun umum adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.

B. Konsep Rumah Sehat


Kriteria Rumah Sehat Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah
sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain:
 Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi
 Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam
 Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
 Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
 Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

3. Pencahayaan
 Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan
mata.

4. Kualitas udara
 Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC;
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam
 Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni
 Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam
 Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

5. Ventilasi
 Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

6. Vektor penyakit
 Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Penyediaan air
 Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang
setiap hari
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Pembuangan Limbah
 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
 Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.

9. Kepadatan hunian
 Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI

A. LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI


1. Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di Rumah Susun Bandarharjo yang
berlokasi di Jalan Hasanudin RT 03 RW 06, Semarang.

2. Pelaksanaan observasi
Penulis telah melaksanakan observasi selama satu kali dengan hari dan tanggal yang
berbeda. Waktu yang digunakan yaitu : Kamis, 29 September 2016, melakukan serangkaian
wawancara dengan salah satu warga rusun Bandarharjo.

B. SUBYEK OBSERVASI
Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber observasi yaitu warga Rumah
Susun Bandarharjo.

C. VARIABEL OBSERVASI
Variabel observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:4).Varibel bebas
dalam tugas ini adalah:
a. Pengetahuan tentang rumah sehat (X1), indikatorny ayaitu:
1) Pengetahuan mengenai arti rumah sehat,
2) Pengetahuan mengenai komponen rumah sehat.
b. Status sosial ekonomi (X2), indikatornya yaitu:
1) Peran serta dalam masyarakat,
2) Jumlah anggota keluarga,
3) Status kepemilikan rumah,
4) Pendapatan rumah tangga,
5) Pemilikan kekayaan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Varibel terikat dalam penelitian ini
adalah kualitas rumah tinggal penduduk di (Rumah Susun …../Pemukiman
Kumuh ….. Kecamatan ….. Kota Semarang). Indikator yang digunakan untuk
variabel kualitas rumah tinggal yaitu:
1) Kondisi fisik bangunan, meliputi: atap, langit-langit, dinding, jendela dan
ventilasi, lantai, lubang asap dapur, pencahayaan alami.
2) Sarana sanitasi, meliputi: penyediaan air bersih, bak mandi, jamban/kloset,
pembaungan air limbah, tempats ampah, sistem pembuangan sampah.
3) Kondisi lingkungan rumah, meliputi: halaman/pekarangan, tumbuhan yang
ditanam di halaman/pekarangan.

3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Untuk mendapkan data makalah kami, kami menggunakan metode
wawancara dan observasi. Dimana kami bertanya langsung kepada penghuni
rumah susun dan juga mengobservasi keadaan sekitar untuk mendapatkan hasil
data yang lebih spesifik.
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan lingkungan .


Rumah merupakan tempat hunian yang paling penting dari kehidupan setiap
orang. Rumah juga bukan hanya untuk tempat istirahat tapi juga tempat untuk
membangun kehidupan yang sehat. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal
dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, rumah harus mempunyai fungsi
sebagai mencegah terjadinya penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan, aman serta
nyaman bagi penghuninya.
Sesuai observasi yang telah kami lakukan ditempat, yakni Rumah Susun
Bandarharjo, Semarang. Kondisi lingkungan di Rumah Susun Bandarharjo jika dilihat
dari pengertian dan syarat-syarat rumah sehat hasilnya belum memenuhi. Dimana
keadaan lingkungannya masih sangatlah kotor, masih banyak terdapat sampah di
halaman, komponen-komponen rumah yang belum memenuhi syarat rumah sehat, dan
pengetahuan akan rumah sehat hanya sebatas pengertian dan syarat-syarat kecil.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentang rumah sehat warga rusun
dapat menjawab dengan baik yang berarti mengetahui apa itu rumah sehat, dan
mengenai syarat-syarat rumah sehat warga hanya mengetahui hal-hal kecil seperti
rumah harus memiliki jendela, memiliki ventilasi, memiliki kamar mandi yang bersih,
dan rumah yang bersih tidak ada sampah berceceran.
Status sosial ekonomi warga Rumah Susun Bandarharjo termasuk kategori
menegah kebawah. Dimana kebanyakan warganya bermatapencaharian berdagang
untuk memenuhi kebutuhannya. Dan dari hasilnya hanya dapat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-seharinya dan kebutuhan pokok lainnya seperti membiayai sekolah,
namun masih kurang.
Keadaan di rusun sendiri sangat memprihatinkan, dimana satu rusun (satu
rumah) masih ada yang menghuni lebih dari dua kepala keluarga. Jadi di dalam rumah
sangatlah penuh, sehingga hal tersebut memicu rumah lebih cepat kotor, ruang gerak
yang sempit dan membuat rumah tidak sehat.

2. Hasil wawancara
Setelah kami melihat kondisi lingkungan, agar lebih mendapatkan informasi
yang jelas dan valid kami melakukan wawancara terhadap masyarakat yang tinggal di
Rumah Susun Bandarharjo dan hasilnya sebagai berikut :

A LEMBAR PERTANYAAN

Identitas Responden
1. Nomor Responden : 01
2. Nama Responden : Sri Hartati
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Umur : 44
5. Alamat : RT 03 RW 04 Dusun Bandarharjo
6. Tanggal : Kamis/ 29 September 2016.

A. TINGKAT PENGETAHUAN RUMAH SEHAT


Pilihlah salah satu jawaban secara benar dengan memberikan tanda (√) pada jawaban
yang menurut bapak/ibu paling sesuai.

Jawaban
No Pernyataan Bentuk
Benar Salah
1. Rumah sehat adalah rumah yang mampu
berfungsi untuk tempat berlindung yang F V
memenuhi syarat-syarat kesehatan perumahan
2. Untuk menciptakan rumah yang sehat maka
NF V
rumah perlu dibangun dengan bagus
3. Sanitasi rumah penting untuk menciptakan
F V
kesehatan bagi seluruh anggota keluarga
4. Tujuan dari rumah sehat adalah untuk
memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang F V
sehat dan menyenangkan
5. Langit-langit rumah hendaknya harus mudah
dibersihkan, tidak rawan kecelakaan, F V
berwarna terang
6. Dinding rumah tidak harus kedap air NF V
7. Indikator jendela yang baik adalah luas F V
jendela ≥10% dari luas lantai ruangan
8. Indikator ventilasi yang baik adalah lubang
F V
ventilasi ≥5% dari luas lantai ruangan
9. Lantai rumah hendaknya kedap air, rata, tak
F V
licin dan mudah dibersihkan
10. Lubang asap dapur yang baik hendaknya
F V
berukuran ≥10% dari luas lantai ruang dapur
11. Pencahayaan di dalam ruang rumah yang baik
NF V
yaitu dengan cahaya yang redup
12. Rumah sehat memiliki penyediaan air bersih
F V
yang memenuhi syarat kesehatan
13. Syarat air yang baik untuk konsumsi rumah
tangga adalah tidak berwarna, tidak berbau, F V
dan tidak berasa
14. Jarak sumber air dari tempat pembuangan
NF V
limbah yang baik adalah antara 2-4 meter
15. Pengolahan air kotor WC yang baik tidak
NF V
perlu menggunakan tangki septik (septic tank)
16. Ciri-ciri ruang WC yang sehat adalah
lantainya tidak licin, memiliki penerangan, F V
bersih, dan memiliki jendela/lubang udara
17. WC/jamban tanpa leher angsa tidak perlu
NF V
dilengkapi penutup lubang jongkok
18. Setiap rumah tangga tidak perlu menyediakan
NF V
saluran air limbah
19. Saluran pembuangan air limbah sebaiknya
NF V
dibuat terbuka dan tidak perlu diresapkan
20. Penampungan sampah di tempat pembuangan
F V
sampah tidak boleh melebihi 3 hari
21. Tempat yang baik dan benar untuk
NF V
membuang sampah adalah di sungai
22. Tempat sampah yang baik adalah yang
F V
tertutup dan kedap air
23. Salah satu ciri-ciri pekarangan rumah yang
sehat dan teratur adalah terdapat saluran air F V
limbah dan air hujan yang terpelihara
24. Pekarangan rumah tidak perlu ditata dan
NF V
dimanfaatkan
25. Tanaman yang ditanam di halaman rumah NF V
adalah yang harus dibeli dari toko bunga

B. STATUS SOSIAL EKONOMI


Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang tersedia dan jawab pertanyaan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Peran Serta dalam Masyarakat
1. Berapa kali bapak/ibu berperan aktif dalam kepengurusan
perkumpulan/yayasan/institusi/lembaga masyarakat lainnya?
a. Lebihdari 2 kali
b. 2 kali
c. 1 kali
d. Tidak pernah

2. Apakah bapak/ibu secara teratur memberikan sumbangan pada kegiatan sosial


masyarakat?
a. Ya, teratur, dalam bentuk materil (uang)
b. Ya, teratur, dalam bentuk barang/makan
c. Ya, teratur, dalam bentuk tenaga
d. Tidak teratur

JumlahAnggotaKeluarga
3. Berapa jumlah anak bapak/ibu?
a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. Lebih dari 3 anak, sebutkan 12
4. Berapa jumlah anggota keluarga inti bapak/ibu?
a. 3 orang
b. 4 orang
c. 5 orang
d. Lebih dari 5 orang, sebutkan 10
5. Berapa jumlah anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan (kakek,nenek,dll)
bapak/ibu?
a. Tidak ada
b. 1 orang
c. 2 orang
d. Lebih dari 2 orang, sebutkan 6
Status KepemilikanRumah
6. Bagaimana status rumah yang ditempatiBapak/Ibu?
a. Rumah milik sendiri
b. Kontrak/Sewa
c. Milik orang tua
d. Menumpang pada teman/saudara

Pendapatan
7. Berapakah pendapatan keluarga Bapak/Ibu setiap bulannya?
a. Pendapatan pokok bapak …………-………. (sebutkan)
b. Pendapatan sampingan bapak ………-……. (sebutkan)
c. Pendapatan pokok ibu Rp. 1.000.000,00 (sebutkan)
d. Pendapatan sampingan ibu ………-………. (sebutkan)
e. Pendapatan lain-lain (misal dari anak yang bekerja atau anggota keluarga lain yang
bekerja) Rp. 2.500.000,00 (sebutkan)

PemilikanKekayaan
8. Berapa luas aset tanah yang bapak/ibu miliki?
a. ≥ 5 Ha
b. 2,6 Ha – 4,9 Ha
c. 0,1 Ha – 2,5 Ha
d. Tidak punya
9. Benda berharga apa saja yang dimiliki bapak/ibu?
a. Mesincuci, kulkas, TV, VCD player, radio
b. Kulkas, TV, VCD player, radio
c. TV, VCD player, radio
d. TV, radio
10. Jenis kendaraan apa saja yang bapak/ibu miliki?
a. Mobil, sepeda motor, sepeda
b. Sepeda motor, sepeda
c. Sepeda
d. Tidak punya

LEMBAR OBSERVASI KUALITAS RUMAH TINGGAL

Nomor Responden : Sri Hartati


Nama KK : Sri Hartati
Alamat : Jalan Hasanudin RT 03 RW 06 Semarang
Nama Observer : Wiras dan Ervina
Tanggal Observasi : Kamis/ 29 September 2016

No Unsur yang dinilai Keadaan


Baik Cukup Kurang Tidak
.
Baik Baik Baik
I Kondisi Fisik Bangunan
1. Atap V
2. Langit-langit V
3. Dinding V
4. Jendela dan ventilasi V
5. Lantai V
6. Lubang asap dapur V
7. Pencahayaan alami V
II Sarana Sanitasi
8. Penyediaan air bersih V
9. Bak air mandi V
10. Jamban/kloset V
11. Pembuangan air limbah V
12. Tempat sampah V
13. Sistem pembuangan
V
sampah
III Kondisi Lingkungan Rumah
14. Halaman/pekarangan V
15. Tumbuhan yang
ditanam di V
halaman/pekarangan

Identitas Responden:
Nama Responden : Sri Hartati
Nomor Responden : 01
Hari/Tanggal Wawancara : Kamis/ 29 September 2016
Pertanyaan
Tingkat Pengetahuan Rumah Sehat
1. Apa pendidikan formal terakhir yang ditempuh bapak/ibu? Sd
2. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan kegiatan penyuluhan, kursus dan sejenisnya
yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan? Jika pernah, berapa kali bapak/ibu
mengikutinya? Jarang.
3. Dari pihak manakah yang memberi kegiatan tersebut? Dari mahasiswa. Unnes.

Status Sosial Ekonomi


1. Apa pekerjaan bapak (pokok dan sampingan)? -
2. Apa pekerjaan ibu (pokok dan sampingan)? Berdagang
3. Apa pekerjaan anggota keluarga bapak/ibu yang bekerja? Berdagang
Kualitas Rumah Tinggal
1. Apakah jendela rumah bapak/ibu selalu teratur dibuka? Ya
2. Apakah halaman rumah bapak/ibu selalu dibersihkan? Sering
3. Apakah bapak/ibu selalu membuang sampah pada tempatnya? Ya
4. Apakah bapak/ibu teratur dalam membersihkan bak penampungan air? Berapa kali
bapak/ibu membersihkan bak penampungan air dalam 1 minggu? Ya. 1 kali

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai
sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental
dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.
Sebagian besar warga Rusun Bandarharjo hanya mengetahui rumah sehat dalam
aspek-aspek kecil dan tidak mendalam. Sehingga lingkungan sekitar belum memenuhi
syarat-syarat rumah sehat. Kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya masih menengah
kebawah.

B. SARAN
Berdasarakan hasil observasi yang telah di lakukan, penulis ingin
menyampaikan saran-saran yang bisa di jadikan bahan pertimbangan agar warga
Rumah Susun Bandarharjo lebih memahami akan pentingnya rumah sehat.
1. Sering mengadakan kerja bakti agar lingkungan rusun terjaga kebersihannya dan
menjadi lingkungan yang sehat.
2. Membuat saluran-saluaran air, pembuangan limbah dan sisem pembuangan sampah
yang lebih efisien agar tidak mencemari lingkungan..
3. Pemerintah di harapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih memadai dan
mendakan sosialisasi-sosialisasi kepada warga rusun akan pentingnya rumah sehat.
4. Kita sebagai mahasiswa hendaknya lebih aktif dan peduli terhadap lingkungan sekitar
agar lingkungan menjadi sehat seperti mengadakan sosialisasi, atau terjun langsung
untuk membantu warga membersihkan lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian waga Rumah Susun Bandarharjo terhadap
lingkungan dan kesehatan.
6. Pemerintah sebaiknya memperhatikan keadaan warganya karena di rumah susun
Bandarharjo masih banyak yang menempati satu rumah diisi lebih dari dua kepala
keluarga.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai